Anda di halaman 1dari 8

Praktik Elektronika Daya

“PENYEARAH TAK TERKONTROL SATU PHASA GELOMBANG PENUH


(SINGLE PHASE UNCONTROLLED FULL-WAVE RECTIFIER)”

Nama : Rafli Maulana Abdullah


Kelas : 1 LB D3 Elektro Industri
NRP : 2321500037
Dosen : Prof. Novie Ayub Windarko S.T., M.T, Ph.D.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
TAHUN 2022
PERCOBAAN 2

PENYEARAH TAK TERKONTROL SATU PHASA GELOMBANG PENUH


(SINGLE PHASE UNCONTROLLED FULL-WAVE RECTIFIER)

I.1 TUJUAN
1. Praktikan dapat memahami prinsip dasar penyearah tak terkontrol satu phasa setengah
gelombang.
2. Praktikan dapat memahami karakteristik penyearah tak terkontrol satu phasa setengah
gelombang untuk beberapa beban.

I.2 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Praktikan dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil percobaan.
2. Praktikan dapat mengetahui karakteristik dan performasi rangkaian.

II. TEORI DASAR


Rangkaian penyearah satu phasa setengah gelombang dengan beban resistor dapat dilihat
pada Gambar 1. Rangkaian ini berfungsi menghasilkan tegangan output dc dari tegangan input
ac. Dioda digunakan sebagai saklar elektronik yang mengalirkan arus hanya satu arah saja.
Ketika setengah siklus positif dari tegangan sumber, dioda akan on atau forward biased
(bias maju), sehingga arus akan mengalir dan tegangan output pada beban sama dengan tegangan
sumber seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 1. Rangkaian penyearah satu phasa setengah gelombang dengan beban resistor

Untuk setengah siklus negatif dari tegangan sumber, dioda akan off atau reverse biased
(bias mundur), sehingga arus menjadi nol (tidak mengalir) dan tegangan output pada beban sama
dengan nol.
Tegangan output de adalah nilai rata-rata dari tegangan sinus setengah gelombang:
1 π V Vs (max)
Vo (dc) = 2π ∫0 Vm sin(ωt) d(ωt) = πm = π (1)

Dan tegangan output rms adalah :


1 π Vm Vs (max)
Vo (rms) = √2π ∫0 [Vm sin(ωt)]2 d(ωt) = = (2)
π π
Gambar 2. Bentuk gelombang rangkaian penyearah satu phasa setengah gelombang dengan beban
resistor

Pada Gambar 2 terlihat tegangan output penyearah satu phasa setengah gelombang
dengan beban resistor tidak berbentuk de murni atau mengandung ripple yang sangat besar. Untuk
mendapatkan tegangan de murni dipasang sebuah kapasitor sebagai filter yang dirangkai secara
paralel dengan beban resistor seperti terlihat pada Gambar 3.

Ripple tegangan output :


Vm Vs (max)
∆Vo = fRC = (3)
fRC

Dan tegangan output dc adalah :


∆V
∆Vo (dc) = Vm − 2 o (4)

Gambar 3. Rangkaian penyearah satu phasa setengah gelombang dengan beban resistor kapasitor

Dan tegangan output rms adalah:


V0 (rms) = √ Vo (dc) 2 + Vac 2 (5)
Dimana:
∆V
Vac = 2√2o (6)
Dan bentuk tegangan outputnya terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Bentuk gelombang rangkaian penyearah satu phasa setengah gelombang dengan beban
resistor-kapasitor

III. RANGKAIAN PERCOBAAN


Rangkaian percobaan terdiri dari 2 macam, yaitu: A. Rangkaian dengan beban resistor
seperti ditunjukkan pada Gambar 5 dan B, Rangkaian dengan beban resistor dengan flter
kapasitor seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

A. Rangkaian Beban Resistor

Gambar 5. Rangkaian percobaan penyearah satu phasa setengah gelombang dengan beban

B. Rangkaian Beban Resistor dengan filter Kapasitor

Gambar 6. Rangkaian percobaan penyearah satu phasa setengah gelombang dengan beban
resistor-kapasitor

IV. ALAT DAN KOMPONEN


1. Modul Single Phase Uncontrolled Half-Wave Rectifier 1 buah
2. Variac 1 phasa 1 buah
3. Lampu pijar 100 V-120 V; 100 Watt 1 buah
4. Kapasitor 2200µF 1 buah
5. Voltmeter AC/DC (Digital) 1 buah
6. Ammeter DC (Analog) 1 buah
7. Ammeter AC (Digital) 1 buah
8. Harmonics Analyzer Fluke 41B/43B 1 buah
9. Osiloskop 1 buah
10. Kabel secukupnya

V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan komponen yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian A seperti pada Gambar 5, atur variac agar diperoleh tegangan input rms
yang diinginkan (25V; 27V; 29V), kemudian ukur tegangan input rms, arus input rms,
tegangan output dc, arus output dc, tegangan output rms dan arus output rms.
3. Amati bentuk tegangan input dan tegangan output dengan osiloskop. Gambar di kertas
milimeter.
4. Ulangi langkah-langkah percobaan pada rangkaian B seperti pada Gambar.
5. Amati bentuk tegangan output dan bentuk ripple tegangan output dengan cara memindah
tombol selector tampilan ke AC, kemudian turunkan Volt/div untuk mendapatkan gambar
yang mudah diamati. Hitung AVo.
6. Bandingkan hasil pengukuran untuk beberapa data.
7. Tentukan prosentasi perbedaan hasil pengukuran dengan teori
8. Hitung parameter karakteristik rangkaian, buat analisa dan kesimpulan

VI. DATA PENGUKURAN


Vs (rms) Vo(dc)prak Vo(dc)teori Vo(rms)prak Vo(rms)teori
No FF RF
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt) (Volt)
1. 25,09 20,51 22,6 16,25 35,48 1,58 1,22
2. 27,11 22,58 24,41 17,5 38,33 1,55 1,18
3. 29,24 24,44 26,33 18,75 41,35 1,53 1,15

Gambar Gelombang Osiloskop


➢ Data ke-1
Vs (rms)
Vo(dc)prak

➢ Data ke-2
Vs (rms)

Vo(dc)prak

➢ Data ke-3
Vs (rms)
Vo(dc)prak

VII. ANALISA PERHITUNGAN


2Vs(max) 2Vs (rms) x √2
➢ Perhitungan Vo(dc) teori dengan rumus : =
π π
(2) . (25,09) √2
1. Vo(dc) teori = = 22,6 V
3,14
(2) . (27,11) √2
2. Vo(dc) teori = = 24,41 V
3,14
(2) . (29,24) √2
3. Vo(dc) teori = = 26,33 V
3,14

2Vs(max)
➢ Perhitungan Vo(rms) prak dengan rumus : 2
Osciloscope :
Probe = 10
Vmax = jumlah div vertikal x probe x volt/div
2 . 3,25 . 10 . 1
1. Vo(dc) teori = = 32,5 V
2
2 . 3,5 . 10 . 1
2. Vo(dc) teori = = 35 V
2
2 . 3,75 . 10 . 1
3. Vo(dc) teori = = 37,5 V
2

➢ Perhitungan Vo (rms) teori dengan rumus : Vo (rms) teori = Vs (max) = Vs (rms) x √2


1. Vo(rms) teori = 25,09 √2 = 35,48 V
2. Vo(rms) teori = 27,11 √2 = 38,33 V
3. Vo(rms) teori = 29,24 √2 = 41,35 V

Vo(rms)
➢ Perhitungan FF dengan rumus : Vo(dc)
32,5
1. FF = 20,51 = 1,58
35
2. FF = 22,58 = 1,55
37,5
3. FF = 24,44 = 1,53

➢ Perhitungan RF dengan rumus : √FF 2 − 1


1. RF = √1,582 − 1 = 1,22
2. RF = √1,552 − 1 = 1,18
3. RF = √1,532 − 1 = 1,15
VIII. ANALISA NON PERHITUNGAN
Percobaan penyearah tak terkontrol satu phasa gelombang penuh ini dilakukan dengan
tujuan mengetahui prinsip dasar penyearah tak terkontrol satu phasa gelombang penuh dan
memahami karakteristik penyearah tak terkontrol satu phasa untuk beberapa beban. Pada
praktikum ini digunakan diode sebagai penyearah arus AC menjadi arus DC. Bentuk gelombang
pada output hanya memiliki satu polaritas karena sudah disearahkan oleh diode menjadi arus DC.
Output belum dapat menjadi sepenuhnya arus DC murni karena masih memiliki sifat arus AC
yang memiliki 2 phasa pada gelombangnya.
Pada praktikum ini dilakukan percoban rangkaian tanpa menggunakan kapasitor.
Kapasitor sendiri berfungsi sebagai filter positif agar ripple yang terjadi seminimal mungkin
sehingga dapat menghasilkan arus DC murni.

Pada percobaan ini juga digunakan beban berupa lampu 100 W dengan tegangan sumber
AC (Vs(rms)) sebesar 25,09 V; 27,11 V; dan 29,24 V didapatkan Vo DC sebesar 20,51 V untuk Vs
sebesar 25,09 V; Vo DC sebesar 22,58 V untuk Vs sebesar 27,11 V; dan Vo DC sebesar 24,44
untuk Vs sebesar 29,24 V. Untuk nilai Vo(rms)prak didapat dari perhitungan melalui gelombang
yang dihasilkan pada Osiloskop. Dari percobaan tersebut dapat diamati bahwa semakin besar
nilai Vs maka semakin besar nilai Vo(dc) dan Vo(rms) yang terukur. Dapat dilihat pula dari bentuk
gelombangnya terdapat puncak dan garis linear yang menandakan masih memiliki sifat arus AC.
Besar gelombangnya setengah dari gelombang AC atau dapat dikatakan bahwa gelombangnya
masih menyimpan ripple yang sangat besar.

IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Bentuk gelombang output dari gelombang input sinusoidal adalah half wave.
2. Half wave disebabkan karena arus mengalir pada diode saat tegangan AC negatif maka
output akan nol saat reverse bias.
3. Nilai Vo(dc) dan Vo(rms) sebanding dengan bertambahnya nilai Vs (rms) dengan beban
konstan.
4. Tegangan output DC adalah nilai rata – rata dari tegangan sinus setengah gelombang
sesuai dengan rumus :
1 π V Vs (max)
Vo(dc) = 2π ∫0 Vm sin(ωt) d(ωt) = πm = π

Anda mungkin juga menyukai