Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

PENGATURAN ARUS AC DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC

DOSEN : NOFIANSYAH, S.T., M.T


KELOMPOK 1 KELAS 5 LE
ERMA MONITA NIM 061730311341

1. ABDUL HAKIM RASYIDI NIM 061730311332


2. ALDI RAMADHAN NIM 061730311333
3. DWI UTARI ADELIA NIM 061730311339
4. ERMA MONITA NIM 061730311341
5. HAFSAH WINIARTI NIM 061730311343
6. M. ARIO BREBES LINDY NIM 061730311344
7. M. RIZKY PRATAMA NIM 061730311349
8. QANITAH AJENG ANJANI NIM 061730311350

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PLN 2019/2020
I. TUJUAN
I.1. Mencatat keuntungan dan kerugian dari triac dengan anti paralel hubungan thyristor
I.2. Menjelaskan bentuk kontrol quadrant
I.3. Mendapatkan sudut fasa pada osiloscope dan dengan penguatan daya
I.4. Membandingkan daerah pengaturan pada pengaturan penuh W1 ketika beban induktif
dihubungkan
I.5. Membuat karakteristik V = f (α), dengan beban campuran yaitu resistif dan induktif.

II. PENDAHULUAN
Rangkaian pengaturan dengan menggunakan triac ini sendiri aplikasinya seperti kontrol
penerangan, juga bahan semi konduktor lainnya telah banyak digunakan seperti thyristor
yang anti paralel. Hal ini biayanya sangat mahal. Dengan ini telah dikembangkan lagi
yang lebih murah pembiayaannya adalah dengan menggunakan Triac (Triode Alternating
Current Switch). Kontruksi yang lebih terperinci dimana triac sangat berpengaruh
terhadap temperatur, mereka digunakan pada daya sekitar 5 kw maksimum.
Ini berarti jika alat yang dayanya besar untuk pengaturan, maka rangkaian anti paralel
thyristor yang digunakan. Keuntungan menggunakan triac adalah ukuran kecil dan bentuk
pendinginan (heat sink) hanya satu digunakan.
Lebih jauh lagi keuntungan triac daripada thyristor anti paralel adalah mudah di trigger.
Gambar di bawah ini dapat dilihat hanya satu kontrol elektroda yang digunakan triac.

(Wi Rangkaian dengan thyristor) (W1 Rangkaian dengan triac)


Thyristor dapat ditrigger dengan pulsa positif pada tegangan VGK dan juga VAK. Triac
dapat ditrigger baik pulsa positif maupun negatif dengan pengaturan sudut penyalaan
(trigger) yaitu sebesar 0˚ sampai 180˚ atau 0˚<α<180˚. Pada suatu bagian tegangan negatif
kondisi arah arus yang diatur mengalir mengalami perubahan dan pada bagian kedua
menyala sehingga dua setengah tegangan penuh melewati beban. Hanya ketika sudut
pengaturan α < 90˚ arus AC mulai menunjukkan gap sehingga batas yang sebenarnya dari
pengaturan hanya pada daerah 90˚<α<180˚.
III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
 1 DC power supplai +15/-15 volt
 1 Osiloscope
 1 Wattmeter universal
 1 rms meter
 1 set point potensiometer
 Adaptor tegangan dan arus
 1 beban resistif 2x100 Ω/2 A
 1 beban induktif 100 Mh/5 A
 1 Triac
 1 unit pengaturan 4 pulsa
 1 3- super fast fuse

IV. GAMBAR RANGKAIAN

V. LANGKAH KERJA
a. Rangkailah diagram pada rangkaian diatas tanpa induktansi
b. Atur unit pulsa pada sudut α = 90˚
i. Hidupkan triac dari pertama dan kedua pulsa output dapatkan polaritas
tegangan VA2A1 dan VGA1 serta gambarkan bentuk gelombang itu.
ii. Tukar hubungan pulsa
iii. Hidupkan triac data ketiga dan keempat output
c. Tampilkan dan ukur tegangan Vα pada α = 90˚ dan gambarkan bentuk
gelombangnya.
d. Berikan beban induktansi, tampilkan bentuk tegangan V dan arus beban I,
dengan tegangan dan arus pada sudut penyalaan 0˚ dan 90˚. Hitung pergeseran
sudut fasanya
e. Ukur daya maksimum Pmaks pada α = 0˚, juga VO dan IO. Hitung dengan cos α
= Pmaks / VO. IO, bandingkan dari harga pada langkah 5.4 dan hitung besarnya
impedansi Z = VO/IO
f. Gambarkan karakteristik Vα/VO = f(α) dengan beban resistansi dan induktansi
VI. HASIL DAN ANALISA
6.1 HASIL
6.1.1 Untuk beban R = 100Ω

α
0◦ 30◦ 60◦ 90◦ 120◦ 180◦

Vdα (V)
92 V 92 V 93 V 93 V 94 V 94 V

Vdα/Vdo 1 1,09 1,21 1,40 1,70 7,57

75,44 59,73 30,504 0 -14,352 -1,45


Pmaks (watt)
Watt Watt Watt Watt Watt Watt

106,98 106,15
Z (Ω) 112,19 Ω 112,19 Ω 95,325 Ω 103,41 Ω
Ω Ω

6.1.2 Untuk beban R = 200 Ω, dan L = 50mH

α 0◦ 30◦ 60◦ 90◦ 120◦ 180◦

Vdα (A) 92 V 92 V 92 V 93 V 94 V 95 V

1 1,09 1,21 1,4 1,7 7,57


Vdα/Vdo

128,8 98,34 47,15 0 watt -23,46 -10,03


Pmaks (watt) watt watt watt watt watt

65,71 Ω 62,31 Ω 60,325 Ω 66,33 Ω 64,94 Ω 15,67 Ω


Z (Ω)

6.1.3 Untuk beban R = 300Ω, dan L = 100mH

α 0◦ 30◦ 60◦ 90◦ 120◦ 180◦

Vdα (A) 96 V 94 V 93 V 93 V 93 V 92 V

1 1,09 1,21 1,4 1,7 7,57


Vdα/Vdo

43,71 20,97 0 watt -6,9 -2,48


Pmaks (watt) watt watt watt watt

140,2 Ω 138,65 165,025 220,8 Ω 62,05 Ω


Z (Ω) Ω Ω
VIII. LAMPIRAN

8.1 Hasil data percobaan


8.1.1 Hasil data percobaan penyearah dengan Beban R= 100Ω

Sudut Penyalan (α) = 0o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

92 Volt 0,82 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 30o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

92 Volt 0,82 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 60o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

93 Volt 0,80 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 90o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

93 Volt 0,62 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 120o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

94 Volt 0,25 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 180o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

94 Volt 0,12 Ampere

Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A


8.1.2 Hasil data percobaan penyearah dengan Beban R= 200Ω dan L= 50 mH

Sudut Penyalan (α) = 0o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

92 Volt 1,4 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 30o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

92 Volt
1,35 Ampere
Batas ukur voltmeter 100 Volt
Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 60o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

92 Volt
1,25 Ampere
Batas ukur voltmeter 100 Volt
Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 90o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

1 Ampere
93 Volt
Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 120o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

94 Volt 0,85 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 180o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

95 Volt 0,80 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
8.1.3 Hasil data percobaan penyearah dengan Beban R= 300Ω dan L= 100 mH

Sudut Penyalan (α) = 0o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

96 Volt 0,1 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 30o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

94 Volt 0,6 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 60o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

93 Volt 0,55 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 90o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

93 Volt
0,4 Ampere
Batas ukur voltmeter 100 Volt
Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 120o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

93 Volt 0,20 Ampere


Batas ukur voltmeter 100 Volt Batas ukur amperemeter 3 A
Sudut Penyalan (α) = 180o

Volt/div = 5 volt
Time/div = 2 mS

92 Volt
0,20 Ampere
Batas ukur voltmeter 100 Volt
Batas ukur amperemeter 3 A
8.2 Grafik karakteristik pengaturan arus AC setengah terkendali Vdα/Vdo = f(α)

KARAKTERISTIK PENGATURAN ARUS AC


DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC Vdα/Vdo=f (α)
DENGAN BEBAN R = 100 Ω
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 30 60 90 120 180
derajat derajat derajat derajat derajat derajat

KARAKTERISTIK PENGATURAN ARUS AC DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC Vdα/Vdo=f (α)


DENGAN BEBAN R = 100 Ω

KARAKTERISTIK PENGATURAN ARUS AC


DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC Vdα/Vdo=f (α)
DENGAN R = 200 Ω DAN BEBAN L = 50 mH
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 30 60 90 120 180
derajat derajat derajat derajat derajat derajat

KARAKTERISTIK PENGATURAN ARUS AC DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC Vdα/Vdo=f (α)


DENGAN R = 200 Ω DAN BEBAN L = 50 mH
KARAKTERISTIK PENGATURAN ARUS AC
DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC Vdα/Vdo=f (α)
DENGAN R = 300 Ω DAN BEBAN L = 100 mH
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 30 60 90 120 180
derajat derajat derajat derajat derajat derajat

KARAKTERISTIK PENGATURAN ARUS AC DENGAN MENGGUNAKAN TRIAC Vdα/Vdo=f (α)


DENGAN R = 300 Ω DAN BEBAN L = 100 mH
8.3 Mencari nilai β

1. Untuk α = 0 ̊

2. Untuk α = 30 ̊

3. Untuk α = 60 ̊
4. Untuk α = 90 ̊

5. Untuk α = 120 ̊

6. Untuk α = 180 ̊
8.4 Dokumentasi Praktikum Kelompok 1
Analisa :
Pada percobaan penyearah satu fasa dengan pengatur satu pulsa ini, kami memakai
satu buah thyristor dan satu buah dioda, beban r= 100 Ω, 200 Ω, 300Ω dan beban L= 50mH
dan 100 mH. Dalam percobaan ini kami mengukur berapakah tegangan dan arus yang terukur
apabila nilai sudut penyalaan (α) semakin besar.
Commented [L1]:
Dari Praktikum tentang AC Regulator ini maka dapat dianalisa Pengaturan nilai 10:23 amirafahira Karena ad beban induksi maka perbandingan
induktansi memiliki rasio yg jauh
tegangan dilakukan dengan cara mengatur sudut penyalaan saklar dayanya yang akan
10:23 amirafahira Karena beban induksi menimbulkan ripple
mendelay gelombang tegangan output, sehingga regulator AC ini disebut juga dengan phase sehingga penyearah tidak berkerja dgn baik
Commented [L2]: TRIAC merupakan suatu komponen yang
delay control. Proses delay dilakukan dengan cara menyambung dan memutuskan tegangan berkelakuan seperti dua buah SCR (Thyristor) yang digabungkan
dalam hubungan negatif terbalik, seperti gambar dibawah ini:
ke sumber, sehingga ada gelombang ke beban yang terbuang. Pada Rangkaian AC Regulator
yang telah dibuat tersebut dilakukan percobaan dengan berbagai sudut penyalaan yaitu mulai
dari 30o-180o.

Masalah arus masukkan dc dapat dicegah dengan menggunakan kontrol dua arah (atau
gelombang penuh), dan Pengontrol gelombang penuh satu fasa dengan beban resistif. Selama
tegangan masukkan setengah siklus positif, daya yang mengalir dikontrol oleh beberapa sudut
tunda dari thyristor T1; dan thyristor T2 mengontrol daya selama tegangan masukkan setengah
Simbol TRIAC
siklus negatif. Pulsa- pulsa yang dihasilkan pada T1 dan T2 terpisah 180o. Bentuk gelombang TRIAC dapat dialihkan dalam kondisi hidup (on), baik melalui arus
gate positif maupun arus gate negative. Jika arus positif disalurkan
untuk tegangan masukkan, tegangan keluaran, dan sinyal gerbang untuk T1 dan T2. pada saat T2 positif dan arus negatif disalurkan saat T1positif, maka
hasilnya sangat negatif (peka). Namun dalam prakteknya, arus gate
Sinyal-sinyal gerbang thyristor dapat berupa pulsa pulsa pendek untuk pengontrol negative selalu digunakan seperti ditunjukkan pada Gambar 5-3
tentang karakteristik TRIAC berikut ini :
dengan beban resistif. Namun pulsa-pulsa pendek tersebut tidak cocok untuk beban induksi.
Hal ini mengakibatkan bentuk gelombang yang tidak simetris pada arus dan tegangan
keluaran. Tidak hanya itu, adanya beban induksi menimbulkan ripple sehingga penyearah
tidak bekerja dengan baik sehingga berpengaruh pada hasil perhitungan impedansi yang
memiliki perbedaan yang sangat jauh dari impedansi yang diketahui.
Dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa jika variasi sudut α dari 0 sampai α. Vo
dapat divariasikan dari VS sampai 0.

Karakteristik TRIAC
TRIAC adalah piranti yang digunakan untuk mengontrol arus rata-
rata yang mengalir ke suatu beban. TRIAC berbeda dengan SCR,
dimana TRIAC ini dapat mengontrol arus dalam dua arah. Jika
TRIAC sedang OFF, arus tidak dapat mengalir diantara terminal-
terminal utamanya, atau dengan kata lain diumpamakan saklar
terbuka. Jika TRIAC sedang ON, maka dengan tahanan yang rendah
arus mengalir dari satu terminal ke terminal lainnya dengan arah
aliran tergantung dari polaritas tegangan yang digunakan. Jika
tegangan T2 positif, maka arus akan mengalirkan dari T1ke T2 dan
sebaliknya jika T1 positif, maka arus akan mengalir dari T1 ke T2
dan dalam kondisi ini TRIAC diumpamakan sebagai saklar tertutup.
Kesimpulan :

Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Jika sebuah saklar thyristor terhubung antara tegangan sumber bolak-balik (alternating
current - ac) dan beban, daya yang mengalir dapat dikendalikan dengan mengatur nilai
rms tegangan ac yang diberikan ke beban, dan tipe rangkaian daya ini disebut sebagai
pengaturan tegangan ac (ac voltage controller).
2. Jika variasi sudut α dari 0 sampai α. Vo dapat divariasikan dari VS sampai 0.
3. Beban induksi tidak cocok untuk rangkaian ini karena dapat menyebabkan
meningkatnya rugi saklar thyristor dan memerlukan trafo isolasi yang besar untuk
rangkaian ini.

Anda mungkin juga menyukai