Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAYA


SEMESTER V

NOMOR JOBSHEET :6
NAMA JOBSHEET : PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG TERKENDALI
KELAS : TL-5B
KELOMPOK : 08
NAMA PRAKTIKAN : MUHAMMAD ELVAN RAFIF NAJIYAH (1803311022)
NAMA PARTNER : MITA ROFIANI (1803311036)
TANGGAL PRAKTIKAN : JUM’AT, 20 NOVEMBER 2020
TANGGAL LAPORAN : JUM’AT, 27 NOVEMBER 2020

NILAI:

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2020
I. TUJUAN
Setelah selesai percobaan kali ini, diharapkan praktikan dapat:
1. Dapat menggambarkan tegangan dan arus hasil penyearahan.
2. Dapat menghitung tegangan dna arus DC dengan berbagai jenis beban.
3. Dapat menggambarkan karakteristik pengaturan tegangan DC, Vdc = f (α).

II. PENDAHULUAN
Penyearah adalah proses mengkonversi tegangan AC ke tegangan DC dengan
menggunakan komponen elektronika seperti dioda, thyristor, transistor, atau konverter.
Dioda biasa digunakan untuk menyearahkan sumber tegangan AC baik satu phasa
maupun tiga phasa, sehingga diperoleh tegangan DC. Nilai tegangan DC yang
dihasilkan sangat tergantung pada besarnya tegangan AC serta konfigurasi diodanya.
Penyearah gelombang terbagi lagi menajdi 2 yaitu penyearah setengah
terkendali dan penyearah gelombang tak terkendali. Perbedaan pada kedua tipe
penyearah gelombang tersebut terletak pada komponen penyearah yang digunakan
pada rangkaian penyearah.

Penyearah Terkendali
Penyearah terkendali ini memiliki arti yaitu penyearah dapat dipicu pada sudut
penyulutan (α) tertentu sehingga dapat menghasilkan keluaran sesuai dengan yang
diinginkan.

Gambar 2.1 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali


Rangkaian penyearah terkendali biasa digunakan komponen penyearah
pengontrol seperti thyristor, SCR, IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor), atau
MOSFET (Metal Oxide Silicon Field Effect Transistor). Untuk memicu komponen
penyearah terkendali tersebut harus sesuai dengan karakteristik masing-masing
komponen, seperti untuk memicu thyristor dibutuhkan arus pemicuan (I trigger).
Penyearah Tak-Terkendali
Penyearah tak-terkendali merupakan kebalikkan dari penyearah terkendali,
penyearah tak terkendali tidak dapat memberikan kita kesempatan untuk mengatur
sudut penyulutan (α).
Penyearah terkendali hanya menggunakan satu atau dua buah dioda pada
rangkaiannya dan diikuti dengan beban, dimana tiap dioda digunakan untuk
menyearahkan setengah gelombang sinusoidal sumber tegangan AC menjadi sumber
tegangan DC.

Gambar 2.2 Rangkaian Penyearah gelombang tak-terkendali


Secara umum penyearah gelombang baik terkendali maupun tak-terkendali
terbagi menjadi 2 yaitu penyearah gelombang penuh dan penyearah setengah
gelombang.
Penyearah setengah gelombang merubah gelombang sinusoidal penuh yaitu
satu bukit dan satu lembah menjadi setengah gelombang sinusoidal yaitu hanya satu
bukit saja tanpa lengkungan lembah. Bentuk gelombang yang dihasilkan dapat berupa
satu siklus positif tanpa siklus negatif atau dapat berupa satu siklus negatif tanpa siklus
positif dengan cara membalik posisi dioda dengan posisi katoda menghadap positif
sumber.

Gambar 2.3 Rangkaian penyearah setengah gelombang dengan gelombang yang


Dihasilkannya
Pada percobaan kali ini kita akan menguji rangkaian setengah gelombang
terkendali menggunakan SCR. SCR dapat digunakan untuk menyearahkan sumber
tegangan AC (Vac) baik satu phasa maupun tiga phasa, sehingga diperoleh tegangan
DC (Vdc) Vdc yang dihasilkan sangat bergantung pada besarnya Vac, jumlah SCR
yang digunakan serta besar sudut penyulutannya (α).
Praktek ini merupakan dasar dari penyearah terkendali menggunakan sebuah
SCR dengan sumber tegangan satu phasa, sehingga hasil penyearahannya berupa
gelombang setengah yang dapat diatur atau dikendalikan nilai tegangannya melalui
pengaturan α.

Gambar 2.4 Gelombang Yang Dihasilkan Oleh Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang terkendali
Dengan Beban Resistif

III. ALAT DAN BAHAN


Pada pecobaan kali ini, praktikan menggunakan:
1. Transformator
2. Fuse Tipe Cepat
3. Dioda Silicon
4. Thyristor (SCR)
5. Beban R,L,C
6. Power Supply Unit +/- 15
7. Control Unit
8. Potensiometer
9. Osciloscope 2 channel
IV. DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar 4.1 Gambar Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Terkendali

Gambar 4.2 Gambar Rangkaian Trigger (Penyulut) SCR

Variasi beban

Gambar 4.3(a-e) Variasi Beban Pada Penyearah Setengah Gelombang Terkendali


V. PROSEDUR PERCOBAAN
1) Buatlah rangkaian penyearah dan rangkaian trigger seperti gambar 4.1 dan 4.2.
• Atur sudut penyulutan (α) = 0, 30, 60, 90, 120, dan 180.
• Gambarkan gelombang tegangan & arus beban pada setiap perubahan α.
2) Gantilah beban dengan beban lain seperti tampak pada gambar 4.3 (a-c)
3) Gantilah beban dengan beban R seri L dan pasangkan dioda pelepas, seperti
tampak pada gambar 4.3(d)
4) Gantilah beban dengan beban R dan pasang kapasitor untuk mengurangi ripple
tegangan, seperti pada gambar 4.3(c)

VI. DATA DAN HASIL PERCOBAAN


• Rangkaian dengan beban Lampu
o α = 0°

Gambar 6.1 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


o α = 30°

Gambar 6.2 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


o α = 60°
Gambar 6.3 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
o α = 90°

Gambar 6.4 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


o α = 120°

Gambar 6.5 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


o α = 180°
Gambar 6.6 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
• Rangkaian dengan beban Resistor
• α = 0°

Gambar 6.7 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 30°

Gambar 6.8 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 60°
Gambar 6.9 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
• α = 90°

Gambar 6.10 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 120°

Gambar 6.11 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 180°
Gambar 6.12 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
• Rangkaian dengan beban Induktor
• α = 0°

Gambar 6.13 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 30°

Gambar 6.14 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 60°
Gambar 6.15 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
• α = 90°

Gambar 6.16 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 120°

Gambar 6.17 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 180°
Gambar 6.18 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
• Rangkaian dengan beban Resistor seri dengan Induktor
• α = 0°

Gambar 6.19 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 30°

Gambar 6.20 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 60°
Gambar 6.21 Rangkaian Penyearah gelombangterkendali dengan sudut penyulutan
• α = 90°

Gambar 6.22 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 120°

Gambar 6.23 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 180°
Gambar 6.24 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
• Rangakaian dengan beban Resistor seri dengan Induktor serta sebuah Dioda
pelepas
• α = 0°

Gambar 6.25 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 30°

Gambar 6.26 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 60°
Gambar 6.27 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
• α = 90°

Gambar 6.28 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 120°

Gambar 6.29 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 180°
Gambar 6.30 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
• Rangkaian dengan beban R dan sebuah Kapasitor
• α = 0°

Gambar 6.31 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 30°

Gambar 6.32 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 60°
Gambar 6.33 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
• α = 90°

Gambar 6.34 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan


• α = 120°

Gambar 6.35 Rangkaian Penyearah gelombang tak-terkendali dengan sudut


penyulutan
• α = 180°
Gambar 6.36 Rangkaian Penyearah gelombang terkendali dengan sudut penyulutan
VII. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini praktikkan menguji rangkaian penyearah setengah
gelombang terkendali dengan bantuan thyristor yaitu berupa SCR. Pada praktikum kali
ini praktikkan menguji 6 rangkaian berbeda yaitu:
1) Rangkaian dengan beban Lampu
2) Rangkaian dengan beban Resistor
3) Rangkaian dengan beban Induktor
4) Rangkaian dengan beban Resistor seri dengan Induktor
5) Rangkaian dengan beban Resistor seri dengan Induktor serta sebuah
Dioda pelepas
6) Rangkaian dengan beban Resistor dan Kapasitor

Ke-enam rangkaian ini praktikkan uji dengan rangkaian pada diagram


percobaan dengan Vpk sebesar 120V. Ke-6 rangkaian ini praktikkan uji dengan
berbagai macam sudut penyulutan dari mulai 0, 30, 60, 90, 120, dan 180.
Untuk mengatur sudut penyulutan agar didapat nilai sudut penyulutan yang
diinginkan, praktikkan menggunakan sebuah potensiometer 10k Ohm sebagai penentu
variabel untuk mendapattkan nilai dari sudut penyulutan yang diinginkan.
Tujuan dari pengujian ke-6 rangkaian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
dari tiap-tiap sudut penyulutan yang ada, dimana dapat kita lihat pada bagian data dan
hasil percobaan yang tertera di atas bahwa tiap-tiap sudut penyulutan memiliki
karakteristik tersendiri.
Untuk menghitung sudut penyulutan ini, praktikkan menggunakan rumus untuk
menghitung sudut penyulutan yaitu dengan rumus:
𝑁1
𝛼= 𝑋180°
𝑁2
N1 dan N2 didapatkan dari panjang 1 buah bukit gelombang (setengah
gelombang) pada pembacaan osiloskop aplikasi NI-Multisim.
Untuk rangkaian 4.3(d) praktikkan menggunakan dioda pelepas yang diparalel
dengan sebuah resistor seri dengan induktor. Dioda pelepas ini berfungsi untuk
menahan siklus negatif yang ada pada rangkaian sehingga gelombang yang dihasilkan
benar benar hanya siklus positif saja.
Untuk rangkaian 4.3(e) praktikkan menggunakan kapasitor yang berfungsi
untuk mengurangi besarnya ripple yang terjadi dari proses penyearahan. Ripple dapat
berkurang karena sifat dari kapasitor yaitu menyimpan arus listrik ketika siklus positif
dan kemudian melepaskannya ketika siklus negatif. Hal ini lah yang mmebuat ripple
pada gelombang rangkaian 4.3(e) berkurang.
VIII. TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Hitung tegangan DC yang dihasilkan dengan berbagai perubahan α!
Rumus : Vdc = Vavg (1 + cos α)
Vavg = 120 x 0.318 = 38.16 V

• Sudut penyulutan 0°

Vdc = 38.16 (1 + cos 0)

Vdc = 38.16 (2)

Vdc = 76.32 V

• Sudut penyulutan 30°

Vdc = 38.16 (1 + cos 30)

Vdc = 38.16 (1 + 0.86)

Vdc = 38.16 (1.86)

Vdc = 70.98 V

• Sudut penyulutan 60°

Vdc = 38.16 (1 + cos 60)

Vdc = 38.16 (1 + 0.5)

Vdc = 38.16 (1.5)

Vdc = 57.24 V

• Sudut penyulutan 90°

Vdc = 38.16 (1 + cos 90)

Vdc = 38.16 (1 + 0)

Vdc = 38.16 (1)

Vdc = 38.16 V

• Sudut penyulutan 120°

Vdc = 38.16 (1 + cos 120)

Vdc = 38.16 (1 - 0)

Vdc = 38.16 (1)


Vdc = 38.16 V

• Sudut penyulutan 180°

Vdc = 38.16 (1 + cos 180)

Vdc = 38.16 (1 - 1)

Vdc = 38.16 (0)

Vdc = 0 V

2. Gambarkan karakteristik Vdc = f(α)!

Karakteristik Vdc
90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
α=0 α = 30 α = 60 α = 90 α = 120 α = 180

Karakteristik Vdc

3. Hitung tegangan DC yang dihasilkan pada beban 4.3(c) dan 4.3(d)!


1) 4.3(c)
• Sudut penyulutan α = 0°
Vm = 110.89V
Vavg = 110.89 x 0.318 = 35.26 V
Vdc = 35.26 (cos 0)
Vdc = 35.26 (1) = 35.26 V
• Sudut penyulutan α = 30°
Vm = 115.521V
Vavg = 115.521 x 0.318 = V
Vdc = 36.74 (cos 30)
Vdc = 36.74 (0.86) = 31.59 V
• Sudut penyulutan α = 60°
Vm = 118.155 V
Vavg = 118.155 x 0.318 = 37.57 V
Vdc = 37.57 (cos 60)
Vdc = 37.57 (0.5) = 18.785 V
• Sudut penyulutan α = 90°
Vm = 105.131 V
Vavg = 105.131 x 0.318 = 33.43 V
Vdc = 34.43 (cos 90)
Vdc = 34.43 (0) = 0 V
• Sudut penyulutan α = 120°
Vm = 74.198 V
Vavg = 74.198 x 0.318 = 23.56 V
Vdc = 23.56 (cos 120)
Vdc = 23.56 (-0.5) = -11.78 V
• Sudut penyulutan α = 180°
Vm = 4.166 V
Vavg = 4.166 x 0.318 = 1.325 V
Vdc = 1.325 (cos 180)
Vdc = 1.325 (-1) = -1.325V
2) 4.3(d)
• Sudut penyulutan α = 0°
Vm = 114.705 V
Vavg = 114.705 x 0.318 = 36.48 V
Vdc = 36.48 (cos 0)
Vdc = 36.48 (1) = 36.48 V
• Sudut penyulutan α = 30°
Vm = 113.692 V
Vavg = 113.692 x 0.318 = 36.15 V
Vdc = 36.15 (cos 30)
Vdc = 36.15 (0.86) = 31.09 V
• Sudut penyulutan α = 60°
Vm = 114.148 V
Vavg = 114.148 x 0.318 = 36.3 V
Vdc = 36.3 (cos 60)
Vdc = 36.3 (0.5) = 18.15 V
• Sudut penyulutan α = 90°
Vm = 103.48 V
Vavg = 103.48 x 0.318 = 32.91 V
Vdc = 32.91 (cos 90)
Vdc = 32.91 (0) = 0 V
• Sudut penyulutan α = 120°
Vm = 66.735 V
Vavg = 66.735 x 0.318 = 21.22 V
Vdc = 21.22 (cos 120)
Vdc = 21.22 (-0.5) = -10.11 V
• Sudut penyulutan α = 180°
Vm = 4.162 V
Vavg = 4.166 x 0.318 = 1.323 V
Vdc = 1.323 (cos 180)
Vdc = 1.323 (-1) = -1.323V
4. Tegangan mana yang lebih besar nilainya dengan α yang sama?
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, tegangan yang lebih besar dengan kondisi
sudut penyulutan yang sama adalah rangkaian 4.3(e) dimana rangkaian ini
dilengkapi dengan beban 300 Ohm dan sebuah kapasitor untuk mengurangi
ripple yang terbentuk
5. Buatlah analisa data dan kesimpulan dari percobaan ini!
IX. KESIMPULAN

• Gelombang yang dihasilkan pada rangkaian berbentuk gelombang searah yang


terpotong sebesar sudut penyalaannya.
• Terjadi beda fasa antara gelombang arus dan tegangan pada rangkaian 4.3(b),
4.3(c), dan 4.3(d) dikarenakan beban bersifat induktif.
• Gelombang tegangan beban berupa gelombang searah yang terpotong sebesar
sudut penyalaannya dan gelombang tegangan pada SCR berupa gelombang
sinusoidal yang terbentuk sebesar sudut penyalaannya.
• Gelombang yang dihasilkan pada semua rangkaian berbentuk hampir sama,
kecuali pada rangkaian dengan beban inductor dan filter kapasitor.
• Untuk menghitung nilai tegangan DC (Vdc) pada rangkaian penyearah setengah
gelombang dengan beban R adalah menggunakan rumus Vdc = (Vm/π) (1+cos
α), sedangkan pada beban R-L menggunakan rumus Vdc = (Vm/π) (cos α).
X. DAFTAR PUSTAKA
http://jendeladenngabei.blogspot.com/2012/10/penyearah-satu-fasa-setengah-
gelombang.html
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/07/penyearah-satu-1-
fasa.html#:~:text=Penyearah%20Setengah%20Gelombang%20satu%201%2Dfasa&text=Deng
an%20kata%20lain%2C%20tegangan%20melintasi,maka%20nama%20penyearah%20seteng
ah%2Dgelombang.
https://elektronika-dasar.web.id/filter-tapis-dalam-penyearah-gelombang-rectifier/

Anda mungkin juga menyukai