Anda di halaman 1dari 85

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM PENGUKURAN (TNF 2316)


MODUL SP 03
KONVERSI ANALOG KE DIGITAL

Nama Praktikan:
Rizki Rizal Wicaksono (19/443962/TK/49158)
Hari Prasetya (19/443949/TK/49145)
Maulana Asgaf (19/443952/TK/49148)
Muhammad Ilham Akbar (19/443955/TK/49151)
Muhammad Rais Zaky Mughni (19/443958/TK/49154)

Hari, Tanggal Praktikum: Senin, 05 Oktober 2020

Asisten:
Fadhila Fandy (17/410174/TK/45531)

LABORATORIUM SISTEM SENSOR DAN TELEKONTROL


DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum adalah mahasiswa dapat mempelajari prinsip konversi
nilai analog ke digital.
B. DASAR TEORI
a. ADC(Analog to Digital Converter)
Dikutip dari nesabamedia.com, ADC merupakan perangkat elektronika yang
digunakan untuk mengubah sinyal analog(berupa tegangan listrik) yang bersifat
kontinyu menjadi sinyal digital(berupa biner). Perangkat tersebut bisa berupa modul,
rangkaian elektronika, atau berupa chip IC.
Secara sederhana, rangkaian ADC dengan resolusi n-bit terdiri dari resistor
sebanyak n, komparator sebanyak n-1, dan sebuah encoder atau translator dengan
output berjumlah 2n.
b. Jenis – Jenis ADC
Menurut components101.com, terdapat tiga jenis ADC, yaitu :
i. Flash ADC
Adalah jenis ADC yang paling simpel, perangkat ini terdiri dari serangkaian
komparator non-inverting yang terhubung dengan sinyal input dan inverting pin yang
terhubung dengan rangkaian pembagi tegangan.
ii. Counting/Slope Integration ADC
Adalah rangkaian ADC yang memanfaatkan nilai slope pada tegangan, slope ini
dihasilkan ketika konversi tegangan dengan penghitungan nilai biner mulai secara
bersama. Ketika slope melewati nilai input tegangan, maka komparator akan
mendeteksi dan perhitungan biner-pun terhenti. Biner ini akan setara nilainya dengan
nilai tegangan yang masuk.
iii. Successive Approximation ADC
Adalah tipe ADC yang mempunyai keakuratan tinggi dibanding jenis ADC
yang lain. Perangkat ini terdiri dari komparator, simpel flash DAC, dan sebuah
memory register. Pada awalnya, perangkat akan memasukkan semua data bit yang
diterima ke dalam memory register kecuali bit dengan nilai tertinggi. Lalu dilanjutkan
ke DAC untuk dikonversi menjadi sebuah tegangan analog, tegangan ini kemudian
dibandingkan terhadap input dari komparator. Ketika input tegangan lebih besar dari
tegangan dari DAC, nilai bit tertinggi akan dianggap 1. Proses ini akan diulang hingga
semua bit diterjemahkan menjadi 0 ataupun 1.
c. Comparator
Komparator adalah sebuah rangkaian yang fungsinya adalah untuk
membandingkan dua buah nilai input, yaitu tegangan acuan(Vreference) dan tegangan
masukan Vinput. Untuk membandingkan kedua input tersebut, maka dalam rangkaian
komparator dibutuhkan sebuah op-amp. Hasil pembandingan tersebut akan
menghasilkan output dari komparator berupa high dan low.
d. Rangkaian Dasar ADC

Rangkaian dasar ADC biasanya terdiri dari 3


komponen utama, yaitu resistor, komparator, dan
encoder.
Pada ADC n-bit, maka :

i. Resistor berjumlah 2n bit


ii. Komparator berjumlah 2n-1 bit
iii. Output encoder berjumlah n-bit

e. Prinsip Kerja ADC


Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran
yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi.
f. Resolusi dan Sampling Rate
Resolusi ADC menyatakan tentang ketelitian dari nilai konversi terhadap ADC.
Resolusi dinyatakan sebagai bit data pada sebuah perangkat, Banyaknya sinyal input
pada resolusi bisa dicari dengan 2n, dengan n merupakan banyaknya bit. Dari hal
tersebut, maka semakin besar bit maka semakin besar pula ketelitian nilai konversi.
Sedangkan sampling-rate adalah kecepatan yang menyatakan seberapa sering
pengubahan sinyal analog menjadi sinyal digital dalam jangka waktu tertentu.
Sampling rate biasa dinyatakan sebagai SPS(sample per second)
C. HASIL PERCOBAAN
a. Screenshoot Tampilan Pengerjaan
i. Rangkaian Pembacaan ADC

ii. Source Code


 6-bit

 8-bit
 10-bit

iii. Tabel Data


 6-bit
Tegangan
No
Masukkan(V Desimal Lampiran
.
)

1 0 0
2 100 1

3 200 2
4 300 3

5 400 5
6 500 6

7 600 7
8 700 8

9 800 10
10 900 11

11 1000 12
12 1100 14

13 1200 15
14 1300 16

15 1400 17
16 1500 19

17 1600 20
18 1700 21

19 1800 23
20 1900 24

21 2000 25
22 2100 26

23 2200 28
24 2300 29

25 2400 30
26 2500 32

27 2600 33
28 2700 34

29 2800 35
30 2900 37

31 3000 38
32 3100 39

33 3200 40
34 3300 42

35 3400 43
36 3500 44

37 3600 46
38 3700 47

39 3800 48
40 3900 49

41 4000 51
42 4100 52

43 4200 53
44 4300 55

45 4400 56
46 4500 57

47 4600 58
48 4700 60

49 4800 61
50 4900 62

50 5000 63
 8-bit
Tegangan
No
Masukkan(mV Desimal Lampiran
.
)
1 0 0

2 100 5
3 200 10

4 300 15
5 400 20

6 500 25
7 600 28

8 700 33
9 800 41

10 900 46
11 1000 51

12 1100 56
13 1200 61

14 1300 66
15 1400 71

16 1500 76
17 1600 82

18 1700 87
19 1800 92

20 1900 97
21 2000 102

22 2100 107
23 2200 112

24 2300 117
25 2400 123

26 2500 128
27 2600 133

28 2700 138
29 2800 143

30 2900 146
31 3000 153

32 3100 158
33 3200 163

34 3300 169
35 3400 174

36 3500 179
37 3600 184

38 3700 189
39 3800 194

40 3900 199
41 4000 204

42 4100 210
43 4200 215

44 4300 217
45 4400 225

46 4500 230
47 4600 235

48 4700 240
49 4800 245

50 4900 251
51 5000 253
 10-bit
Tegangan
No
Masukkan(mV Desimal Lampiran
.
)

1 0 0
2 100 20

3 200 41
4 300 61

5 400 82
6 500 102

7 600 123
8 700 143

9 800 164
10 900 184

11 1000 205
12 1100 225

13 1200 246
14 1300 266

15 1400 287
16 1500 307

17 1600 328
18 1700 348

19 1800 369
20 1900 389

21 2000 410
22 2100 431

23 2200 451
24 2300 471

25 2400 492
26 2500 512

27 2600 533
28 2700 553

29 2800 573
30 2900 594

31 3000 614
32 3100 635

33 3200 655
34 3300 676

35 3400 696
36 3500 717

37 3600 737
38 3700 758

39 3800 778
40 3900 799

41 4000 819
42 4100 840

43 4200 860
44 4300 881

45 4400 901
46 4500 922

47 4600 942
48 4700 963

49 4800 983
50 4900 1004

50 5000 1023
iv. Grafik Percobaan
 6-bit

ADC 6-bit
70

60

50
Nilai Desimal

40

30

20

10 y = 0.0128x - 0.4336
R² = 0.9998
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
-10
Sinyal Masukan

 8-bit

ADC 8-bit
300

250

200
Nilai Desimal

150

100

50
y = 0.0511x - 0.448
0 R² = 0.9999
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
-50
Sinyal Masukan
 10-bit

ADC 10-bit
1200

1000

800
Nilai Desimal

600

400

200 y = 0.2048x + 20.445


R² = 1
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Sinyal Masukan

D. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, digunakan program simulasi Proteus untuk
menggambarkan rangkaian ADC. Pengerjaan dimulai dari memilih komponen yang
akan digunakan untuk membuat rangkaian tersebut, diantaranya : resistor berjumlah
3 buah yang masing – masing bernilai 9k Ω, 10k Ω, dan 90k Ω, potensiometer,
rangkaian op-amp non-inverting, DC voltmeter, Arduino Uno, dan sebuah virtual
terminal.
Komponen yang sudah ditentukan dirangkai seperti pada gambar C.a.i.
rangkaian pembacaan ADC. Rangkaian diberikan input sebesar 5V, sehingga, agar
hasil keluaran akurat untuk interval 100mV, maka dibentuk rangkaian pembagi
tegangan antara R1 dengan potensiometer. Rangkaian ini akan memberikan output
sebesar 100 mV untuk potensiometer maksimum(100%), output tersebut lalu
ditingkatkan sebesar 50 kali dengan rangkaian op-amp yang berjenis non-inverting,
sehingga untuk keluaran potensiometer maksimum akan mendapatkan hasil 5V,
output tersebut dihubungkan ke sebuah DC voltmeter untuk mengecek keluaran,
apakah sudah sesuai atau belum. Setelah sesuai, rangkaian tersebut dihubungkan ke
ADC pada Arduino uno, dan dihubungkan lagi ke virtual terminal agar pembacaan
desimal dapat terlihat.
Untuk perhitungan resistor, dijelaskan sebagai berikut :
i. Pada Rangkaian Pembagi Tegangan
Rangkaian R1 dan Potensiometer atau bisa disebut sebagai R p di rangkai secara
seri, agar mendapatkan rentang nilai 50 mV , maka setiap 1% :
0,01 x 𝑅𝑝
 x 5V = 0,001
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
0,05x 𝑅𝑝
 = 0,001
𝑅1 +𝑅𝑝

 0,05 Rp = 0,001R1 + 0,001Rp


𝑅𝑝 0,001 1
 = 0,045 = 9, sehingga dihasilkan Rp = 1k Ω dan R1 9k Ω (selama rasio sama,
𝑅1

maka jumlah resistor bisa diubah-ubah)


ii. Pada Rangkaian Op-Amp Non-Inverting
Pada gambar rangkaian, maka
𝑅
 𝑣𝑖𝑛 (1 + 𝑅2 )
3

90𝑘
 5(1+ ) = 50 kali lipat
10𝑘

Untuk source code, akan dijelaskan untuk rangkaian 6-bit saja, dikarenakan,
untuk 8-bit dan 10-bit mempunyai code source yang hampir sama.

Untuk baris pertama hingga ke-5, int analog adalah sebuah deklarasi untuk
variabel bernama analog. Void setup digunakan untuk melakukan inisialisasi program,
pinMode digunakan untuk pemilihan pin pada Arduino yaitu A0 dan bersifat sebagai
input. Serial.begin digunakan untuk menentukan kecepatan pengiriman dan penerimaan
data melalui port serial.
Lalu untuk baris ke 7-11, void loop digunakan untuk melakukan looping
program secara terus menerus. analog = analogRead(A0) berfungsi sebagai pembaca
variabel yang sudah diinputkan ke A0 lalu ditampilkan ke dalam Serial.println(analog).
Pada Arduino sebenarnya hanya bisa untuk pembacaan 10-bit, sehingga pada
program diberikan sebuah operator tambahan, yaitu analog=analog>>4, yang artinya
pembacaan bit digeser ke kanan sebesar 4-bit data. Pergeseran ini menyebabkan
pembacaan pada Arduino yang awalnya 10-bit menjadi 6-bit, hasil pergeseran tersebut
lalu dipindahkan ke dalam variabel analog kembali.
Selanjutnya dijelaskan mengenai hasil pengukuran yang sudah diolah kedalam
grafik regresi linear, dan didapatkan hasil sebagai berikut
bit-data R2 y=mx+c
6 0,9998 y = 0,0128x - 0,4336
8 0,9999 y = 0,0511x - 0,448
10 1,000 y = 0,2048x + 20,445
Dari data regresi linear tersebut, bisa dilihat bahwa rangkaian dengan
pembacaan 10-bit lebih akurat dibanding pembacaan dengan 6-bit maupun 8-bit, hal
tersebut bisa diketahui dari nilai R2, sehingga bila dijabarkan, maka 6-bit<8-bit<10-bit.
Keakuratan ini disebabkan karena perbedaan resolusi ADC yang menyatakan bahwa
semakin besar nilai resolusi, maka semakin akurat juga pengukuran rangkaian tersebut.
Pada pengukuran, akan dihasilkan konstanta waktu yang berbeda. Hasil
konstanta waktu yang berbeda ini dikarenakan terjadinya pengukuran yang tidak linier.
Walaupun begitu, pada simulasi tidak bisa didapatkan secara real, karena pengukuran
dilakukan oleh algoritma program.
ADC ini sangat bermanfaat di era modern, sehingga penerapannya dapat
ditemukan di kehidupan sehari – hari seperti pada pengatur proses industri, pada
komunikasi digital, serta pada rangkaian pengukuran.

E. KESIMPULAN
Prinsip konversi analog ke digital ini secara garis besar adalah dengan
mengubah suatu sinyal analog yang berupa tegangan menjadi sinyal digital yang dapat
dibaca. Pembacaan ini bergantung pada resolusi, semakin besar resolusi, maka
pembacaan akan semakin akurat pula.
F. DAFTAR PUSTAKA
components101. (2019). Introduction to Analog to Digital Converters (ADC
Converters). Diakses 10 Oktober 2020, dari
https://components101.com/articles/analog-to-digital-adc-converters
Purnama, Agus. (2020). ADC (Analog To Digital Convertion). Diakses tanggal 10
Oktober 2020, dari https://elektronika-dasar.web.id/adc-analog-to-digital-
convertion/
Suprianto. (2015). ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER). Diakses dari
Universitas Negeri Semarang. Situs web
http://blog.unnes.ac.id/antosupri/adc-analog-to-digital-converter
Knoll, Glenn F. (1989). Radiation Detection and Measurement (2nd ed.). New York:
John Wiley & Sons. ISBN 978-0471815044.

Anda mungkin juga menyukai