Anda di halaman 1dari 7

INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH

Sebuah kumparan digantung di dalam medan


magnet sebuah magnet perma-nen berbentuk
sepatu kuda. Kumparan digantung sedemikian
sehingga dapat berputar bebas di dalam
medan magnet. Bila arus mengalir di dalam
kumparan , torsi elektromagnet yang
dibangkitkan akan menyebabkan perputaran
kumparan tersebut. Torsi ini diimbangi oleh
torsi mekanis pegas pengatur yang diikat pada
Konstruksi dari gerakan PMMC magnet luar.
kumparan. Kesetimbangan torsi-torsi dan juga
posisi sudut kumparan putar, dinyatakan oleh
Gerakan dasar kumparan putar magnet permanen
jarum penunjuk terhadap referensi tertentu
(permanent magnet moving coil, PMMC) sering
yang disebut skala.
disebut gerak d’Arsonval.
Persamaan untuk pengembangan torsi yang diturunkan dari hukum dasar elektromagnetik adalah:

T = B.A.I.N
Di mana T = torsi [N.m], B = kerapatan fluksi [Wb/m2], A = luas efektif kumparan [m2],
I = arus di dalam kumparan putar [A], N = jumlah lilitan kumparan.
Persamaan di atas menunjukkan bahwa torsi yang dibangkitkan berbanding langsung dengan kerapatan
fluksi medan di dalam mana kumpuran berputar, arus dalam kumparan dan konstanta-konstanta
kumparan (luas dan jumlah lilitan). Karena kerapatan fluksi dan luas kumparan merupakan parameter-
parameter yang tetap bagi sebuah instrumen maka torsi yang dibangkitkan merupakan indikasi langsung
dari arus di dalam kumparan. Torsi ini menyebabkan defleksi (penyimpangan) jarum ke keadaan mantap
(steady-state) di mana ini diimbangi oleh torsi pegas pengontrol.
A. AMPERMETER ARUS SEARAH (DC AMMETERS)
Gerakan dasar dari sebuah amperemeter arus searah adalah galvanometer PMMC. Karena
gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan ringan, dia hanya dapat mengalirkan
arus yang kecil. Bila yang akan diukur adalah arus besar, sebagian besar dari arus tersebut perlu
dialirkan ke sebuah tahanan yang disebut shunt.

Rangkaian dasar amperemeter dc

Karena tahanan shunt parallel terhadap alat ukur, penurunan tegangan pada tahanan shunt dan alat
ukur harus sama dan dituliskan:

Dengan demikian untuk setiap nilai arus skala penuh, besarnya tahanan shunt yang diperlukan dapat
ditentukan.
Contoh: Sebuah alat ukur 1 mA dengan tahanan dalam 100 Ω akan diubah menjadi 0 – 100 mA.
Tentukan nilai tahanan shunt yang diperlukan.
Penyelesaian:

Batas ukur sebuah ampermeter dc masih dapat diperbesar dengan menggunakan sejumlah tahanan
shunt yang dipilih melalui saklar rangkuman (range switch). Alat ukur seperti ini disebut ampermeter
rangkuman ganda (multirange ammeter).
Gambar di bawah ini [Gambar (a)], memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang dihubungkan paralel
terhadap alat ukur agar menghasilkan empat batas ukur (rangkuman) yang berbeda. Saklar S adalah
sebuah saklar posisi ganda dari jenis menyambung sebelum memutuskan (make before break), sehingga
alat pencatat tidak akan rusak.
Shunt universal atau shunt Ayrton (Gambar b) mencegah kemungkinan pemakaian alat ukur tanpa
tahanan shunt. Keuntungan yang diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit lebih besar. Shunt
Ayrton ini memberikan kemungkinan yang sangat baik untuk menerapkan teori dasar rangkaian listrik
dalam sebuah rangkaian praktis.

(a) (b)
Diagram skema ampermeter rangkuman ganda Shunt universal atau Ayrton
sederhana

Contoh: Rancang sebuah shunt Ayrton yang menghasilkan ampermeter dengan batas ukur
(rangkuman) 1 A, 5 A, dan 10 A. Gerak d’Arsonval yang digunakan mempunyai tahanan dalam
50 Ω dan arus defleksi penuh 1 mA.
Penyelesaian:
Pada batas ukur 1 A: Ra + Rb + Rc paralel terhadap 50 Ω. Karena gerakan alat ukur memerlukan 1 mA
untuk defleksi penuh diperlukan shunt untuk mengalirkan arus sebesar 1 A – 1 mA = 999 mA, sehingga:

I m Rm 1x 50
I s Rs = I m Rm fi Rs = fi Ra + Rb + Rc = = 0,05005 W
Is 999

999 Ra + 999 Rb + 999 Rc = 50 (I)

Pada batas ukur 5 A: Ra + Rb paralel terhadap Rc + Rm (50 Ω). Dalam hal ini arus 1 mA akan mengalir
melalui (Rc + Rm) dan 5 A – 1 mA =4999 mA melalui (Ra + Rb), sehingga:

1 x ( Rc + 50)
Ra + Rb = fi 4999Ra + 4999Rb - Rc = 50 (II)
4999
Pada batas ukur 10 A: Ra paralel terhadap (Rb + Rc + Rm). Dalam hal ini arus 1 mA akan mengalir melalui
(Rb + Rc + Rm) dan 10 A – 1 mA =9999 mA melalui Ra, sehingga:

1 x ( Rb + Rc + 50)
Ra = fi 9999Ra - Rb - Rc = 50 (III)
9999
Dari persamaan (I), (II), dan (III) diperoleh persamaan dalam bentuk matriks:
-1
⎛ 999 999 999 ⎞⎛ Ra ⎞ ⎛ 50 ⎞ ⎛ Ra ⎞ ⎛ 999 999 999 ⎞ ⎛ 50 ⎞
⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎜ ⎟
⎜ 4999 4999 - 1 ⎟⎜ Rb ⎟ = ⎜ 50 ⎟ ⇒ ⎜ Rb ⎟ = ⎜ 4999 4999 - 1 ⎟ ⎜ 50 ⎟
⎜ 9999 - 1 - 1 ⎟⎠⎜⎝ Rc ⎟⎠ ⎜⎝ 50 ⎟⎠ ⎜ R ⎟ ⎜ 9999 - 1 - 1 ⎟⎠ ⎜⎝ 50 ⎟⎠
⎝ ⎝ c⎠ ⎝
Dengan program komputer diperoleh:
>> A=[999 999 999;4999 4999 -1;9999 -1 -1];
>> B=[50;50;50];
>> R=inv(A)*B
R =
0.0050
0.0050
0.0400
Perhitungan ini menunjukkan bahwa untuk arus besar nilai tahanan shunt bias menjadi sangat kecil.

B. VOLTMETER ARUS SEARAH


Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan d’Arsonval
menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus ke alat ukur agar tidak
melebihi arus skala penuh (Idp).

Nilai tahanan pengali yang diperlukan untuk memperbesar batas ukur tegangan ditentukan dari Gambar
di atas.

V
V = I m ( Rs + Rm ) fi Rs = - Rm
Im

Voltmeter Rangkuman Ganda


Penambahan sejumlah pengali beserta sebuah saklar rangkuman (range switch) membuat
instrumen mampu digunakan bagi sejumlah rangkuman tegangan.

(a) (b)
Pada Gambar (b), tahanan-tahanan pengali dihubungkan dalam hubungan berderet (seri) dan saklar
pemilih di setiap posisi menghasilkan sejumlah tahanan tertentu yang seri terhadap R m. Sistem ini
memiliki sejumlah keuntungan yaitu semua tahanan pengali (kecuali yang pertama) memiliki tahanan
standard an dapat diperoleh di pasaran dengan toleransi yang tepat. Pengali untuk rangkuman terendah
adalah satu-satunya tahanan yang harus dibuat agar memenuhi persyaratan rangkaian.
Contoh.
Sebuah gerak d’Arsonval dengan tahanan dalam Rm = 100 Ω dan arus skala penuh Idp = 1 mA, akan
diubah menjadi voltmeter arus searah rangkuman ganda dengan batas ukur 0 – 10 V, 0 – 50 V, 0 –
250 V dan 0 – 500 V. Berdasarkan Gambar (b), tentukan tahanan pengali yang diperlukan!
Penyelesaian:
10V
Pada rangkuman 10 V (posisi V4) tahanan total rangkaian: RT = = 10 kW
1 mA
R4 = RT - Rm = 10 kW - 100 W = 9.900 W
50V
Pada rangkuman 50 V (posisi V3) tahanan total rangkaian: RT = = 50 kW
1 mA
R3 = RT - ( R4 + Rm ) = 50 kW - 10 kW = 40 kW
250V
Pada rangkuman 250 V (posisi V2) tahanan total rangkaian: RT = = 250 kW
1 mA
R2 = RT - ( R3 + R4 + Rm ) = 250 kW - 50 kW = 200 kW
500V
Pada rangkuman 500 V (posisi V1) tahanan total rangkaian: RT = = 500 kW
1 mA
R1 = RT - ( R2 + R3 + R4 + Rm ) = 500 kW - 250 kW = 250 kW
Perbandingan tahanan total RT terhadap tegangan rangkuman V selalu 1000 Ω/V. Bentuk ini disebut
sensitivitas voltmeter atau nilai ohm per volt (ohm-per- volt rating). Sensitivitas S, adalah kebalikan dari
defleksi skala penuh alat ukur, S = 1/Idp [Ω/V].
Sensitivitas voltmeter arus searah merupakan faktor penting dalam pemilihan sebuah alat ukur untuk
pengukuran tegangan tertentu. Bila sebuah voltmeter dihubungkan antara dua titik di dalam sebuah
rangkaian tahanan tinggi, dia bertindak sebagai shunt bagi bagian rangkaian sehingga memperkecil
tahanan ekivalen dalam bagian tersebut. Efek ini disebut efek pembebanan instrumen yang terutama
disebabkan oleh instrumen sensitivitas rendah (low sensitivity).
Contoh:
Diinginkan untuk mengukur tegangan antara ujung-ujung tahanan 50 kΩ dalam rangkaian berikut.

Untuk pengukuran ini tersedia dua voltmeter. Voltmeter 1 dengan


sensitivitas 1000 Ω/V dan voltmeter 2 dengan sensitivitas 20 kΩ/V.
Kedua voltmeter ini digunakan pada rangkuman 50 V. Tentukan:
(a) Pembacaan tiap voltmeter,
(b) Kesalahan tiap pembacaan, dinyatakan dalam persentase
nilai yang sebenarnya.
Penyelesaian:
Pemeriksaan rangkaian menunjukkan bahwa tegangan pada tahanan 50 kΩ adalah:
50 kW
x 150V = 50V
150 kW
Ini adalah nilai tegangan msebenarnya pada tahanan 50 kΩ.

(a) Voltmeter 1 (S = 1000 Ω/V) memiliki tahanan 50 V x 1000 Ω/V = 50 kΩ pada rangkuman 50 V.
Menghubungkan voltmeter antara tahanan 50 kΩ menyebabkan pertambahan tahanan paralel
ekivalen menjadi 25 kΩ dan tahanan total menjadi 125 kΩ. Beda potensial pada gabungan
voltmeter dan tahanan 50 kΩ menghasilkan penunjukkan voltmeter sebesar:
25 kW
x 150V = 30V
125 kW
Voltmeter 2 (S = 20 kΩ/V) memiliki tahanan 50 V x 20 kΩ/V = 1 MΩ pada rangkuman 50 V. Bila
voltmeter dihubungkan ke tahanan 50 kΩ, tahanan ekivalen paralel adalah 47,6 kΩ dan tahanan
total menjadi 147,6 kΩ. Beda potensial pada gabungan voltmeter dan tahanan 50 kΩ
menghasilkan penunjukkan voltmeter sebesar:
47,6 kW
x 150V = 48,36V
147,6 kW
Hasil di atas dapat dibandingkan dengan menggunakan program EWB:

(b) Kesalahan pembacaan voltmeter 1 adalah:


tegangan sebenarnya - tegangan yang diukur 50 - 30
% kesalahan = x 100 % = x 100% = 40 %
tegangan sebenarnya 50
Kesalahan pembacaan voltmeter 2 adalah:
50 - 48,36
% kesalahan = x 100% = 3,28 %
50

Anda mungkin juga menyukai