Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

PENYEARAH SATU FASA SETENGAH GELOMBANG


TERKENDALI

Dosen Pengampu : Nofiansyah, S.T.,M.T.


Disusun oleh : Wafiq Wahyudi
NIM : 061930311129
Kelas : 5 LN
Kelompok 1

Immanuel Ricardo S : 061930311127


Kgs M Putra Ramzy : 061930311829
M Dzulfebrian A : 061930311830
M Alif Al Hafis : 061930311833
M Reza Hamdhany : 061930311835
M Wahyu A : 061930311838
Putra Hatta D : 061930311841
Wafiq Wahyudi : 061930311144
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA
PENYEARAH SATU FASA SETENGAH GELOMBANG
TERKENDALI

Dosen Pengampu : Nofiansyah, S.T.,M.T.


Disusun oleh : Wafiq Wahyudi
NIM : 061930311144
Kelas : 5 LN

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2022
PERCOBAAN 1
PENYEARAH SATU FASA DENGAN PENGATUR
SATU PULSA

1. Tujuan Percobaan

1.1. Membedakan keadaan bias terbalik dan keadaan terblokir


1.2. Memakai thyristor sebagai dioda penyearah yang dapat diatur dengan memakai
satu penyalaan pulsa
1.3. Mencatat sifat penyearah dengan pengaturan arus
1.4. Menentukan persyaratan pemadaman thyristor
1.5. Memperhatikan akbat yang timbul pada tegangan searah keluaran bila thyristor
dinyatakan dalam keadaan berbeban
1.6. Memakai belitan sebagai induktansi perata Dandat

2. Pendahuluan

Rangkalan dengan pengatur pulsa satu fasa bertujuan untuk memperkenalkan masalah
yang timbul pada saat menvalakan thyristor dalam berbagai macam beban. Rangkaian ini
juga berguna untuk menjelaskan cara kerja pengaturan dan rangkaian tiga fasa.
2.1. Berlainan dengan cara kerja dioda biasa, suatu thyristor akan tetap mati walaupun
tegangan anoda lebih positif dari katoda sampai saat pulsa penyalaan diberikan
pada gatenya, dimana tegangan gate harus lebih positif dari katodanya, Dengan
demikian suatu thyristor memiliki tiga kondisi kerja:

2.1.1. Kondisi rintangan (Riverse Bloking State)

Thyristor tidak akan melakukan arus (off) wal au diberikan pulsa penyalaan
pada gate karena tegangan anoda lebih negatif dari katodanya, VAK < 0,VGK
= bebas.

2.1.2. Kondisi rintangan (Forward Bloking State)


Thyristor tidak akan melakukan arus (off) bila tidak diberikan pulsa penyalaan
pada gatenya meskipun tegangan anoda lebih positif daripada katodanya,
VAK<0, VGK < 0 ,IG = 0

2.1.3. Kondisi konduksi (Conducting State)


Thyristor tidak akan on atau mengalirkan arus apabila anoda lebih positif dari katodanya dan

gate diberi sinyal atau pulsa penyalaan, VAK > 0 , VGK > 0, IG > 0. Jadi thyristor akan
konduksi jika VAK > 0 dan VGK > 0, kondisi ini tidak akan berubah apabila arus I yang
mengalir melalui thyristor tidak lebih kecil dari arus holdingnya, meski pulsa penyalaan pada
gatenya dihilangkan.

2.2 Parameter yang dapat dipakai sebagai patokan untuk sudut penyalaan dihitung dari
titik nol yang biasanya disebut sebagai sudut fasa penyalaan.

Bagian dari gelombang yang berbentuk sinus adalah sebagai berikut:


a. Fasa bias positif
b. Menyala

c. Fasa bias negatif, bias terbalik


2.3 Karena thyristor dapat menahan tegangan positif, jika dibandingkan terhadap sifatsifat
dioda, maka dismaping harus mampu menahan tegangan puncak thyristor juga harus
mampu menahan tegangan balik puncak positif.
2.4 Dengan mengatur sudut penyalaan tegangan searah keluaran dapat diatur dari 0 V pada
sudut penyalaan 180˚ dan Vd maksimum pada sudut penyalaan α = 0. Pada umumnya
tegangan yang dapat diatur disebut Vdα . Pada keadaan tertentu misalnya untuk α 90˚
tegangan keluaran disebut Vd90 .

2.5 Pada beban tahanan murni, tegangan keluaran searah akan mengikuti rumus:
Vdα = ½ Vd0 (1 + cos α)

Diagram berikut menunjukkan hubungan antara tegangan Vdα dengan sudut penyalaan α
diagramnya disebut lengkungan sifat pembebanan.

2.6 Dalam keadaan sebenarnya beban penyearah adalah gabungan tahanan dan induktansi.
Karena beban induktansi bertindak sebagai penyimpan energi magnet, perubahan arus
tidak setajam/sebanyak pada rangkaian tahanan murni. Akan tetapi energi yang tersimpan
akan membuat arus yang mengalir tetap mengalir pada saat tegangan sumber negatif.
Akibatnya induktansi akan bekerja meratakan arus dan disebut sebagai perata arus.
2.7 Arus yang tetap mengalir seperti disebut di atas mengakibatkan thyristor tetap
menyala. Thyristor tidak akan padam sampai energi yang tersimpan berkurang sampai
mencapai harga dimana arus pada thyristor tidak dapat mengalir lagi. Bentuk tegangan
searah dan arus yang mengalir pada sudut penyalaan 90˚ ditunjukkan pada gambar di
bawah ini:

(a) Tahanan murni (b) Beban gabungan induktif dan resistif

3. Peralatan yang digunakan


 Power supply +15/-15 volt (1 buah)
 Oscilloscope (1 buah)
 Avometer (1 buah)
 Wattmeter (1 buah)
 Meter R.M.S. (1 buah)
 Transformator 1 fasa (1 buah)
 Potensiometer set point (1 buah)
 Adaptor arus dan tegangan (1 buah)
 Beban Ohm, 2 x 100 ohm , 2 A (1 buah)
 Beban induktif , 100 mH/5 A (1 buah)
 Thyristor (1 buah)
 Unit pengatur 4 pulsa (1 buah)
4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah Kerja
5.1 Membuat rangkaian percobaan seperti gambar
Menghubung singkatkan belitan induktansi, sehingga beban adalah beban tahanan murni.
Pulsa penyalaan thyristor dapat diambil dari salah satu keluaran untuk setengah
gelombang positif. Atur sudut penyalaan dari 0˚ sampai 180˚. Menunjukkan pulsa
penyalaan pada oscilloscope. Apa polaritas pulsa tersebut.
5.2 Menunjukkan tegangan Vdα serta ukur dengan alat ukur kumparan putar besarnya
tegangan keluaran pada α = 0˚ , 45˚, 90˚, 135˚, 180˚. Menggambarkan grafik hubungan
Vdα/ Vd0 sebagai fungsi α. Mengukur tegangan V dengan alat ukur rms, hitung Vd0 .
5.3 Menukar polaritas pulsa pengatur dengan membalik dua buah hubungan. Mengamati
tegangan keluaran dalam daerah 0˚ < α <180˚. Melengkapi jawaban pada lampiran
kertas kerja 1.
5.4 Menunjukkan tegangan R M. Tegangan ini akan sebanding dengan arus beban pada
keadaan α = 90 ˚ dan gambarkan hasil di oscilloscope. Berapa besar Vd90?
5.5 Melepaskan penghubung singkat induktansi, ulangi pengamatan langkah 5.4. Berapa
besar dari Vd90?
5.6 Membandingkan hasil pengukuran Vd90 yang didapat pada langkah 5.4 dan
5.5.Mengapa hasilnya berbeda?
Penyearah Satu Fasa dengan
Pengatur Pulsa

1. Peralatan yang digunakan


 Power supply +15/-15 volt (1 buah)
 Oscilloscope (1 buah)
 Avometer (1 buah)
 Wattmeter (1 buah)
 Meter R.M.S. (1 buah)
 Transformator 1 fasa (1 buah)
 Potensiometer set point (1 buah)
 Adaptor arus dan tegangan (1 buah)
 Beban Ohm, 2 x 100 ohm , 2 A (1 buah)
 Beban induktif , 100 mH/5 A (1 buah)
 Thyristor (1 buah)
 Unit pengatur 4 pulsa (1 buah)

2. Data Percobaan
Tabel perbandingan pengukuran antara Vda/Vdo dengan beban R
α 0°  45°  90°  135°  180° 
Vdα 7,2 7 5,8 2,8 1

Vdα/Vdο 1 O,97 0,80 0,48 0,13

I (Arus) 0,7 0,85 0,46 0,21 0,11


Perhitungan
Grafik hubungan Vdα/Vdο terhadap perubahan beban R

Tabel perbandingan pengukuran antara Vda/Vdo dengan beban RL


α 0°  45°  90°  135°  180° 
Vdα 27 25 15 2,6 0

Vdα/Vdο 1 O,92 0,55 0,09 0

I (Arus) 0,5 0,47 0,32 0,07 0

Perhitungan
Grafik hubungan Vdα/Vdο terhadap perubahan beban RL
3. Analisa
Berdasarkan hasil praktikum mata kuliah elektronika daya
yang telah dilakukan berjudul penyearah satu fasa dengan pengaturan
pulsa, maka dengan hasil yang telah dihasilkan dapat kami analisis sebagai
berikut.
Komponen utama yang digunakan pada rangkaian tersebut
yaitu thyristor atau SCR yang mana secara fungsi SCR mirip dengan
diode silicon biasa, hanya saja SCR memiliki gate yang berfungsi sebagai
pemicu agar SCR dapat menghasilkan arus dan tegangan dari anoda ke
katoda
Pada praktikum kali ini, dilakukan dua macam rangkaian
dengan beban berbeda, yaitu beban R dan RL, dengan masing-masing
beban percobaan menggunakan 5 macam sudut picuan yaitu 0°, 45°, 90°,
135°, 180°. Sudut picuan (X) digunkan untuk menentukan kapan kita akan
memberikan picuan berupa pulsa ke dalam rangkaian yang telah dibuat
sehingga akan diperoleh besar tengangannya (Vdx) yang berbeda.
 Untuk beban R bersifat resistif murni.
Pada saat diberikan sudut penyalaan 0° didapat tegangan sebesar 7,2 V.
Arus mengalir pada katoda dan anoda, sisi anoda lebih positif
dibanding katoda pada saat sudut penyalaan 0° gelombang yang
dihasilkan berbentuk gelombang penuh yang disearahkan. Semakin
besar sudut penyalaan maka tegangan yang dihasilkan semakin kecil
begitupun nilai arus yang didapatkan pada sudut penyalaan 0° sebesar
0,65 A semakin besar sudut penyalaan yang digunakan maka arus yang
dihasilkan akan semakin kecil. Semakin besar sudut penyalaan
gelombang yang dihasilkan semakin tidak terbentuk karena pada
x=180°tegangan dan arus bernilai 0.
Berikut grafik gelombang yang didapat dari memasukan pulsa untuk
rangkaian dengan beban resistif murni.

 Untuk Beban RL bersifat resistif induktif


Saat diberikan sudut penyalaan 0° maka didapat tegangan 27 V dan
arus sebesar 0,5 A jika dilihat bentuk gelombang, gelombang yang
berbentuk ialah gelombang dengan ripple di setiap gelombangnya.
Ripple ini terbentuk karena adanya tegangan yang tersimpan pada
inductor yang kemudian akan dikosongkan pada polaritas balik. Ripple
pada gelombang ini disebabkan oleh variasi dan kondisi terisi dan
membuang. Jika dilihat dari data yang diperoleh semakin besar sudut
picuannya maka tegangan dan arus yang dihasilkan semakin kecil pada
sudut picuan 180° tegangan dan arus bernilai 0 sehingga tidak ada
gelombang terbentuk.
4. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum Elektronika Daya dengan judul job penyearah


satu fasa setengah gelombang terkendali menggunakan pulsa dapat
disimpulkan:

1. Tegangan yang timbul pada beban (VR) ditentukan oleh besar


sudut penyalaan, trigger yang diberikan semakin kecil sehingga
tegangan yang timbul pada bebean dan sebaliknya
2. Penambahan pada beban induktif menyebabkan penyearah
mendaqpat energi dari konduktor, Ketika setengah siklus
negative dari tegangan input
3. Penggunaan SCR pada rangkaian ditunjukkan agar dapat
mengendalikan kapak posisi rangkaian diberi arus dan tegangan
sesuai yang diinginkan.
 Foto Osiloskop

 Foto Beban Resistif (Meter r.m.s)

 Foto Sumber
 Foto Alat Ukur ( Avometer dan Wattmeter)

Foto Hasil Gelombong Osiloskop

 Beban R = 100 Ohm dan Sudut 0°

 Beban R = 100 Ohm dan Sudut 45°


 Beban R= 100 Ohm dan Sudut 90°

 Beban R= 100 Ohm dan Sudut 135°

 Beban R= 100 Ohm dan Sudut 180°


 Alat Ukur dalam
keadaan membaca
arus dan tegangan

Anda mungkin juga menyukai