Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

PRAKTIKUM 5. Analisis Rangkaian AC, RC dan RL Seri

Oleh :

GALUH WIDYA CAHYANINGTYAS


1101200006
TE 03-01

PRODI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN INDUSTRI CERDAS
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM SURABAYA
2022
A. DASAR TEORI
AC (Alternating Current) adalah arus bolak balik yang mempunyai nilai yang
berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk
perioda waktu tertentu . Adanya Tool Fasor yang menjadi perbedaan dalam AC dan
DC. Hukum Ohm, Hukum Kirchoff I dan Hukum Kirchoff II merupakan dasar dalam
analisis rangkaian AC.
Pertama kita akan membahasan tentang rangkaian RC. Rangkaian RC
merupakan rangkaian yang terdiri dari komponen Resistor (R) dan komponen
Kapasitor (C) . Pada analisis rangkaian RC, komponen C harus diubah kedalam
bentuk reaktansi (ZC ). Rangkaian RC seri sifat rangkaian seri dari sebuah resistor dan
sebuah kapasitor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda
adalah terjadinya pembagian tegangan secara vektoris. Berikut merupakan analisis
dari Rangkaian RC dengan menggunakan prinsip dari fasor

Gambar 1. Rangkaian RC
Dari gambar di atas diketahui:
V = 5 sin(120𝜋𝑡)
V = 5 sin(120𝜋𝑡 + 90°)
Z1 = R1 = 1Ω
𝑗 𝑗
Z2 = − 𝜔C = − 120𝜋 x 4700𝜇𝐹 = −0,56𝑗 = 0,56 < −90°

Z𝑡𝑜𝑡 = (1 < 0) + (0,56 < −90) = (i + 0j) + (0 − 0,56j) = i − 0,56j


= 1,14 < 29,2°

Untuk menghitung besarnya tegangan di kapasitor:


Z2
VC = Z x Vinput
1 +Z2

0,56<−90
VC = 1,14<29,2 x (5 < 90)

VC = (0,49 < −119,2) x (5 < 90)


VC = 2,45 < −29,2
VC = 2,45 cos(120𝜋𝑡 − 29,2°) V

Sedangkan untuk menghitung besar arus di kapasitor:


V 5<90
Itot = Z = = 4,38 < 60,8°
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1,14<29,2

Arus (I) yang mengalir pada hubungan seri adalah sama besar. Arus (I)
mendahului 90 terhadap tegangan pada kapasitor (VC ). Tidak terjadi perbedaan fasa
antara tegangan jatuh pada resistor (VR ) dan arus (I). Di atas memperlihatkan
rangkaian seri RC dan hubungan arus (I), tegangan resistor (VR ) dan tegangan
kapasitor (VC ) secara vektoris.
Pembahasan kedua yaitu mengenai rangkaian RL. sifat rangkaian seri dari
sebuah resistor dan sebuah induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak-balik sinusioda adalah terjadinya pembagian tegangan secara vektoris. Arus (I)
yang mengalir pada hubungan seri adalah sama besar. Arus (I) tertinggal 90° terhadap
tegangan induktor (VL ). Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada
resistor (VR ) dan arus (I). Berikut merupakan analisis rangkaian RL menggunakan
prisnsip fasor.

Gambar 2. Rangkaian RL

Dari gambar di atas diketahui:


V = 5 sin(120𝜋𝑡)
V = 5 sin(120𝜋𝑡 + 90°)
Z1 = R1 = 1Ω
Z2 = jωL = 2𝜋 x 60 x 10mH = 3,768𝑗 = 3,768 < 90°
Z𝑡𝑜𝑡 = (1 < 0) + (3,768 < 90)
= (i + 0j) + (0 + 3,768j)
= i + 3,768j
= 3,89 < 75,13°
Untuk menghitung besarnya tegangan di kapasitor:
Z2
VL = Z x Vinput
1 +Z2

03,768 < 90
VL = 3,89 <75,13 x (5 < 90)

VL = (0,96 < 14,87) x (5 < 90)


VL = 4,8 < −104,87
VL = 4,8 cos(120𝜋𝑡 − 104,87°) V

Sedangkan untuk menghitung besar arus di kapasitor:


V 5 < 90
Itot = Z = = 1,28 < 14,87°
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 3,89 < 75,13

IL = 1,28 cos(120πt + 14,87°) A

B. ALAT DAN KOMPONEN


Adapun alat dan komponen yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut:
1. Multimeter
2. Function generator
3. Resistor: 100Ω dan 10Ω
4. Kapasitor: 100 mH
5. Jumper
6. Osiloskop

C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkaian RC Seri
- Rangkailah pada breadboard rangkaian di bawah ini dengan besar komponen
sebagai berikut:

Gambar 3. Rangkaian RC Seri


- Pasang sumber positif ke kaki resistor dan sumber negatif ke kaki kapasitor.
- Ukur besar tegangan pada kapasitor dengan menggunakan multimeter, lalu
catat hasilnya pada jurnal.
- Gunakan osiloskop 2 channel untuk melihat perbedaan fasa antara sumber
tegangan dengan tegangan pada kapasitor.
- Pada probe channel 1, pasangkan bagian positif di bagian sumber dan bagian
negatif pada ground.
- Pada probe channel 2, pasangkan bagian positif di bagian kapasitor dan bagian
negatif pada ground.
- Perhatikan bentuk gelombang dan besar tegangan pada osiloskop.
- Catat hasilnya pada jurnal yang telah diberikan.

2. Rangkaian RL Seri
- Rangkailah pada breadboard rangkaian di bawah ini dengan besar komponen
sebagai berikut:

Gambar 4. Rangkaian RL Seri

- Pasang sumber positif ke kaki resistor dan sumber negatif ke kaki induktor.
- Ukur besar tegangan pada induktor dengan menggunakan multimeter, lalu
catat hasilnya pada jurnal.
- Gunakan osiloskop 2 channel untuk mrlihat perbedaan fasa antara sumber
tegangan dengan tegangan pada induktor.
- Pada probe channel 1, pasangkan bagian positif di bagian sumber dan bagian
negatif pada ground.
- Pada probe channel 2, pasangkan bagian positif di bagian induktor dan bagian
negatif pada ground.
- Perhatikan bentuk gelombang dan besar tegangan di induktor pada osiloskop.
- Catat hasilnya pada jurnal yang telah diberikan.
D. HASIL PERCOBAAN
1. Mengukur Tegangan pada Kapasitor

 Perhitungan :
R1 = 10Ω; C = 100𝜇F → 100 x 10−6 F; V𝑟𝑚𝑠 = 5 V; 𝑓 = 60 Hz

 V = 5 sin(120πt)

V = 5 cos(120πt + 90°)

 Z1 = R1 = 10 Ω
𝑗 𝑗
 Z2 = − 𝜔C = − 120𝜋 . = −26,54𝑗
100x10−6

Z2 = 26,53 < −90°


 Ztot = (10 < 0) + (26,53 < −90)
= 10 − 26,53𝑗
Ztot = 28,36077 < −69,35°
 Menghitung besar tegangan di kapasitor :
Z2
VC = Z . Vinput
1 +Z2

26,53 < −90°


VC = 28,36077 < −69,35° . (5 < 90°)

= (0,9354 < −20,65°) . (5 < 90°)


= 4,677 < 69,35°
VC = 4,677 cos(120𝜋t + 69,35°)
2. Mengukur Tegangan di Kapasitor pada Osiloskop

 Perhitungan :
(1) Channel A
(2,8 div) . ( 5 V⁄div) = 14 V

(2) Channel B
(2,6 div) . (5 V⁄div) = 13 V
3. Mengukur Tegangan pada Induktor

 Perhitungan :
R1 = 100Ω; L = 100mH → 100 x 10−3 H; V𝑟𝑚𝑠 = 5 V; 𝑓 = 60 Hz

 V = 5 sin(120πt)

V = 5 cos(120πt + 90°)

 Z1 = R1 = 100 Ω
 Z2 = 𝑗𝜔L
= (2𝜋 . 60 . 100 x 10−3 )𝑗
= 37,69911 𝑗
Z2 = 37,69911 < 90°
 Ztot = (100 < 0) + (37,69911 < 90)
= 100 + 37,69911𝑗
Ztot = 106,8 < 20,65°
 Menghitung besar tegangan di kapasitor :
Z2
VL = Z . Vinput
1 +Z2

37,69911 < 90°


VL = . (5 < 90°)
106,8<20,65°

= (0,3529 < 69,35°) . (5 < 90°)


= 1,7645 < 159,35°

VL = 1,7645 cos(120𝜋t + 159,35°) V


4. Menghitung Tegangan di Induktor pada Osiloskop

 Perhitungan :
(1) Channel A
(2,8 div) . ( 5 V⁄div) = 14 V

(2) Channel B
(2,5 div) . (2 V⁄div) = 5 V

E. ANALISIS DATA
Pada percobaan pertama yaitu mengukur tegangan pada kapasitor. Hasil yang
didapat pada electronik workbench dan pada perhitungan manual adalah sama yaitu
4.677 V. Cara mengukurnya dengan meletakkan multimeter pada atas komponen
kapasitor dan kaki positif-negatifnya mengapit komponen kapasitornya. Sedangkan
Z2
untuk menghitung tegangan pada kapasitor menggunakan rumus VC = Z . Vinput .
1 +Z2

Percobaan kedua yaitu mengukur tegangan di kapasitor pada osiloskop. Di


channel A, tegangan yang dihasilkan adalah 14 V dan di channel B, tegangan yang
dihasilkan adalah 13 V. Rumus untuk menghitung tegangannya yaitu dengan
mengalikan scale dengan jumlah div di satu gelombang pada masing-masing channel.
Percobaan selanjutnya caranya juga sama dengan percobaan sebelumnya,
hanya saja percobaan selanjutnya menggunakan komponen induktor. Tegangan pada
induktor di elektronic workbench dengan hitung manual hasilnya berbeda koma sama.
Sedangkan tegangan di induktor pada osiloskop, di channel A 14 V dan di channel B
5 V.

F. KESIMPULAN
AC (Alternating Current) adalah arus bolak balik yang mempunyai nilai yang
berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk
perioda waktu tertentu. Sifat rangkaian seri RC adalah arus (I) mendahului 90
terhadap tegangan pada kapasitor (VC ). Sedangkan pada rangkaian seri RL adalah arus
(I) tertinggal 90° terhadap tegangan induktor (VL ).

Anda mungkin juga menyukai