Anda di halaman 1dari 10

SENSOR LM35 SEBAGAI KONTROL SUHU RUANGAN

BERBASIS MIKROKONTROLER

Sesuaikan dengan g dibahas

Oleh :

logo

POLITEKNIK NEGERI MANADO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
2017
BAB 1

1. Pendahuluan
Setiap hari manusia memerlukan udara segar untuk dapat hidup,
namun semakin hari udara yang dihirup semakin berkurang akibat
pemanasan global, tak pelak temperature udara yang ada disekitar kita
berubah-ubah sesuai dengan padatnya dan beroperasinya pabrik-pabrik
ataupun kendaraan yang ada. Kondisi suhu udara yang tidak stabil ataupun
berubah-ubah menjadikan kurang nyaman berada dimana-mana.
Kenyamanan dalam ruangan yang ber AC memang sangat diinginkan oleh
orangorang yang hidup pada zaman sekarang. Akan tetapi pernahkah kita
berfikir bahwa dingin pun ternyata tidak cukup untuk kebutuhan didalam
tubuh manusia, karena perlu adanya keseimbangan antara suhu dingin dan
suhu panas atau suhu yang berkisar antara 24˚C- 27˚C yaitu suhu normal
yang dibutuhkan dalam tubuh kita agar tubuh kita selalu merasa nyaman.
Bila suhu ruangan yang di kontrol > 27oC maka input yang diterima
dari sensor suhu akan diproses oleh mikrokontroler kemudian akan
mengaktifkan Kipas1 untuk mengisap udara dingin yang dimasukan dalam
ruangan dan Kipas2 untuk membuang udara panas dari dalam ruangan.
Sehingga ruangan yang dikontrol tetap terjaga kenyamanannya.
Berdasarkan hal di atas penulis merencanakan membuat suatu alat
protype kontrol suhu dengan judul ;” Sensor LM35 Sebagai Kontrol Suhu
Ruangan Berbasis Mikrokontroler “.
Cat. Kalo mo tamba android judul : Sensor LM35 Sebagai Kontrol
Suhu Ruangan Berbasis Android or sesuai selera…

1.1 Perumusahan Masalah


Permasalahan yang ditangani dari pembuatan karya ilmiah ini adalah
bagaimana agar dapat mengontrol suhu suatu ruangan dengan menggunakan
sensor LM35 dengan kendali mikrokontroler.
Masalah yang harus diperhatikan adalah :
1. Sensitifitas dari sensor yang digunakan.
2. Ketepatan pembacaan ADC (Analog To Digital Converter).
3. Hubungan antara mikrokontroler sebagai pengendali dengan sensor suhu
sebagai pengindra dan LCD(Liquid Crystal Display) untuk memonitor
tampilan derajat celsius.
4. Mengaktifkan Kipas1 sebagai penghisap udara dingin dan Kipas2 untuk
membuang udara panas dari dalam ruangan.
Nb. Bla—bla.. LCD ganti deng Android….

1.2 Batasan Masalah


Permasalahan pada karya ilmiah ini dibatasi pada :
1. Penyalaan kipas (fan) yang ada pada ruangan secara otomatis bila
keadaan dalam ruangan panas melewati suhu yang telah ditentukan
(>270 C).
2. Memonitor suhu ruangan melalui LCD (Liquid Crystal Display) dan
membandingkan dengan alat ukur suhu.
3. menggunakan bahasa pemrograman C++ dengan Software Arduino.
4. Hanya membahas perangkat keras (Hardware ) dari sistem kontrol
suhu ruangan.
Cat. Bahas hanya software… kolo software

1.3 Tujuan Dan Manfaat


Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk membuat dan
merancang suatu alat prototype yang dapat digunakan untuk mengontrol dan
memonitor suhu ruangan dengan LCD (Liquid Crystal Display)
menggunakan mikrokontroller Arduino Uno.
Hasil dari karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui
kondisi suhu suatu ruangan.

2. Teori Pendukung

2.1. Sistem Pengontrolan


Setiap sistem kontrol memiliki sekurang-kurangnya satu pengontrol
[controller] dan satu aktuator [actuator] (yang juga disebut sebagai elemen
kontrol akhir [final control element]. Seperti yang diperlihatkan di dalam
diagram blok pada Gambar 1., pengontrol adalah kecerdasan dari sistem dan
biasanya bersifat elektronik. Input ke pengontrol disebut rujukan [set
point], suatu sinyal yang melambangkan output sistem yang diinginkan
[desired result]. Aktuator adalah piranti elektromekanik yang menerima
sinyal dari pengontrol dan mengubahnya menjadi semacam aksi fisik. Blok
terakhir pada Gambar 1. adalah proses [process] dan memiliki output yaitu
variabel terkontrol [controlled variable]. Blok proses melambangkan
proses fisik yang terpengaruh oleh aktuator, dan variabel terkontrol adalah
hasil terukur dari proses tersebut (Teknologi Kontrol Modern-versi 1© Agus
Arif, 2008).

controller Actuator Process Input


controlled
(set point)
variable

Gambar 1. Diagram blok sistem kontrol

Ada dua konfigurasi umum sistem kontrol yaitu, sistem kontrol lup
terbuka (open loop system) dan sistem kontrol umpan balik (feedback
control system) atau seringkali disebut sistem kontrol lup tertutup (closed
loop system). (Ogata Katsuhiko, Jakarta, 1996.)

2.2. Sensor Suhu (Temperatur)


Sensor suhu ( temperatur ) pada karya ilmiah ini menggunakan LM35,
dimana output dari LM35 ini dapat memberikan output 8-bit data yang
menyatakan kondisi perubahan dari suhu lingkungan. Setiap terjadi
perubahan suhu maka akan terjadi perubahan data output yang dihasilkan,
dimana perubahan tersebut berupa perbedaan tegangan yang dihasilkan.
LM35 sebagai alat deteksi temperatur memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Bekerja pada rating tegangan 4V s/d 30V.
2. Pembacaan temperatur berkisar antara -55 0C s/d 150 0C .
3. Dengan kenaikan temperatur 10 C maka tegangan output akan naik
sebesar 10 mV.
4. Memiliki arus drain kurang dari 60 uA.

Gambar 2.: Bentuk fisik IC LM35

3. Perancangan Dan Pembuatan Alat


3.1. Umum
Sebelum membahas tentang perangkat keras dan lunak yang akan
dirancang, maka dapat dilihat gambaran umum dari sistem kontrol dan
monitoring suhu ruangan dengan LCD (Liquid Crystal Display). Gambar
3.1 merupakan blok diagram sistem :

Gambar 3. : Blok diagram Sistem or


Gambar 3. Diagram Blok Kontrol Suhu Ruang dengan Input Perangkat
Android

Berikut keterangan singkat dari gambar blok diagram di atas :


1.      Sensor LM35 untuk mendeteksi suhu ruang.
2.      Arduino Uno R3 board pemrograman untuk menjalankan alat sesuai
perintah setelah data dari LM35 diterima.
3.      LCD 16x2 untuk menampilkan suhu ruang yang dibaca oleh sensor LM35
dan di proses ke Arduino Uno
4.      Kipas untuk mendinginkan ruangan saat LM35 membaca suhu ruang yang
dianggap terlalu tinggi.

3.3     Diagram Alir

3.4     Cara Kerja Alat


LM35 adalah IC sensor suhu yang presisi, keluarannya berupa tegangan
yang proposional linier terhadap perubahan suhu dalam derajat Celsius.
Dalam system ini, aplikasi sensor suhu IC LM35 berfungsi untuk

mendeteksi suhu yang terukur. Akan diproses oleh Arduino Uno yang
merupakan mikrokontroler yang digunakan pada sistem ini, kemudian hasil
keluaran di display pada LCD Display 16x2 dan kipas sebagai keluaran.
Pada proses awal, user harus membuat suhu ruang meningkat. Cara yang
dilakukan oleh user guna meningkatkan suhu ruang adalah dengan
memanaskan sensor LM 35. Jika suhu >=28 maka kipas akan menyala.pada
LCD akan menampilkan temperatur pada setiap keadaaan.
1.2. Perancangan Perangkat Keras (Hardware)
1.2.1. Perancangan Sensor Suhu
IC LM35 mempunyai keandalan yang tinggi dengan impedansi
masukan yang tinggi dan impedansi keluaran yang rendah. Mempunyai
sensitivitas  10mV/oC dan jangkauan operasi suhu -55oC s/d 150oC.

Gambar 5. Perancangan Rangkaian sensor suhu pada Mikrokontroler

Saat LM35 mendeteksi suhu ruang masih di batas normal maka kipas Off

Tegangan catu yang digunakan 5Vdc. Tegangan keluaran dari sensor


adalah 10 mV/oC. Jangkauan pengaturan suhu yang direncanakan adalah
24oC - 28oC, sehingga keluaran sensor adalah 240mV - 280mV. Keluaran
dari sensor suhu selanjutnya dihubungkan ke mikrokontroler ATMega 8535
pada PortA (PINA.0) yang menggunakan fasilitas ADC.
Jika suhu ruangan yang di kontrol > 28oC maka input yang diterima
dari sensor suhu akan diproses oleh mikrokontroler kemudian akan
mengaktifkan Kipas1 untuk mengisap udara dingin yang dimasukan dalam
ruangan dan Kipas2 untuk membuang udara panas dari dalam ruangan.
Sehingga ruangan yang dikontrol tetap terjaga kenyamanannya.
3.4.4. Perancangan Driver Kipas
+5V

R3
33

RL1
+5v
KIPAS

kRPM
+88.8
D1
1N4002
+5V

R1 Q1
BD131
10k

R2
100

D2
LED-BIRY

Gambar 6. Driver Kipas


Rangkaian driver digunakan sebagai penggerak kipas untuk on/off.
Rangkaian ini merupakan penguat arus supaya kipas cukup mendapatkan
arus yang dibutuhkannya, maka dipergunakan sebuah transistor, dalam hal
ini transitor D313. Rangkaian kipas ini pada dasarnya adalah sebuah kipas
yang ON/OFF-nya diatur oleh mikrokontroler.

3.4.5. Perancangan LCD (Liquid Crystal Display)


Dalam aplikasi ini direncanakan untuk menggunakan LCD (Liquid
Crystal Display) sebagai tampilan. LCD yang digunakan adalah jenis
M1632 yang merupakan LCD 2 baris dan setiap baris terdiri dari 16
karakter.Baris atas menunjukkan suhu set-point yang diinginkan dan baris
bawah menunjukkan suhu yang terbaca.
Pengoperasian atau masukan yang diperlukan untuk mengendalikan
modul LCD M1632 memerlukan 8 bit data dan 3 bit sinyal kontrol.
Sementara pengendalian dot matrik LCD dilakukan secara internal oleh
kontroler yang sudah terpasang pada modul LCD.
Tiga sinyal kontrol terdiri R/W (Read/Write) untuk menentukan
apakah data akan dibaca atau ditulis, E (Enable) merupakan sinyal untuk
mengenablekan dan RS (Register Select) untuk memilih register yang
diakses. Pin R/W dihubungkan ke ground atau selalu berlogika nol karena
dalam perancangan ini hanya akan dilakukan operasi penulisan ke LCD.
LCD1
LM016L

VDD
VSS

VEE

RW
RS

D0
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
E
1
2
3

4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
ARD1

AREF
13
PB5/SCK
12
PB4/MISO
RESET 11
~PB3/MOSI/OC2A
10
~ PB2/SS/OC1B
9
~ PB1/OC1A
8
PB0/ICP1/CLKO

ATMEGA328P-PU
1121

DIGITAL (~PWM)
7

ANALOG IN
PD7/AIN1
6
A0 ~PD6/AIN0
PC0/ADC0 5
A1 ~ PD5/T1
PC1/ADC1 4 R1
A2 PD4/T0/XCK
PC2/ADC2 3
A3 ~ PD3/INT1
PC3/ADC3 2
A4 PD2/INT0
PC4/ADC4/SDA 1
A5 TX PD1/TXD 330
PC5/ADC5/SCL 0
RX PD0/RXD
D1
LED-RED
ARDUINO UNO R3
1 U1

47.0

2
VOUT

3 LM35

Gambar 7. Perancangan LCD dengan Mikrokontroler

Silahkan edit sesuai y g dibahas… mana itu prOposal..???


Kalo so edit kirim ulang pa mner ..
DAFTAR PUSTAKA

1) Budiharto, W, 2004. Interfacing Komputer dan Mikrokontroler, Elex


Media Komputindo, Jakarta.
2) I Made Joni & Raharjo Budi. 2008. “Pemograman C dan
Implementasinya”. Informatika. Bandung.
3) Ogata,Katsuhiko. 1996. “Teknik Kontrol Automatik”. Erlangga.
Jakarta.
4) Winoto, Ardi. 2008. “Mikrokontroler AVR ATMega 8/32/16/8535
dan Pemrogramannnya dengan Bahasa C pada WinAVR”.
Informatika. Bandung.
5) http://elektronika-dasar.com/percobaan/power-supply-variabel-10a/
6) Pardue, Joe. “C Programming For Microcontrollers”, Smiley Micros,
2005. Sendiri
7) Heri Andrianto, “Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMEGA16”, 2008,
Informaatika Bandung.
8) Frieyadie,2006. “Panduan Pemrograman C++”, Yogyakarta:Andi
9) Lingga Wardana, 2006. “Belajar Mikrokontroler AVR Seri ATMega16,
Simulasi dan Aplikasi”, Yogyakarta:Andi
10) Hendrawan Soebhakti, 2007.”Basic AVR Microcontroller Tutorial
ATMEGA 8535”, Batam:Politeknik Batam
11) Iwan Setiawan,2006. “Tutorial Microcontroller AVR Part
I”,UNDIP:Elektro
12) Kadir, Abdul, 1995. Pemrograman C++, Andi Offset. Yogyakarta
13) Malvino, 1992. Prinsip-Prinsip Elektronik Edisi ke 2, Erlangga,
Jakarta.
14) http://www.datasheetarchive.com/LM35.pdf

Anda mungkin juga menyukai