2021
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja penyearah terkontrol gelombang penuh
2. Mahasiswa dapat memahami karakteristik rangkaian penyearah terkontrol gelombang
penuh dengan beban yang berbeda
B. DASAR TEORI
Rangkaian penyearah merupakan rangkaian yang mengkonversikan tegangan ac menjadi
dc. Gambar 2.1 menunjukkan rangkaian penyearah terkontrol gelombang yang menggunakan
empat thyristor untuk mengontrol tegangan pada beban. Pada setengah siklus positif dari
tegangan sumber, thyristor 𝑆1 dan 𝑆2 akan ON jika terminal gate diberikan sinyal trigger
dengan sudut penyalaan α. Kemudian pada setengah siklus berikutnya, yaitu pada siklus
negatif, thyristor 𝑆3 dan 𝑆4 akan ON jika terminal gate diberikan sinyal trigger dengan sudut
penyalaan α. Gambar tegangan keluaran penyearah terkontrol setengah gelombang
ditunjukkan oleh Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Tegangan masukan dan keluaran dari rangkaian penyearah terkontrol setengah gelombang
dengan beban R
Vm merupakan tegangan puncak dari sumber tegangan. 𝛼 adalah sudut penyalaan gate
thyristor. Dari persamaan (2.1), perubahan sudut penyalaan akan mengatur tegangan rata-
rata dari beban.
Tegangan rms pada beban ditunjukkan oleh persamaan berikut:
1 𝛼
𝑠𝑖𝑛(2𝛼) (2.2)
𝑉rms = 𝑉𝑚√ − +
2 2𝜋
4𝜋
C. RANGKAIAN PERCOBAAN
E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Rangkailah SCR Module seperti Gambar 2.3
2. Berikan supply tegangan DC 12V dang tegangan AC 12 V pada Driver Module
3. Hubungkan terminal GATE 1 pada Driver Module dengan GATE pada SCR module yang
berfungsi sebagai 𝑆1 dan 𝑆2. Kemudian hubungkan GATE 2 pada Driver Module dengan
GATE pada SCR module yang berfungsi sebagai 𝑆3 dan 𝑆4.
4. Atur sudut penyalaan α dengan metuning potensio 10K pada driver modul sesuai dengan
sudut penyalaan yang diminta pada Tabel 4.1. Gunakan CH2 pada oscilloscope untuk
mengetahui besar sudut penyalaan.
5. Gunakan oscilloscop dual input, CH1 untuk mengamati tegangan masukan 𝑣𝑠 dan CH2
untuk mengamati tegangan keluaran 𝑣𝑜
6. Dengan menggunakan oscilloscope, amati perubahan tegangan terhadap perubahan sudut
penyalaan dan gambarlah pada kertas grafik bentuk gelombang keluaran 𝑣𝑜 pada beban R
7. Ukur pula harga tegangan keluaran dc pada beban R
8. Dari gambar yang dihasilkan oleh langkah no.4, hitung tegangan keluaran rata-rata
Vo dan tegangan rms 𝑉rms pada beban menggunakan persamaan (2.1) dan (2.2)
9. Ulangi langkah no.1 sampai dengan 8 untuk nilai beban dan sudut penyalaan yang berbeda
10. Bandingkan hasil yang diperoleh pada Tabel 2.1 kemudian berilah analisa dan kesimpulan
F. DATA PENGUKURAN
Tabel 2.1 Pengukuran dan Perhitungan Rangkaian Penyearah Terkontrol Gelombang Penuh
𝒗𝒔 (𝐕𝐨𝐥𝐭) 𝑹 (𝛀) 𝜶 𝐕𝐨 (Volt) 𝐕𝐫𝐦𝐬 (Volt)
12 10.000 25˚ 7,28 8,4
12 10.000 50˚ 6,28 7,96
12 10.000 75˚ 4,8 6,9
12 10.000 90˚ 3,8 6
12 10.000 115˚ 2,2 4,2
12 10.000 140˚ 8,96 2,18
12 10.000 165˚ 1,3 5,2
12 100 25˚ 7,28 8,4
12 100 50˚ 6,28 7,96
12 100 75˚ 4,8 6,9
12 100 90˚ 3,8 6
12 100 115˚ 2,2 4,2
12 100 140˚ 8,96 2,18
12 100 165˚ 1,3 5,2
12 10 25˚ 7,28 8,4
12 10 50˚ 6,28 7,96
12 10 75˚ 4,8 6,9
12 10 90˚ 3,8 6
12 10 115˚ 2,2 4,2
12 10 140˚ 8,96 2,18
12 10 165˚ 1,3 5,2
G. SIMULASI PSIM
1. Skematik Rangkaian pada software PSIM
2. Hasil Simulasi
Vs = 12v, R = 10k, α = 25° :
Vs = 12v, R = 10k, α = 50° :
Vs = 12v, R = 100, α = 75° :
Vs = 12v, R = 100, α = 90° :
Vs = 12v, R = 10, α = 115° :
Vs = 12v, R = 10, α = 140° :
H. PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Bandingkan hasil yang didapat dari tabel pengukuran. Apakah pengaruh sudut penyalaan
α terhadap tegangan rata-rata dc Vo dan tegangan rms Vrms pada beban?
Pengaruh sudut penyalaan α dapat mempengaruhi besar kecilnya Vrata-rata Saat sudut
penyalaan diperbesar, maka tegangan rata-rata akan turun. Saat sudut penyalaan diperkecil,
maka tegangan rata-rata akan naik. Pengaruh sudut penyalaan α juga dapat mempengaruhi
besar kecilnya Vrms. Saat sudut penyalaan diperbesar, maka tegangan rms akan turun. Saat
sudut penyalaan diperkecil, maka tegangan rms akan naik.
Grafik tegangan rata rata dc dengan sudut penyalaan berbanding terbalik sehingga semakin
kecil nilai v average maka semakin besar sudur penyalaan.
Grafik tegangan rms dengan sudut penyalaan berbanding terbalik sehingga semakin kecil nilai
v rms maka semakin besar sudur penyalaan.