Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

KARAKTERISTIK DIODA

Nama : Carnessa Febry Kuswardani

NIM : 215090300111027

Kelompok : 01

Tgl. Praktikum : 14 April 2022

Nama Asisten : Dicky Prasetya Pangestu Aji

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DASAR I
KARAKTERISTIK DIODA

Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________


Pukul : _____________________________________________________

Korektor Asisten

............................... Dicky Prasetya Pangestu Aji

...... CO Asisten

Lutvia Vitra Erlinda

Catatan: ......

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________

Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________


Pukul : ______________________________________________________

Nilai Sementara Nilai Akhir


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN
Praktikum dilaksnakan agar terpenuhinya tujuan praktikum dan didapatkan hasil sesuai
denga tujuannya. Adapun tujuan praktikum pada topik kelima praktikum Elektronika Dasar
dengan judul Karakteristik Dioda yaitu dapat dipahaminya karakteristik diode saat dibias
maju maupun saat dibias mundur. Kemudian dapat dipahaminya karakteristik diode Zener
letika dibias mundur.

1.2 DASAR TEORI


Dioda termasuk dalam salah satu komponen aktif yang digunakan dalam elektronika
dan terbuat dari bahan seikonduktor. Dioda berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari
satu arah dan penghambat arus listrik yang mengalir dari arah sebaliknya. Maka fungsi
utama dari diode yaitu sebagai penyearah arus listrik dalam suatu rangkaian. Pada
umumnya, diode terdiri dari dua kutub yaitu anoda yang memiliki muatan negative (-) dan
katoda yang bermuatan positif (+). Prinsip kerja diode yaitu didasarkan pada teknologi
pertemuan P-N semikonduktor yang dimana arus dapat mengalir dari sisi negative (N) ke
arah sisi positif (P) tetapi untuk arah arus nya hanya dapat ke satu arah dan tidak dapat
berbalik arah (Listiyarini, 2018).
Dioda merupakan komponen semikonduktor yang memiliki sifat netral dalam
kelistrikan. Diode ini memiliki dua sifat yaitu bias maju (forward bias) dan bias mundur
(reserve bias). Apabila baterai dihubungkan ke terminal positif dan negative diode, maka
tegangan yang keluar akan memiliki arah yang berbeda dengan tegangan yang masuk, hal
ini dinamakan dengan bias maju. Sedangkan untuk bias mundur yaitu ketika lubang pada
ujung positif tertarik dan menuju ke terminal negative sehingga elektronnya pun ikut
tertarik. Dalam hal ini, tidak ada arus yang mengalir dan tidak ada arus yang bertemu pada
persimpangan (Giancoli, 2014).

Gambar 1.1 Bias maju dan bias mundur pada dioda (Giancoli, 2014).
Karakteristik diode terdiri dari tegangan dan arus yang mengalir pada diode. Ketika
tegangan maju dan mendekati potensial penghalang, maka arus juga mulai meningkat. Hal
ini berarti tegangan dan arus sebanding. Setelah mencapai potensial penghalang, terjadilah
peningkatan arus secara drastis sehingga harus dibatasi dengan sebuah resistor.tegangan
yang dibias maju dan melintasi diode besarnya akan sama denga besar potensial penghalang
(Floyd, 2014).

Gambar 1.2 Kurva Karakteristik Dioda (Floyd, 2014).


Dioda dalam rangkaian memiliki symbol tanda panah yang menunjukkan arah dari arus
yang melewati diode. Didalam termasuk salah satu hambatan atau resistansi, dimana
resistansi diode rendah apabila terjadi untuk arus satu arah dan memiliki resistansi yang
tinggi terhadap arus untuk arah arus yang berlawanan. Dioda bersifat konduktor
ditunjukkan symbol diode dengan anak panah tersebut memiliki positif yang relative
terhadap sisi yang lain. Untuk itu, dala keadaan ini diode hanya menyearahkan setengah
dari gelombang dikarenakan arus yang masuk hanya setengah dari siklus yang terjadi
(Halliday, 2014).

Gambar 1.3 Simbol-simbol Dioda (Listiyarini, 2018).


Dioda memiliki banyak jenis, diantaranya yaitu diode semikonduktor atau diode
penyearah, diode jembatan, diode Zener, diode LED, dan sebagainya. Dioda Zener yaitu
jenis diode yang digunakan sebagai pengatur tegangan dan perlindungan apabila terjadinya
lonjakan tegangan. Dioda Zener juga dapat mengalami pemecahan apabila daerah
sambungan tipis sehingga electron dapat mengalir dari pita valensi ke daerah positif atau ke
daerah pita konduksi yang berada pada diode (Young, 2012).
Dioda jenis LED (Light Emitting Diode) merupakan diode sambungan dari P-N yang
dapat memancarkan cahaya. Aapabila sambungan P-N diberikan bias maju maka lubang-
lubang yang ada kemudian didorong dari P menuju sambungan sehingga electron juga ikut
terdorong dari daerah N ke daerah sambungan. Akibatnya, katoda dan anoda keduanya
terdotong menuju ke daerah sambungan pada diode. Selanjutnya terjadilah persimpangan
yang menyebabkan electron jatuh ke lubang rekombinasi. Dalam hal ini kemudian electron
memancarkan cahaya ke celah-celah pita dengan menggunakan energi. Energi tersebut
dapat divariasikan dengan celah pita yang berbeda (Young, 2012).

Gambar 1.4 Dioda LED (Young, 2012).


BAB II

METODOLOGI

2.1 PERALATAN PERCOBAAN

Dalam praktikum karakteristik diode peralatan yang digunakan berupa voltmeter Dc,
Amperemeter DC, variable power supply dan rangkaian uji diode dimana masig-masing
dibutuhkan satu buah. Rangkaian uji terdiri dari Fuse 1A, dioda Zener 6,2 V dengan arus 1 A,
dioda Zener 5,6 V dengan 1 A, tahanan 100Ω dengan daya 5Watt, tahanan 180 Ω dengan daya
5Watt yang masing-masing trediri dari satu buah, serta dibutuhkan dua buah dioda IN4007.

2.2 TATA LAKSANA PERCOBAAN

2.2.1 Bias Majur Dioda D1

Saklar S1 dihubungkan sedangkan sakalr yang lain diputus, sehingga didapatkan


rangkaian seperti pada ganbar 2.1. Selanjutnya amperemeter ditempatkan pada posisi I 1 seperti
pada gambar. Kemudian dipilih mode arus DC pada amperetmeter, maka dalam amperemeter
akan ditunjukkan besar nilai arus yang berada di diode. Terminal voltemeter dihubungkan ke
titik A-D (terminal positif ke titik A dan terminal negative ke titik D). Sama dengan
mepermeter, maka dipilih mode tegangan DC. Variable power supply kemudian diatur agar
didapatkan tegangan keluaran 0 V atau keluaran yang sekecil mungkin. Terminal voltmeter
kemudian dipindahkan ke titik C-D (terminal positif ke titik C dan negative ke titik D).
Tegangan diode VCD dan arus diode I1 dicatat. Untuk tegangan VAD dicatat pula dengan cara
posisi terminal voltemeter dipindahkan sementara ke titik A-D. Dan setelah itu dikembalikan
lagi ke titik C-D. Tabel format seperti pada gambar 2.2 digunakan sebagai pencatatan. Setelah
itu tegangan keluaran pada power supply dinaikkan agar didapatkan tegangan 0,05 V pada
tegangan diode, selanjutnya diulangi lagi untuk langkah pencatatan tegangan dan arus diode.
Langkah penaikkan tegangan hingga pencatatan diiulangi berkali-kali hingga didapatkan
tegangan pada diode sekitar 1 V.

Gambar 2.1 Rangkaian Bias Maju Dioda D1


Gambar 2.2 Tabel pencatatan Bias Maju Dioda D1

2.2.2 Bias Mundur Dioda D2

Saklar S2 dihubungkan sedangkan saklar yang lain diputus, sehingga didapatkan gambar
rangain seperti pada gambar 2.3. amperemeter diposisikan pad I 1 seperti pada gambar dan pada
amaperemeter dipilih mode DC. Selanjutnya terminal voltmeter dihubungkan ke titik A-D
(terminal positif ke titik A dan negative ketitik D), a voltmeter dipilih pula mode tegangan DC.
Varible power supply diatur agar didapatkan tegangan keluaran 0 V atau tegangan keluaran
sekecil mungkin. Kemudian terminal voltmeter dipindahkan kr titik C-D (Terminal positif ke
titik C dan negative ke titik D) sehingga pada voltmeter dapat dilihat teganagn VCD atau
tegangan diode. Teganga diode VCD dan arus diode I1 dicatat. Tegangan VAD dicatat juga dengan
cara dipindahkannya posisi terminal voltmeter ke titik A-D sementara. Setelah itu, posisi
terminal dikembalikan lagi ke titik C-D. dan untuk pencatatannya digunakan tabel dengan
format seperti pada gambar 2.4. Kemudian tegangan keluaran pada power supply dinaikkan
agar didapatkan kenaikan 1 V pada tegangan diode dan dilakukan pencatatan pada tegangan
dan arus diode. Tegangan dinaikkan gingga pencatatan dilakukan berulang kali hingga
didapatkan tegangan diode sekitar 15 V.

Gambar 2.3 Rangkaian Mundur Dioda D2

Gambar 2.4 Tabel pencatatan Bias Mundur Dioda D2

2.2.3 Dioda D3 Sebagai Regulator


Saklar S3 akan disambungkan atau diputus untuk dapat ditunjukkan keadaan
digunakannya atau tidak regulasi oleh diode D3. S3 diputus ditunjukkan bahwa keadaan
tegangan VCD tanpa regulasi dan apabila S3 tersambung ditunjukkan bahwa keadaan tegangan
VCD saat digunakan regulasi. Selanjutnya saklar S5 dihubungkan sedangkan saklar yang lain
diputus sehingga didapatan rangkaian seperti pada gambar 2.5. Terminal voltmeter
dihubungkan ke titik A-D (terminal positif ke titik A dan negative ke titik D). Dan kemudian
pada voltmeter dan amperemeter dipilih mode DC. Saklar S3 diputus agar dapat ditunjukkan
keadaan tanpa regulasi. Variable power supply diatur agar didapatkan tegangan keluaran 0 V
atau tegangan keluaran sekecil mungkin. Kemudian untuk tegangan VAD, VCD, arus I1 dan I2
dicatat. Setelah itu tegangan pada variable power supply dinaikkan agar didapatkan kenaikan
sebesar 1 V pada tegangan VAD, dan diulangi untuk langkah dari saklar S3 diputus hingga
tegangan VAD, VCD, arus I1 dan I2 dicatat. Hal tersebut diulangi untuk beberapa kali pengulangan
sampai didapatkan tegangan V AD sebesar 15 V. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tabel
pencatatan seperti pada gambar 2.6.

Gambar 2.5 Rangkaian Dioda D3 sebagai regulator

Gambar 2.6 Tabel Pencatatan Dioda D3 sebagai regulator

2.2.4 Dioda D4 Sebagai Regulator

Percobaan kali ini hamper sama dengan Dioda D3. Saklar S4 akan disambungkan atau
diputus agar dapat ditunjukkan keadaan digunakannya atau tidak regulasi oleh diode D 4.
Putusnya S4 merupakan keadaan tegangan VCD tanpa regulasi sedangkan ketika tersambungnya
S4 merupakan tegangan VCD saat digunakan regulasi. Untuk tahap selanjutnya dilakukan
tahapan seperti pada metode diode D3 sebagai regulator. Dengan gambar rangkaian sebagai
berikut.
Gambar 2.7 Rangkaian Dioda D4 sebagai Regulator

2.3 GAMBAR ALAT DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

1. Amperemeter DC

2. Voltmeter DC

3. Power Supply

4. Rangkaian Uji
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 DATA HASIL PERCOBAAN

Bias Maju Dioda 𝑫𝟏

No. VAD (V) VCD (V) I1 (mA)


1 0,224 0,2316 0,00463
2 0,517 0,490 0,157524
3 0,621 0,554 0,649
4 0,847 0,615 2,331
5 1,096 0,647 4,45
6 2,011 0,700 13,076
7 3,723 0,746 29,671
8 8,10 0,802 72,925
9 10,03 0,819 92,324

Bias Mundur Dioda 𝑫𝟐

No. VAD (V) VCD (V) I1 (mA)


1 1,090 1 0,000001
2 2,1 2 0,000021
3 3,117 3 0,00031
4 4,03 4 0,00045
5 5,18 5 0,00059
6 6,02 6 0,00068
7 7,16 7 0,00082
8 8,11 8 0,00091
9 8,92 9 0,00099
10 10,17 10 0,00114

DIODA 𝑫𝟑 SEBAGAI REGULATOR

N0. 𝑺𝟑 diputus 𝑺𝟑 disambung


VAD VCD I1-I2
I1 (mA) VAD (V) VCD (V) I1 (mA) I2 (µA)
(V) (V) (mA)
1 1 1,015 0,000066 1,007 1,006 0,000072 0,000038 0,000034
2,116 2,113 2,113 -
2 2
0,00019 0,000021 0,00022 0,000199
2,973 2,965 2,967 -
3 3
0,00029 0,000027 0,000042 0,000015
4 4 4,13 0,00031 4,13 4,13 0,00044 0,000048 0,000392
5 5 5,26 0,00056 5,26 5,26 0,00074 0,000042 0,000698
6 6 6,13 0,00066 6,12 6,11 0,118 0,000058 0,117942
7 7 6,98 0,00076 7,18 6,18 9,81 0,00054 9,80946

DIODA 𝑫𝟒 SEBAGAI REGULATOR

𝑺𝟒 diputus 𝑺𝟒 disambung
N0. VAD VCD VAD
I1 (mA) VCD (V) I1 (mA) I2 (mA) I1-I2 (mA)
(V) (V) (V)
1 1 1,015 0,000066 1,078 1,08 0,000096 0,000026 0,00007
2 2 2,116 0,00019 2,005 2,00 0,000198 0,000038 0,00016
3 3 2,973 0,00029 3,053 3,042 0,000358 0,000045 0,000313
4 4 4,13 0,00031 4,13 4,12 0,001356 0,000051 0,001305
5 5 5,26 0,00056 5,16 5,15 0,03294 0,000053 0,032887
6 6 6,13 0,00066 6,14 5,59 5,407 0,000049 5,406951
7 7 6,98 0,00076 6,96 5,64 13,17 0,000055 13,169945

3.2 PERHITUNGAN
3.3 GRAFIK
3.3.1 Bias Maju Dioda D1
Grafik Bias Maju Dioda D1
100
90
80
70
60
50
I1

40
30
20
10
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
VCD

3.3.2 Bias Mundur Dioda D2

Grafik Bias Mundur Dioda D2


0.0012

0.001

0.0008

0.0006
I1

0.0004

0.0002

0
0 2 4 6 8 10 12
-0.0002
VCD

3.3.3 Dioda D3 Sebagai Regulator


3.3.3.1 S3 diputus
Grafik VCD dengan I1 saat S3 diputus
0.0008

0.0007

0.0006

0.0005

0.0004
I1

0.0003

0.0002

0.0001

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
VCD

3.3.3.2 S3 disambung

Garfik VCD dengan I1 saat S3 disambung


12

10

6
I1

0
0 1 2 3 4 5 6 7
-2
VCD

3.3.4 Dioda D4 Sebagai Regulator


3.3.4.1 S4 diputus
Grafik Dioda D4 Sebagai Regulator saat S4 diputus
0.0008

0.0007

0.0006

0.0005

0.0004
I1

0.0003

0.0002

0.0001

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
VCD

3.3.4.2 S4 disambung

Grafik Dioda D4 Sebagai Regulator saat S4 disambung


14

12

10

6
I1

0
0 1 2 3 4 5 6
-2
VCD

3.4 PEMBAHASAN
3.4.1 ANALISA PROSEDUR
3.4.1.1 FUNGSI ALAT
Peralatan yang digunakan dalam praktikum terdapat fungsinya masing-
masing. Untuk alat yang digunakan dalam praktiku karakteristik diode beserta
fungsinya yaitu terdapat satu buh voltmeter DC yang digunakan sebagai alat
ukur tegangan dalam rangkaian yang merupakan rangkaian searah.
Amperemeter DC digunakan sebagai alat ukur arus dalam rangkaian dan juga
yang diukur erupakan arus searah. Variable power supply berfungsi sebagai
penghasil tegangan keluaran yang digunakan dalam praktikum. Rangkaian uji
coba yang dimana sebagai alat praktikum yang akan diuji. Dan beberapa alat
yang berada pada rangkaian uji yaitu terdapat diode sebagai penyearah arus
listrik. Fuse yang berfungsi sebagai pemutus antara variable power supply
dengan rangkaian uji. Tahanan sebagai penghambat arus dan tegangan dalam
suatu rangkaian. Dioda Zener 5,6 V sebagai penahan pada tegangan 5-6 V,
diode Zener 6,2 V digunakan sebagai regulator pada tegangan 6-7 Volt.

3.4.1.2 FUNGSI PERLAKUAN

Pada percobaan kali ini dilakukan beberapa metode. Metode tersebut


diantara lain yaitu dilakukan pada rangkaian uji dengan bias maju diode D1, bias
mundur pada diode D2, Dioda D3 sebagai regulator, dan Dioda D4 sebagai
regulator.

Percobaan pertama dilakukan untuk bias maju diode D1. Langkah


pertama yaitu saklar S1 dihubungkan sedangkan skalr yang lain diputuskan agar
didapatkan rangkaian uji seperti pada gambar 2.1. Kemudian amperemeter
diposisikan pada I1, dan dipiliih pada ode DC agar amperemeter saat ini dapat
ditunjukkan nilai arus yang ada pada diode. Terminal voltmeter dihubungkan ke
titik A-D (dengan terminal positif ke titik A dan negative ke titik D) dan
voltmeter dipilih pada mode DC sehingga pada voltmeter dapat dilihat tegangan
VAD atau tegangan keluaran variable power supply yang digunakan dalam
percobaan. Variablepower supply kemudian diatur agar didapatkan tegangan
keluaran 0 V ata tegangan sekecil mungkin agar tegangan yang didapatkan tidak
terlalu besar. Terminal voltmeter dipindahkan menuju ke titik C-D dengan
terminal posistif ke titik C dan negative ke titik D agar voltmeter dapat
ditunjukkannya tegangan VCD atau tegangan diode yang akan dicarai.
Selanjutnya tgenagan diode VCD dan arus diode I1 dicatat sebagai data hasil
percobaan. VAD juga dicatat dengan cara posisi terminal dipindahkan sementara
ke titik A-D agar didapatkan nilai tegangan keluaran atau VAD. Setelah selesai,
maka terminal dikembalikan ke titik C-D. Untuk pencatatan data hasil percobaan
disesuaikan dengan tabel format agar terlihat rapi dan mudah dibaca. Setelah
dicatat, maka dilakukan percobaan selanjutnya dengan tegangan keluaran
variable power supply dinaikkan sehingga didapatkan kenaikan 0,05 V pada
tegangan diode dan dilakukan pencatatan untuk tegangan VCD dan arus I1
sebagai data hasil percobaan. Langkah tersbut diulangi sebagai data hasil
percobaan jhingga didapatkan tegangan diode sebesar 1 V agar data yang
diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.

Percobaan kedua dilakukan dengan bias mundur pada diode D2.


Sebagaiman pada diode D3, langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan
pembuatan rangkaian uji seperti pada gambar 2.3 yaitu dengan saklar S 2
dihubungkan sedangkan saklar yang lain diputus. Amperemeter kemudian
ditempatkapan pada posisi I1 dan dipilih pada mode DC, hal ini dilakukan agar
arus yang terbaca dalam amperemter hanya arus yang bersifat DC. Sehingga saat
ini pada amperemeter ditunjukkan nilai arus yang ada pada diode. Terminal
voltmeter dihubungkan pada titik A-D dengan terminal positif ke titik A da
negative ke titik D, selanjutnya dipilih pula mode DC pada voltmeter agar
tegangan yang terbaca hanya tegangan searah. Sehingga pada saat ini pada
voltmeter ditunjukkan tegangan V AD atau tegangan keluaran variable power
supply. Selanjutnya variable power supply diatur agar didapatkan tegangan
keluaran sebesar 0 V atau dengan tegangan yang sekecil mungkin sehingga
tegangan pada diode juga tidak terlalu besar. Terminal voltmeter kemudian
dipindahkan ke titik C-D dengan terminal positif ke titik C dan negative ke titik
D sehingga voltmeter dapat ditunjukkannya tegangan VCD atau teganga diode
yang dicari. Tegangan diode yang didapatkan kemudian dicatat dan arus diode
dicatat pula sebagai data hasil percobaan. Tegangan V AD juga dicatat dengan
cara terminal voltmeter dipindahkan pada titik A-D dan dicatat sebagai tegangan
keluaran variable power supply. Untuk pencatatan data hasil percobaan
dilakukan sesuai dengan format agar mudah untuk dibaca dan dilihat.
Selanjtunya untuk variasi data yang lain dilakukan tegangan keluaran dari
variable power supply dinaikkan agar didapatkan kenaikan 1 V pada tegangan
diode atau VCD, selanjutnya diulangi untuk langkah pencatatan data hasil
percobaan. Tegangan dinaikkan hingg pencatatan data hasil eprcobaan diulangi
untuk beberapa kali kenaikan tegangan hingga didapatkan tegangan diode
sebesar 15 V. Hal ini dilakukan agar teganga diode yang dihasilkan tidak terlalu
besar dan sesuai denga yang diinginkan.

Percobaan selanjutnya yaitu pada diode D3 sebagai regulator. Langkah-


langkah yang dilakukan dala perocbaan ini yaitu yang pertama dengan saklar S 3
disambungkan dan diputus agar dpat ditunjukkan keadaan dimana regulasi oleh
diode D3 digunakan atau tidak. Saat S3 diputud maka keadaan tegangan VCD
tanpa regulasi, dan sebaliknya jika saklar S3 tersambung, maka leadaan tegangan
VCD saat digunakan regulasi. Percobaan dimulai dengan saklar S5 dihubungkan
sedangkan saklar yang lain diputus sehingg didapatkan rangkaian seperti pada
gambar 2.5 dan 2.6. terminal voltmeter kemudian dihubungkan ke titik A-D
dengan terminal positif ke titik A dan negative ke titik D. pada voltmeter dipilih
mode tegangan DC agar arus yang terbaca pada voltmeter hanya tegangan DC.
Sehingga pada voltmeter saat ini ditunjukkan nilai tegangan keluaran variable
ppower supply atau tegangan VAD. Pada amperemeter dilakukan pemilihan pada
mode DC pula agar arus yang terbaca hanya arus DC. Saklar S 3 kemudian
diputus agar ditunjukkan bahwa diode berada pada keadaan tanpa regulasi
sehingga rangkaian seperti pada gambar 2.5. Variable power supply kemudian
diatur agar didapatkan tegangan keluaran sebesar 0 V atau tegangan keluaran
sekecil mungkin sehingg tegangan pada diode juga tidak terlalu besar. Tegangan
VAD, VCD, dan arus I1 dicatat, dan untuk pencatatannya digunakan format tabel
yang sesuai agar dipermudah untuk pembacaan data hasil percobaan. Saklar S3
kemudian disambungkan agar ditunjukkan keadaan saat digunakan regulasi
sehingga rangkaian seperti pada gambar 2.6. ulangi untuk langkah pencatatan
dengan dicatatnya tegangan V AD, VCD, dan arus I1. Selanjutnya untuk tegangan
keluaran variable power supply dinaikkan agar didapatkan kenaikan 1 V pada
tegangan VAD dan diulangi lagi untuk langkah mulai dari diputusnya saklar S 3
hingga pencatatan tegangan dan arus. Langkah tersebut kemudian diulangi
untuk berkali-kali sampai didapatkan tegangan VAD sebesar 15 V.

Percobaan selannjutnya dilakukan pada Dioda D4 sebagai regulator.


Langkah-langkah pada percobaan ini sama dengan Dioda D3 sebagai regulator.
Hanya saja pada D4 digunakan saklar S4 yang akan disambung dan diputus untuk
dapat ditunjukkannya keadaan digunakan atau tidaknya regulasi diode D4. Jika
saklar S4 putus maka keadaan tegangan VCD tanpa regulasi, sedangkan jika
saklar S4 tersambung, maka keadan tegangan VCD saat digunakan regulasi.
Untuk rangkaian percobaan sama seperti pada gambar 2.7.

3.4.2 ANALISA HASIL


Grafik Bias Maju Dioda D1
100
90
80
70
60
50
I1

40
30
20
10
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
VCD

Bias maju merupakan keadaan dimana kutub positif baterai dihubungkan dengan
terminal P, sedangkan kutubnegatif dihubungkan dengan terminal N sehingga dapat dihasilkan
tegangan dengan sifat bias maju. Pada bias maju diode D1 dapat diketahui bahwa pada tegangan
0,23 V hingga 0,7 V nilai arus yang dihasilkan masih relative kecil. Sedangkan pada tegangan
diatas 0,7 V arus yang dihasilkan didapatkan kenaikan yang cukup besar. Sehingga pada
kenaikan diatas 0,7 V diode berada pada keadaan dapat mengalirkan arus pada rangkaian
sehingga arus dapat terdeteksi dengan baik oleh amperemeter DC.

Grafik Bias Mundur Dioda D2


0.0012

0.001

0.0008

0.0006
I1

0.0004

0.0002

0
0 2 4 6 8 10 12
-0.0002
VCD
Bias mundur merupakan dimana keadaan sebaliknya dari bias maju, yaitu terminal
negative terhubung dengan sisi P diode, sedangkan terminal negative terhubung dengan sisi N
diode. Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa arus yang dihasilkan oleh tegangan diode semakin
membesar. Pada tegangan 1-2 V nilai arus yang dihasilkan sangat kecil bahkan hamper
mendekati titik nol. Kemudian pada tegangan 2 V mulai terjadi perubahan nilai arus dengan
cukup besar sehingga pada titik 2 V, rangkaian sudah dapat mengalirkan arus dengan cukup
baik. Pada posisi ini pula disebut dengan tegangan breakdown karena arus yang dihasilkan
semakin membesar sehingga mulai dari tegangan 2 V arus dapat mengalir dengan baik.

Grafik VCD dengan I1 saat S3 diputus


0.0008

0.0007

0.0006

0.0005

0.0004
I1

0.0003

0.0002

0.0001

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
VCD

Grafik diatas merupakan grafik pada saat diode D3 sebagai regulator dan saklar S3
diputus. Pada saat itu, arus yang dihasilkan oleh tegangan memiliki kurva naik turun. Pada
tegangan 1-3 V arus yang dihasilkan semakin naik, sedangkan pada saat tegangan 4 V, arus
yang dihasilkan semakin turun. Akan tetapi, pada saat tegangan 5 V, arus yang dihasilkan
kembali naik. Dalam hal ini, pada tegangan titik 4 V merupakan tegangan breakdown diode
sehingga diode hanya dianggap sebagai konduktor biasa, bukan lagi sebagai penyearah dari
tegangan pada rangkaian.
Garfik VCD dengan I1 saat S3 disambung
12

10

6
I1

0
0 1 2 3 4 5 6 7
-2
VCD

Sedangkan ketika diode D3 sebagai regulator dan saklar S3 disambungkan didapatkan


nilai arus dengan kurva yang berbelok dengan punvcaknya dititik 6,11 V. Saat tegangan 1-6,11
V diode Zener belum bekerja dengan maksimal sehingga nilai arus yang dihasilkan juga tetap
sama. Dalam hal ini diode Zener masih berperan sebagai konduktor saja. Sedangkan ketika
mulai pada tegangan 6,11-6,18 V diode Zener sudah bekerja dengan mempertahankan tegangan
pada keadaan tersebut dengan cara mengubah arus dengan cukup banyak.

Grafik Dioda D4 Sebagai Regulator saat S4 diputus


0.0008

0.0007

0.0006

0.0005

0.0004
I1

0.0003

0.0002

0.0001

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
VCD

Grafik diatas menunjukan keadaan diode Zener ketika diode D 4 sebagai regulator dan
saklar S4 diputus. Dalam hal ini diode Zener mulai bekerja dari awal hingga tegangan puncak.
Dioda Zener pada grafik ini menunjukkan bahwa pada tegangan 1-3 V diode dibias maju
sehingga arus yang dihasilkan juga semakin naik. Sedangkan ketika berada pada tegangan 3-4
V diode berusaha untuk mempertahankan keadaan diode sehingga nilai arus yang dihasilkan
pun tetap. Sealnjutnya pada tegangan 3-7 V diode bergerak dengan bias maju dengan kurva
yang cukup tinggi. Pada saat ini diode Zener bekerja dengan baik dan dapat mulai
menghantarkan arus listrik dengan baik.

Grafik Dioda D4 Sebagai Regulator saat S4 disambung


14

12

10

6
I1

0
0 1 2 3 4 5 6
-2
VCD

Grafik diatas menunjukkan kurva dimana dioda D4 sebagai regulator dan saklar S4
disambungkan. Sehingga untuk mulai dari tegangan diode Zener 1-5,15 V diode
mempertahankan keadaan arus dan diode hanya sebagai konduktor biasa dan tidak sebagai
penyearah arus dala rangkaian, maka pada sat ini diode berperan sebagai regulator atau
penghambat. Pada saat tegangan 5,15-5,64 V tegangan hanya berubah sedikit sedangkan arus
yang dihasilkan berubah dengan cukup besar.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setelah dilaksanakannya praktikum maka dapat dipahaminyya tentang karakteristik


diode saat dibias maju maupun dibias mundur. Bias maju yaitu keadaan dimana terminal positif
baterai terhubung dengan sisi P dioda, sedangkan terminal negative baterai terhubung dengan
sisi N dioda. Dapat dipahaminya karakteristik diode Zener saat dibias mundur yaitu pada saat
diode D3 dan D4 digunakan sebagai regulator dan saklar diputus maupun disambungkan. Ketika
saklar disambungkan, maka kurva yang dibentuk berupa kurva dengan kenaikan yang tidak
terlalu tinggi. Sedangkan pada saat disambungkan, kurva yang terbentuk hanya naik ketika pada
sat titik tertentu.

Dioda merupakan komponen elektrmagnetik yang berfungsi sebagai penyearah arus dan
tegangan dalam suatu rangkaian. Sehingga arus dan teganga yang didalam rangkaiannya
terdapat diode, maka arus nya merupakan arus searah atau arus DC.

4.2 SARAN

Dalam pelaksanaan praktikum sudah cukup baik dengan langkah-langkah praktikum


sesuai dengan diktat yang sudah ada. Akan tetapi, untuk selanjutnya praktikum dengan jumlah
data yang sangat banyak dapat menjadikan praktikan bosan sehingga kurang bersemangat dala
praktikum selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Floyd, T. L., Buchla, D. I. 2014. Electronics Fundamentals Circuits, Devices and


Applications. New York: Pearson

Giancoli, D. C. 2014. Physics Prinsiples with Applications. New York: Pearson

Halliday, D., Resnick, R., Walker, J. 2014. Fundamentals of Physics. 10th Edition. New Jersey:
Wiley

Listiriyani, Ratih. 2018. Dasar Listrik dan Elektronika. Yogyakarta: Deepublish

Young, H. D., Freedman, R. A. 2012. Sears and Zemansky University Physics with Modern
Physics. 13th Edition. New York: Pearson
LAMPIRAN
LAMPIRAN DASAR TEORI

(Listiriyani, 2018).

(Giancoli, 2014).
(Halliday, 2014).

(Floyd, 2014).
(Young, 2012).

(Young, 2012).
FOTO RANGKAIAN PERCOBAAN
DHP

POSTTEST

Anda mungkin juga menyukai