PIRANTI KENDALI
Disusun Oleh :
Nama Ketua Kelompok: Iwan Dwi Purwanto (09)
Nama Kelompok : Ahsan Adyany (02)
Hadiyan Alif (08)
Via Aulia H. (20)
Dosen Pengajar :
Rahma Nur Amalia, S.T., M.T.
Gambar 2 Motor DC
2.4 PWM
PWM singkatan dari Pulse Width Modulation. Pada mikrokontroler, sinyal PWM beroperasi pada frekuensi
rendah 500Hz – 2KHz. Pada board arduino, pin yang bias dimanfaatkan untuk PWM adalah pin yang diberi
tanda tilde (~), yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10, dan pin 11. Pin-pin tersebut merupakan pin yang bisa difungsikan
untuk menghasilkan sinyal PWM.
void setup() {
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
int hasil_adc = analogRead(A0);
Serial.print("NILAI ADC = ");
Serial.println(hasil_adc);
double adc_ke_V = hasil_adc*5.0/1024;
Serial.print("NILAI Vadc = ");
Serial.print(adc_ke_V);
Serial.println(“Volt”);
delay(200);
}
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 1%
Jadi, ketika potensiometer di atur ke 1 V maka diperoleh error sebesar 1%.
Pada praktikum 4.2 menggunakan PWM untuk mengatur kecepatan motor DC. Dengan
menggunakan PWM ini, daya yang diberikan ke motor akan selalu tetap/konstan sehingga efisiensi
motor dapat ditingkatkan. Dalam rangkaian ini, PWM akan mengatur lamanya waktu ON (ON time)
dan lamanya waktu OFF (Off time) suatu sinyal dalam satu periodenya. Presentase waktu On time
dan Off time disebut dengan Duty cycle. Dengan 8 bit maksimal, sehinggan nilai PWM untuk
menghasilkan 100% duty cycle adalah 255. Semakin besar nilai PWM yang diinputkan, maka
semakin besar nilai duty cycle, sehingga waktu On time semakin banyak, hal ini akan menyebabkan
putaran motor juga semakin cepat begitupun sebaliknya, apabila rangkaian diberikan nilai PWM
yang kecil maka nilai duty cycle juga akan semakin kecil yang menyebabkan minimnya tegangan
On Time sehingga putaran motor akan semakin pelan dan mengalami getaran/gerakan yang tidak
stabil yang dikarenakan siklus kerja
2. PWM (Pulse Width Modulation) adalah metode yang digunakan dalam mikrokontroler untuk
menghasilkan sinyal keluaran dengan lebar pulsa yang dapat diatur. Prinsip kerja PWM pada
mikrokontroler melibatkan pengaturan lebar pulsa dan periode pulsa.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam cara kerja PWM pada mikrokontroler:
a. Pengaturan Parameter PWM: Pertama,mengatur parameter PWM pada mikrokontroler, seperti
frekuensi PWM, lebar pulsa awal, dan resolusi. Frekuensi PWM menentukan seberapa cepat
pulsa dikirimkan dalam satuan waktu, sementara lebar pulsa awal dan resolusi akan
mempengaruhi rentang nilai duty cycle yang dapat dihasilkan.
b. Inisialisasi Pin PWM: Pilih pin pada mikrokontroler yang akan digunakan sebagai pin output
PWM. Konfigurasikan pin tersebut dalam mode PWM output.
c. Pengaturan Duty Cycle: Untuk mengendalikan kecerahan atau kecepatan perangkat yang
terhubung,perlu mengubah nilai duty cycle pada setiap siklus pulsa. Duty cycle adalah persentase
waktu di mana sinyal PWM berada dalam keadaan tinggi (on) dibandingkan dengan periode
pulsa secara keseluruhan.
d. Menghitung Nilai Duty Cycle: Tergantung pada resolusi PWM yang telah diatur sebelumnya,
hitung nilai duty cycle yang sesuai dengan tingkat kecerahan atau kecepatan yang diinginkan.
Nilai duty cycle biasanya dinyatakan dalam persentase atau dalam satuan nilai antara 0 hingga
resolusi yang telah ditetapkan.
e. Mengubah Nilai Duty Cycle: Setelah menghitung nilai duty cycle, gunakan fungsi atau perintah
yang disediakan oleh mikrokontroler untuk mengubah nilai duty cycle pada setiap siklus pulsa.
Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan nilai duty cycle baru ke register atau variabel yang
mengontrol sinyal PWM pada pin output yang telah diinisialisasi.
f. Loop Kontrol: Biasanya, proses mengendalikan PWM dilakukan dalam loop kontrol yang
berulang pada mikrokontroler. Ini memungkinkan Anda untuk secara terus-menerus
memperbarui nilai duty cycle sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
3. Berdasarkan percobaan pertama, kesimpulannya adalah bahwa rangkaian ADC digunakan untuk
mengubah sinyal analog menjadi bentuk yang dapat diproses oleh sistem digital, yaitu nilai ADC.
Nilai ADC ini kemudian dapat diolah untuk menampilkan besaran analog yang dideteksi oleh
mikrokontroler. Dalam proses konversi sinyal analog menjadi digital, terdapat faktor-faktor penting
seperti resolusi, kecepatan sampling, dan tingkat kebisingan yang memengaruhi kualitas konversi.
Pada percobaan tersebut, ditemukan bahwa semakin besar tegangan input, semakin besar pula
errornya. Penyebabnya mungkin karena kondisi wiring yang buruk atau faktor lain yang
menyebabkan tingginya nilai error.
Dari eksperimen kedua, kesimpulannya adalah dengan menggunakan PWM, kita dapat mengatur
kecepatan dan daya yang diberikan pada motor DC. Pengaturan PWM dilakukan dengan mengatur
perbandingan waktu sinyal aktif (ON time) dan waktu sinyal non-aktif (OFF time) dalam satu
periode. Persentase perbandingan ini disebut sebagai duty cycle. Dalam kendali kecepatan motor
menggunakan PWM, frekuensi PWM juga menjadi faktor penting. Frekuensi yang lebih tinggi
dapat menghasilkan kecepatan putaran motor yang lebih stabil dan mengurangi suara atau getaran
yang tidak diinginkan. Namun, frekuensi yang terlalu tinggi juga dapat mempengaruhi efisiensi
konversi daya dan membutuhkan pemrosesan yang lebih kuat.