Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

Karakteristik Dioda

Nama : Nabelatu Takhiya

NIM : 205090300111017

Kelompok :5

Tgl. Praktikum : 7 Mei 2021

Nama Asisten : I’stimaddin Is’ad Athalla Trafiratama

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN

ELEKTRONIKA DASAR I

Karakteristik Dioda

Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________

Pukul : _____________________________________________________

Korektor
Asisten

I’stimaddin Is’ad Athalla Trafiratama


...............................

CO Asisten

Abraham Yonathan Cristian T

Catatan:

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________

Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________

Pukul : ______________________________________________________

Nilai Sementara Nilai Akhir

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pada Karakteristik Dioda ini adalah agar agar
karakteristik dioda zener saat dibias mundur juga dapat dipahami oleh peserta
praktikum Elektronika Dasar I.
1.2 Dasar Teori
Dioda merupakan salah satu komponen dasar dalam rangkaian elektronik.
Dioda pada dasarnya terdiri dari semikonduktor yang memiliki dua karakteristik yaitu
karakteristik tipe P dan karakteristik tipe N. Semikonduktor tipe P dan tipe N
mewakili semikonduktor dalam positif dan negatif. Semikonduktor tipe P memiliki
banyak lubang saat dalam keadaan konfigurasi sedangkan tipe N memiliki banyak
elektron yang berlebih saat konfigurasi yang sama. Apabila kedua karakteristik ini
disatukan dalam sebuah kristal maka hal ini akan membentuk sebuah Dioda. Terminal
positif terhubung dengan sisi terminal negatif dari dioda. (Gurjar et al, 2017).
Cara kerja dioda dapat dibedakan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi
tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (dibias maju), dan diberikan
tegangan negatif (dibias mundur). Pada kondisi tanpa tegangan, dioda akan
membentuk suatu penghalang pada medan listrik yang disebut PN-Junction. Diawali
dengan proses difusi, muatan elektron bergerak dari anoda ke katoda. Pergerakan
elektron-elektron tersebut meninggalkan ion di posisi N dan elektron yang berada
diposisi P akan membentuk listrik statis yang menghalangi pergerakan elektron pada
dioda. Pada kondisi dibias maju, anoda dihubungkan dengan elektroda/terminal positif
yang merupakan sumber listrik serta anoda dihubungkan dengan terminal negatif.
Adanya tegangan pada rangkaian menyebabkan ion-ion yang menghalangi aliran
listrik menjadi tertarik ke kutub-kutub sehingga arus listrik mengalir dalam rangkaian
tertutup. Pada dioda dibias mundur merupakan kebalikan dari dioda dibias maju
sehingga anoda akan dihubungkan pada terminal negatif dan katoda dihubungkan
denga terminal positif. Karena adanya tegangan eksternal menyebabkan ion-ion
bergerak searah dengan medan listrik dan mengakibatkan jumlah ion bertambah
sehingga aliran listrik tidak dapat mengalir melalui dioda dan rangkaiannya bersifat
terbuka. (Ponto, 2019)
Dioda adalah perangkat semikonduktor yang bisa bekerja hanya pada tegangan
maju dan beroperasi sebagai saklar terbuka pada tegangan DC. Tegangan maju disini
mengarah pada anoda pada potensial yang lebih tinggi, dan tegangan mundur
mengarah pada katoda pada tegangan yang lebih rendah. Dioda pada keadaan dibias
maju, daerah PN-Junction menjadi sempit dan membentuk potensi penghalang di
daerah penipisan. Sedangkan dioda pada keadaan dibias mundur, lebar daerah
penipisan menjadi lebih lebar sehingga nilai dibias maju akan lebih tinggi dai nilai
dibias mundur. (Sathiyanarayan et al, 2020)
Dioda dapat dibiaskan maju apabila polaritas tegangan memiliki nilai yang
sama tetapi tegangan potensialnya pada anoda harus lebih tinggi dan pada katoda
harus lebih rendah. Sedangkan dioda dibias mundur terjadi apabila polaritas tegangan
memiliki nilai yang sama tetapi tegangan potensialnya pada anoda harus lebih rendah
dan pada katoda harus lebih tinggi. (Sathiyanarayan et al, 2020)
Seiring perkembangan teknologi dan informasi, dioda dapat diaplikasikan
dalam berbagai macam teknologi yang praktis dan modern. Meskipun hanya
merupakan semikonduktor dengan dua tipe, aplikasi-aplikasi dari dioda merupakan hal
penting dalam dunia modern dan LED adalah salah satunya. LED merupakan dioda
yang terbuat dari material semikonduktor yang memancarkan cahaya melalui
rekombinasi elektron dan ion-ion yang berada di posisi P (disebut sebagai holes)
ketika arus mengalir melalui persimpangan dalam mode dioda dibias maju. LED
terbuat dari bahan Gallium Arsenide (GaAs), Gallium Phosphide (GaP), dan Gallium
Arsenide Phosphide (GaArP) sehingga dapat memancarkan energi dengan presentase
yang besar. Aplikasi lain dari dioda yaitu sinyal pendeteksi, petir, dioda laser, dan
regulasi tegangan. (Odike dan Sigalo, 2018)
Dioda zener merupakan dioda yang dapat menghasilkan tegangn yang tetap
dan umumnya digunakan sebagai penghasil tegangan referensi pada rangkaian
elektronik. Pada dasarnya, dioda zener mengalirkan arus listrik ke arah yang
berlawanan jika tegangan yang diberikan telah melampaui batas Breakdown Voltage
atau Tegangan Tembus Dioda Zenernya. Karakteristik dioda zener hampir sama
dengan karakteristik dioda pada umunya. Dioda biasa hanya menyalurkan arus listrik
ke satu arah saja tetapi dioda zener dapat mengalirkan 2 arah arus yaitu ketika dalam
keadaan dibias maju dan dibias mundur. (Ponto, 2019)
Gambar 1.2.1 Karakteristik dioda zener
BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum Karakteristik Dioda Zener ini,
diantaranya yaitu sebuah sebuah Voltmeter DC, sebuah Amperemeter DC, Variable
power supply, dan Rangkaian uji: power supply 5 V DC dengan komponen-
komponennya yaitu fuse 1A, Dioda zener 6.2 V, Dioda zener 5 V, serta tahanan 100
ohm dan 180 ohm.
2.2 Tata Laksana Percobaan
2.2.1 Dioda D3 Sebagai Regulator

Saklar S5 dihubungkan dan saklar lain diputuskan.


Amperemeter ditempatkan di posisi I1 dengan mode arus DC.


Saklar S3 diputus (tanpa regulasi)


Variable power supply diatur dengan tegangan (yang mendekati) 1 V, 4 V, 7 V,


dan 12 V.

Tegangan VAD, VCD, dan arus I1 dicatat


Saklar S3 disambungkan (regulasi)


Tegangan VAD, VCD, dan arus I2 dicatat.


Tegangan keluaran variable power supply dinaikkan hingga didapatkan kenaikan


1V

Dilakukan pengulangan sampai didapatkan tegangan dioda sekitar 15 V.

2.2.2 Dioda D4 Sebagai Regulator

Saklar S5 dihubungkan dan saklar lain diputuskan.


Amperemeter ditempatkan di posisi I1 dengan mode arus DC.


Saklar S4 diputus (tanpa regulasi)


Variable power supply diatur dengan tegangan (yang mendekati) 1 V, 4 V, 7 V,


dan 12 V.

Tegangan VAD, VCD, dan arus I1 dicatat


Saklar S4 disambungkan (regulasi)


Tegangan VAD, VCD, I1 dan arus I2 dicatat.


Tegangan keluaran variable power supply dinaikkan hingga didapatkan kenaikan


1V

Dilakukan pengulangan sampai didapatkan tegangan dioda sekitar 15 V.

2.3 Gambar Alat dan Rangkaian Percobaan


Gambar 2.3.1 Rangkaian dioda zener pada skalar S3 tanpa regulasi (kiri) dan dengan
regulasi (kanan)

Gambar 2.3.2 Rangkaian dioda zener pada skalar S4 tanpa regulasi (kiri) dan dengan
regulasi (kanan)

Gambar 2.3.3 Rangkaian Uji


Gambar 2.3.4 Multimeter

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan


3.1.1 Saklar S3 sebagai regulator

Diputus Disambung

VAD VCD I1 VAD VCD I1 I2 I1-I2


(V) (V) (mA) (V) (V) (mA) (mA) (V)

1,014 0,626 3,52 1,011 0,662 3,52 3,5 0,02

4,02 2,88 13,954 4,02 2,639 13,96 13,962 -0,002

7,13 4,41 24,754 7,13 4,68 24,76 24,775 -0,006


9

12,13 7,51 42,165 12,1 6,29 53,53 33,42 20,11

3.1.2 Saklar S4 sebagai regulator

Diputus Disambung

VAD VCD I1 VAD VCD I1 I2 I1-I2


(V) (V) (mA) (V) (V) (mA) (mA) (V)

1,004 0,619 3,481 0,993 0,65 3,452 3,442 0,01

4,18 2,586 14,517 4,18 2,741 14,515 14,516 -0,001

7,17 4,44 24,912 7,17 4,7 24,917 24,914 0,003


12,12 7,51 42,15 12,09 5,75 58,36 30,53 27,83

3.2 Pembahasan
3.2.1 Analisa Prosedur
3.2.1.1 Fungsi Alat
Dalam percobaan tentang Karakteristik Dioda Zener ini
digunakan beberapa alat dan bahan, baik alat ukur maupun alat
percobaan antara lain sebuah Voltmeter DC, sebuah Amperemeter DC,
Variable power supply, dan Rangkaian uji: power supply 5 V DC
dengan komponen-komponennya yaitu fuse 1A, Dioda zener 6.2 V,
Dioda zener 5 V, serta tahanan 100 ohm dan 180 ohm. Peralatan yang
digunakan masing-masing memiliki peran dan fungsi yang berbeda-
beda. Sebuah Voltmeter DC berfungsi sebagai alat ukur beda potensial
tegangan searah (DC) antara dua titik pada rangkaian uji. Amperemeter
DC berfungsi sebagai alat ukur arus bolak-balik (DC) antara dua titik
pada rangkaian uji. Variable Power Supply berfungsi sebagai sumber
tegangan yang digunakan dalam percobaan. Lalu Rangkaian Power
Supply terdiri dari beberapa komponen dengan masing-masing
memiliki fungsi yang berbeda yaitu Fuse digunakan untuk pengaman,
yaitu memutus rangkaian saat arus pada rangkaian terlalu besar, Dioda
zener 6.2 V dan Dioda zener 5 V digunakan untuk menyestabilkan
tegangan, serta R100 dan R180 diasumsikan sebagai beban pada rangkaian
power supply.
3.2.1.2 Fungsi Perlakuan
Dari peralatan-peralatan dan software pendukung yang
digunakan pada praktikum Karakteristik Dioda Zener ini, setiap
peralatan memiliki perlakuan yang berbeda-beda. Pertama-tama yang
diperlakukan yaitu saklar di Turn On sehingga rangkaian dapat
menyala. Voltmeter DC dihubungkan ke power supply pada titik A dan
D agar tegangan yang mengalir pada hambatan dapat dihitung
Voltmeter DC dihubungkan ke power supply pada titik pada titik C dan
D agar tegangan yang dilalui arus dioda zener dapat dihitung.
Diaturnya variable power supply agar didapatkan nilai tegangan
masukan yang dihasilkan bernilai semendekati mungkin dengan nilai
yang telah ditentukan (1 V, 4 V, 7 V, 12 V). Lalu terminal voltmeter
dipindahkan dari titik A-D ke titik C-D agar voltmeter ditunjukkan
sebagai tegangan VCD atau tegangan dioda. Perbedaan perlakuan antara
reglasi dan tanpa regulasi dari S3 dan S4 yang digunakan sebagai
regulator adalah terletak pada saklar yang digunakan. Perbedaan ini
dilakukan untuk ditentukannya karakteristik dioda zener.
3.2.2 Analisa Hasil
Setelah dilakukannya praktikum Karakteristik Dioda Zener ini,
didapatkan data-data hasil percobaan berupa tegangan pada titik A dan D,
tegangan pada titik C dan D, dan arus yang mengalir pada rangkaian baik
ketika S3 dengan atau tanpa regulasi maupun ketika S4 dengan atau tanpa
diregulasi. Untuk arah arus yang digunakan dalam percobaan ini adalah searah
dan dibias mundur. Berdasarkan dari data-data hasil percobaan tersebut dapat
diketahui hubungan perubahan tegangan dan kuat arus listrik yaitu semakin
besar tegangan dioda maka semakin besar pula arus yang mengalir pada dioda
tersebut. Ketika tegangan yang digunakan sebesar 1,014 volt, arus yang
mengalir naik drastis hingga tiga kali lebih besar. Pada tegangan di titik C-D
dan A-D, baik dalam keadan terputus atau tersambung maupun pada skalar S3
atau S4, didapatkan bahwa nilai VAD yang semakin mendekati nilai tegangan
yang ditentukan, maka nilai tegangan VCD menjadi semakin kecil yaitu hampir
setengahnya. Hal ini menunjukkan terjadinya tegangan dadal (break down
voltage = peak inverse voltage).
Pada percobaan saklar S3 digunakan sebagai regulator, tegangan VAD
hampir tidak memiliki perbedaan nilai tegangan antara dalam kondisi diputus
dengan kondisi disambungkan saklar yang digunakan dimana ketika dalam
kondisi terputus, besarnya tegangan VAD tercapai 1,014 V sedangkan ketika
dalam kondisi tersambung saklar S3 besarnya tegangan VAD yaitu 1,011 V serta
pada besar tegangan lain yang digunakan hasilnya sama antara dalam kondisi
terputus maupun tersambung. Hal ini dikarenakan dioda zener berfungsi
sebagai penyestabil tegangan ketika diberikan tegangan sumber yang lebih
besar dari kemampuan tegangan dioda zener tersebut dan saat diberikan
tegangan sumber yang lebih kecil maka tegangan outputnya akan sama dengan
tegangan inputnya. Ketika saklar S3 dan S4 dalam kondisi tersambung saklar
yang berisi arus yang melalui dioda zene pada tegangan input 12 V, tegangan
dioda akan bergerak berlawanan (berbalik arah) karena tegangan yang
digunakan atau diberikan (dalam hal ini sebesar 12 V) melampaui batas
breakdown voltage nya sehingga diperoleh arus dioda yaitu 20,11 mA pada
saklar S3 dan 27,83 mA pada saklar S4. Dengan demikian nilai tegangan VAD
ketika dalam kondisi tersambung saklar yang digunakan sebagai regulator,
nilai tegangan inputnya akan cenderung konstan dan setelah melampaui batas
breakdown voltage nya maka akan berbalik arah atau berlawanan arah
sehingga dioda zener dapat mengalirkan ke dalam dua arah yang berbeda.
Pada dasarnya, prinsip kerja dioda zener menyalurkan arus listrik ke
arah yang berlawanan ketika tegangan yang diberikan telah melampaui batas
“breakdown voltage atau tegangan tembus dioda zenernya.
Aplikasi dioda zener yang paling dasar yaitu dapat ditemukan pada
voltage regulator atau stabilizer tegangan. Stabilizer tegangan berfungsi
mereferensikan tegangan yang tetap dan melindungi alat-alat (terutama alat
elektronik) dari kerusakan akibat kenaikan tegangan. Prinsip kerja pada
stabilizer yaitu dengan menggunakan dioda zener pada daerah breakdown
dengan cara memberikan tegangan sumber yang lebih besar dari tegangan
dioda zener.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya praktikum Karakteristik Dioda Zener, kesimpulan yang
didapat pada percobaan kali ini, yaitu dioda zener merupakan dioda yang dapat
menghasilkan tegangan yang tetap dan umumnya digunakan sebagai penghasil
tegangan referensi pada rangkaian elektronik. Prinsip kerja dioda zener yaitu
menyalurkan arus listrik ke arah yang berlawanan ketika tegangan yang diberikan
telah melampaui batas “breakdown voltage atau tegangan tembus dioda zenernya.
Karakteristik dioda zener dan dioda biasa sangat berbeda. Karakteristik dioda zener
yaitu dapat mengalirkan 2 arah arus yaitu ketika dalam keadaan dibias maju dan dibias
mundur. Sedangkan karakteristik dioda biasa saat dibias maju yaitu karakteristik
menyearahkan arus listrik yang mengalir hanya pada satu arah saja dan karakteristik
dioda saat dibias mundur yaitu karakteristik yang menahan arus listrik dari arah balik
atau berlawanan.
4.2 Saran
Saran saya untuk praktikum selanjutnya diharapkan tidak ada kendala pada
software Remlab sehingga praktikum-praktikum Elektronika Dasar dapat berjalan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Gurjar, Jitendra S., et al. 2017. Theory & Application of Zener Diode in Electrical &
Electronics Circuits. International Journal of Research. Volume 04(14).

Odike, Odike Chidiebere and F. B. Sigalo. 2018. The Mechanism of Thermal Stability of an
Electronic Devise (Diode). Journal of Scientific and Engineering Research. 5(5):131-
138.

Ponto, Hantje. 2019. Dasar Teknik Listrik. Deepublish. Yogyakarta.

Sathiyanarayanan, M., Paulraj T. D and Murugan Thirumalai. 2020. Electrical


Characteristics of PN Junction Diode (IN4148) With Mono and Bipolarity Voltage at
Anode and Cathode Using Matlab and Experimental Setup. IOSR Journal of electrical
and Electronics Engineering. Volume 15(1): 57-63.

2.4
LAMPIRAN

SITASI

(Gurjar et al. 2017)


(Ponto, 2019)
(Ponto,2019)
(Sathiyaranan et al, 2020)
(Sathiyaranan et al, 2020)
(Odike dan Sigolo, 2018)
POSTTEST

Anda mungkin juga menyukai