Oleh :
Gambar 1. Rangkaian RC
Dari gambar di atas diketahui:
V = 5 sin(120𝜋𝑡)
V = 5 sin(120𝜋𝑡 + 90°)
Z1 = R1 = 1Ω
𝑗 𝑗
Z2 = − 𝜔C = − 120𝜋 x 4700𝜇𝐹 = −0,56𝑗 = 0,56 < −90°
0,56<−90
VC = 1,14<29,2 x (5 < 90)
Arus (I) yang mengalir pada hubungan seri adalah sama besar. Arus (I)
mendahului 90 terhadap tegangan pada kapasitor (VC ). Tidak terjadi perbedaan fasa
antara tegangan jatuh pada resistor (VR ) dan arus (I). Di atas memperlihatkan
rangkaian seri RC dan hubungan arus (I), tegangan resistor (VR ) dan tegangan
kapasitor (VC ) secara vektoris.
Pembahasan kedua yaitu mengenai rangkaian RL. sifat rangkaian seri dari
sebuah resistor dan sebuah induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak-balik sinusioda adalah terjadinya pembagian tegangan secara vektoris. Arus (I)
yang mengalir pada hubungan seri adalah sama besar. Arus (I) tertinggal 90° terhadap
tegangan induktor (VL ). Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada
resistor (VR ) dan arus (I). Berikut merupakan analisis rangkaian RL menggunakan
prisnsip fasor.
Gambar 2. Rangkaian RL
03,768 < 90
VL = 3,89 <75,13 x (5 < 90)
C. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkaian RC Seri
- Rangkailah pada breadboard rangkaian di bawah ini dengan besar komponen
sebagai berikut:
2. Rangkaian RL Seri
- Rangkailah pada breadboard rangkaian di bawah ini dengan besar komponen
sebagai berikut:
- Pasang sumber positif ke kaki resistor dan sumber negatif ke kaki induktor.
- Ukur besar tegangan pada induktor dengan menggunakan multimeter, lalu
catat hasilnya pada jurnal.
- Gunakan osiloskop 2 channel untuk mrlihat perbedaan fasa antara sumber
tegangan dengan tegangan pada induktor.
- Pada probe channel 1, pasangkan bagian positif di bagian sumber dan bagian
negatif pada ground.
- Pada probe channel 2, pasangkan bagian positif di bagian induktor dan bagian
negatif pada ground.
- Perhatikan bentuk gelombang dan besar tegangan di induktor pada osiloskop.
- Catat hasilnya pada jurnal yang telah diberikan.
D. HASIL PERCOBAAN
1. Mengukur Tegangan pada Kapasitor
Perhitungan :
R1 = 10Ω; C = 100𝜇F → 100 x 10−6 F; V𝑟𝑚𝑠 = 5 V; 𝑓 = 60 Hz
V = 5 sin(120πt)
V = 5 cos(120πt + 90°)
Z1 = R1 = 10 Ω
𝑗 𝑗
Z2 = − 𝜔C = − 120𝜋 . = −26,54𝑗
100x10−6
Perhitungan :
(1) Channel A
(2,8 div) . ( 5 V⁄div) = 14 V
(2) Channel B
(2,6 div) . (5 V⁄div) = 13 V
3. Mengukur Tegangan pada Induktor
Perhitungan :
R1 = 100Ω; L = 100mH → 100 x 10−3 H; V𝑟𝑚𝑠 = 5 V; 𝑓 = 60 Hz
V = 5 sin(120πt)
V = 5 cos(120πt + 90°)
Z1 = R1 = 100 Ω
Z2 = 𝑗𝜔L
= (2𝜋 . 60 . 100 x 10−3 )𝑗
= 37,69911 𝑗
Z2 = 37,69911 < 90°
Ztot = (100 < 0) + (37,69911 < 90)
= 100 + 37,69911𝑗
Ztot = 106,8 < 20,65°
Menghitung besar tegangan di kapasitor :
Z2
VL = Z . Vinput
1 +Z2
Perhitungan :
(1) Channel A
(2,8 div) . ( 5 V⁄div) = 14 V
(2) Channel B
(2,5 div) . (2 V⁄div) = 5 V
E. ANALISIS DATA
Pada percobaan pertama yaitu mengukur tegangan pada kapasitor. Hasil yang
didapat pada electronik workbench dan pada perhitungan manual adalah sama yaitu
4.677 V. Cara mengukurnya dengan meletakkan multimeter pada atas komponen
kapasitor dan kaki positif-negatifnya mengapit komponen kapasitornya. Sedangkan
Z2
untuk menghitung tegangan pada kapasitor menggunakan rumus VC = Z . Vinput .
1 +Z2
F. KESIMPULAN
AC (Alternating Current) adalah arus bolak balik yang mempunyai nilai yang
berubah terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk
perioda waktu tertentu. Sifat rangkaian seri RC adalah arus (I) mendahului 90
terhadap tegangan pada kapasitor (VC ). Sedangkan pada rangkaian seri RL adalah arus
(I) tertinggal 90° terhadap tegangan induktor (VL ).