Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Suatu peralatan atau program dapat dikatakan bekerja dengan baik jika telah

dilengkapi dengan pengujian sesuai fungsi kerja dari peralatan tersebut. Pengujian

dimaksudkan untuk mendapatkan evaluasi terhadap sistem yang telah dikerjakan agar

mendapatkan kinerja yang lebih baik dengan melakukan perbaikan terhadap

rangkaian yang mengalami kekurangan saat melakukan pengujian.

Pada bab 4 penulis akan menjelaskan cara pengujian pada perangkat keras

(hardware) sepeti model mekanik dan rangkaian elektronik. Pengujian dilakukan

untuk mendapatkan data-data serta bukti-bukti hasil akhir dari kenyataan bahwa

perangkat keras yang telah dibuat bisa bekerja dengan baik dan juga dapat

digabungkan dengan perangkat lunak (software). Berdasarkan data-data dan bukti-

bukti tersebut dapat dilakukan analisa terhadap proses kerja yang nantinya dapat

digunakan untuk menarik kesimpulan dari apa yang telah dibuat dalam Tugas Akhir

ini.

Tujuan pengujian ini untuk melihat sejauh mana alat yang dibuat penulis

apakah bekerja secara baik atau tidak, begitu juga dengan software yang di buat

apakah berjalan dengan baik atau tidak, sehingga didapatkan hasil dan perbandingan

dari apa yang direncanakan sebelumnya. Pengujian yang akan dibahas tentang

pengujian terhadap sistem yang dibangun disertai dengan analisa. Pengujian sistem

menyangkut beberapa hal sebagai berikut.

59
60

A. Pengujian Hardware

Pengujian hardware dilakukan untuk mengetahui prinsip kerja dan hasil

kinerja pada masing-masing blok rangkaian yang telah dirancang agar

didapatkan kinerja sistem yang sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian

hardware terdiri dari pengujian mekanik dan rangkaian elektronik. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut ini :

1. Catu Daya

a. Pengujian

Pengujian catu daya dilakukan untuk mengetahui apakah

rangkaian catu daya dapat bekerja dengan baik sehingga dapat

menghidupkan mikrokontroler Arduino Uno, Sensor Flame, Sensor

MQ-2, dan driver relay. Pengukuran yang dilakukan adalah

mengukur pada titik output LM 7805 dan LM 7812, hasilnya dapat

dilihat pada tabel dibawah.


61

Gambar 27. Rangkaian Power Suply

Tabel 4. Pengujian Hasil Pengukuran Catu Daya

Titik Pengukuran Parameter Yang Hasil Pengukuran

Diukur (Volt)

1 Keluaran Trafo 12 Volt

2 Sebelum Masuk IC

7805 18 Volt

3 Sebelum Masuk IC

7812 18 Volt

4 Keluaran IC 7805 4,96 Volt

5 Keluaran IC 7812 11,7 Volt


62

b. Analisa

Berdasarkan hasil pengujian Power Supply, besar tegangan

keluaran IC LM 7805 adalah 4,96 Volt. Idealnya, besar tegangan

keluaran IC LM 7805 adalah 5 volt. Penyimpangan tegangan

keluaran untuk sumber 5 volt adalah sebesar :

Vsebenarnya−Vterukur
% Kesalahan= x 100 %
Vsebenarnya

5−4,96
¿ x 100 %
5

¿ 0,8 %

Penyimpangan yang terjadi cukup kecil sebesar 0,8%.

Penyimpangan tersebut masih dalam batas toleransi. Karena, range

output pada LC LM 7805 adalah 4,8 – 5,1 Vdc. Sedangkan besar

tegangan keluaran IC LM 7812 adalah 11,7 Volt, penyimpangan

yang terjadi untuk sumber 12 Volt adalah :

Vsebenarnya−Vterukur
% Kesalahan= x 100 %
Vsebenarnya

12−11,70
¿ x 100 %
12

= 2,5%
63

Penyimpangan yang terjadi cukup kecil yaitu sebesar 2,5%,

penyimpangan tersebut masih berada dalam batas toleransi. Karena

output range IC LM 7812 berada diantara 11,64 – 12,36 Vdc.

Berdasarkan dari kondisi pengukuran dan pengujian diatas, maka

rangkaian power supply untuk keluaran 5 Volt dan 12 Volt telah

dapat berkerja dengan baik.

Keterangan :

Vs = tegangan yang seharusnya (volt)

Vt = tegangan yang terukur (volt)

2. Rangkaian Mikrokontroler Arduino Uno

a. Pengujian

Pengujian rangkaian sistem minimum mikrokontroler

ATMega328 dapat dilihat pada gambar 21, dan hasil pengukuran

dapat dilihat pada tabel 4. Pengukuran tegangan dilakukan terhadap

parameter logika ‘0’ dan ‘1’ pada port I/O mikrokontroler

ATmega328.

Image

Gambar 28. Pengujian Rangkaian Sistem Minimum

Mikrokontroler Arduino Uno


64

Tabel 5. Pengukuran Mikrokontroler Arduino Uno

Logika Port Tegangan Pada Port Mikokontroler

Arduino Uno

Low ‘0’ ... VDC

High ‘1’ ... VDC

b. Analisa

Mikrokontroler bekerja pada dua kondisi logika yaitu kondisi

low (0) dan high (1), dimana tegangan yang terbaca pada kondisi

low logika (0) di instrumen pengukuran tegangan didapatkan

tegangan port sebesar ... VDC yang berarti sistem masih dalam

batas ideal. Sedangkan tegangan yang terbaca pada kondisi high

logika (1) dimana tegangan yang terbaca pada instrumen

pengukuran tegangan didapatkan port sebesar ... VDC, yang berarti


65

sistem masih dalam batas ideal karena mikrokontroler Atmega328

memiliki tegangan kerja antara 7 VDC hingga 12 VDC.

3. Rangkaian Sensor Flame

a. Pengujian

Pengujian sensor flame berfungsi untuk mendeteksi api dan

meneruskan ke mikorkontroler arduino uno. Setelah rangkaian

dibuat, maka akan dilakukan tahapan pengujian rangkaian. Pada

tahap ini parameter yang diperlukan akan diukur secara manual,

seperti tegangan output rangkaian sensor flame pada saat keadaan

suhu (oC) tertentu.

Sebagai alat ukur rangkaian sesnor flame digunakan

multimeter dan alat untuk mengukur suhu api digunakan

thermometer.

b. Analisa

Dari pengukuran sensor flame tersebut maka dapat diketahui

berapa tegangan yang didapatkan pada sensor flame, berikut tabel

hasil pengukuran tegangan keluaran pada sensor flame.


66

Tabel 6. Pengukuran Tegangan Keluaran Pada Sensor Flame

Suhu Terbaca (oC) Suhu Pada ERROR (oC)

Pengukuran (oC)

∑ERROR=

Hasil percobaan dilakukan menunjukan bahwa sistem akuisi

data suhu memiliki error rata-rata sebesar ... oC, nilai ini didapat

dengan menjumlahkan semua nilai error dari setiap pengujian

dibagi jumlah pengujian ( ... batas pengukuran ). Secara rumus

adalah sebagai berikut.

∑ error
Error rata−rata suhu air=
jumlah pengujian

= ...

Dari kondisi pengukuran pada tabel 6, perubahan tegangan

hanya naik sekitar ... sampai ... mV setiap kenaikan suhu ... oC,

maka rangkaian sensor flame tersebut telah dapat berkerja dengan

baik. Hal itu disebabkan tegangan yang diperoleh sama dengan

datasheet sensor flame, yaitu tegangan yang dihasilkan linier

terhadap api dengan kenaikan sebesar ... mV/oC.


67

4. Rangkaian Sensor MQ-2

a. Pengujian

Pengujian sensor asap MQ-2 berfungsi untuk mendeteksi asap

pada benda-benda yang mudah terbakar dan sensor MQ-2 akan

mengirimkan sinyal langsung ke Arduino. Setelah rangkaian dibuat

maka akan dilakukan tahap pengujian pada rangkaian, untuk

tegangan pada output rangkaian sensor asap pada saat keadaan suhu

(oC) tertentu.

Untuk pengukuran pada sensor asap sama dengan sensor

flame yaitu menggunakan multimeter dan alat untuk mengukur

asapnya digunakan thermometer.

b. Analisa

Setelah dilakukan pengukuran sensor MQ-2 tersebut maka

dapat diketahui berapa tegangan yang didapatkan pada sensor MQ-

2, berikut tabel hasil pengukuran tegangan keluaran pada sensor

asap.

Tabel 7. Pengukuran Tegangan Keluaran Pada Sensor Asap

Suhu Terbaca (oC) Suhu Pada ERROR (oC)

Pengukuran (oC)

∑ERROR=
68

Hasil percobaan dilakukan menunjukan bahwa sistem akuisi

data asap memiliki error rata-rata sebesar ... oC, nilai ini didapat

dengan menjumlahkan semua nilai error dari seriap pengujian

dibagi jumlah pengujian, untuk mengukur error pada asap

menggunakan rumus yang sama seperi mengukur error pada api,

dimana rumusnya adalah sebagai berikut:

∑ error
Error rata−rata suhu air=
jumlah pengujian

= ...

Dari kondisi pengukuran pada tabel 7 perubahan tegangan

hanya naik sekitar ... sampai ... mV setiap kenaikan ... oC, maka

rangkaian sensor asap tersebut telah dapat berkerja dengan baik.

Hal itu disebabkan tegangan yang diperoleh sama dengan datasheet

MQ-2, yaitu tegangan yang dihasilkan linier terhadap asap, dengan

kenaikan sebesar ... mV/oC.

5. Pengujian Driver Relay

a. Pengujian

Rangkaian driver relay digunakan untuk mengaktifkan pompa

air, dalam hal ini pengujian pada rangkaian relay dilakukan pada

dua kondisi yaitu saat transistor dalam keadaan jenuh (saturasi)


69

dimana input basis transistor berlogika 1. Kemudian saat transistor

dalam keadaan tersumbat (cut off), dimana saat input basis dari

transistor berlogika 0 ini dilakukan untuk memastikan rangkaian

berkerja dengan baik.

Gambar 29. Rangkaian Driver Relay

Dari hasil pengukuran rangkaian driver relay diperoleh data

yang sama, maka pada pengukuran rangkaian driver relay ini data

yang diambil hanya satu buah rangkaian driver relay yang dapat

dilihat pada tabel berikut ini:


70

Tabel 8. Hasil Pengukuran Rangkaian Driver Relay

Driver Relay Vbe (Volt) Vce (Volt)

Saat Aktif

Saat Tidak Aktif

b. Analisa

Dari pengukuran diatas, Vbe merupakan hasil pengukuran

pada kaki basis dan emitor, sedangkan Vce merupakan hasil

pengukuran pada kaki collector dan emitor. Berdasarkan dari

prinsip kerja rangkaian saklar relay dimana saat tegangan input

berlogika 1 maka basis transistor akan bernilai ≥ ... Volt dan ... Volt

pada pengukuran, maka Vce mendekati 0 dan pada pengukuran

bernilai ... Volt. Pada keadaan ini kaki emitor dan collector seolah-

olah terhubung karena kaki basis mendapat tegangan sehingga

tegangan yang mengalir ke Vce menyebabkan relay bekerja (ON).

2. Buzzer

a. Pengujian

Pengujian rangkaian buzzer diperlukan agar untuk

membuktikan bahwa rangkaian dapat menghidupkan buzzer (alarm)


71

dengan baik, untuk membuat buzzer tetap hidup perlu dilakukan

pemberian masukan pada rangkaian. Jika input diberi logika low

atau tegangan 0 Volt maka buzzer tidak aktif sedangkan jika input

diberi logika high atau tegangan 5 Volt maka buzzer akan aktif

(ON).

Gambar 30. Rangkaian Buzzer

Setelah melakukan pengukuran pada rangkaian buzzer maka

didapatkan hasil pengujian pada tabel 9.


72

Tabel 9. Tabel Hasil Pengukuran Rangkaian Buzzer

Logika Port Tegangan (Volt) Kondisi Buzzer

b. Analisa

Dari pengujian diatas terlihat bahwa jika buzzer berlogika

high maka menyebabkan basis pada transistor mendapat

tegangan ... Volt. Pada alat yang dibuat buzzer hanya akan berbunyi

apabila mendeteksi asap dan api, buzzer akan off saat tidak lagi

mendeteksi adanya asap dan api

Anda mungkin juga menyukai