Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

KARAKTERISTIK DIODA

Nama : Kautsar Putra Pratama

NIM : 225090707111018

Kelompok : 06

Tgl. Praktikum : 12 Mei 2023

Nama Asisten : Nicholas Try Reliant

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DASAR I
KARAKTERISTIK DIODA

Tanggal Masuk Laporan : 20 Mei 2023


Pukul : _____________________________________________________

Korektor Asisten

............................... Nicholas Try Reliant


CO Asisten

Elsa Hedya Kusumaningtyas

Catatan:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________

Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________


Pukul : ______________________________________________________

Nilai Sementara Nilai Akhir


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Praktikum Elektronika Dasar I dengan judul percobaan Karakteristik Dioda ini
dilakukan agar, dapat dipahami karakteristik diode saat dibias maju maupun dibias
mundur dan dapat dipahami karkaterisitik diode Zener saat dibias mundur oleh praktikan.

1.2 DASAR TEORI


Dioda terdiri dari dua jenis. Yang pertama ada dioda di bias maju. Dioda jenis ini
dibuat dengan dua terminal pada kedua sisinya yaitu P-N junction semikonduktor dengan
karakteristik mengalirkan arus listrik dalam satu arah. Pada gambar 1.3, menunjukkan
tegangan DC yang terhubung dengan arah bias maju pada sambungan pn, dapat dilihat
terminal negatif dari sumber 𝑉𝐵𝐼𝐴𝑆 terhubung ke daerah semikonduktor jenis N dan
tegangan positif terhubung ke daerah semikonduktor P, maka hole (positif) dan elektron
(negatif) berlawanan pada sumber listrik kemudian potensi pemisah perbedaan listrik
rendah dan juga lapisan deplesi juga mengecil. Akibatnya hole dan elektron
memungkinkan melewati permukaan junction. Arus listrik mengalir bersamaan dengan
pergerakan hole dan elektron (Floyd, et al, 2014).

Gambar 1.3 Konsep dioda di bias maju (Floyd, et al, 2014).

Gambar 1.4 Arus dalam dioda bias maju (Floyd, et al, 2014).
Pada gambar 1.7 merupakan kurva karakteristik dioda. Kuadran kanan atas grafik
mewakili dioda bias maju. Dapat dilihat ada sedikit pada arus maju (𝐼𝐹) untuk tegangan
maju (𝑉𝐹) di bawah potensial penghalang. Ketika (𝑉𝐹) mendekati nilai potensial
penghalang (0,7 V), arus meningkat drastis dan harus dibatasi resistor seri. Tegangan
yang melintasi dioda bias maju tetap kira-kira sama dengan potensial penghalang. Lalu
untuk kuadran kiri bawah grafik mewakili kondisi bias terbalik. Sebagai kebalikannya
tegangan (𝑉𝑅) meningkat ke kiri, arus tetap mendekati nol sampai tegangan tembus
(𝑉𝐵𝑅) atau tegangan breakdown tercapai. Ketika kerusakan terjadi, ada arus balik yang
besar, yang mana jika tidak dibatasi bisa merusak dioda. Biasanya tegangan tembus lebih
besar dari 50 V untuk sebagian besar penyearah dioda

Gambar 1.7 Kurva Karakteristik V-I pada Dioda (Floyd, et al, 2014).
Seperti yang sudah dijeaskan di paragraf sebelumnya bahwa tegangan bias balik tinggi
yang diterapkan pada dioda dapat menghasilkan arus yang tinggi, yang mana dapat
menghasilkan panas yang berlebihan dan menyebabkan dioda rusak. Kerusakan yang
terjadi disebut tegangan breakdown (𝐸𝑍). Lalu hal yang memungkinkan arus mengalir
baik ke arah maju maupun sebaliknya disebut dioda zener. Dioda zener memiliki
tegangan breakdown terbalik yang terdefinisi dengan baik, di mana ketika mulai
menghantarkan arus, dan beroperasi terus menerus dalam mode bias balik tanpa
mengalami kerusakan. Selain itu, penurunan voltase dioda tetap konstan pada berbagai
voltase, fitur yang membuat dioda zener cocok untuk digunakan dalam regulasi voltase

Gambar 1.8 Simbol dioda zener (Gates, 2014).


Suatu komponen semikonduktor yang memiliki fungsi agar arus listrik dapat
dialirkan dalam satu arah disebut dioda. Tidak hanya menyearahkan arus, dioda juga
memiliki beberapa fungsi seperti, pendekteksi agar sinyal frekuensi radio dapat
ditangkap, lalu untuk mengatur arus listrik ON/OFF pada switch, dan agar sirkuit dapat
dilindungi (Setiyo, 2017).

Aplikasi dioda dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, salah satunya yaitu
Alternator rectifier, yang merupakan aplikasi dioda di bidang kelistrikan mobil.
Alternator rectifier menghasilkan tegangan AC dari stator coil. Dengan melewati dioda,
tegangan AC tersebut akan disearahkan ke tegangan DC (Setiyo, 2017).
BAB II
METODOLOGI
2.1 PERALATAN PERCOBAAN
Alat yang digunakan dalam praktikum elektronika dasar I kali ini diantaranya
sebuah voltmeter DC, amperemeter DC, variable power supply, dan rangkaian uji dioda.
Untuk komponen yang digunakan pada rangkaian uji adalah fuse 1A, dioda IN4007,
dioda zener 6.2 V;1A, dioda zener 5.6 V;1A, tahanan 100 𝛺; 5 watt, dan tahanan 180 𝛺; 5
watt.

2.2 TATA LAKSANA PERCOBAAN


2.2.1 Bias Maju Dioda D1
Langkah pertama, saklar 𝑆1 dihubungkan dan saklar lain diputus, sehingga
didapat rangkaian seperti pada gambar 2.5. Lalu ampermeter ditempatkan di posisi
𝐼1 seperti pada gambar 2.5, pada amperemeter mode arus DC dipilih, dan nilai arus
yang dilewati oleh dioda akan ditunjukan pada amperemeter saat ini. Kemudian
terminal voltmeter dihubungkan ke titikk A-D (terminal positif ke titik A, terminal
negatif ke titik D), pada voltmeter mode tegangan DC dipilih, tegangan 𝑉𝐴𝐷 atau
tegangan keluaran variable power supply akan ditunjukan pada voltmeter saat ini.
Variable power supply diatur agar didapat tegangan keluaran 0 V, atau keluaran
yang sekecil mungkin. Terminal voltmeter dipindahkan ke titik C-D (Terminal
positif ke titik C, terminal negatif ke titik D), agar tegangan 𝑉𝐶𝐷 atau tegangan
dioda dapat ditunjukkan oleh voltmeter. Tegangan dioda (𝑉𝐶𝐷) dan arus dioda (𝐼1)
dicatat, tegangan 𝑉𝐴𝐷 juga dicatat dengan dipindahkannya sementara posisi
terminal voltmeter ke titik A-D, setelah itu terminal voltmeter dikembalikan ke titik
C-D, untuk pencatatan digunakannya tabel dengan format seperti pada gambar di
bawah ini. Tegangan keluaran variable power supply dinaikkan agar didapatkan
kenaikan 0,05 V pada tegangan dioda, selanjutnya langkah ke 6 dilakukan. Yang
terakhir langkah ke 7 diulangi berkali-kali sampai didapatkan tegangan dioda
sekitar 1 V.

2.2.2 Bias Mundur Dioda D2

Langkah pertama, saklar 𝑆2 dihubungkan dan saklar lain diputus, sehingga


didapat rangkaian seperti pada gambar 2.6. Lalu ampermeter ditempatkan di posisi
𝐼1 seperti pada gambar 2.6, pada amperemeter mode arus DC dipilih, dan nilai arus
yang dilewati oleh dioda akan ditunjukan pada amperemeter saat ini. Kemudian
terminal voltmeter dihubungkan ke titikk A-D (terminal positif ke titik A, terminal
negatif ke titik D), pada voltmeter mode tegangan DC dipilih, tegangan 𝑉𝐴𝐷 atau
tegangan keluaran variable power supply akan ditunjukan pada voltmeter saat ini.
Variable power supply diatur agar didapat tegangan keluaran 0 V, atau keluaran
yang sekecil mungkin. Terminal voltmeter dipindahkan ke titik C-D (Terminal
positif ke titik C, terminal negatif ke titik D), agar tegangan 𝑉𝐶𝐷 atau tegangan
dioda dapat ditunjukkan oleh voltmeter. Tegangan dioda (𝑉𝐶𝐷) dan arus dioda (𝐼1)
dicatat, tegangan 𝑉𝐴𝐷 juga dicatat dengan dipindahkannya sementara posisi
terminal voltmeter ke titik A-D, setelah itu terminal voltmeter dikembalikan ke titik
C-D, untuk pencatatan digunakannya tabel dengan format seperti pada gambar di
bawah ini. Tegangan keluaran variable power supply dinaikkan agar didapatkan
kenaikan 1 V pada tegangan dioda, selanjutnya langkah ke 6 dilakukan. Yang
terakhir langkah ke 7 diulangi berkali-kali sampai didapatkan tegangan dioda
sekitar 15 V.
2.2.3 Dioda D3 Sebagai Regulator
Pada praktikum ini, saklar 𝑆3 akan disambung atau diputus untuk
ditunjukkannya keadaan yang digunakan atau tidak digunakan regulasi oleh dioda
𝐷3, gambar 2.7 diperhatikan. Diputusnya 𝑆3 ditunjukkannya keadaan tegangan
𝑉𝐶𝐷 tanpa regulasi (gambar 2.7.a) dan tersambungnya 𝑆3 ditunjukkannya keadaan
tegangan 𝑉𝐶𝐷 saat regulasi digunakan (gambar 2.7.b).
Langkah pertama yaitu saklar 𝑆3 dihubungkan dan saklar lain diputus,
sehingga didapat rangkaian seperti pada gambar 2.7. Kemudian terminal voltmeter
dihubungkan ke titikk A-D (terminal positif ke titik A, terminal negatif ke titik D),
pada voltmeter mode tegangan DC dipilih, tegangan keluaran variable power
supply akan ditunjukan pada voltmeter saat ini. Mode DC pada amperemeter
dipilih. Saklar 𝑺𝟑 diputus untuk ditunjukkannya keadaan tanpa regulasi (2.7.a).
Variable power supply diatur agar didapat tegangan keluaran 0 V, atau keluaran
yang sekecil mungkin. Tegangan 𝑉𝐴𝐷,𝑉𝐶𝐷, 𝐼1 dicatat, untuk pencatatan tabel
dengan format seperti pada gambar digunakan. Saklar 𝑺𝟑 disambungkan untuk
ditunjukkannya keadaan dengan digunakannya regulasi (2.7.b). Tegangan
𝑉𝐴𝐷,𝑉𝐶𝐷, 𝐼1, 𝐼2 dicatat. Tegangan keluaran variable power supply dinaikkan agar
didapatkan kenaikan 1 V pada tegangan 𝑉𝐴𝐷, selanjutnya langkah ke 4-8
dilakukan. Yang terakhir langkah ke 9 diulangi berkali-kali sampai didapatkan
tegangan 𝑉𝐴𝐷 sekitar 15 V.
2.2.4 Dioda D4 Sebagai Regulator
Pada praktikum ini, saklar 𝑆4 akan disambung atau diputus untuk
ditunjukkannya keadaan yang digunakan atau tidak digunakan regulasi oleh dioda
𝐷4, gambar 2.8 diperhatikan. Diputusnya 𝑆4 ditunjukkannya keadaan tegangan
𝑉𝐶𝐷 tanpa regulasi (gambar 2.8.a) dan tersambungnya 𝑆4 ditunjukkannya keadaan
tegangan 𝑉𝐶𝐷 saat regulasi digunakan (gambar 2.8.b).
Langkah pertama yaitu saklar 𝑆4 dihubungkan dan saklar lain diputus,
sehingga didapat rangkaian seperti pada gambar 2.8. Kemudian terminal voltmeter
dihubungkan ke titikk A-D (terminal positif ke titik A, terminal negatif ke titik D),
pada voltmeter mode tegangan DC dipilih, tegangan keluaran variable power
supply akan ditunjukan pada voltmeter saat ini. Mode DC pada amperemeter
dipilih. Saklar 𝑺𝟒 diputus untuk ditunjukkannya keadaan tanpa regulasi (2.8.a).
Variable power supply diatur agar didapat tegangan keluaran 0 V, atau keluaran
yang sekecil mungkin. Tegangan 𝑉𝐴𝐷,𝑉𝐶𝐷, 𝐼1 dicatat, untuk pencatatan tabel
dengan format seperti pada gambar digunakan. Saklar 𝑺𝟒 disambungkan untuk
ditunjukkannya keadaan dengan digunakannya regulasi (2.8.b). Tegangan
𝑉𝐴𝐷,𝑉𝐶𝐷, 𝐼1, 𝐼2 dicatat. Tegangan keluaran variable power supply dinaikkan agar
didapatkan kenaikan 1 V pada tegangan 𝑉𝐴𝐷, selanjutnya langkah ke 4-8
dilakukan. Yang terakhir langkah ke 9 diulangi berkali-kali sampai didapatkan
tegangan 𝑉𝐴𝐷 sekitar 15 V.
2.3 GAMBAR ALAT DAN RANGKAIAN PERCOBAAN
2.3.1 Gambar Alat

Gambar 2.1 Voltmeter


Gambar 2.2 Amperemeter

Gambar 2.3 Power Supply

2.3.2 Gambar Rangkaian

Gambar 2.4 Skema Rangkaian Uji Dioda


Gambar 2.5 Bias Maju Dioda 𝐷1

Gambar 2.6 Bias Maju Dioda 𝐷2

(a) (b)

Gambar 2.7 Dioda 𝐷3 Sebagai Regulator (a) Tanpa regulasi, (b) Menggunakan regulasi

(a) (b)

Gambar 2.8 Dioda 𝐷4 Sebagai Regulator (a) Tanpa regulasi, (b) Menggunakan regulasi.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 DATA HASIL PERCOBAAN

3.1.1 Bias Maju Dioda D1


No. V AD V CD I1
1 0,764 V 0,598 V 1,573 mA
2 1,057 V 0,643 V 3,796 mA
3 1,824 V 0,693 V 10,358 mA
4 1,891 V 0,696 V 10,890 mA
5 3,883 V 0,746 V 28,675 mA
6 4,78 V 0,762 V 37,052 mA
7 5,91 V 0,775 V 46,890 mA
8 6,81 V 0,786 V 54,999 mA
9 8,82 V 0,807 V 73,685 mA
10 1,891 V 0,696 V 10,890 mA

3.1.2 Bias Mundur Dioda D2

No. V AD V CD I1
1 1,471 V 1V 0,020 uA
2 2,083 V 2,087 V 0,023 uA
3 3,122 V 3,071 V 0,028 uA
4 4,03 V 4V 0,45 uA
5 5,18 V 5V 0,59 uA
6 6,02 V 6V 0,68 uA
7 7,16 V 7V 0,82 uA
8 8,11 V 8V 0,91 uA
9 8,92 V 9V 0,99 uA
10 10,17 V 10 V 1,14 uA

3.1.3 Dioda D3 Sebagai Regulator

No. S3 diputus S3 disambung


V AD V CD I1 V AD V CD I1 I2 I 1−I 2
3,465 3,501 3,498 0,003
1 1V 0,618 V 1,010 V 0,625 V
mA mA mA mA
6,936 7,682 7,678 0,004
2 2,001 V 1,312 V 2,215 V 1,371 V
mA mA mA mA
10,664 10,968 10,946 0,022
3 3,078 V 1,906 V 3,162 V 1,960 V
mA mA mA mA
13,885 14,112 14,101 0,011
4 4,01 V 2,478 V 4,08 V 2,524 V
mA mA mA mA
17,675 17,860 17,852 0,008
5 5,09 V 3,142 V 5,15 V 3,178 V
mA mA mA mA
20,952 21,306 21,294 0,012
6 6,03 V 3,74 V 6,15 V 3,80 V
mA mA mA mA
24,251 25,521 25,136 0,385
7 7V 4,33 V 7,10 V 4,39 V
mA mA mA mA

3.1.4 Dioda D4 Sebagai Regulator


S3 diputus S3 disambung
No.
V AD V CD I1 V AD V CD I1 I2 I 1−I 2
3,469 3,838 3,835 0,003
1 1,002 V 0,657 V 1,106 V 0,685 V
mA mA mA mA
7,167 7,606 7,593 0,013
2 2,065 V 1,279 V 2,201 V 1,359 V
mA mA mA mA
10,508 10,089 10,807 -0,718
3 3,029 V 1,877 V 3,107 V 1,930 V
mA mA mA mA
14,086 14,066 14,581 -0,515
4 4,05 V 2,511 V 4,22 V 2,602 V
mA mA mA mA
17,585 18,075 18,052 0.023
5 5,06 V 3,128 V 5,23 V 3,221 V
mA mA mA mA
20,960 21,720 21,489 0.231
6 6,01 V 3,73 V 6,16 V 3,88 V
mA mA mA mA
24,136 24,360 24,222 0.138
7 7V 4,33 V 7,09 V 4,36 V
mA mA mA mA

3.2 GRAFIK
3.2.1 Bias Maju Dioda D1
Bias Maju Dioda D1
80
70
60
50
40
I1

30
20
10
0
0 2 4 6 8 10 12
V CD

Grafik 3.1 Bias Maju Dioda D1

3.2.2 Bias Mundur Dioda D2

Bias Mundur Dioda D2


1.2

0.8

0.6
I1

0.4

0.2

0
0 2 4 6 8 10 12
V CD

Grafik 3.2 Bias Mundur Dioda D2

3.2.3 Dioda D3 Sebagai Regulator

Dioda D3 Sebagai Regulator S3 Diputus


30
25
20
15
I1

10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
V CD

Grafik 3.3 Dioda D3 Sebagai Regulator S3 Diputus


Dioda D3 Sebagai Regulator S3 Disambung
30
25
20
15
I1

10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
V CD

Grafik 3.4 Dioda D3 Sebagai Regulator S3 Disambung


3.2.4 Dioda D4 Sebagai Regulator

Dioda D4 Sebagai Regulator S3 Diputus


30
25
20
15
I1

10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
V CD

Dioda D4 Sebagai Regulator S3 Disambung


30

25

20
15
i1

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
V CD

Grafik 3.5 Dioda D4 Sebagai Regulator S3 Diputus


Grafik 3.6 Dioda D4 Sebagai Regulator S3 Disambung
3.3 PEMBAHASAN
3.3.1 Analisa Prosedur
3.3.1.1 Fungsi Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebuah voltmeter DC,
amperemeter DC, variable power supply, dan rangkaian uji dioda. Untuk
komponen yang digunakan pada rangkaian uji adalah fuse 1A, dioda IN4007, dioda
zener 6.2 V;1A, dioda zener 5.6 V;1A, tahanan 100 𝛺; 5 watt, dan tahanan 180 𝛺; 5
watt. Voltmeter DC digunakan agar nilai tegangan pada rangkaian arus searah dapat
ditentukan. Amperemeter DC digunakan agar nilai arus pada rangkaian listrik DC
dapat diketahui. Variable power supply merupakan instrumen elektronik yang
digunakan agar nilai tegangan DC yang konstan dapat dihasilkan. Rangkaian uji
digunakan sebagai tempat komponen-komponen listrik diuji. Komponen yang
digunakan pada rangkaian uji fungsinya juga berbeda-beda. Fuse 1A digunakan
untuk pengaman, yaitu diputusnya rangkaian saat arus pada rangkain terlalu besar.
Dioda IN4007 digunakan agar arus AC dapat disearahkan menjadi arus DC. Dioda
zener pada rangkaian regulator digunakan sebagai penstabil tegangan dan agar
dapat dilakukannya arus balik. Tahanan digunakan sebagai penghambat dan
pengatur aliran listrik pada rangkaian.

3.3.1.2 Fungsi Pelakuan


Bias Maju Dioda 𝑫𝟏
Langkah yang pertama agar dioda dapat dibias maju maka saklar 𝑆1 dihubungkan
dan agar nilai arus dapat ditentukan maka amperemeter DC ditempatkan di posisi
𝐼1. Lalu agar tegangan 𝑉𝐴𝐷 atau tegangan keluaran variabel power supply dapat
diketahui maka caranya dengan dihubungkannya terminal (+) ke titik A dan (–) ke
titik D dengan mode tegangan DC. Sedangkan agar nilai tegangan 𝑉𝐶𝐷 atau
tegangan dioda dapat diketahui caranya terminal (+) dihubungkan ke titik C dan
terminal (–) ke titik D. Untuk nilai 𝐼1,𝑉𝐶𝐷, dan 𝑉𝐴𝐷yang lainnya maka langkah di
atas diulangi sampai 7 kali sampai didapat tegangan dioda sekitar 1 V
Bias Mundur Dioda 𝑫𝟐
Langkah yang pertama agar dioda dapat dibias mundur maka saklar 𝑆2 dihubungkan
dan agar nilai arus dapat ditentukan maka amperemeter DC ditempatkan di posisi 𝐼1.
Lalu agar tegangan 𝑉𝐴𝐷 atau tegangan keluaran variabel power supply dapat diketahui
maka caranya dengan dihubungkannya terminal (+) ke titik A dan (–) ke titik D dengan
mode tegangan DC. Sedangkan agar nilai tegangan 𝑉𝐶𝐷 atau tegangan dioda dapat
diketahui caranya terminal (+) dihubungkan ke titik C dan terminal (–) ke titik D.
Untuk nilai 𝐼1,𝑉𝐶𝐷, dan 𝑉𝐴𝐷yang lainnya maka langkah di atas diulangi sampai 7 kali
sampai didapat tegangan dioda sekitar 15 V
Dioda 𝑫𝟑 Sebagai Regulator
Langkah yang pertama rangkaian diatur dengan cara saklar 𝑆3 dihubungkan dan
saklar lain diputus. Agar didapatkannya tegangan 𝑉𝐴𝐷 maka caranya dengan
dihubungkannya terminal (+) ke titik A dan (–) ke titik D dengan mode tegangan
DC, begitu juga dengan tegangan 𝑉𝐶𝐷 . Lalu mode DC pada amperemeter dipilih
agar 𝐼1 dapat diketahui. Nilai 𝐼1,𝑉𝐴𝐷, dan 𝑉𝐶𝐷 dicatat sebagai data hasil
percobaan. Keadaan tenpa regulasi dapat diatur caranya saklar 𝑆3 diputus.
Sedangkan ketika saklar 𝑆3 disambungkan tujuannya agar rangkaian dalam keadaan
dengan digunakannya regulasi. Lalu agar didapatkan nilai 𝐼1,𝐼2,𝑉𝐴𝐷, dan 𝑉𝐶𝐷
maka caranya sama dengan langkah-langkah ketika keadaan tanpa regulasi.
Langkah-langkah tersebut diulangi sampai didapat tegangan 𝑉𝐴𝐷sekitar 15 V.
Dioda 𝑫𝟒 Sebagai Regulator
Langkah yang pertama rangkaian diatur dengan cara saklar 𝑆4 dihubungkan dan
saklar lain diputus. Agar didapatkannya tegangan 𝑉𝐴𝐷 maka caranya dengan
dihubungkannya terminal (+) ke titik A dan (–) ke titik D dengan mode tegangan
DC, begitu juga dengan tegangan 𝑉𝐶𝐷 . Lalu mode DC pada amperemeter dipilih
agar 𝐼1 dapat diketahui. Nilai 𝐼1,𝑉𝐴𝐷, dan 𝑉𝐶𝐷 dicatat sebagai data hasil
percobaan. Keadaan tenpa regulasi dapat diatur caranya saklar 𝑆4 diputus.
Sedangkan ketika saklar 𝑆4 disambungkan tujuannya agar rangkaian dalam keadaan
dengan digunakannya regulasi. Lalu agar didapatkan nilai 𝐼1,𝐼2,𝑉𝐴𝐷, dan 𝑉𝐶𝐷
maka caranya sama dengan langkah-langkah ketika keadaan tanpa regulasi.
Langkah-langkah tersebut diulangi sampai didapat tegangan 𝑉𝐴𝐷sekitar 15 V.

3.3.2 Analisa Hasil


Setelah dialkukan pengambilan data didapatkan nilai Vcd terbesar dari Dioda D1
adalah 0,807 V dengan Nilai I sebesar 73,685 mA. Lalu nialai Vcd terbesar pada Dioda
D2 adalah 10 V dengan nilai I sebesar 1,14 uA. Selanjutnya pada dioda D3 didapatkan
niali Vcd terbesar yaitu 4.33 saat disambung dan 4,39 saat ddiputus. Terakhir pada Dioda
D4 didapatkan nilai Vcd 4,33 saat diputus dan 4,39 saat disambung.

Lalu pada grafik tidak terlihat karakteristik dari bisa maju dan mundur itu sendiri
dimana pada bisa maju seharusnya menunjukan lonjakan nilai Vcd yang cukup tinggi,
namun pada grafik nilai Vcd terlihat mengalami penurunan yang signifikan. Lalu pada
bias mundur nilai vc seharusnya mendekati 0, namun pada grafik nilai Vcd berada jauh
diatas angka 0.

Fungsi dioda zener pada rangkaian regulator adalah penyearah arus atau penstabil
tegangan yaitu pada saat diberikan tegangan sumber yang lebih besar dari kemampuan
tegangan dioda zener, dan pada saat diberikan tegangan sumber yang lebih kecil maka
tegangan outputnya akan sama atau cenderung stabil dan konstan dengan tegangan dioda.
Dioda zener pada rangkaian regulator ini tetap menggunakan ambang batas yang
diizinkan. Apabila melewati batasnya dioda zener akan menjadi sangat panas dan
mengalami kerusakan atau ketika tegangan yang digunakan melampui batas breakdown
voltage nya maka dioda akan bergerak berlawanan (berbalik arah).

Karakteristik bias maju dan bias mundur dioda menunjukkan perilaku yang
berbeda saat dioda diterapkan pada tegangan yang sesuai. Dalam bias maju, dioda
berperan sebagai konduktor dengan tegangan jenuh maju yang khas. Arus mengalir
dengan mudah melalui dioda saat tegangan melebihi ambang tegangan jenuh maju.
Namun, jika tegangan dioda lebih rendah dari ambang tersebut, arus hampir tidak ada. Di
sisi lain, dalam bias mundur, dioda bertindak sebagai isolator, hanya mengizinkan aliran
arus yang sangat kecil.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukannya praktikum dapat disimpulkan bahwa ketika dioda dibias maju
maka arus listrik akan mengalir, sedangkan ketika dioda dibias mundur, maka dioda tidak
mengalirkan arus, hanya arus yang sangat kecil. Lalu dapat juga disimpulkan bahwa dioda
zener berguna pada rangkaian bias mundur yang berfungsi agar arus listrik menjadi stabil.
Dioda zener akan menyambungkan atau mengalirkan arus listrik yang berlawanan arah,
apabila tegangan listrik lebih besar dari batas tegangan tembus atau zener (breakdown
voltage) yang sesuai dengan ukuran dioda zener.

4.2 SARAN

Saran untuk Praktikum Elektronika Dasar 1 dengan materi Karakteristik Dioda.


Walaupun dilaksanakan secara daring mungkin untuk pelaksanaan pengambilan data bisa
dilakukan langsung oleh praktikan kedepannya, setidaknya satu data per sub-bab agar
praktikan tahu bagaimana data tersebut didapatkan dan tidak bingung saat akan membuat
Analisa Hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Floyd, Thomas L., & David L. Buchla. 2014. Electronics Fundamentals Circuits, Devices,
and Applications (8th ed.). London, UK: Pearson Education.

Gates, Earl. 2014. Introduction to Basic Electricity and Electronics Technology. Clifton Park,
USA: Cengage Learning.

Setiyo, Muji. 2017. Listrik dan ELektronika Dasar Otomotif. Magelang: UNIMMA PRESS.
LAMPIRAN
LAMPIRAN DASAR TEORI

(Floyd, et al, 2014).


(Floyd, et al, 2014).

(Floyd, et al, 2014).


(Gates, 2014).
(Setiyo, 2017).

(Setiyo, 2017).

FOTO RANGKAIAN PERCOBAAN


DHP

POSTTEST
1. Jelaskan tentang dioda dan dioda zener!
2. Jelaskan bias maju dan bias mundur!
JAWABAN:
1. - Dioda:
Dioda adalah sebuah komponen elektronik yang memiliki dua terminal dan berfungsi sebagai
penghantar arus listrik hanya dalam satu arah. Dioda terdiri dari semikonduktor yang biasanya
terbuat dari bahan seperti silikon atau germanium. Di antara dua terminal dioda, terdapat
lapisan semikonduktor yang disebut PN junction. Dalam keadaan biasa, dioda akan
mengizinkan aliran arus listrik hanya dari terminal positif (anoda) ke terminal negatif (katoda)
dan mencegah arus sebaliknya.
- Dioda Zener:
Dioda Zener adalah jenis khusus dari dioda yang dirancang untuk bekerja pada tegangan
terbalik sepanjang waktu. Dioda ini menggunakan efek Zener, yaitu ketika tegangan terbalik
dioda mencapai tegangan Zener yang ditentukan, dioda akan mempertahankan tegangan
tersebut secara konstan meskipun arus yang mengalir melalui dioda meningkat secara
signifikan.
2. -Bias maju (Forward bias):
Bias maju terjadi ketika tegangan positif diterapkan pada dioda. Dalam kondisi ini, terminal
positif sumber tegangan dihubungkan ke terminal anoda dioda, sedangkan terminal negatif
dihubungkan ke terminal katoda dioda. Dalam bias maju, PN junction dioda akan mengalami
penerobosan.
-Bias mundur (Reverse bias):
Bias mundur terjadi ketika tegangan negatif diterapkan pada dioda. Dalam kondisi ini,
terminal positif sumber tegangan dihubungkan ke terminal katoda dioda, sedangkan terminal
negatif dihubungkan ke terminal anoda dioda. Dalam bias mundur, PN junction dioda akan
menjadi lebih lebar.

Anda mungkin juga menyukai