Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ELEKTRONIKA INDUSTRI

TENTANG

CHOPPER DC KE DC

Oleh:
Syahrul Hadi
Fahmi Azmar
Taufik Atmanda
Angga Rizki Fajrin

POLITEKNIK NEGERI PADANG (PNP)


UNIVERSITAS ANDALAS (UNAND)
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1. Pendahuluan
Chopper DC pada dasarnya merupakan regulator mode pensaklaran yang berfungsi
untuk mengubah tegangan DC yang tidak teregulasi menjadi tegangan keluaran DC yang
teregulasi. Hasil tegangan keluaran chopper dapat lebih besar ataupun lebih kecil dari
tegangan DC sumbernya, hal ini tergantung dari jenis rangkaian mode pensaklaran yang
digunakan.
Pada penelitian ini, akan dibuat sebuah chopper dengan tujuan untuk
memperlihatkan hasil gelombang keluaran dari chopper dengan melakukan pengamatan
melalui osiloskop. Pengerjaan penelitian ini dititik beratkan pada pembuktian gelombang
hasil keluaran dari chopper.
Dengan dibuatnya chopper ini diharapkan dapat membantu terlaksananya praktikum
elektronika daya pada laboratorium konversi energi elektrik, khususnya praktikum
chopper step-up dan chopper step-down.
Hasil dari penelitian ini dapat mengetahui cara kerja chopper dan bentuk gelombang
keluaran yang dihasilkannya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Chopper Step Up Dan Step Down

Terdapat dua macam cara untuk mengolah daya yaitu tipe linear dan tipe
pensaklaran (switching). Dalam penelitan ini akan digunakan cara yang kedua dalam
pengolahan daya yaitu menggunakan konverter DC ke DC tipe pensaklaran.

Gambar 1.Konverter DC ke DC

a. Chopper step down

Gambar 2. Rangkaian chopper step down

Gambar 3. Gelombang tegangan dan arus


Gambar 4. Rangkaian step-down dengan prinsip pembagi tegangan

Dalam hal ini tegangan DC yang divariasikan adalah VR2

Dan hasil gelombang yang dihasilkan pada beban berkebalikan dengan duty cycle
yang diberikan pada transistor.

b. Chopper step up

Gambar 5. Rangkaian Chopper Step Up


Gambar 6. Gelombang arus di induktor pada chopper step up

B. Perancangan Chopper Step Up dan Step Down

Dalam penyelesaian penelitian ini ada beberapa langkah kerja yang dilakukan
untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan, diantaranya :
1. Perancangan perangkat keras
2. Perancangan perangkat lunak
3. Pembuatan alat
4. Pengujian alat

1. Perancangan perangkat keras

Adapun rangkaian yang telah dibuatkan seperti gambar di bawah ini :

a. Rangkaian Chopper Step - Down

Gambar 7. Rangkaian Chopper Step -Down

Pengujian chopper step down dilakukan dengan memvariasikan jenis transistor


yang digunakan sebagai pensaklaran pada chopper yaitu, BJT (BUV48A),
MOSFET (IRFP460) dan IGBT (IRG4BC40W). Rangkaian yang digunakan
adalah rangkaian chopper step down dengan prinsip pembagi tegangan.
b. Rangkaian Chopper Step - UP

Gambar 8. Rangkaian Chopper Step Up

Pengujian chopper step up dilakukan dengan memvariasikan jenis transistor


yang digunakan sebagai pensaklaran pada chopper yaitu, BJT (BUV48A),
MOSFET (IRFP460) dan IGBT (IRG4BC40W).

2. Perancangan perangkat keras

Perancangan perangkat lunak dalam penelitian ini menggunakan software


codevision AVR dengan bahasa pemrograman bahasa C dan menggunakan
mikrokontroller ATMega8535.

Gambar 9. Tampilan AVR Code Vision

3. Pembuatan Alat

Dari gambar rangkaian yang telah dibuatkan alat chopper step-up dan step
down seperti gambar di bawah ini :
Gambar 10. Alat chopper setp up dan step down

a) Transformer step down


b) Power supply circuit
c) Master controller circuit
d) Seven segment circuit
e) Capasitor 150 F
f) Rangkaian BJT
g) Rangkaian MOSFET
h) Rangkaian IGBT
i) Induktor, dioda dan kapasitor
j) Adaptor
k) Tempat Baterai

4. Pengujian Alat
Dalam pengujian alat dilakukan terlebih dahulu dibuat alat pendukung untuk
pengambilan data-data yang diinginkan seperti gambar di bawah ini :
Gambar 11. Tampilan Depan Alat

Gambar 12. Gambar alat pada saat kondisi ON

C. Hasil Pengujian

Dari pengujian yang dilakukan untuk masing - masing komponen yang digunakan
seperti BJT,MOSFET dan IGBT pada chopper step up dan step down maka diperoleh
hasil seperti tabel di bawah ini :

Tabel 1. Tabel data Vout BJT, MOSFET dan IGBT pada chopper step down

80V, 10k
Duty BJT MOSFET IGBT V
Cycle (V) (V) (V) perhitungan
(%) (V)
0 0.1 0 0.6 0

10 0.1 5.7 16.7 6.78

20 0.1 11.7 23.7 13.56

30 12 17.7 30.5 20.34

40 10.9 23.9 37.4 27.12

50 14.8 30.1 44.5 33.9

60 25.2 36.2 51.7 40.68

70 40.5 42.4 58.6 47.46

80 58.2 48.8 65.5 54.24

90 68 55 67.8 61.02

100 68.1 62 68 67.8

Gambar 13. Grafik perbandingan Vout BJT, MOSFET dan IGBT pada chopper step
down

V0 ditentukan dengan perhitungan

Dari data hasil pengujian dapat dilihat hasil pensaklaran yang mendekati perhitungan
adalah hasil pensaklaran dari MOSFET, hal ini disebabkan karena MOSFET
mempunyai waktu pensaklaran yang cepat.
Tabel 2. Tabel data Vout BJT, MOSFET dan IGBT pada chopper step down

20V, 10k
Duty V
BJT MOSFET IGBT
Cycle perhitungan
(V) (V) (V)
(%) (V)
0 19.5 19.8 20.1 20
1 19.5 22 20.1 20.2
2 19.5 23.1 20.1 20.41
3 19.9 23.4 20.1 20.62
4 23.1 23.7 20.1 20.85
5 25.2 24.1 20.1 21.05
6 28.3 24.5 20.2 21.28
7 50.6 25.4 20.3 21.5
8 51.2 25 20.5 21.74
9 52.1 26 20.7 21.98
10 53.7 26.5 20.9 22.22

Gambar 14. Grafik perbandingan Vout BJT, MOSFET dan IGBT pada chopper step
down

Pada data hasil pengujian terlihat nilai tegangan Vo yang dihasilkan IGBT lebih
mendekati nilai perhitungan dibandingkan dengan BJT dan MOSFET.

Berikut ini diberikan bentuk-bentuk gelombang keluaran yang dihasilkan oleh


masing-masing komponen yang digunakan untuk masing-masing chopper step up dan
step down.
Saat tegangan input 80 V dengan beban 10 k dan duty cycle yang di variasikan
dari 0, 10, 20, 30 sampai 100, menghasilkan bentuk gelombang dari chopper step
down sebagai berikut :

Komponen BJT

Komponen IGBT

Duty Cycle = 30 %

Duty Cycle = 30 %

Duty Cycle = 50 %

Duty Cycle = 50 %

Duty Cycle 70%

Duty Cycle = 70%


Duty Cycle = 50 %

Komponen MOSFET

Duty Cycle = 70%

Duty Cycle = 30 %

Saat tegangan input 20 V dengan beban 10 k, induktor 10 mH, kapasitor 150 F dan
duty cycle yang di variasikan dari 0, 1, 2, 3 sampai 10, menghasilkan bentuk gelombang
chopper step up sebagai berikut :

Komponen BJT

Duty Cycle = 1 %

Duty Cycle = 2 %
Komponen IGBT

Duty Cycle = 3 %

Duty Cycle = 1 %

Duty Cycle = 2 %

Duty Cycle = 3 %
Duty Cycle = 2 %

Komponen MOSFET

Duty Cycle = 3 %

Duty Cycle = 1 %
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Dari hasil gelombang keluaran, kerja pensaklaran MOSFET lebih baik dibandingkan
dengan IGBT dan BJT.

2. Dari hasil pengujian BJT, Vout yang dihasilkan oleh BJT tidak seiring dengan
kenaikkan nilai duty cycle yang diberikan.

3. Dari hasil pengujian IGBT, Vout yang dihasilkan IGBT selalu lebih tinggi
dibandingkan nilai V perhitungan.

4. Pada BJT dan IGBT, saat duty cycle diatur 90 % dan 100 %, nilai tegangan pada
beban berupa tegangan DC murni yang nilainya hampir sama.
Daftar Pustaka

Bishop, Owen, 2002, Dasar-Dasar Elektronika, Erlangga, Jakarta

Floyd dan Buchla,1999, Fundamentals of Analog Circuits, Prentice Hall. USA.

Rasid, Muhammad H, 1999, Elektronika Daya jilid 1. PT. Prenhallindo, Jakarta.

Wardhana, Lingga, 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroller Seri ATmega8535. Penerbil Andi.
Yogyakarta.

Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroller AVR Atmega8/32/16/8535 dan Pemrogramannya


dengan Bahasa C pada WinAVR. Informatika. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai