Gambar 35. Rangkaian pengatur tegangan ac satu phasa dengan beban resistor
Dua buah SCR dirangkai secara anti-pararel karena masing-masing SCR membawa
arus yang berlawanan arah. Prinsip operasinya hampir sama dengan penyearah
terkontrol satu phasa setengah gelombang, tetapi arus beban mengalir positif dan
negatif dalam satu periode. T1 on jika sinyal gate dihubungkan selama periode positif
dan arus mengalir sehingga tegangan beban menjadi positif. Pada periode negatif dan
sinyal gate dihubungkan ke T2, maka S2 akan on yang menyediakan jalur agar arus
mengalir negatif sehingga tegangan beban menjadi negatif. Gambar tegangan output
pengatur tegangan ac satu phasa terlihat pada Gambar 36.
Gambar 36. Bentuk gelombang rangkaian pengatur tegangan ac satu phasa beban
resistor
Dari Gambar 36, maka tegangan outputnya adalah:
√
π
1
∫
2
V O ( rms )=
π α
[ V m sin ( ωt ) ] d ( ωt )
V O (rms)=
Vm 1
√2 π √ [
( π −α )+
sin 2 α
2 ]
V O (rms)=V s (rms) 1− +
π √
α sin 2 α
2π
7.4. RANGKAIAN PERCOBAAN
Rangkaian percobaan pengatur tegangan ac satu phasa (single phasa AC-AC voltage
controller) dapat dilihat pada Gambar 37.
Gambar 37. Rangkaian pengatur tegangan AC satu phasa (single phasa AC-AC
voltage controller)
7.5. ALAT DAN KOMPONEN
1. Modul single phase AC-AC voltage controller 1 buah
2. Lampu pijar 100V-120V; 100 Watt 1 buah
3. Voltmeter AC/DC (Digital) 1 buah
4. Ammeter AC (Digital) 1 buah
5. Harmonics Analyzer Fluke 41B/43B 1 buah
6. Osiloskop 1 buah
7. Kabel secukupnya
7.6. LANGKAH PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan komponen yang dibutuhkan
2. Buat rangkaian seperti pada Gambar 37.
3. Hitung konversi sudut a ke dalam div, kemudian atur potesiometer pengatur
sudut a untuk mendapatkan nilai yang diinginkan.
4. Ukur tegangan input rms, arus input rms, tegangan output rms dan arus
output rms.
5. Amati bentuk tegangan input dan tegangan output dengan osiloskop.
Gambar di kertas milimeter.
6. Bandingkan hasil pengukuran untuk beberapa data.
7. Tentukan prosentasi perbedaan hasil pengukuran dengan teori
8. Hitung parameter karakteristik rangkaian, buat analisa dan kesimpulan.
VI. DATA PENGUKURAN
√ α sin 2 α
Perhitungan Vo(rms)teori dengan rumus : Vo(rms)teori = Vs(rms) 1− +
π 2π
√
1. Vo(rms)teori = 28,93 1−
45 ˚ sin 90 ˚
π
+
2π
= 27,58 V
√
2. Vo(rms)teori = 28,93 1−
60 ˚ sin 120˚
π
+
2π
= 25,94 V
√
3. Vo(rms)teori = 28,93 1−
90 ˚ sin 180 ˚
π
+
2π
= 20,45 V
1. Pada praktikum ini digunakan modul AC to AC voltage control yang telah disusun
sesuai dengan pada gambar rangkaian, sebelum melakukan praktikum dilakukan
kalibrasi terlebih dahulu pada oscilloscope sehingga hasil yang di dapat lebih akurat,
perlu diperhatikan dalam melakukan kalibrasi oscilloscope dilakukan perhitungan
terlebih dahulu terhadap nilai α yang nantinya untuk ditentukan berapa ms peridoe
jeda staratnya sehingga dapat diatur pada oscilloscope, sehingga tiap percobaan yang
nilai α nya berubah maka peridoe start nya juga berubah
2. Dalam percobaan ini nilai α diubah bervariasi sehingga dapat dibandingkan
outputnya, pada variasi sudut α yang naik dapat diamati bahwa tegangan rms dan
tegangan output rms yang terkontrol nya menurun, hal ini diakibatkan karena semakin
naik sudut α maka peridoe dalam satu gelombang semakin sedikit karena hal itu
mengakibatkan gelombang yang terpotong dalam satu periode semakin banyak,
sehingga voltasenya mengecil.
3. Dalam percobaan ini rangkaian SCR dipasang anti parallel karena SCR dilewati arus
berlawanan. Dalam siklus positif SCR T1 ketika diberi sudut α akan ON sehingga
arus mengalir dan tegangan beban menjadi Positif. Ketika siklus negative SCR T2
ketika diberi sudut α akan ON sehingga arus mengalir dan tegangan beban menjadi
negative.
4. Kesalahan pada praktikum kali ini dapat diakibatkan keslahan dalam
pengkonfigurasian oscilloscope terutama saat dilakukan perubahan nilai α yang perlu
mengatur oscilloscope Kembali, hal ini juga dapat diakibatkan kesalahan perhitungan
atau kesalaan penggunaan voltmeter yang lupa merubah skala pembacaanya.
IX. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan ini berdasarkan Analisa data dan nilai data percobaan,
dapat disimpulkan bahwa:
2. Semakin besar sudut penyulutan yang diatur maka power factor rangakaian mengecil
karena tegangan output keluaran mengecil
3. Perbedaan nilai pada teori dan praktek dapat diakibatkan pengkonfigurasian sudut
penyulutan pada oscilloscope yang kurang akurat sehingga mempengaruhi gelombang
tegangan keluaran
TUGAS
√ α sin 2 α
Perhitungan Vo(rms)teori dengan rumus : Vo(rms)teori = Vs(rms) 1− +
π 2π
√
1. Vo(rms)teori = 28,93 1−
45 ˚ sin 90 ˚
π
+
2π
= 27,58 V
√
2. Vo(rms)teori = 28,93 1−
60 ˚ sin 120˚
π
+
2π
= 25,94 V
√
3. Vo(rms)teori = 28,93 1−
90 ˚ sin 180 ˚
π
+
2π
= 20,45 V
V o(rms)
Perhitungan Power Faktor dengan rumus : PF =
V s(rms)
27,58
1. PF = =¿27,58 V
28,93
25,94
2. PF = =¿ 25,94 V
28,93
20,45
3. PF = =¿ 20,45 V
28,93