Anda di halaman 1dari 3

1. a. Bila sebuah tahanan R1=47,7 Ω disusun seri dengan tahanan R2=7,624 Ω.

Berapa nilai tahanan


ekivalennya sesuai dengan angka berarti yang diperhitungkan ?

Jawab :
R = R1 + R2
Tahanan Ekivalen :
R = 47,7 Ω + 7,624 Ω
R = 55,324 Ω

b. Arus yang besarnya 4,13 A dialirkan pada sebuah tahanan yang memiliki nilai 75,28 Ω. maka
tegangan pada tahanan tersebut sesuai dengan angka berarti yang diperhitungkan adalah?

Jawab :
V = 4,13 A x 75,28 Ω
V = 312,2064 V

2. Dua buah voltmeter dengan sensitivitas (s) masing-masing adalah 1.000 Ω/V dan 10.000 Ω/V.
Kedua Voltmeter ini digunakan untuk mengukur tegangan pada rangkaian pembagi tegangan seperti
pada gambar. Skala pengukuran yang digunakan kedua voltmeter berada pada 5V. Tentukan
kesalahan pengukuran yang terjadi untuk masing- masing voltmeter dan apa kesimpulan saudara?

Jawab :
Kesalahan = (Ru / R) x 100 %
Tahanan pembagi :
R = R1 + R2 = 100 Ω + 10 Ω = 110 Ω

Nilai tahanan dalam voltmeter dengan sensitivitas 1.000 Ω/V


Ru = 1/s = 1/1.000 Ω/V = 1 Ω

kesalahan pengukuran voltmeter dengan sensitivitas 1.000 Ω/V

Kesalahan = (Ru / R) x 100% = (1 Ω / 110 Ω) x 100% = 0,9090909...%

Nilai tahanan dalam voltmeter dengan sensitivitas 10.000 Ω/V


Ru = 1/s = 1/10.000 Ω/V = 0,001 Ω

kesalahan pengukuran voltmeter dengan sensitivitas 10.000 Ω/V


Kesalahan = (Ru / R) x 100% = (0,001 Ω / 110 Ω) x 100% = 0,0009090909...%

Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesalahan pengukuran
voltmeter berbanding terbalik dengan nilai sensitivitas voltmeter. Semakin besar nilai
sensitivitas voltmeter, maka semakin kecil kesalahan pengukuran yang terjadi.

Dalam kasus ini, voltmeter dengan sensitivitas 10.000 Ω/V memiliki kesalahan
pengukuran yang lebih kecil daripada voltmeter dengan sensitivitas 1.000 Ω/V. Hal ini
karena nilai tahanan dalam voltmeter dengan sensitivitas 10.000 Ω/V lebih kecil daripada
nilai tahanan dalam voltmeter dengan sensitivitas 1.000 Ω/V.

Oleh karena itu, voltmeter dengan sensitivitas yang lebih besar lebih cocok digunakan
untuk mengukur tegangan dengan tingkat akurasi yang tinggi.

3. Sebuah gerak d’Arsonal dengan tahanan dalam Rm = 100 Ω dan arus skala penuh Idp = 1 mA, akan
diubah menjadi voltmeter multirange dengan batas ukur 0-5V,0-10V,0-20V,dan 0-25V. Berapa nilai
masing-masing tahanan R1,R2,R3,dan R4.

Jawab :
R1 = (5 V - 1 mA x 100) / 1 mA
= 4990 Ω
R2 = (10 V - 1 mA * 100) / 1 mA
= 9900 Ω
R2 = (10 V - 1 mA * 100) / 1 mA
= 9900 Ω
R4 = (25 V - 1 mA * 100) / 1 mA
= 24900 Ω

4. Dengan asumsi kontrol semsitivitas vertikal diatur ke 0,5 volt per div,dan kontrol basis waktu diatur
ke 2,5 ms per div,hitung amplitudo gelombang sinus ini (dalam volt puncak,volt ke puncak,dan volt
RMS) dan frekuensinya .
Jawab :

amplitudo puncak-ke-puncak gelombang sinus adalah 6 div

amplitudo puncak-ke-puncaknya adalah 6 * 0,5 V/div = 3 V

Amplitudo RMS gelombang sinus :


VRMS = √2 x Vpeak
amplitudo RMS gelombang sinus adalah √2 x 1,5 V = 2,12 V

Frekuensi gelombang sinus :


f = 1 / T

Periode gelombang sinus :


T = m x dt

Dengan menggunakan persamaan-persamaan tersebut, maka frekuensi gelombang


sinus adalah sebagai berikut:
f = 1 / (m x dt)

= 1 / (6 div * 2,5 ms/div)

= 200 Hz

Amplitudo gelombang sinus adalah:

• Puncak-ke-puncak: 3 V
• Puncak: 1,5 V
• RMS: 2,12 V

Frekuensi gelombang sinus adalah 200 Hz.

Penjelasan

Amplitudo puncak-ke-puncak adalah jarak antara dua puncak gelombang sinus. Amplitudo
puncak adalah jarak antara satu puncak dengan garis nol. Amplitudo RMS adalah akar
kuadrat dari dua kali amplitudo puncak.

Periode gelombang sinus adalah waktu yang diperlukan untuk satu gelombang sinus
menyelesaikan satu siklus penuh. Frekuensi gelombang sinus adalah jumlah gelombang sinus
yang terjadi dalam satu detik.

Anda mungkin juga menyukai