Anda di halaman 1dari 16

PENGUAT INSTRUMENTASI

Penguat instrumentasi adalah suatu penguat loop tertutup


(closed loop) dengan masukan diferensial dan penguatannya
dapat diatur tanpa mempengaruhi perbandingan penolakan
modus bersama (Common Mode Rejection Ratio). Sebuah
rangkaian penguat instrumentasi ditunjukkan pada Gambar
dibawah ini. Op-amp 1 & 2 adalah Op-amp non-inverting dan
op-amp 3 adalah perbedaan penguat. Ketiga Op-amp ini
bersama-sama membentuk penguat instrumentasi.

1
Penguat instrumentasi digunakan untuk memperkuat sinyal tingkat
sangat rendah, menolak kebisingan dan sinyal gangguan. Contohnya
bisa berupa detak jantung, tekanan darah, suhu, gempa bumi dan
sebagainya. Oleh karena itu, karakteristik penting dari penguat
instrumentasi yang baik adalah sebagai berikut.

• Input ke penguat insttumentasi akan memiliki enetgi sinyal yang sangat


tendah. Oleh katena itu penguat insttumentasi hatus memiliki gain tinggi
dan hatus akutat.
• Gain hatus mudah disesuaikan dengan menggunakan konttol tunggal.
• Penguat Insttumentasi hatus memiliki Impedansi Input Tinggi dan
Impedansi Output Rendah untuk mencegah pemuatan.
• Penguat Insttumentasi hatus memiliki CMRR Tinggi katena output
ttansduset biasanya akan betisi sinyal mode umum sepetti kebisingan
ketika dittansmisikan melalui kabel panjang.
• Penguat Insttumentasi juga hatus memiliki Tingkat Pembakatan Tinggi
untuk menangani waktu kenaikan tajam petistiwa dan membetikan
ayunan tegangan output maksimum yang tidak tetdistotsi.
2
Rangkaian Penguat Instrumentasi
 2 R1  R3 
= 1 +  (V2 − V1 )
V1
+ Vout
 RG  R2 
- R1
R2 R3

RG -
Vout

R2

R1
+
-

R3
+
V2

3
Contoh
Sebuah sensor menghasilkan tegangan keluaran dalam
kisaran 20 sampai dengan 250 mV. Buatlah rangkaian yang
mengkondisikan tegangan tersebut menjadi dalam kisaran 0
sampai dengan 5 V (linier), dan rangkaian tersebut harus
mempunyai impedansi masukan yang tinggi. Pilih R1 = 100
kΩ, R2 = R3 = 1kΩ, Rs = 100ohm dan Vzener = 6,2 volt.
Penyelesaian :
Karena hubungan antara keluaran dan masukan rangkaian
tersebut linier, maka hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan garis lurus :
Vout = mVi + Vo
dengan: m = kemiringan garis, yang menyatakan penguatan
Vo = tegangan ofset keluaran
Untuk nilai keluaran 0 dan 5 volt diperoleh persamaan :
0 = m (0,02) + Vo
5 = m (0,25) + Vo 4
• Dari kedua persamaan ini, kalau diselesaikan
secara serentak maka akan diperoleh nilai m =
21,7 dan Vo = - 0,434 V sehingga persamaannya
menjadi :
Vout = 21,7 (Vin-0,02)
yang merupakan persamaan penguat diferensial.
Karena disyaratkan impedansi masukannya harus
tinggi, maka digunakan penguat instrumentasi.
Misalkan dipilih nilai R2 = R3 = 1kΩ dan R1 = 100
kΩ, sehingga RG dapat diperoleh sebesar:
RG = 9662 Ω

5
Tegangan 0,02 V dapat diperoleh dari rangkaian
pembagi tegangan. Rangkaian yang dimaksudkan
diperlihatkan dalam gambar berikut:

6
Konverter Tegangan ke Arus
Dari gambar tersebut
bila dipenuhi nilai-nilai :
R1(R3+R5) = R2R4
Maka arus beban akan
dapat dinyatakan oleh :
R2
o =− Vin
R1 R3
(PR).

Ponco Siwindarto-TEUB 7
• Nilai maksimum resistansi beban diberikan
oleh :
Vsat 
(R4 + R5 )  − R3 
 om 
Rml = (PR)
R3 + R4 + R5

dengan: Rml = resistansi beban maksimum


Vsat = tegangan saturasi opamp
Im = arus maksimum
8
PANDUAN PERANCANGAN
• Definisikan tujuan pengukuran
– Parameter. Apa jenis variabel yang diukur
(tekanan, suhu, aliran, level, tegangan, arus,
resistansi, dsb)
– Kisaran. Bagaimanakah kisaran pengukurannya
(10 sampai 200 oC, 45 sampai 85 psi, 2 sampai 4
V, dsb)
– Akurasi. Seberapa besarkah akurasi yang
diinginkan (5% FS, 3% dari pembacaan, dsb)
– Linieritas. Haruskah keluaran pengukurannya
linier
– Noise. Bagaimana level dan spektrum frekuensi
noise di lingkungan pengukuran.
9
• Pilih sensor yang digunakan (bila dimungkinkan)
– Parameter. Apa jenis keluaran sensor (resistansi,
tegangan, dsb.)
– Fungsi alih. Bagaimana hubungan antara
keluaran sensor dan variabel yang diukur (linier,
grafik, persamaan, akurasi, dsb.)
– Tanggapan waktu. Bagaimana tanggapan waktu
sensor (konstanta waktu order- pertama, order-
kedua, frekuensi)
– Kisaran. Bagaimana kisaran keluaran parameter
sensor untuk kisaran pengukuran yang diberikan
– Daya. Bagaimana spesifikasi daya sensor
(maksimum disipasi resistif, penarikan arus, dsb).
10
• Rancang Pengkondisi Sinyal Analog (P/S)
– Parameter. Apa jenis keluaran yang diinginkan
(tegangan, arus, frekuensi)
– Kisaran. Bagaimana kisaran parameter
keluaran yang diinginkan (0 sampai 5 volt, 4
sampai 20 mA, 5 sampai 10 kHz, dsb.)
– Impedansi masukan. Berapa impedansi P/S
yang harus diberikan kepada sumber sinyal
masukan
– Impedansi keluaran. Berapa impedansi
keluaran P/S yang harus ditawarkan kepada
rangkaian beban keluaran.
11
• Beberapa catatan yang perlu diperhatikan
– Bila masukannya berupa suatu perubahan
resistansi dan harus digunakan rangkaian
jembatan atau pembagi tegangan, maka
pertimbangkanlah pengaruh ketidaklinieran
tegangan keluaran terhadap resistansi, dan
pengaruh arus yang mengaliri sensor resistif
– Untuk perancangan dengan opamp, pendekatan
perancangan yang paling mudah adalah dengan
membuat persamaan keluaran-masukan. Dari
persamaan ini akan terlihat dengan jelas, jenis
rangkaian yang dapat digunakan. Persamaan ini
menyatakan fungsi alih statik P/S
– Perhatikan selalu kemungkinan pembebanan
sumber tegangan oleh P/S karena dapat
menimbulkan kesalahan.
12
Contoh 2.11
• Sebuah sensor mengeluarkan tegangan
yang berkisar antara –2,4 V sampai -1,1
V. Untuk interface ke ADC, diperlukan
untuk mengubah tegangan tersebut
menjadi dalam kisaran 0 sampai 2,5 V.
Rancanglah sebuah rangkaian
pengkondisi sinyal untuk keperluan
tersebut.

13
Penyelesaian
• Dalam soal ini tidak ada informasi tentang
variabel yang diukur, lingkungan
pengukuran, ataupun sensornya
• Permasalahannya hanyalah
pengkonversian kisaran tegangan
• Impedansi sumbernya juga tidak diketahui,
maka akan lebih baik kalau dianggap
bahwa nilainya tinggi, dan kemudian
dirancang sistem yang berimpedansi
masukan tinggi.
14
• Rangkaian yang diperlukan dapat diperoleh dari
persamaan yang menyatakan hubungan
keluaran-masukan sebagai berikut :
Vout = mVin + Vo
• Dari spesifikasi yang diketahui, maka dapat
diperoleh :
0 = m (-2,4) + Vo
2,5 = m (-1,1) + Vo
• Jika kedua persamaan ini kita selesaikan secara
serentak, maka akan diperoleh m = 1,923 dan
Vo = 4,6152 V, sehingga diperoleh persamaan
fungsi alihnya :
Vout = 1,923 Vin + 4,6152.

15
- 15V

- 4,6152 V

16

Anda mungkin juga menyukai