I. Tujuan Percobaan
1.1. Membedakan keadaan bias terbalik dan keadaan terblokir
1.2. Memakai thyristor sebagai dioda penyearah yang dapat diatur dengan memakai satu
pulsa penyalaan
1.3. Mencatat sifat penyearah dengan pengaturan arus
1.4. Menentukan persyaratan pemadaman thyristor
1.5. Memperhatikan akbat yang timbul pada tegangan searah keluaran bila thyristor
dinyatakan dalam keadaan berbeban
1.6. Memakai belitan sebagai induktansi perata
II. Pendahuluan
Rangkaian dengan pulsa pengatur satu fasa bertujuan untuk memperkenalkan masalah
yang timbul pada saat menyalakan thyristor dalam keadaan berbagai macam beban.
Rangkaian ini juga berguna untuk menerangkan cara kerja pengaturan dan rangkaian
tiga fasa.
2.1. Berlainan dengan cara kerja dioda biasa, suatu thyristor akan tetap mati (off)
walaupun tegangan anoda lebih positif dari katoda sampai saat pulsa penyalaan
diberikan pada gatenya, dimana tegangan gate harus lebih positif dari katodanya.
Dengan demikian suatu thyristor mempunyai tiga kondisi kerja:
2.1.1. Kondisi rintangan balik (Riverse Bloking State)
Thyristor tidak akan melakukan arus (off) walau diberikan pulsa penyalaan pada gate
karena tegangan anoda lebih negatif dari katodanya, VAK < 0 , VGK = bebas.
2.1.2. Kondisi rintangan maju (Forward Bloking State)
Thyristor tidak akan melakukan arus (off) bila tidak diberikan pulsa penyalaan pada
gatenya meskipun tegangan anoda lebih positif daripada katodanya, VAK > 0 , VGK <
0, IG = 0.
2.1.3. Kondisi konduksi (Conducting State)
Thyristor tidak akan on atau mengalirkan arus apabila anoda lebih positif dari
katodanya dan gate diberi sinyal atau pulsa penyalaan, VAK > 0 , VGK > 0, IG > 0. Jadi
thyristor akan konduksi jika VAK > 0 dan VGK > 0, kondisi ini tidak akan berubah
apabila arus I yang mengalir melalui thyristor tidak lebih kecil dari arus holdingnya,
meski pulsa penyalaan pada gatenya dihilangkan.
2.2. Parameter yang dapat dipakai sebagai patokan untuk sudut penyalaan dihitung dari
titik nol yang biasanya disebut sebagai sudut fasa penyalaan.
2.6. Dalam keadaan sebenarnya beban penyearah adalah gabungan tahanan dan
induktansi. Karena beban induktansi bertindak sebagai penyimpan energi magnet,
perubahan arus tidak setajam/sebanyak pada rangkaian tahanan murni. Akan tetapi
energi yang tersimpan akan membuat arus yang mengalir tetap mengalir pada saat
tegangan sumber negatif. Akibatnya induktansi akan bekerja meratakan arus dan
disebut sebagai perata arus.
2.7. Arus yang tetap mengalir seperti disebut di atas mengakibatkan thyristor tetap
menyala. Thyristor tidak akan padam sampai energi yang tersimpan berkurang
sampai mencapai harga dimana arus pada thyristor tidak dapat mengalir lagi. Bentuk
tegangan searah dan arus yang mengalir pada sudut penyalaan 90˚ ditunjukkan pada
gambar di bawah ini: