A. TUJUAN PRAKTIK
1. Mengukukur tegangan forward dan tegangan reserve.
2. Membandingkan pengukuran tegangan menggunakan multimeter dengan perhitungan menggunakan
rumus.
3. Menggambarkan kurva karakteristik dari diode P-N dan pengalaman menggunakan peralatan
ukur.
C. TEORI DASAR
Dioda sebagai komponen aktif sangat populer dalam rangkaian elektronik karena bentuknya yang
sederhana dan cakupan aplikasinya yang sangat luas. Rangkaian dioda ada beberapa macam antara lain:
penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave
Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan
(Voltage Multiplier) [1]. Dioda terbagi atas beberapa jenis antara lain:
• Dioda germanium;
• Dioda silicon;
• Dioda selenium;
• Dioda Zener;
• Dioda cahaya (LED).
Dioda memiliki fungsi unik yaitu hanya dapat mengalir dalam satu arah. Struktur dioda tidak lain adalah
sambungan semikonduktor tipe P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor tipe P dan sisi lainnya adalah
semikonduktor tipe N. Melalui struktur ini, arus hanya dapat mengalir dari sisi P ke sisi N [1].
Karakteristik dasar dioda dikenal sebagai V-I. Memahami karakteristik ini penting untuk menghindari
kesalahan saat mengaplikasikan diode [1]. Dengan fungsi ini, dapat diketahui kondisi dioda saat
menerima bias maju dan mundur.
(sumber: https://kriyaelektronika.blogspot.com/2019/02/memahami-karakteristik-dioda.html)
1. Zero Bias
Merupakan keadaan dimana dioda tidak dihubungkan dengan sumber tegangansehingga tidak terjadi
perpindahan elektron juga tidak ada pelebaran P-N Junction [2].
2. Forward Bias
Jika kaki katoda dihubungkan ke terminal negatif baterai dan kaki anoda dihubungkan ke terminal
positif, maka dioda dikatakan bias maju. Dioda tegangan balik, terminal negatif baterai menolak
elektron bebas pada semikonduktor tipe-N, ketika energi listrik yang diterapkan melebihi tegangan
penghalang, elektron yang ditolak melewati daerah penipisan dan bergabung dengan lubang tipe-P,
maka ini yang terjadi. terus menerus sampai rangkaian pada gambar merupakan rangkaian tertutup
[2].
Kondisi dioda terhubung dengan polaritas terbalikdi manakaki katodaterhubung ke terminal positif
dan kaki anoda terhubung ke terminal negatif (rangkaian terbuka) maka dioda di bias
mundur/reserve bias [2]. Dioda tidak dapat menghantarkan listrik jika dibalik.
Suatu diode yang diberi tegangan tertentu akan memiliki tegangan diode (V D) dan arus diode (ID)
yang saling berhubungan sehingga membentuk karakteristik dari diode tersebut. Karakteristik diode
umumnya dinyatakan dengan grafik hubungan antara tegangan pada diode (VD) dengan arus yang
melewatinya (ID) sehingga disebut karakteristik tegangan-arus (V-I). Secara teoritis, hubungan
antara tegangan diode dan arus diode dinyatakan oleh suatu persamaan:
ID = Is (e V D / ή VT – 1)
Dimana:
ID = arus diode, positif jika di dalam diode arahnya dari anode ke katode,
IS = arus mundur jenuh (10-8 s.d 10-14 A),
VT = tegangan kesetaraan suhu,
ή = koefisien emisi, antara 1 – 2 dan untuk silicon pada arus normal mendekati 2,
e = bilangan natural = 2,72.
D. LANGKAH KERJA
1. Ambilah salah satu diode P-N germanium atau silicon, dan menghubungkan seperti gambar
rangkaian;
2. Merangkai seperti gambar, dimana V adalah pengatur tegangan DC, sedangkan mA meter untuk
mengukur arus DC;
Gambar. 7 (Rangkaian Dioda dengan Tegangan Forward)
(sumber: Modul Praktikum)
Pembahasan:
Hasil menunjukkan sedikit perbedaan antara pengukuran dengan multimeter dengan perhitungan
menggunakan rumus. Kemungkinan perbedaan terjadi bisa saja sebab kesalahan dalam pembacaan hasil
pada multimeter sebab nilai hambatan yang digunakan terbilang cukup besar, sehingga lebih sulit dibaca.
Faktor lain yaitu sebab kesalahan saat merangkai jalur kabel jamper untuk membuat rangkaian seri,
pararel atau campuran seperti kesalahan peletakan kabel, kurang kuat saat memasang. Kalibrasi juga
sangat berpengaruh dalam hasil, apabila multimeter tidak dikalibrasi dengan benar, maka hasil
menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Perbedaan tersebut terbilang cukup kecil. Ini sebab
multimeter analog kurang akurat dibandingkan multimeter digital. Multimeter analog mengandalkan
pergerakan jarum yang mengarah ke strip-strip kecil yang hanya mewakili nilai-nilai tertentu, sehingga
kurang fleksibel untuk pembacaan secara detail. LED hanya dapat menyala jika rangkaian yang
digunakan forward bias dan akan mati jika menggunakan reverse bias. Berikut ini adalah hasil
perhitungan menggunakan rumus:
= 0,001421A
= 1,421Ma
V = ID . R
= 1,421 . 4,22
= 6V
= 0,001421A
= 1,421mA
V = ID . R
= 1,421 . 422
= 6V
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan:
Perbedaan dalam pengukuran menggunakan multimeter dengan rumus dapat terjadi sebab setiap alat
memiliki nilai toloransi tertentu, sehingga mempengaruhi hasil pengamatan. Pada umumnya
perbedaan tersebut dapat dianulir jika nilai hasil akhir masih berada pada batas tolransi. LED hanya
dapat menyala jika rangkaian yang digunakan forward bias dan akan mati jika menggunakan reverse
bias.
2. Saran:
Selalu hati hati saat memasang kabel jamper agar tidak tersambung dengan rangkaian lain sebab hal
tersebut sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kerusakan alat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wahyu, D. (2014). Laporan Praktikum Dioda. Universitas Negeri Surabaya.
[2] Ramadhani, F. D. (2016). Laporan Praktikum III dan IV Karakteristik Dioda dan Transformator.
Universitas Negeri Malang.
[3] Nugraha P. A, d. (2020). analisis pengaruh intensitas dan pola pencahayaan LED (Light
Emitting Diode) berwarna putih pada pertumuhan tanaman pakchoi (Vol. 3). Brassica rapa L.
[4] Isnaini, V. A. (2015). Karakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda ( LED ) sebagai
Lampu Hemat Energi. Jambi: IAIN Sulthan Thaha Saifuddin.
Lampiran Laporan Sementara