2022
PERCOBAAN 1
PENYEARAH SATU FASA DENGAN PENGATUR
SATU PULSA
1. Tujuan Percobaan
2. Pendahuluan
Rangkalan dengan pengatur pulsa satu fasa bertujuan untuk memperkenalkan masalah
yang timbul pada saat menvalakan thyristor dalam berbagai macam beban. Rangkaian ini
juga berguna untuk menjelaskan cara kerja pengaturan dan rangkaian tiga fasa.
2.1. Berlainan dengan cara kerja dioda biasa, suatu thyristor akan tetap mati walaupun
tegangan anoda lebih positif dari katoda sampai saat pulsa penyalaan diberikan
pada gatenya, dimana tegangan gate harus lebih positif dari katodanya, Dengan
demikian suatu thyristor memiliki tiga kondisi kerja:
Thyristor tidak akan melakukan arus (off) wal au diberikan pulsa penyalaan
pada gate karena tegangan anoda lebih negatif dari katodanya, VAK < 0,VGK
= bebas.
gate diberi sinyal atau pulsa penyalaan, VAK > 0 , VGK > 0, IG > 0. Jadi thyristor akan
konduksi jika VAK > 0 dan VGK > 0, kondisi ini tidak akan berubah apabila arus I yang
mengalir melalui thyristor tidak lebih kecil dari arus holdingnya, meski pulsa penyalaan pada
gatenya dihilangkan.
2.2 Parameter yang dapat dipakai sebagai patokan untuk sudut penyalaan dihitung dari
titik nol yang biasanya disebut sebagai sudut fasa penyalaan.
2.5 Pada beban tahanan murni, tegangan keluaran searah akan mengikuti rumus:
Vdα = ½ Vd0 (1 + cos α)
Diagram berikut menunjukkan hubungan antara tegangan Vdα dengan sudut penyalaan α
diagramnya disebut lengkungan sifat pembebanan.
2.6 Dalam keadaan sebenarnya beban penyearah adalah gabungan tahanan dan induktansi.
Karena beban induktansi bertindak sebagai penyimpan energi magnet, perubahan arus
tidak setajam/sebanyak pada rangkaian tahanan murni. Akan tetapi energi yang tersimpan
akan membuat arus yang mengalir tetap mengalir pada saat tegangan sumber negatif.
Akibatnya induktansi akan bekerja meratakan arus dan disebut sebagai perata arus.
2.7 Arus yang tetap mengalir seperti disebut di atas mengakibatkan thyristor tetap
menyala. Thyristor tidak akan padam sampai energi yang tersimpan berkurang sampai
mencapai harga dimana arus pada thyristor tidak dapat mengalir lagi. Bentuk tegangan
searah dan arus yang mengalir pada sudut penyalaan 90˚ ditunjukkan pada gambar di
bawah ini:
5. Langkah Kerja
5.1 Membuat rangkaian percobaan seperti gambar
Menghubung singkatkan belitan induktansi, sehingga beban adalah beban tahanan murni.
Pulsa penyalaan thyristor dapat diambil dari salah satu keluaran untuk setengah
gelombang positif. Atur sudut penyalaan dari 0˚ sampai 180˚. Menunjukkan pulsa
penyalaan pada oscilloscope. Apa polaritas pulsa tersebut.
5.2 Menunjukkan tegangan Vdα serta ukur dengan alat ukur kumparan putar besarnya
tegangan keluaran pada α = 0˚ , 45˚, 90˚, 135˚, 180˚. Menggambarkan grafik hubungan
Vdα/ Vd0 sebagai fungsi α. Mengukur tegangan V dengan alat ukur rms, hitung Vd0 .
5.3 Menukar polaritas pulsa pengatur dengan membalik dua buah hubungan. Mengamati
tegangan keluaran dalam daerah 0˚ < α <180˚. Melengkapi jawaban pada lampiran
kertas kerja 1.
5.4 Menunjukkan tegangan R M. Tegangan ini akan sebanding dengan arus beban pada
keadaan α = 90 ˚ dan gambarkan hasil di oscilloscope. Berapa besar Vd90?
5.5 Melepaskan penghubung singkat induktansi, ulangi pengamatan langkah 5.4. Berapa
besar dari Vd90?
5.6 Membandingkan hasil pengukuran Vd90 yang didapat pada langkah 5.4 dan
5.5.Mengapa hasilnya berbeda?
Penyearah Satu Fasa dengan
Pengatur Pulsa
2. Data Percobaan
Tabel perbandingan pengukuran antara Vda/Vdo dengan beban R
α 0° 45° 90° 135° 180°
Vdα 7,2 7 5,8 2,8 1
Perhitungan
Grafik hubungan Vdα/Vdο terhadap perubahan beban RL
3. Analisa
Berdasarkan hasil praktikum mata kuliah elektronika daya
yang telah dilakukan berjudul penyearah satu fasa dengan pengaturan
pulsa, maka dengan hasil yang telah dihasilkan dapat kami analisis sebagai
berikut.
Komponen utama yang digunakan pada rangkaian tersebut
yaitu thyristor atau SCR yang mana secara fungsi SCR mirip dengan
diode silicon biasa, hanya saja SCR memiliki gate yang berfungsi sebagai
pemicu agar SCR dapat menghasilkan arus dan tegangan dari anoda ke
katoda
Pada praktikum kali ini, dilakukan dua macam rangkaian
dengan beban berbeda, yaitu beban R dan RL, dengan masing-masing
beban percobaan menggunakan 5 macam sudut picuan yaitu 0°, 45°, 90°,
135°, 180°. Sudut picuan (X) digunkan untuk menentukan kapan kita akan
memberikan picuan berupa pulsa ke dalam rangkaian yang telah dibuat
sehingga akan diperoleh besar tengangannya (Vdx) yang berbeda.
Untuk beban R bersifat resistif murni.
Pada saat diberikan sudut penyalaan 0° didapat tegangan sebesar 7,2 V.
Arus mengalir pada katoda dan anoda, sisi anoda lebih positif
dibanding katoda pada saat sudut penyalaan 0° gelombang yang
dihasilkan berbentuk gelombang penuh yang disearahkan. Semakin
besar sudut penyalaan maka tegangan yang dihasilkan semakin kecil
begitupun nilai arus yang didapatkan pada sudut penyalaan 0° sebesar
0,65 A semakin besar sudut penyalaan yang digunakan maka arus yang
dihasilkan akan semakin kecil. Semakin besar sudut penyalaan
gelombang yang dihasilkan semakin tidak terbentuk karena pada
x=180°tegangan dan arus bernilai 0.
Berikut grafik gelombang yang didapat dari memasukan pulsa untuk
rangkaian dengan beban resistif murni.
Foto Sumber
Foto Alat Ukur ( Avometer dan Wattmeter)