Anda di halaman 1dari 10

Praktik Elektronika Daya

“BUCK CONVERTER”

Nama : Johan Muhammad Iqbal


Kelas : 2 D3 Elektro Industri A
NRP : 2321500004
Dosen : Prof. Novie Ayub Windarko S.T., M.T, Ph.D.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN 2022
PERCOBAAN 8
BUCK CONVERTER

I.1 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


1. Praktikan dapat memahami prinsip dasar Buck Converter.
2. Praktikan dapat memahami operasi switching pada rangkaian.

I.2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Praktikan dapat memahami operasi switching pada rangkaian.
2. Praktikan dapat mengetahui karakteristik dan performasi rangkaian.

II. TEORI DASAR


Praktikum ini berkaitan dengan rangkaian Buck Converter dan rangkaiannya
dapat dilihat pada Gambar 2.1. Operasi converter ini ditentukan pada periode switching
saat on dan off. Disebut sebagai Buck Converter karena tegangan outputnya lebih kecil
daripada tegangan inputnya (step down converter). Untuk mendapatkan tegangan DC
murni, sebuah filter low pass dipasang setelah saklar dari sebuah regulator switching.
Diode menyediakan jalur bagi arus induktor pada saat saklar off (freewheeling diode).
Rangkaian dianalisa dengan mengobservasi tegangan pada induktor dan arus
saklar on dan saat saklar off.            

Gambar 2.1. Rangkaian Buck Converter

Analisa Konverter Buck Ketika saklar ON (tertutup)

Jika saklar tertutup, diode terbias mundur sehingga arus induktor mengalir
menuju beban dan menjadikan tegangan induktor menjadi positif. Rangkaian ekivalen
Buck Converter saat saklar tertutup dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Rangkaian ekivalen Buck Converter saat saklar tertutup

Dari Gambar 2.2. maka tegangan induktor dapat ditentukan sebagai berikut :
Perubahan arus inductor:

Karena perubahan arus adalah kontan positif, maka arus naik secara
linier seperti terlihat pada Gambar 2.3(b).

Gambar 2.3. Bentuk tegangan induktor dan arus induktor

Penyelesaian untuk pada saat saklar tertutup adalah :

Analisa Buck pada saat saklar OFF (terbuka)


Jika saklar terbuka, diode menjadi bias maju (on) yang menyebabkan arus
induktor mengalir ke sisi beban. Rangkaian ekivalen Buck Converter saat saklar terbuka
dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Rangkaian Ekivalen Buck Converter saat saklar terbuka

Dari gambar 2.4 maka tegangan induktor saat saklar terbuka adalah:

Tegangan induktor:
Perubahan arus induktor :

Penyelesaian untuk pada saat saklar terbuka adalah :

Operasi Keadaan Tunak (Steady-State Operation)

Operasi Steady – state jika arus induktor (i L) pada akhir siklus switching sama
dengan awal siklus switching berikutnya. Berarti perubahan arus iL dalam satu periode
sama dengan nol :

VO = VS x D

Buck Converter memproduksi tegangan output yang lebih kecil dibanding tegangan
inputnya.

III. RANGKAIAN PERCOBAAN


Rangkaian percobaan Buck Converter dapat dilihat pada Gambar 2.5 dan
rangkaian pembangkit PWM ditunjukkan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.5. Rangkaian Percobaan Buck Converter


Gambar 2.6. Rangkaian Pembangkit PWM

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Modul Buck Converter 1 buah
2. Power Supply DC 1 buah
3. AM-Meter Analog (arus output) 1 buah
4. Voltmeter Digital 1 buah
5. Osiloskop 1 buah
6. Beban Lampu Pijar 100W; 100V-120V 1 buah
7. Thermometer Infrared 1 buah
8. Kabel secukupnya

V. LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Buat rangkaian seperti pada gambar rangkaian percobaan. Atur posisi saklar Q (pada
PWM Generator), dalam posisi OFF. Amati tegangan Vpulse (pada TP1) dengan
osiloskop dan atur frekuensi switching = 40 kHz, dan atur duty cycle sesuai tabel.
3. Atur posisi saklar Q (pada PWM Generator), dalam posisi ON. Amati tegangan
VGS (pada TP2) dengan osiloskop.
4. Atur tegangan input (dari power supply dc) secara perlahan-lahan sehingga
mencapai 24 Volt sambil mengamati tegangan VDS (pada TP3) dengan osiloskop.
Kemudian ukur arus input, tegangan output, dan arus output.
5. Lakukan langkah 2 sampai dengan 4 untuk nilai duty cycle yang berbeda sesuai
dengan tabel.
6. Bandingkan hasil pengukuran dengan perhitungan teori untuk beberapa data.
7. Tentukan persentasi perbedaan hasil pengukuran dengan teori.
8. Gambar tegangan VS, Vpulse , VGS , VDS , dan VO.

VI. DATA PENGUKURAN


Vs Duty Vo(dc)praktik Vo(dc)teori Io(dc) ƞ Error
Is
(Volt) Cycle (Volt) (Volt) (A) (%) (%)
(A)
(%)
40,4 0,12 30 11,96 12,2 0,3 74 1,9
40,4 0,21 50 19,82 20,2 0,35 81 1,63
40,4 0,27 60 24,48 24,24 0,4 89 0,9
Gambar Gelombang Osiloskop
 Data ke-1  D = 30%
input

VGS

VDS

Vpulse
V0

 Data ke-2  D = 50%


input

VGS

VDS

Vpulse

Vo
 Data ke-3  D = 60%
Input

VGS

VDS

VPulse

Vo
VII. ANALISA PERHITUNGAN
 Perhitungan Vo(dc)teori dengan rumus : Vo(dc)teori = Vs . D
1. Vo(dc)teori = 40,4 . 30% = 12,2 V
2. Vo(dc)teori = 40,4 . 50% = 20,2 V
3. Vo(dc)teori = 40,4 . 60% = 24,24 V
V o (dc) . I o (dc)
 Perhitungan Efisiensi dengan rumus : ƞ = x 100%
Vs .Is
(11,96) .(0,3)
1. ƞ = x 100% = 74%
( 40,4 ) .(0,12)

(19,87).(0,35)
2. ƞ = x 100% = 81%
( 40,4 ) .(0,21)

(24,48).(0,4)
3. ƞ = x 100% = 89%
( 40,4 ) .(0,27)

VIII. ANALISA NON PERHITUNGAN


Percobaan Buck Converter ini dilakukan dengan tujuan memahami prinsip dasar
Buck Converter, operasi switching pada rangkaian, serta mengetahui karakteristik dan
performasi rangkaian. Rangkaian Buck Converter adalah rangkaian yang digunakan
untuk menurunkan teganngan DC (Step Down Converter). Untuk mendapatkan
tegangan DC murni, digunakan sebuah filter low pass yang mana dipasang setelah
saklar dari sebuah regulator switching. Diode menyediakan jalur bagi arus induktor pada
saat saklar off (freewheeling diode).
Dari percobaan ini, diperoleh 5 jenis gelombang osiloskop yaitu gelombang
PWM yang berupa gelombang kotak, gelombang VGS yang berupa gelombang segitiga,
gelombang VDS yang juga berupa gelombang kotak, gelombang input (Vs) yang berupa
garis lurus, dan gelombang output (Vo(dc)) yang juga berupa garis lurus. Gelombang-
gelombang tersebut hanya memiliki bagian positif satu panjang gelombang. Bentuk
gelombang-gelombang itu dapat dipicu pada duty cycle (D) tertentu dan juga dikontrol
melalui pengaturan potesiometer.
Pada percobaan ini, digunakan beban berupa lampu 110 W dengan tegangan
input DC (Vs) diatur konstan sebesar 40.4 V. Frekuensi yang digunakan yaitu 40kHz.
Ketentuan duty cycle-nya yaitu D = 30%, D = 50%, dan D = 60% . Kemudian,
diperoleh arus input (Is) sebesar 0,12 A; 0,21 A; dan 0,27 A. Selain itu, diperoleh
tegangan output DC (Vo(dc)) sebesar 11,96 V; 19,82 V; dan 24,48 V dengan arus output
DC (Io(dc)) sebesar 0,3 A; 0,35 A; dan 0,4 A.
Dari percobaan ini, dapat diamati bahwa semakin besar nilai duty cycle (D)
maka semakin besar nilai Is, Vo(dc), dan Io(dc) yang dihasilkan serta semakin besar
efisiensinya. Untuk nilai Vo(dc) bernilai lebih kecil dari pada Vs sehingga disebut sebagai
Buck Converter (Step Down DC to DC Converter).

IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa :
1. Percobaan Buck Converter disebut sebagai Buck Converter karena tegangan
outputnya lebih kecil dari pada tegangan inputnya (Step Down Converter).
2. Untuk mendapatkan tegangan DC murni, digunakan sebuah filter low pass yang
mana dipasang setelah saklar dari sebuah regulator switching.
3. Percobaan Buck Converter menghasilkan 5 jenis gelombang osiloskop di antaranya
yaitu gelombang PWM yang berupa gelombang kotak, gelombang VGS yang berupa
gelombang segitiga, gelombang VDS yang juga berupa gelombang kotak, gelombang
input (Vs) yang berupa garis lurus, dan gelombang output (Vo(dc)) yang juga berupa
garis lurus.
4. Nilai duty cycle (D) berbanding lurus dengan nilai Is, Vo(dc), dan Io(dc) serta
efisiensinya.
5. Nilai Vo(dc) bernilai lebih kecil dari pada nilai Vs.

Anda mungkin juga menyukai