Abstract
A telecommunication cabinet usually uses a Direct Current fan with a Direct Current motor
(DC motor) to make the cabinet temperature does not exceed the temperature that is
allowed. Using a DC motor has weaknesses because it always rotates in full speed although
the temperature in the cabinet gets down already. It causes inefficiency of the power
consumption and the DC motor’s lifetime is not long enough.The prototype of DC motor
speed controller controls the speed of a DC motor with the temperature environment as its
reference. This circuit is built by a temperature sensor LM35, a microcontroller ATmega16
as the processor that analizes the input from the temperature sensor and relays. This
prototype is equipped with a Liquid Crystal Display (LCD) to display the temperature of the
cabinet and the DC motor speed. After the prototype is assembled and tested, it is known that
the circuit controls a DC motor speed according to the changes of the temperature that has
been determined by the software program. The DC motor stops rotating if the temperature
sensor senses the temperature below the minimum temperature level.
1. Pendahuluan
Panel-panel peralatan elektronik harus dijaga temperaturnya agar tidak
melebihi spesifikasi temperatur yang diijinkan. Pengaturan temperatur
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kipas angin yang diputar
oleh motor DC untuk mengatur sirkulasi udara pada panel agar panas pada
rangkaian dapat disalurkan.
2. Diagram Blok
Pada Gambar 1. (pada halaman berikut) terdapat diagram blok dari
rangkaian pengatur kecepatan motor dc yang dirancang.
Tegangan keluaran dari sensor suhu ini diperkuat oleh penguat non
inverting Op-Amp dari IC LM324 (Boylestadt, 1987: 642).
34
Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus. PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC
Sensor Penguat
suhu Non Rangkaian Motor DC
LM35 Inverting Photocouler
LCD 2 x 16
Pengatur
Batas
Suhu 1
Rangkaian
Relay
Pengatur
Batas
Suhu 2
Mikrokontroler ATmega16
Pengatur
Batas
Suhu 3
Pengatur
Batas
Suhu 4
Pengatur
Batas
Kecepatan 1
Pengatur
Batas
Kecepatan 2
35
JETri, Volume 9, Nomor 1, Agustus 2009, Halaman 33 - 48, ISSN 1412-0372
3. Rangkaian Alat
Gambar 2. pada halaman berikut merupakan Rangkaian Pengatur
Kecepatan Motor DC.
36
Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus. PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC
37
JETri, Volume 9, Nomor 1, Agustus 2009, Halaman 33 - 48, ISSN 1412-0372
Nilai suhu yang terbaca oleh sensor suhu, batas suhu dan kecepatan
dapat dilihat dengan menggunakan LCD yang dihubungkan ke
mikrokontroler pada port D. Dengan tampilan LCD, pengaturan terhadap
batas suhu maupun kecepatan menjadi lebih mudah dilakukan.
Keempat port ini dapat berfungsi sebagai input maupun output. Port
A memiliki fungsi khusus sebagai port ADC. Pin 10, 30 dan 32
dihubungkan dengan Vcc dan pin 11 dan 31 dihubungkan dengan GND.
fcycle = 4 MHz
Tcycle = 1/ 4 MHz
= 25 ns
38
Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus. PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC
Input /
No PIN PORT Kegunaan
Output
1 40 A Input Masukan tegangan sensor yang
telah diperkuat oleh rangkaian
penguat non-inverting
2 39-34 A Input Masukan tegangan keluaran
dari variable resistor multiturn
3 14-16, 18-21 D output Terhubung dengan LCD
4 4 B Output Keluaran sinyal PWM yang
terhubung dengan rangkaian
Photocoupler
5 25-29 C Output Keluaran Relay, sebagai
indikator overheat dan
indikator motor fail
Nilai tegangan rata-rata dari signal PWM ini setara dengan nilai
tegangan DC yang diberikan kepada motor DC sehingga dapat mengatur
kecepatan gerak motor (Pulse Width Modulator, 2009 : 1). Karena keluaran
motor DC yang ingin diatur ada 4 buah, maka digunakan IC photocoupler
TLP521-4 yang memiliki 4 buah phototransistor (Toshiba, 2002: 1).
39
JETri, Volume 9, Nomor 1, Agustus 2009, Halaman 33 - 48, ISSN 1412-0372
START
INISIALISASI ADC,
SETTING PARAMETER
RANGE
TIDAK YA
JIKA SUHU SINYAL PWM OFF,
TERBACA KURANG DARI
KEC. MOTOR DC 0%
BATAS SUHU 1
TIDAK
YA
JIKA SUHU TERBACA SIGNAL PWM ON, MOTOR DC
DIANTARA RANGE SUHU 1 ON, KEC. MOTOR = “RANGE
DAN RANGE SUHU2 KECEPATAN 1” %
TIDAK
YA
JIKA SUHU TERBACA SIGNAL PWM ON, MOTOR DC
DIANTARA RANGE SUHU 2 ON, KEC. MOTOR = “RANGE
DAN RANGE SUHU3 KECEPATAN 2” %
TIDAK
A.1 A.2
40
Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus. PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC
A.1 A.2
TIDAK
TIDAK
TOMBOL
POWER OFF
END
Ketika suhu yang terbaca di antara batas suhu 1 dan batas suhu 2
maka mikrokontroler akan mengeluarkan sinyal PWM sesuai dengan batas
kecepatan 1. Ketika suhu meningkat lagi dan suhu yang terbaca di antara
batas suhu 2 dengan batas suhu 3, maka sinyal PWM pada port B.3 dan
kecepatan motor DC akan sesuai dengan batas kecepatan 2.
41
JETri, Volume 9, Nomor 1, Agustus 2009, Halaman 33 - 48, ISSN 1412-0372
5. Pengujian
5.1. Pengujian Tegangan Keluaran Sensor Suhu LM35
Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui karakteristik tegangan
keluaran sensor suhu LM35 terhadap perubahan suhu yang terjadi.
Vc
Titik
Vc
42
Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus. PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC
( oC ) ( VDC ) ( VDC )
1 50 0,53 0,50
2 45 0,46 0,45
3 35 0,36 0,35
4 30 0,32 0,30
5 27 0,26 0,27
6 25 0,25 0,25
43
JETri, Volume 9, Nomor 1, Agustus 2009, Halaman 33 - 48, ISSN 1412-0372
Mikrokontroler Atmega16
Titik Uji
44
Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus. PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC
Hasil pengujian
Batas 0 VDC
45
JETri, Volume 9, Nomor 1, Agustus 2009, Halaman 33 - 48, ISSN 1412-0372
Gambar 8. Bentuk Gelombang Suhu di antara batas suhu 1 dan batas suhu 2
dengan Batas Kecepatan 40% pada Suhu Sensor 28oC
Gambar 9. Bentuk Gelombang Suhu di antara batas suhu 2 dan batas suhu 3
dengan Batas Kecepatan 80% pada Suhu Sensor 33oC
Gambar 10. Bentuk Gelombang Suhu di antara batas suhu 3 dan batas suhu
4 dengan PWM Full ON pada Suhu Sensor 38oC
46
Kiki Prawiroredjo, Kuat Rahardjo TS & Stevanus. PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC
6. Kesimpulan
Setelah melalui proses perancangan serta pengujian alat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan tegangan keluaran sensor LM35 dari hasil pengujian
dengan karakteristik tegangan keluaran dari datasheet dengan rata-rata
perbedaan sebesar 3 %.
2. Terdapat kesalahan yang cukup besar pada signal PWM yang
dikehendaki terhadap hasil pengujian terutama pada duty cycle 40 %
pada perangkat lunak dihasilkan duty cycle sebesar 75 % pada
pengujian. Hal ini dapat terjadi karena perangkat lunak yang digunakan
dalam bahasa C yang masih kurang sempurna dalam pemrograman
mikrokontroler.
Daftar Pustaka
1. ATMEL, ATmega16, ATmega16L, 2002, (Online),
(http://www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc2466.pdf,
12 November 2009: 20.22 WIB).
2. Toshiba, TLP 521-1, TLP 521-2, TLP 521-4, 2002, (Online),
(http://www.datasheetcatalog.com, 15 November 2009, 20:51WIB).
3. Wiyono, Didik S.T. 2007, Panduan Praktis Mikrokontroler Keluarga
AVR, Surabaya:Innovative Electronics.
47
JETri, Volume 9, Nomor 1, Agustus 2009, Halaman 33 - 48, ISSN 1412-0372
48