Klarifikasi beban
i. Rumah tangga
Padanya umumnya bebannya berupa lampu untuk penerangan, alat rumah tangga seperti
pemanas air, motor pompa air dan sebagainya.
ii. Komersial
Umumnya terdiri dari penerangan untuk toko, reklame, alat-alat listrik lainnya yang
diperlukan untuk restoran. Faktor-demand biasanya berkisar antara 90-100%
iii. Industri
Untuk industry skala besar faktor demandnya dapat diambil 70-80% dan faktor bebannya
60-65%.
Disamping itu harus diingat bahwa setiap harinya dapat terjadi perubahan pemakaian energy
listrik. Penggunaan beban puncak dari ke-empat rumah tersebut tidak selalu bersamaan waktunya.
Dengan kata lain terjai ketidak bersamaan waktu penggunaan (non-coincedent) beban puncaknya
atau terdapat diversivikasi demand.
Daya
Daya merupakan banyaknya perubahan tenaga terhadap waktu dalam besaran tegangan dan arus.
Satuan daya adalah watt. Daya dalam watt yang diserap oleh suatu beban pada setiap saat adalah
hasil kali jatuh tegangan sesaat antara beban dalam volt dengan arus sesaat yang mengalir dalam
beban type dari daya tersebut.
a. Daya sesaat
Daya sesaat dapat ditinjau dari segi komponen arus yang sefasa dengan tegangannya dan yang
berbeda fasa 90 derajat dengan tegangannya.
Biasanya dalam studi analisa tenaga listrik, kita selalu bekerja per fasa, oleh karenanya untuk
beban fasa-tiga yang seimbang pada sirkuit fasa tiga, daya aktif per fasa 1/3 dari persamaan di
atas. Daya aktif yang dipakai atau komponen energy dari daya yang diperlukan untuk beban,
harus dipasok dari pembangkit.
Bila beban fasa tiganya seimbang maka: Q= √3 . Vjala . Ijala . sin phi
e. Segitiga daya
Pada gambar digambarkan segitiga daya yang terdiri dari dua beban, yang pertama beban
ᵠ
induktif dengan sudut fasa 1 (mengikut) yang terdiri dari P1, Q1, dan S1 yang kedua beban
1
kapasitif yang terdiri dari P2, Q2, dan S2 dengan sudut fasa 2 (mendahului). Kedua beban yang
parallel ini menghasilkan segi tiga daya dengan sisi-sisinya P1 + P2 + Q1 + Q2 dan sisi miringnya
SR. Sudut fasa antara tegangan dan arus yang diberikan oleh beban gabungan ini adalah ᵠR.
Faktor Diversitas
Faktor diversitas adalah perbandingan antara jumlah beban puncak dari masing-masing
pelanggan dari satu kelompok pelanggan dengan beban puncak dari kelompok pelanggan tersebut.
Secara matematis, faktor diversitas(F d) dapat ditulis:
(2.20) (2.21)
dimana:
Di = adalah beban puncak (kebutuhan maks.) dari masing-masing beban i, yang terjadi tidak
pada waktu yang bersamaan.
Dk = D1+D2+D3+ ... n adalah beban puncak dari n kelompok beban
Faktor diversitas = Fd ini, nilainya lebih besar dari satu .
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Faktor kebutuhan (Fk) = (2.7)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔
Atau
Kebutuhan maksimum = Total daya tersambung x Fk (2.22)
Subtitusikan pers.(2.22) kedalam pers. (2.21), maka faktor diversitas dapat juga dinyatakan
sebagai:
Dimana: TDTi = jumlah daya tersambung dari suatu kelompok atau beban i
Fddi = faktor kebutuhan dari suatu kelompok atau beban i
(2.24)
(2.25)
Contoh 1: Misalkan suatu trafo distribusi mencatu 50 pelanggan dengan daya tersambung masing-
masing rumah adalah 3 kw. Dimisalkan faktor kebutuhan dan faktor diversitasnya masing-masing
adalah 0,65 dan 1,25.
Tentukan kebutuhan maksimum dari kelompok rumah ini.
Penyelesaian:
Faktor diversitas menurut pers (2.23) adalah:
Jadi :
Contoh 2: Misalkan sebuah trafo di gardu induk mencatu 5 buah penyulang tegangan menengah.
Kebutuhan maksimum tahunan dari kelima penyulang tersebut, berikut dengan masing-masing
faktor daya pada beban puncak tahunnya adalah sebagai berikut:
Dimisalkan pula, faktor diversitas kelima penyulang ini adalah 1,25 baik daya aktif maupun daya
reaktifnya.
Hitunglah beban (kebutuhan) maksimum tahunan dari gardu induk ini, baik dalam kilo Watt
maupun kilo Volt Ampere.
Dari data beban di atas terlebih dahulu dihitung kebutuhan maksimum dari setiap penyulangnya.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Jadi beban maks kelompok = Beban maks gardu induk = 40550kw / 1,25 = 32440 KW
Beban max gardu induk dalam kva = 46391,1 / 1,25 = 37112,9 KVA
Contoh 3: Suatu gardu distribusi memasok beban dalam sehari sebagai berikut:
Penyelesaian:
Dari data tersebut diatas dapat disusun, beban total, kwh dalam sehari dari gardu tersebut.
Beban dari gardu dihitung sebagai berikut:
Waktu Beban (kw) Beban total (kw) Kwh dalam sehari
00:00 – 08:00 30 30 8x30 = 240
08:00 – 12:00 220+50 270 4x270 = 1080
12:00 – 14:00 220+80 300 (max) 2x300 = 600
14:00 – 15:00 80 80 1x80 = 80
15:00 – 18:00 80+10 90 3x90 = 270
18:00 – 22:00 150+10 160 4x160 = 640
22:00 – 00:00 30 30 2x30 = 60
Jumlah kwh dalam sehari = 2970
a. Faktor beban
Sesuai dengan definisi; Fb= beban rata-rata dalam periode tertentu dibagi beban maximum
dalam periode tersebut, atau:
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇 𝑘𝑤ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑇
𝐹𝑏 = x =
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑇 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑥 𝑇
Dalam hal ini kwh yang dibangkitkan (T=dalam sehari)= 2970 kwh, maka faktor beban
2970
hariannya = 300𝑥24 = 0,4125 atau 41,25%
b. Faktor diversitas
Demand maximum dari tiap kelompok beban adalah sebagai berikut:
Beban A → 150 kw
Beban B → 220 kw
Beban C → 10 kw
(150+220+10)𝑘𝑤
Jadi faktor diversitas = Fd = = 1,2
300 𝑘𝑤
Contoh 4: Daya (beban) tersambung: sebesar 20000 KVA yang dipasok oleh sebuah gardu
yang daya terpasangnya 5000 KVA. Keluaran (output) tahunan dari gardu ini adalah
sebagai berikut:
Lamanya dalam jam 4380 2190 1460 730
Beban dalam KVA 1000 2000 3000 5000
Faktor daya 0,5 0,8 0,95 0,9
Hitunglah: (a) faktor beban dan (b) faktor diversitas dari gardu ini
Penyelesaian:
Beban selama 4380 jam adalah = 1000x0,5 = 500 kw
Beban selama 2190 jam adalah = 2000x0,8 = 1600 kw
Beban selama 1460 jam adalah = 3000x0,95 = 2850 kw
Beban selama 730 jam adalah = 5000x0,9 =4500 kw
Jadi beban puncaknya adalah 4500 kw
Jumlah kwh yang disalurkan dalam setahun = (500x4380) + (1600x2190) + (2850x1460)
+ (4500x730) = 11960x103 kwh
11960x103 kwh
a) Faktor beban = Fb = = 0,3033 atau 30,33%
4500𝑥8760 𝑘𝑤ℎ
Contoh: Misalkan suatu penyulang yang mencatu gardu distribusi beban puncaknya 3000 KVA
dan rugi tembaganya pada beban ini 0,5%
Tentukan:
a) Rugi tembaga per fasa dari penyulang ini dalam KW
b) Rugi tembaga total dari penyulang per 3 fasa
Penyelesaian
a) Rugi tembaga per fasa dari penyulang = (I2 R) = 0,5% x beban puncak
= 0,005x3000 KVA
= 15 KW
b) Rugi tembaga total dari penyulang per 3 fasa = 3 (I2 R) = 3x15 = 45 KW
1. Kurva Beban
Kurva beban menggambarkan variasi perbebanan terhadap suatu gardu yang diukur
dengan KW, Ampere atau KVA Sebagai fungsi dari waktu. Interval waktu pengukuran
biasanya ditentukan berdasarkan pada penggunaan hasil pengukuran, misal : interval
waktu 30 menit atau 60 menit sangat berguna dalam penentuan kapasitas rangkaian.
Biasanya beban diukur untuk interval waktu 15 menit, 30 menit, satu hari atau 1 minggu.
Kurva Beban menunjukkan permintaan (demand) atau kebutuhan tenaga pada interval
waktu yang berlain-lainan. Dengan bantuan kurva beban kita dapat menentukan besaran
dari beban-terbesar dan selanjutnya kapasitas pembangkit dapat ditentukan juga.
a.)
Pukul 5 pagi beban mulai menanjak dan mencapai maksimum kira-kira pada pukul 8 pagi, waktu
semua mesin industri beroperasi. Hal seperti itu akan konslan sampai menjelang habis waktu
kerja, tetapi menurun pada waktu istirahat siang. Sehabis istirahat siang akan naik lagi dan akan
menurun sekitar jam 4-5 sore.
b.)
Beban tranportasi kota akan tinggi kira-kira pada jam 9 pagi. Akan berkurang pada jam
12 siang dan akan naik lagi sampai kira-kira jam 5 sore.
c.)
Beban untuk penerangan kota akan konstan dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi.
d.)
Beban rumah tangga akan maksimum pada jam 6 sore sampai kira-kira jam 12.00
malam dan akan menurun sesudah jam 12 malam.
2. Beban Puncak
Kepadatan beban selalu dipakai sebagai ukuran dalam menentukan kebutuhan listrik.
Sesuatu daerah kepadatan beban satuannya dapat berupa MVA/km2 atau KVA/m2
umumnya satuan yang dipakai adalah MVA/km2.
Beban puncak (kebutuhan maksimum) didefenisikan sebagai beban (kebutuhan)
terbesar/tertinggi yang terjadi selama periode tertentu.
Periode tertentu dapat berupa sehari, sebulan maupun dalam setahun. Perode harian,
yaitu variasi pembebanan trafo distribusi selama sehari. Selanjutnya beban puncak harus
diartikan beban rata – rata selama selang waktu tertentu, dimana kemungkinan terjadinya
beban tersebut. Contoh, beban harian dari transformator distribusi di mana beban
puncaknya selama selang waktu 1 jam, yaitu antara pukul 19.00 (titik A) dan pukul 20.00
(titik B). Nilai rata – rata kurva A – B, merupakan kebutuhan puncaknya (kebutuhan
maksimum).
Perlu diingatkan disini bahwa kebutuhan puncak (kebutuhan max) bukan merupakan
nilai sesaat, tetapi nilai rata – rata selama selang waktu tertentu, biasanya selang waktu
tertentu tersebut adalah 15 menit, 30 menit atau satu jam.
PRAKIRAAN BEBAN DAN ENERGI
Seperti diketahui, dalam menyalurkan dan mendistribusikan sampai pada titik pelanggan, terdapat
kehilangan teknis (losses) pada jaringan transmisi dan distribusi.
Oleh karena itu, bila:
Pd = energy/power yang didistribusikan
D = demand/kebutuhan energy
L = kehilangan (losses)
Maka Pd = D + L
Bila P = jumlah energy yang diproduksikan dan Pu = pemakaian sendiri (plant use) maka:
P = Pd + Pu
P = (100+Pu)
Dimana Pu/Pd = pu, maka beban puncak (peak-load) dapat dihitung dari persamaan
Produksi energi P
Pp = =
Fb x 8760 Fb x 8760
Fb = faktor beban
Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas hubungan antara energy yang diproduksi dengan
energy yang didistribusikan dan kehilangan energy dapat dilihat pada gambar
Beberapa metodologi pembuatan prakiraan
a. Metode intuitif
1. Survei diantara para ahli
2. Diskusi panel: Dalam suatu pendekatan panel, sekelompok ahli saling berdiskusi pada satu
meja dan secara bersama-sama menelorkan suatu prakiraan.
3. Mengkhayal (Brainstorming): Ini merupakan modifikasi dari cara pendekatan diskusi
panel conservative. Dalam mengkhayal, suasana pertemuan harus dilakukan secara bebas
tanpa suatu larangan, sehingga setiap anggota dapat mengemukakan pendapatnya secara
bebas.
4. Teknik Delphi: suatu metoda untuk memperoleh pendapat dari suatu kelompok besar
tenaga ahli secara sistematis dan diselenggarakan perbabak.
3. Teknik Subtitusi
Model subtitusi Fisher dan Pry dilandaskan pemikiran sebagai berikut:
- Banyak kemajuan teknologi dapat dianggap sebagai saingan pengganti dari suatu teknologi
yang ada, dengan teknologi yang baru ini dipenuhi juga kebutuhan yang sama
- Bila penggantian ini bergerak beberapa prosen dari seluruh pemakaian maka proses ini akan
berlangsung sampai selesai
- Tingkat fraksi subtitusi dan teknologi baru terhadap teknologi lama, berbanding lurus dengan
jumlah sisa dari teknologi lama yang masih harus berganti
y = a bcx
dimana:
a = asimtot atau batas dari trend pertumbuhan
b = jarak antara y dimana x=0 dengan asimtot atas
c = ratio selisih-selisih pertama secara berturut-turut
Bila persamaan tersebut dinyatakan dalam bentuk logaritma, maka akan diperoleh:
log y = log a + (log b) c x
Secara teoritis , bila jumlah observasi data subperiode ialah sebesar n, maka nilai-nilai
konstanta c, log b, dan log a dapat dihitung dari 3 buah persamaan di bawah ini:
Struktur jaringan yang berkembang di suatu daerah merupakan kompromi antara alasan-alasan
teknis di satu pihak dan ekonomis di lain pihak. Dari segi keandalan yang ingin dicapai ada 2
pilihan struktur jaringan:
- Jaringan dengan satu sumber pengisian: cara penyaluran ini merupakan yang paling sederhana.
Gangguan yang timbul akan mengakibatkan pemadaman.
- Jaringan dengan beberapa sumber pengisian: keandalannya lebih tinggi. Dilihat dari segi
ekonomi investasinya lebih mahal karena menggunakan perlengkapan penyaluran yang lebih
banyak. Pemadaman akibat gangguan dapat ditiadakan atau setidak-setidaknya dapat
dikurangi.
Selain itu struktur jaringan juga ditentukan oleh aspek-aspek lainnya seperti:
- Aspek pentanahan netral system:
a. Netral diisolasikan (ungrounded) atau system dengan netral tidak ditanahkan, misalnya
JTM lam di Jakarta (6,7 dan 12 kV)
b. Netral ditanahkan (grounded):
1. Melalui tanahan (resistance grounding) contohnya JTM 20 kV di Jakarta (low-
resistance grounding)
2. Melalui impedansi (impedance grounding)
3. Secara langsung (solidly grounding): JTM Jawa Tengah (20 kV) yang disebut sebagai
solid-multi grounded system, dan juga pada JTR
4. Dengan kumparan Peterson: tidak lazim digunakan untuk Jaringan Tegangan
Menengah (JTM)
- Aspek macam jaringan/saluran yang akan digunakan; dengan saluran udara atau saluran bawah
tanah
- Aspek jumlah fasa saluran:
a. Saluran fasa tunggal
b. Saluran fasa tiga:
1. Saluran fasa-tiga dengan tiga kawat
2. Saluran fasa-tiga dengan empat kawat
3. Saluran fasa-tiga dengan satu kawat tanah
Secara umum dapat dikatakan bahwa ada tiga cikal bakal dari struktur jaringan yaitu: (1) Radial,
(2) Lingkaran (loop) dan (3) Anyaman (Mesh atau Grid)
1. Radial
Jaringan radial adalah bentuk jaringan yang paling sederhana yang menghubungkan beban-
beban ke titik sumber, biayanya relative murah. Pada struktur radial ini, tidak ada alternative
pasokan, oleh sebab itu tingkat keandalannya relative rendah.
Spindle
Pada system radial salah satu cara untuk meningkatkan keandalan ialah membuat semua
penyulang yang keluar dari Gardu Induk menuju kesatu titik pertemuan sehingga membentuk
suatu lingkaran yang terbuka pada titik pertemuan tersebut dengan kata lain semua penyulang
ini sudah direncanakan berakhir di suatu titik yang disebut titik refleksi. Titik refleksi ini dalam
praktek merupakan Gardu-Hubung.
Pada struktur spindle ini selalu ada penyulang cadangan khusus yang lebih dikenal dengan
sebutan penyulang ekspres. Penyulang ekspres ini tidak mencatu gardu-gardu distribusi,
tetapi merupakan penyulang penghubung antara Gardu Induk dengan Gardu Hubung dan
dimaksud untuk menjaga kelangsungan pemasokan tenaga listrik pada pelanggan-pelanggan,
bila terjadi gangguan pada suatu penyulang yang memasok gardu-gardu distribusi. Bila
kemampuan nominal dari satu penyulang sama dengan P, n adalah banyaknya penyulangnya,
maka jumlah penyulang yang akan mencatu gardu-gardu distribusi adalah (n-1), dan batas
kemampuan yang diperbolehkan dari penyulang ini adalah:
(n−1)P (n−1)
dimana disebut koefisien penggunaan
𝑛 𝑛
Selain struktur spindle, terdapat juga Struktur Mayang yang merupakan modifikasi dari
struktur Spindle. Struktur ini terutama ditujukan untuk kepadatan beban yang
perkembangannya cukup tinggi di sepanjang jalan yang arealnya tidak melebar. Pada
struktur ini juga, penyulang ekspresnya merupakan titik balik atau titik pemantulan dari
penyulang-penyulang yang mencatu gardu-gardu distribusi, sedangkan pada struktur
spindle GH lah yang merupakan titik pemantulannya.
2. Struktur Gelang
Pada jaringan tegangan menengah struktur Gelang, lihat gambar, dimungkinkan alternative
pemasokan dari gardu-gardu distribusi, sehingga demikian tingkat keandalannya relative lebih
baik. Bila terjadi gangguan pada jaring primernya, maka pemutus beban yang ada di GI akan
membuka dna ini menyebabkan semua gardu distribusi akan mengalami pemadaman. Semua
sirkuit dari penyulang primer ini biasanya diambil sama dan perlu didesain agar tidak akan
berbeban lebih bila satu sirkuitnya tidak berfungsi.
3. Anyaman (mesh/grid)
Jaringan anyaman merupakan jaringan yang strukturnya komplek, dimana kelangsungan
penyaluran dan kualitas pelayanan sangat diutamakan. Struktur anyaman ini umumnya dipakai
pada jaringan tegangan rendah yang kepadatan bebannya cukup tinggi.