Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 1 :

1. Nadia Nur Fadilla P27838118002


2. M Rois Amin P27838118004
3. Abdul Majid P27838118009
4. Nindia Rena Saputri P27838118011
5. Ayu Nissa Berlianti Rizhky P27838118018
6. Fathul Fajar P27838118026
7. Umaimah P27838118028
8. Fabian Yosna P27838118033

TENS :

1. Elektro Stimulator (Kontraksi Otot Ekstremitas Atas)


a. Gambar Rangkaian

Gambar Rangkaian Keseluruhan


b. Cara Kerja
Elektro stimulator menggunakan rangkaian boost converter untuk menaikan
tegangan 70V, tiap kenaikan tegangan dari boost converter diatur oleh PWM
mikrokontroler Atmega8535. Output dari boost converter diteruskan oleh SSR
menuju pasien yang dikontak oleh mikrokontroler Atmega8535 dengan frekuensi
23Hz 250uS. Waktu yang di perlukan stimulasi hanya 15menit di otot biceps.
Dibutuhkan tegangan input DC 5V, rangkaian konverter boost, mikrokontroler
ATMega8535 sirkuit sebagai pengontrol durasi, pengontrol rangkaian regulator,
driver pulse 200us 23Hz 0-70V, dan menempelkan elektroda pada otot lengan pasien
yang mengalami faktor degenerasi dan menghubungkan output tegangan dari
stimulator FES ke permukaan kulit pasien untuk merangsang otot ekstrimitas atas.
Setting tegangan dari 10V sampai 70V dan settingan tegangan di tampilkan ke LCD,
jika tegangan sesuai tekan tombol START untuk memulai stimulasi. Jika lengan tidak
terangkat setting tegangan lagi, jika lengan terangkat maka setting tegangan tepat.
2. Perancangan Elektrostimulator Berbasis Mikrokontroler ATMega328
a. Gambar Rangkaian

Gambar Rangkaian Keseluruhan


b. Cara Kerja
Rangkaian osilator/pembangkitan frekuensi menghasilkan gelombang dengan
frekuensi 23 hz, namun belum ada kejutan dikarenakan rangkaian driver belum
diaktifkan, rangkaian driver disini berfungsi sebagai output delay “HIGH” yaitu
waktu pemberian kejut dan “LOW” untuk waktu relaksasi/istirahat. Rangkaian boost
converter akan menghasilkan output tegangan sesuai intensitas arus yang digunakan.
Pada LCD akan muncul pilihan untuk memilih level intensits yang ingin
digunakan dalam terapi. Apabila terapi ingin diatur ulang maka perlu menekan
tombol reset , sehingga output berhenti berupa arus yang mengalir pada elektroda dan
muncul tampilan awal pada LCD untuk menyeting ulang jika tidak maka terapi sudah
selesai
3. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulator (TENS) Berbasis ATMega16
a. Gambar Rangkaian

Rangkaian Power Supply


Rangkaian LCD

Rangkaian Driver
b. Cara Kerja

Rangkaian power supply di sini dibagi menjadi 2, yaitu output +5V yang
berfungsi untuk memberikan tegangan pada rangkaian system minimum dan LCD,
output +12V yang berfungsi untuk memberikan tegangan pada rangkaian driver.
Lilitan sekunder pada trafo dengan output 9V dan 15V akan diteruskan ke dioda
untuk disearahkan menjadi DC. Dari diode kemudian akan menuju ke regulator 7805
dan 7812 yang berfungsi untuk menurunkan tegangan menjadi +5V dan +12Vuntuk
menyuplai modul yang membutuhkan tegangan +5V dan +12V. 7
Rangkaian LCD menggunakan tampilan output berupa LCD 16 x 2 , dimana
nantinya pengaturan waktu dan level dan nilai ADC (Analog To Digital Converter)
yang terbaca dalam bentuk nilai mA akan tertampil pada layar LCD, untuk dapat
menghidupkan LCD diperlukan tegangan supply +5V pada pin VDD, ground pada
pin VSS dan untuk pengaturan kontras kecerahan LCD menggunakan VEE yang
diberi resistor 2k2 ohm untuk mengatur kontras kecerahan pada LCD.
Bisa dilihat dari gambar diatas bahwa PD.5 merupakan input PWM dari
microcontroller untuk menghasilkan trigger agar kolektor dapat terhubung ke emitor.
Ground pada emitor akan mengalir ke kolektor yang juga terhubung ke gate pada
MOSFET sehingga MOSFET akan bertindak sebagai saklar dimana +12 volt pada
drain akan terhubung ke source dan mengaktifkan relay untuk mengatur jeda
pemberian arus agar pasien merasakan seperti dipijat ketika proses terapi
berlangsung.
4. Transcutaneous Electrical Nerve Strimulation
a. Gambar Rangkaian

Gambar Rangkaian Keseluruhan


b. Cara Kerja
Gambar Rangkaian Keseluruhan Cara kerja dari modul ini yaitu saat alat
dihidupkan semua blok rangkaian akan mendapatkan supply. Langkah pertama ialah
memilih mode yang akan digunakan untuk terapi, setelah memilih mode, akan
muncul pemilihan bentuk gelombang. Selanjutnya setting waktu untuk berapa lama
alat akan digunakan. Serta yang terakhir adalah setting mengatur intensitas. Intensitas
bisa disetting dengan memilih intensitas high atau low. Hasil pemilihan setting
sebelumnya akan tampil pada LCD. Pada saat waktu terapi berakhir, maka output
berhenti dan muncul tampilan selesai pada LCD untuk menandakan bahwa waktu
sudah selesai. a. Kelemahan/Kekurangan Sistem Dalam pembuatan modul yang
penulis buat terdapat kelemahan dari modul ini yaitu kurang stabilnya intensitas arus
yang keluar sehingga nilai presisi tinggi. Dan pemilihan mode-mode hanya bisa
dilakukan sebelum terapi berlangsung
5. Design of Transcutaneous Electrical Nerve Stimulating Machine Using 555 Timer and
7555 Timer
a. Gambar Rangakaian

Gambar Rangkaian Keseluruhan


b. Cara Kerja
Skema yang disebutkan di atas adalah dari Mesin Penstimulasi Saraf Listrik
Transkutan, frekuensi dan lebar nadi yang dapat bervariasi dan dikontrol sesuai
dengan output yang diinginkan oleh pengguna. Skema terdiri dari dua IC, yaitu,
7555IC dan NE555IC, 7555IC bukan apa-apa tetapi versi 555 IC dengan daya rendah
dan kerjanya persis sama dengan sedikit noise dan peningkatan efisiensi; sebuah
IRF9640 MOSFET, sebuah MOSFET direkomendasikan pada transistor biasa karena
sebuah transformator biasa akan menghasilkan output daya yang rendah; 2
potensiometer, satu khusus untuk mengendalikan drive output (5K) dan harus diatur
hanya untuk merasakan denyut nadi sedikit dan potensiometer lainnya adalah untuk
mengatur lebar pulsa (PR2). Sirkuit ini juga terdiri dari kombinasi kapasitor dan satu
kapasitor khususnya atur untuk menentukan frekuensi keluaran yang digabungkan
dengan resistor variabel atau potensiometer.
Sebuah transformator juga digunakan dalam skema yang merupakan
transformator audio kecil dengan belitan impedansi 8 ohm yang terhubung ke
MOSFET dan belitan yang lebih besar terhubung ke probe dan ground. Sangat
disarankan untuk menggunakan Transformer "Mode". Turnsratio dari Mode
Transformer menentukan output tegangan. Menggunakan transformator daya kecil 6,
9 atau 12 volt tidak akan menyebabkan masalah besar, tetapi tidak akan memberikan
output stabil yang baik ketika mengalami penggunaan jangka panjang. Tegangan
input yang diperlukan untuk rangkaian ini adalah 9VDC-12VDC dan ketika output
diatur maksimum, pulsa output akan sekitar 120 Volt. Arus keluaran dapat
disesuaikan dengan menyesuaikan lebar tugas
6. Tens Triangle and Square Wave Microcontroller Based
a. Gambar Rangkaian

Rangkaian Minsis
Rangkaian MOC

Rangkaian Boost Converter


b. Cara Kerja
Rangkaian Minsis merupakan rangkaian main system pada TENS yang
merupakan modul mikrokontroler yang bertujuan untuk mempermudah pemilihan
level, pemilihan waktu lamanya melakukan terapi.
Rangkaian boost converter ini digunakan untuk menaikkan tegangan yang
digunakan untuk terapi pasien. Input berasal dari mikrokontroller PORTB.3 yang
mengatur frekuensi yang masuk pada rangkaian ini. Setelah frekuensi masuk sampai
ke mosfet IRF630 sehingga saturasi dan tegangan dinaikkan oleh induktor, lalu
tegangan disearahkan oleh diode yang kemudian disimpan oleh kapasitor yang untuk
selanjutnya akan dioutputkan ke MOC kaki 6.
Rangkaian MOC menggunakan IC NE555 membangkitkan frekuensi 23 Hz dan
gelombang kotak yang mempunyai logika 0 (OFF) dan 1(ON). Output rangkaian ini
disambungkan ke Transistor NPN 1 dan input Gerbang logika NOT. Kemudian,
output gerbang logika berkebalikan dengan inputnya, jika inputnya Gerbang logika
NOT, 1 outputnya 0 begitu juga dengan sebaliknya. Ketika outputnya gerbang logika
1, transistor NPN 2 saturasi sehingga bisa mentrigger transistor PNP, hal ini membuat
main terminal MOC mengalirkan tegangan yang diatur oleh boost
7. Rancang Bangun Alat Terapi Stimulator Integrasi dengan Infrared Berbasis
Mikrokontroller ATMega 32
a. Gambar Rangkaian

Gambar Rangkaian Mikrokontroller

Gambar Rangkaian Pembangkit Frekuensi


Gambar Rangkaian Pengatur Arus

Gambar Rangkaian Display

Gambar Rangkaian Setting


Gambar Rangkaian Buzzer

Gambar Rangkaian Infrared


b. Cara Kerja
Membuat rangkaian minimal mikrokontroler menggunakan mikrokontroller
ATMega32 sebagai komponen utama pegendali seluruh sistem dibuat seperti
Minimal Mikrokontroler Jalur input output yang digunakan adalah :
1. Port C (PC.0-PC.7) untuk outputan display, menggunakan LCD(16x2).
2. Port B (PB.2-PB.4) outputan untuk memberikan trigger basis transistor BD 139
untuk pemilihan frekuensi.
3. Port D (PD.1) outputan, untuk trigger basis transistor BD 139 sebagai penggerak
Moc
1. 3020 untuk lampu Infra Red.
4. Port B (PB.1) outputan untuk trigger Transistor BD 139 sebagai penggerak relay
untuk pemilihan mode terapi.
5. Port D (PD.5) outputan untuk trigger transistor D400 untuk mengaktifkan buzzer.
6. Port A (PA.1-PA.3) untuk inputan tombol push button Up, Down, Start/Stop.

Rangkaian ini menggunakan IC 555 dirangkai menjadi multivibrator astabil,


dengan ditambahkan beberapa resistor yang sesuai untuk memilih frekuensi yang
diinginkan. Output dari IC 555 masih berbentuk sinyal kotak untuk mendrive
transistor TIP 142, hingga osilator terhubung dengan primer transformator step up.
Rangkaian Pembangkit Frekuensi Dari rangkaian Gambar nilai R1 330 Ω yang
diletakkan pada pin 4 IC 555 dihubungkan seri dengan Rv pin 7 dan kapasitor 47μF
pin 2. Frekuensi output pin 3 dapat dipilih dengan cara merubah nilai tahanan variabel
Rv, dan Rv dapat dipilih melalui mikrokontroller antara Rv1, Rv2 atau Rv3. Maka
untuk frekuensi F 10 Hz maka Rv1 diseting + 72 kΩ, untuk F 30 Hz, Rv2 diseting +
24 kΩ dan untuk F 70 Hz, Rv3 diseting + 10kΩ.

Dengan rangkaian ini arus yang mengalir pada tubuh pasien terkontrol. Primer
trafo dihubungkan dengan tegangan bolak-balik dari pembangkit frekuensi. Keluaran
arus sekunder diperlambat dengan kapasitor sekaligus sebagai coupling yang
kemudian direduksi dengan resistor 200 kΩ masuk ke resistor variable 100KΩ untuk
pengontrolan besar kecilnya arus yang akan direspon oleh tubuh
Pembuatan rangkaian display terdiri dari satu buah LCD 16x2, LCD dikontrol
oleh rangkaian mikrokontroller Atmega32 dari Port C (PC.0 – PC.5). Huruf dan
angka yang ditampilkan LCD ini berupa tampilan pemilihan mode terapi dan waktu
serta frekuensi yang akan dipilih.
Rangakaian ini menggunakan 3 buah tombol yakni up, down, dan start/stop,
Setting masing-masing untuk :
1. Tombol Up untuk menaikan frekuensi.
2. Down untuk menurunkan frekuensi
3. Start/Stop untuk menjalankan dan menghentikan kerja alat.
Prinsipnya jika salah satu tombol tersebut ditekan, maka akan memberikan logika low
pada mikrokontroller untuk diproses sesuai dengan program yang telah dibuat.
Tombol-tombol tersebut sebagai masukan pada Port A(PA.1-PA.3) bagi
mikrokontroller ATMega32
Rangkaian Buzzer Dari rangkaian ini buzzer berbunyi sebagai indikator bahwa
waktu untuk terapi telah selesai. Logika high diberikan pada basis transistor Q1 untuk
mengaktifkan buzzer.
Rangkaian ini menggunakan IC Optocoupler dan TRIAC sebagai komponen
utamanya. Optocopler sebagai pemicu TRIAC untuk menyalakan lampu infra red,
sedangkan dia sendiri menerima triger logika high dar mikrokontroller pin PD 1.
8. Simulasi Alat Elektrostimulator Akupuntur Berbasis Mikrokontroler ATMega16
a. Gambar Rangkaian

Gambar Rangkaian Keseluruhan


b. Cara Kerja
Gambar Rangkaian Keseluruhan Cara kerja dari modul ini yaitu saat alat
dihidupkan semua blok rangkaian akan mendapatkan supply. Langkah pertama ialah
memilih Frekuensi yang akan dipakai dalam melakukan terapi dengan menekan UP
atau DOWN, setelah memilih Frekuensi, selanjutnya adalah memilih lama waktu
yang akan dipakai dalam melakukan terapi dengan menekan UP atau DOWN, akan
muncul pemilihan pengaturan tegangan dengan mengatur dari memutar potensio.
Hasil pemilihan setting sebelumnya akan tampil pada LCD. Pada saat waktu terapi
berakhir, maka output berhenti dan Buzzer akan berbunyi menandakan waktu sudah
selesai.

9. Rancang Bangun Elektrostimulator Berbasis Mikrokontroller


a. Gambar Rangkaian

Gambar Rangkaian Keseluruhan


b. Cara Kerja
Pada saat tombol start ditekan, terjadi proses inisialisasi LCD. Setelah proses
inisialisasi selesai akan muncul pilihan untuk memilih mode yang akan digunakan
dengan pemilihan 3 macam mode terapi, setelah memilih mode, akan muncul setting
waktu untuk berapa lama alat akan digunakan. Setelah selesai mengatur mode akan
muncul setting pulse duration dengan 4 pemilihan untuk berapa lama pulsa yang akan
dikirimkan dan yang terakhir adalah setting mengatur intensitas. Intensitas bisa
disetting dengan memilih intensitas high atau low. Intensitas dan waktu akan
ditampilkan oleh LCD. Pada saat waktu terapi berakhir, maka output berhenti dan
muncul tampilan selesai pada LCD untuk menandakan bahwa waktu sudah selesai.

Anda mungkin juga menyukai