Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA 2


PERCOBAAN 2
BOOST CONVERTER
(STEP UP DC-DC CONVERTER)

Nama Dosen : Ir. Moh. Zaenal Efendi MT.


Nama : Bagus Afif Nasrudin
Kelas : 3 D4 ELIN A
NRP : 1310181023
Tanggal : 18 Oktober 2020

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
PERCOBAAN II
BOOST CONVERTER
(STEP UP DC-DC CONVERTER)

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


1. Praktkan dapat memahami prinsip dasar Boost Converter
2. Praktikan dapat memahami operasi switching pada rangkaian

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Praktikan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan
2. Praktikan dapat mengetahui karakteristik dan performansi rangkaian

II. DASAR TEOR


Boost konverter merupakan switching step-up yang mengonversi daya dari DC ke DC
dengan nilai tegangan output lebih besar dari tegangan input dengan menggunakan MOSFET
sebagai perangkat switchingnya. Fungsi dari Boost konverter yakni meningkatkan nilai
tegangan menjadi lebih tinggi. Misalnya ketika membutuhkan beban dengan tegangan 15
VDC sedangkan kita hanya mempunyai sumber DC sebesar 12 VDC maka dapat digunakan
boost konverter untuk memenuhi kebutuhan beban tanpa perlu menambahkan sumber DC
lagi. Boost konverter terdiri dari MOSFET sebagai saklar aktif, Diode sebagai saklar pasif,
induktor sebagai penyimpan energi dalam bentuk arus dan kapasitor sebagai filter yang
diharapkan riak pada output dapat diperkecil.

Gambar 2.1 Rangkaian Boost Converter

Prinsip kerja boost konverter dalam menaikkan tegangan yakni mengandalkan


kemampuan induktor untuk menympan energi. Ketika MOSFET menutup atau kondisi ON,
arus akan mengalir melalui induktor dengan polaritas plus disisi kanan dan negatif di sisi
kiri menuju ke MOSFET. Dikarenakan nilai impedansi yang kecil maka semua arus akan
mengalir ke MOSFET dan tidak ada arus yang mengalir ke dioda, kapasitor dan resistor
karena kombinasi komponen tersebut mewakili nilai impedansi yang lebih tinggi. Selama
periode ON, induktor akan menyimpan energi dalam bentuk arus d medan magnet.

Gambar 2.2 Rangkaian Boost Converter Periode ON


Ketika MOSFET dalam keadaan OFF atau terbuka, terjadi penurunan arus secara tiba-
tiba. Karena sifat induktor yang menjaga aliran arus konstan ketika terjadi perubahan arus
maka induktor langsung menanggapi menghasilkan tegangan yang besar dengan polaritas
berlawanan sehingga kini rangkaian seperti memiliki dua sumber tegangan yang terpasang
secara seri yakni Sumber DC dan tegangan induktor dari energi yang tersimpan di medan
magnet. Selanjutnya arus melewati dioda menuju ke kapasitor untuk mengisi muatan dan
beban.

Gambar 2.3 Rangkaian Boost Converter Periode OFF

Kemudian MOSFET dalam keadaan ON, maka jalur arus berubah menuju ke MOSFET
dan pada jalur menuju ke beban menjadi terisolir karena dioda dalam keadaan terbuka.
Dalam kondisi tersebut induktor akan menyimpan energi dalam bentuk arus Sedangkan pada
sisi beban, kapasitor akan membuang muatannya menuju ke beban dengan nilai Vin +VL
yakni sesuai dengan nila muatan saat melakukan pengisian sehingga tegangan output
menjadi tetap stabil.

Gambar 2.4 Rangkaian Boost Converter Periode ON

Secara teoritis Vout DC ditentukan oleh tegangan input (Vin ) dibagi dengan 1 dikurangi
duty cycle (D) oleh karena itu dapat ditentukan menggunakan rumus berikut:
Contoh:
Apabila switching gelombang persegi memiliki periode 20μs, tegangan input 12V dan ON
setengah dari waktu periodik, yaitu 15μs, maka tegangan output menjadi:
12
Vout =
(1−0,75)
12
= = 48 V
(0,25)

Maka tegangan yang di suplai ke beban berkisar 48 V karena belum dikurangi tegangan
forward bias yang mana tegangan bias bergantung pada spesifikasi pada data sheet. Karena
tegangan keluaran bergantung pada siklus kerja dari rangkaian, maka akan menjadi penting
penting untuk dikontrol secara akurat.
III. PERALATAN & KOMPONEN
1. Modul Boost Converter 1 buah
2. Power Supply DC 1 buah
3. AM-meter analog (Arus Output) 1 buah
4. Voltmeter digital (Tegangan Input & Output) 1 buah
5. Osiloskop 1 buah
6. Beban Lampu Pijar 100W; 100V-120V 1 buah
7. Thermometer infrared 1 buah

IV. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 2.5 Rangkaian Boost Converter

Gambar 2.6 Rangkaian Pembangkit PWM


V. GAMBAR EKIVALEN

Gambar 2.7 Rangkaian Ekivalen On State dan Off State Boost Converter

VI. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN


1. Siapkan software simulasi PSIM/Simulink dan Proteus.
2. Buat rangkaian seperti pada gambar rangkaian percobaan pada software simulasi. Atur
posisi saklar Q (pada PWM Generator), dalam posisi OFF. Amati tegangan Vpulse (pada
TP1) pada tampilan gelombang dan atur frekwensi switching=40 kHz, dan atur duty cycle
sesuai tabel. Ambil gambar Vpulse.
3. Atus Atur posisi saklar Q (pada PWM Generator), dalam posisi ON. Amati tegangan
VGS(pada TP2) dengan osiloskop. Ambil gambar VGS.
4. Atur tegangan input (dari power supply dc) secara perlahan-lahan sehingga mencapai 12
Volt sambil mengamati tegangan VDS (pada TP3) dengan osiloskop. Ambil gambar VDS
dan tentukan nilai VDS(on) dan VDS(off).
5. Amati tegangan output dan ripple tegangan output.
6. Kemudian ukur arus input, tegangan output dan arus output.
7. Lakukan langkah 2 sampai dengan 6 untuk nilai duty cycle yang berbeda sesuai dengan
tabel.
8. Bandingkan hasil pengukuran dengan perhitungan teori untuk beberapa data.
9. Tentukan prosentasi perbedaan hasil pengukuran dengan teori

VII. DATA PERCOBAAN


PSIM
Frekuensi switching : 40 kHz
Vin Is(sim) Duty Vo (sim) Vo (cal) Io (sim) Efisiensi % Error
(Volt) (A) Cycle (Volt) (Volt) (A) (% ) Vo
(%)
12 1,22 30 17,14 17,14 0,85 100 0
12 1,66 40 20 20 1 99,6 0
12 2,4 50 24 24 1,19 100 0
12 3,7 60 30 30 1,5 98,6 0

Proteus
Frekuensi switching : 40 kHz
Vin Is(sim) Duty Vo (sim) Vo (cal) Io (sim) Efisiensi % Error
(Volt) (A) Cycle (Volt) (Volt) (Volt) (% ) Vo
(%)
12 1,01 30 16,7 17,14 0,83 87,4 2,5
12 1,31 40 19,1 20 0,95 85,7 4,5
12 1,85 50 22,8 24 1,14 85,4 5
12 2,89 60 27,7 30 1,39 90 7,6
Perbandingan Data Hardware dan Simulasi PSIM dengan menyamakan Nilai Io
Frekuensi switching : 40 kHz
Vin Duty Is (sim) Io (sim) Vo (cal) Vo Vo %
(Volt) Cycle PSIM & PSIM & Volt (sim) (Hardware Error Vo
(%) Hardware Hardware PSIM ) Hardware
(A) (A) (Volt) (Volt) dengan
PSIM
11,96 30 0,48 0,33 17,07 17,07 16,64 2,5
11,85 40 0,57 0,35 19,75 19,75 17,78 9,9
11,85 50 0,72 0,38 23,7 23,68 21,46 9,37
11,85 60 0,95 0,4 29,6 29,58 25,93 12,33

Perbandingan Data Hardware dan Simulasi Proteus dengan menyamakan Nilai Io


Frekuensi switching : 40 kHz
Vin Duty Is (sim) Io (sim) Vo (cal) Vo (sim) Vo %
(Volt) Cycle Proteus & Proteus & Volt Proteus (Hardw Error Vo
(%) Hardware Hardware (Volt) are) Hardware
(A) (A) (Volt) dengan
PSIM
11,96 30 0,48 0,33 17,07 16,7 16,64 0,35
11,85 40 0,57 0,35 19,75 19,5 17,78 8,82
11,85 50 0,72 0,38 23,7 22,2 21,46 3,3
11,85 60 0,95 0,4 29,6 27,7 25,93 6,38

VIII. PERHITUNGAN TEORITIS & NILAI ERROR


Perhitungan Teori Tegangan Output (Vo)
𝑉𝑠
Vo(dc) =
(1−𝐷)

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


12 𝑉 12 𝑉
Vo(dc) = Vo(dc) =
(1−0,3) (1−0,5)
= 17,14 V = 24 V

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


12 𝑉 12 𝑉
Vo(dc) = Vo(dc) =
(1−0,4) (1−0,6)
= 20 V = 30 V

Perhitungan Nilai Error Tegangan Output Simulasi PSIM


Nilai Teori− Nilai Praktik
%Error = 𝑥 100%
Nilai Teori

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


17,14 V− 17,14V 24V− 24 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
17,14 V 24 V
= 0% = 0%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


20 V− 20 V 30 V− 30 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
20 V 30 V
= 0% = 0%
Perhitungan Nilai Error Tegangan Output Simulasi Proteus
Nilai Teori− Nilai Praktik
%Error = 𝑥 100%
Nilai Teori

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


17,14 V− 16,7V 24 V− 22,8 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
17,14 V 24 V
= 2,5% = 5%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


20 V− 19,1 V 30 V− 27,7 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
20 V 30 V
= 4,5% = 7,6%

Perhitungan Nilai Efisiensi Simulasi PSIM


𝑉𝑜 𝑥 𝐼𝑜
%η= 𝑥 100%
Vs x Is

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


17,14 x 0,85 24 x 1,19
%η= 𝑥 100% %η= 𝑥 100
12 x 1,22 12 x 2,4
= 100% = 100%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


20 x 1 30 x 1,5
%η= 𝑥 100% %η= 𝑥 100%
12 x 1,66 12 x 3,7
= 99,6% = 98,6%

Perhitungan Nilai Efisiensi Simulasi Proteus


𝑉𝑜 𝑥 𝐼𝑜
%η= 𝑥 100%
Vs x Is

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


16,7 x 0,83 22,8 x 1,14
%η= 𝑥 100% %η= 𝑥 100%
12 x 1,01 12 x 1,85
= 87,4% = 85,4%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


19,1 x 0,95 27,7 x 1,39
%η= 𝑥 100% %η= 𝑥 100
12 x 1,31 12 x 2,89
= 85,7% = 90%

Perhitungan Nilai Error Data Hardware dibandingkan dengan Simulasi PSIM


Nilai Teori− Nilai Praktik
%Error = 𝑥 100%
Nilai Teori

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


17,07 V− 16,64 V 23,68 V− 21,46 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
17,07 V 23,68 V
= 2,5% = 9,37%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


19,75 V− 17,78 V 29,58 V− 25,93 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
19,75 V 29,58 V
= 9,9% = 12,33%
Perhitungan Nilai Error Data Hardware dibandingkan dengan Simulasi Proteus
Nilai Teori− Nilai Praktik
%Error = 𝑥 100%
Nilai Teori

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


16,7 V− 16,64 V 22,2 V− 21,46 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
16,7 V 22,2 V
= 0,35% = 3,3%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


19,5 V− 17,78 V 27,7 V− 25,93 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
19,5 V 27,7 V
= 8,82% = 6,38%

IX. GAMBAR HASIL SIMULASI


PSIM
Rangkaian A Beban Resistor ( Frekuensi switching : 40 kHz )
 Duty Cycle 30%

 Duty Cycle 40%


 Duty Cycle 50%

 Duty Cycle 60%


Proteus
Rangkaian A Beban Resistor ( Frekuensi switching : 40 kHz )
 Duty Cycle 30%
Vpulse
Volt/Div : 5 V/Div

VGS
Volt/Div : 5 V/Div

VDS
Volt/Div : 5 V/Div

V Sumber
Volt/Div : 5 V/Div

V Output
Volt/Div : 5 V/Div

Time/Div : 5 μs /Div

 Duty Cycle 40%

Vpulse
Volt/Div : 5 V/Div

VGS
Volt/Div : 5 V/Div

VDS
Volt/Div : 5 V/Div

V Sumber
Volt/Div : 5 V/Div

V Output
Volt/Div : 5 V/Div

Time/Div : 5 μs /Div
 Duty Cycle 50%

Vpulse
Volt/Div : 5 V/Div

VGS
Volt/Div : 5 V/Div

VDS
Volt/Div : 5 V/Div

V Sumber
Volt/Div : 10 V/Div

V Output
Volt/Div : 10 V/Div

Time/Div : 5 μs /Div

 Duty Cycle 60%

Vpulse
Volt/Div : 5 V/Div

VGS
Volt/Div : 5 V/Div

VDS
Volt/Div : 10 V/Div

V Sumber
Volt/Div : 5 V/Div

V Output
Volt/Div : 10 V/Div

Time/Div : 5 μs /Div
X. ANALISA DATA
Pada percobaan 2 yang berjudul Boost Converter bertujuan untuk memahami prinsip
dasar boost converter dan dapat menganalisa serta menyimpulkan hasil praktikum yang telah
dilakukan. Pada percobaan ini menggunakan MOSFET sebagai swichting dengan frekuensi
tinggi yang mana memiliki tiga buah kaki yakni Drain, Source dan Gate. Untuk mengontrol
gate MOSFET menggunakan rangkaian PWM IC NE555 dengan diatur frekuensinya sebesar
40 kHz. Pada kaki trigger keluar menuju kaki non inverting LM 393. Keluaran LM 393 diberi
rangkaian totempole atau push pull yang terdiri dari transistor NPN BD139 dan PNP BD140
yang mampu melewatkan arus hingga 1 A. Pada kaki kolektor NPN 139 dipasang resistor
sebesar 100 Ω. Pemasangan rangkaian totempole bertujuan menjaga tegangan keluaran agar
saat kondisi idle mempunyai logic satu. Kaki inverting LM 393 juga tersambung dengan
rangkaian pembangi tegangan yang berfungsi untuk mengatur duty cycle pada gelombang
PWM.
Pada rangkaian beban resistor menggunakan tegangan input sebesar 12 V dengan nilai
frekuensi switching sebesar 40 kHz yang berarti nilai periode nya bernilai 25 us. Beban yang
digunakan yakni resistor yang memiliki nilai resistansi 20 Ω dan duty cycle diatur dari 30%-
60% dengan mengatur potensio yang ada di rangkaian pembagi tegangan. Dari percobaan
dengan PSIM yang dilakukan ketika mengatur duty cycle 30% maka tegangan outputnya
sebesar 17,14 V sedangkan pada proteus tegangan output yang muncul sebesar 16,7 V.
Kemudian jika nilai duty cycle dinaikkan menjadi 40% maka nilai tegangan output yang
keluar sebesar 20 V untuk rangkaian PSIM dan 19,1 V untuk rangkaian proteus dan begitu
seterusnya. Disini terjadi perbedaan nilai Vout antara hasil simulasi Psim dan proteus apabila
ditinjau berdasarkan pada perhitungan teori maka simulasi Psim memiliki nilai yang sama
dengan nilai teori. Hal ini karena pada simulasi proteus menggunakan komponen yang sesuai
dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam untuk membuat rangkaian boost konverter dan
simulasinya menyerupai dengan hasil praktikum hardware berbeda dengan simulasi Psim
yang komponen dan hasil simulasinya yang sudah diatur dalam keadaan ideal yang
merupakan penyebab nilai simulasi psim memiliki nilai yang sama dengan perhitungan teori.
Hal ini terlihat pada nilai persen error Vout simulasi Psim semuanya bernilai 0. Jika data
simulasi proteus dibandingkan dengan data percobaan hardware maka masing-masing
mempunyai nila data yang saling berdekatan satu sama lain. Untuk perhitungan teori dari nilai
Vout yakni:
𝑉𝑠
Vo(dc) =
(1−𝐷)

Dimana Vs adalah nilai tegangan sumber DC, D adalah nilai duty cycle. Dengan hal ini maka
semakin kecl nilai duty cycle maka semakin besar juga nilai tegangan output. Untuk gambar
gelombang yang dihasilkan yakni Vpulse, Vgs, Vds, Vs dan Vo. Pada Vpulse, Vgs, Vds dan
Vo bentuk gelombangnya kotak akan tetapi pada Vds bentuknya berkebalikan dengan bentuk
gelombang Vpulse dan Vgs.

XI. KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa nilai duty cycle mempengaruhi nilai Vout
nya semakin kecil nilai duty cycle maka nilai Voutnya semakin besar begitupun sebaliknya.
Nilai simulasi Psim sama dengan nilai perhitungan teori karena simulasi Psim dalam kondisi
ideal sedangkan pada simulasi proteus nilainya mendekati dengan nilai percobaan hardware
karena simulasi proteus disesuaikan dengan kondisi nyata.
LAMPIRAN
LAPORAN SEMENTARA
PERCOBAAN 2
BOOST CONVERTER
(STEP UP DC-DC CONVERTER)
I. IDENTITAS
Nama Dosen : Ir. Moh. Zaenal Efendi MT.
Nama : Bagus Afif Nasrudin (1310181023)
Ghodah Haifa Putri (1310181028)
Kelas : 3 D4 Elin A
Tanggal Percobaan : 05 Oktober 2020

II. PERALATAN & KOMPONEN


1. Modul Buck Converter 1 buah
2. Power Supply DC 1 buah
3. AM-meter analog (Arus Output) 1 buah
4. Voltmeter digital (Tegangan Input & Output) 1 buah
5. Osiloskop 1 buah
6. Beban Lampu Pijar 100W; 100V-120V 1 buah
7. Thermometer infrared 1 buah

III. RANGKAIAN PERCOBAAN


PSIM
Rangkaian Beban Resistor

Gambar 2.1 Rangkaian PSIM Boost Converter

Proteus
Rangkaian Beban Resistor

Gambar 2.2 Rangkaian Proteus Boost Converter


IV. GAMBAR RANGKAIAN EKIVALEN

Gambar 2.3 Rangkaian Ekivalen On State dan Off State Boost Converter

V. DATA PERCOBAAN
PSIM
Frekuensi switching : 40 kHz
Vin Is(sim) Duty Vo (sim) Vo (cal) Io (sim) Efisiensi % Error
(Volt) (A) Cycle (Volt) (Volt) (A) (% ) Vo
(%)
12 1,22 30 17,14 17,14 0,85 100 0
12 1,66 40 20 20 1 99,6 0
12 2,4 50 24 24 1,19 100 0
12 3,7 60 30 30 1,5 98,6 0

Proteus
Frekuensi switching : 40 kHz
Vin Is(sim) Duty Vo (sim) Vo (cal) Io (sim) Efisiensi % Error
(Volt) (A) Cycle (Volt) (Volt) (Volt) (% ) Vo
(%)
12 1,01 30 16,7 17,14 0,83 87,4 2,5
12 1,31 40 19,1 20 0,95 85,7 4,5
12 1,85 50 22,8 24 1,14 85,4 5
12 2,89 60 27,7 30 1,39 90 7,6

Perbandingan Data Hardware dan Simulasi PSIM dengan menyamakan Nilai Io


Frekuensi switching : 40 kHz
Vin Duty Is (sim) Io (sim) Vo (cal) Vo Vo %
(Volt) Cycle PSIM & PSIM & Volt (sim) (Hardware Error Vo
(%) Hardware Hardware PSIM ) Hardware
(A) (A) (Volt) (Volt) dengan
PSIM
11,96 30 0,48 0,33 17,07 17,07 16,64 2,5
11,85 40 0,57 0,35 19,75 19,75 17,78 9,9
11,85 50 0,72 0,38 23,7 23,68 21,46 9,37
11,85 60 0,95 0,4 29,6 29,58 25,93 12,33
Perbandingan Data Hardware dan Simulasi Proteus dengan menyamakan Nilai Io
Frekuensi switching : 40 kHz
Vin Duty Is (sim) Io (sim) Vo (cal) Vo (sim) Vo %
(Volt) Cycle Proteus & Proteus & Volt Proteus (Hardw Error Vo
(%) Hardware Hardware (Volt) are) Hardware
(A) (A) (Volt) dengan
PSIM
11,96 30 0,48 0,33 17,07 16,7 16,64 0,35
11,85 40 0,57 0,35 19,75 19,5 17,78 8,82
11,85 50 0,72 0,38 23,7 22,2 21,46 3,3
11,85 60 0,95 0,4 29,6 27,7 25,93 6,38

VI. PERHITUNGAN TEORITIS & NILAI ERROR


Perhitungan Teori Tegangan Output (Vo)
𝑉𝑠
Vo(dc) =
(1−𝐷)

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


12 𝑉 12 𝑉
Vo(dc) = Vo(dc) =
(1−0,3) (1−0,5)
= 17,14 V = 24 V

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


12 𝑉 12 𝑉
Vo(dc) = Vo(dc) =
(1−0,4) (1−0,6)
= 20 V = 30 V

Perhitungan Nilai Error Tegangan Output Simulasi PSIM


Nilai Teori− Nilai Praktik
%Error = 𝑥 100%
Nilai Teori

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


17,14 V− 17,14V 24V− 24 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
17,14 V 24 V
= 0% = 0%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


20 V− 20 V 30 V− 30 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
20 V 30 V
= 0% = 0%

Perhitungan Nilai Error Tegangan Output Simulasi Proteus


Nilai Teori− Nilai Praktik
%Error = 𝑥 100%
Nilai Teori

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


17,14 V− 16,7V 24 V− 22,8 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
17,14 V 24 V
= 2,5% = 5%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


20 V− 19,1 V 30 V− 27,7 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
20 V 30 V
= 4,5% = 7,6%
Perhitungan Nilai Efisiensi Simulasi PSIM
𝑉𝑜 𝑥 𝐼𝑜
%η= 𝑥 100%
Vs x Is

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


17,14 x 0,85 24 x 1,19
%η= 𝑥 100% %η= 𝑥 100
12 x 1,22 12 x 2,4
= 100% = 100%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


20 x 1 30 x 1,5
%η= 𝑥 100% %η= 𝑥 100%
12 x 1,66 12 x 3,7
= 99,6% = 98,6%
Perhitungan Nilai Efisiensi Simulasi Proteus
𝑉𝑜 𝑥 𝐼𝑜
%η= 𝑥 100%
Vs x Is

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


16,7 x 0,83 22,8 x 1,14
%η= 𝑥 100% %η= 𝑥 100%
12 x 1,01 12 x 1,85
= 87,4% = 85,4%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


19,1 x 0,95 27,7 x 1,39
%η= 𝑥 100% %η= 𝑥 100
12 x 1,31 12 x 2,89
= 85,7% = 90%

Perhitungan Nilai Error Data Hardware dibandingkan dengan Simulasi PSIM


Nilai Teori− Nilai Praktik
%Error = 𝑥 100%
Nilai Teori

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


17,07 V− 16,64 V 23,68 V− 21,46 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
17,07 V 23,68 V
= 2,5% = 9,37%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


19,75 V− 17,78 V 29,58 V− 25,93 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
19,75 V 29,58 V
= 9,9% = 12,33%

Perhitungan Nilai Error Data Hardware dibandingkan dengan Simulasi Proteus


Nilai Teori− Nilai Praktik
%Error = 𝑥 100%
Nilai Teori

 Duty Cycle 30%  Duty Cycle 50%


16,7 V− 16,64 V 22,2 V− 21,46 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
16,7 V 22,2 V
= 0,35% = 3,3%

 Duty Cycle 40%  Duty Cycle 60%


19,5 V− 17,78 V 27,7 V− 25,93 V
%Error = 𝑥 100% %Error = 𝑥 100%
19,5 V 27,7 V
= 8,82% = 6,38%
VII. GAMBAR HASIL SIMULASI
PSIM
Rangkaian A Beban Resistor ( Frekuensi switching : 40 kHz )
 Duty Cycle 30%

 Duty Cycle 40%

 Duty Cycle 50%


 Duty Cycle 60%

Proteus
Rangkaian A Beban Resistor ( Frekuensi switching : 40 kHz )
 Duty Cycle 30%
Vpulse
Volt/Div : 5 V/Div

VGS
Volt/Div : 5 V/Div

VDS
Volt/Div : 5 V/Div

V Sumber
Volt/Div : 5 V/Div

V Output
Volt/Div : 5 V/Div

Time/Div : 5 μs /Div
 Duty Cycle 40%

Vpulse
Volt/Div : 5 V/Div

VGS
Volt/Div : 5 V/Div

VDS
Volt/Div : 5 V/Div

V Sumber
Volt/Div : 5 V/Div

V Output
Volt/Div : 5 V/Div

Time/Div : 5 μs /Div

 Duty Cycle 50%

Vpulse
Volt/Div : 5 V/Div

VGS
Volt/Div : 5 V/Div

VDS
Volt/Div : 5 V/Div

V Sumber
Volt/Div : 10 V/Div

V Output
Volt/Div : 10 V/Div

Time/Div : 5 μs /Div
 Duty Cycle 60%

Vpulse
Volt/Div : 5 V/Div

VGS
Volt/Div : 5 V/Div

VDS
Volt/Div : 10 V/Div

V Sumber
Volt/Div : 5 V/Div

V Output
Volt/Div : 10 V/Div

Time/Div : 5 μs /Div

VIII. TANDA TANGAN ANGGOTA KELOMPOK

Bagus Afif Nasrudin Ghodah Haifa Putri


(1310181023) (1310181028)

Link Rangkaian Psim Beban Resistor Boost Converter


https://drive.google.com/file/d/1GvNakq5jKGan8eNFZN6VBRaSg_APBkLC/view?usp=sha
ring

Link Rangkaian Proteus Beban Resistor Boost Converter


https://drive.google.com/file/d/1ChvKD4bzgHSStX_-ATjshueFfUHnOwft/view?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai