Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM ELEKTRONIKA SISTEM KENDALI


SEMESTER VI

Judul Percobaan : Pengendalian Tegangan Ac 1 Fasa dengan TRIAC


Software : NI Multisim 14.0
Nama Praktikan : Irvan Setiaji (4317040003)
Kelas : TOLI–6
Tanggal percobaan : 8 April 2020
Tanggal penyerahan : 19 April 2020

Nilai :

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI LISTRIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


2020
I. TUJUAN
Setelah selesai percobaan praktikan diharapkan dapat :
1. Dapat menyatakan dan menggambarkan tegangan AC, arus AC dan tegangan
pengendalian tegangan AC. Dari bermacam sudut penyulutan bermacam jenis beban.
2. Dapat menyatakan karakteristik pengaturan.

II. LANDASAN TEORI


TRIAC (Triode for Alternating) merupakan dua buah SCR yang dihubungkan secara
anti-paralel dengan terminal gate bersama. Berbeda dengan SCR yang hanya melewatkan
tegangan dengan polaritas positif saja, tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan polaritas
positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan menggunakan tegangan bolak-balik pada
Gate. TRIAC banyak digunakan pada rangkaian pengedali dan pensaklaran. TRIAC hanya
akan aktif ketika polaritas pada Anoda lebih positif dibandingkan Katoda-nya dan gate-nya
diberi polaritas positif, begitu juga sebaliknya. Setelah terkonduksi, sebuah TRIAC akan tetap
bekerja selama arus yang mengalir pada TRIAC (ID) lebih besar dari arus penahan (IH)
walaupun arus gate dihilangkan. Satu-satunya cara untuk membuka (meng-offkan) TRIAC
adalah dengan mengurangi arus ID di bawah arus IH.

Kontrol tegangan arus bolak-balik (AC) banyak digunakan dalam peralatan rumah
tangga maupun di industri. Contohnya pada lampu belajar yang cahayanya dapat diatur, sistem
pengaturan pemanas air dan lain-lain. Penerapan tegangan AC terkontrol ini akan merubah
tegangan AC konstan menjadi tegangan AC variabel.
Kontrol tegangan AC ke AC ini membutuhkan komponen elektronika daya jenis TRIAC atau
bisa dibentuk dari dua buah thyristor yang dihubungkan anti parallel, dimana dengan mengatur
sudut fasa tegangan trigger maka dapat mengatur sudut konduksi dari TRIAC atau thyristor.
Tegangan keluaran AC tergantung dari lebar sempitnya sudut fasa tegangan trigger dan
akan padam (off) dengan sendirinya jika tegangan inputnya mencapai 0 Volt. Tegangan input
akan mencapai 0 Volt jika tegangan fasanya sama dengan tegangan netralnya (line
commutation, atau pada saat tegangan sudut trigger mencapai sudut 180º.
Bentuk tegangan output dari kontrol tegangan AC ini apabila gate (G) di-trigger di sudut θ
kurang dari 90º adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Bentuk Gelombang Output Kontrol Tegangan AC Satu Fasa

III. DAFTAR PERALATAN


1. Power Supply AC 12V 6Hz 1 set
2. Osciloscope dual channel 1 set
3. Potensiometer 10k  buah
4. Kapasitor 0.47µF 1 buah
5. Resistor 10 1 buah
6. Triac 2N6073BG 1 buah
7. Lampu 12V 25 W 1 buah
8. Inductor 0.01 mH 1 buah
IV. DIAGRAM RANGKAIAN

Gambar 2. Rangkaian Pengendali Tegangan AC 1 fasa dengan TRIAC Beban Resistif


(Lampu)

Gambar 3. Rangkaian Pengendali Tegangan AC 1 fasa dengan TRIAC Beban Induktif


V. LANGKAH PERCOBAAN
1. Buatlah rangkaian seperti tampak pada Gambar 2.
2. Atur sudut penyulutan dengan mengatur nilai potensiometer sebesar 0%, 50%, 70%,
85%, 90%.
3. Amati tegangan pada beban, dan simpan bentuk gelombang pada osciloscop.
4. Buatlah rangkaian seperti tampak pada Gambar 3 dan Atur sudut penyulutan dengan
mengatur nilai potensiometer sebesar 0%, 25%, 40%, 70%, 90% kemudian ulangi
langkah 3.

VI. DATA HASIL PERCOBAAN


1. Beban Resistif (Lampu)
• Potensiometer 0%
Channel A Channel B

• Potensiometer 50%
Channel A Channel B
• Potensiometer 70%
Channel A Channel B

• Potensiometer 85%
Channel A Channel B

• Potensiometer 90%
Channel A Channel B
2. Beban Induktif
• Potensiometer 0%
Channel A Channel B

• Potensiometer 25%
Channel A Channel B

• Potensiometer 40%
Channel A Channel B
• Potensiometer 70%
Channel A Channel B

• Potensiometer 90%
Channel A Channel B
VII. ANALISA DATA
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka praktikan dapat membuat analisa sebagai
berikut.
Pada praktikum ini, praktikan menggunakan 2 jenis beban yaitu resistif (lampu) dan induktif
sebagai beban dari pengendalian tegangan AC 1 fasa menggunakan TRIAC. Spesifikasi dari
lampu yang digunakan adalah 12 V 25 W dan untuk beban induktif memiliki induktansi sebesar
0.01 mH. Praktikan menggunakan potensiometer dengan nilai resistansi sebesar 10kΩ (berbeda
dengan nilai resistansi yang disarankan pengajar sebesar 20kΩ) dikarenakan pengaturan sudut
yang dihasilkan cukup sempit (saat potensiometer 50% sudut penyulutan sudah 180 derajat).
Oleh karena itu, praktikan mengganti nilai dari resistansi potensiometer.
Adapun data yang dapat diambil dari praktikum ini diantaranya:
• Beban Resistif (lampu)
• Potensiometer 0%
Bentuk gelombang adalah sinusoidal murni dengan nilai tegangan pada beban sebesar
11,718 V dan kondisi lampu menyala.
• Potensiometer 50%
Sudut penyulutan sebesar ± 35° dengan nilai tegangan pada beban sebesar 11,184 V dan
kondisi lampu menyala.
• Potensiometer 70%
Sudut penyulutan sebesar ± 85° dengan nilai tegangan pada beban sebesar 10,508 V dan
kondisi lampu menyala.
• Potensiometer 85%
Sudut penyulutan sebesar ± 110° dengan nilai tegangan pada beban sebesar 7,838 V dan
kondisi lampu menyala.
• Potensiometer 90%
Sudut penyulutan di atas 110° dengan nilai tegangan pada beban sebesar 0 V dan kondisi
lampu mati serta tidak ada hasil gelombang pada beban.

• Beban Induktif
• Potensiometer 0%
Bentuk gelombang adalah sinusoidal murni dengan nilai tegangan pada beban sebesar
6,801 V.
• Potensiometer 25%
Sudut penyulutan sebesar ± 25° dengan nilai tegangan pada beban sebesar 6,525 V. Terdapat
noise pada gelombang yang diakibatkan penggunaan beban induktif.
• Potensiometer 40%
Sudut penyulutan sebesar ± 40° dengan nilai tegangan pada beban sebesar 6,512 V. Terdapat
noise pada gelombang yang diakibatkan penggunaan beban induktif.
• Potensiometer 70%
Sudut penyulutan sebesar ± 80° dengan nilai tegangan pada beban sebesar 5,798 V. Terdapat
noise pada gelombang yang diakibatkan penggunaan beban induktif.
• Potensiometer 90%
Sudut penyulutan di atas 80° dengan nilai tegangan pada beban sebesar 0 V dan tidak ada
hasil gelombang pada beban.

VIII. TUGAS DAN PERTANYAAN


Buat karakteristik pengaturan tegangan pada masing-masing beban!
1. Beban Resistif (lampu)
14
Tegangan pada beban (Volt)

12

10

0
0° 50° 70° 85° 90

Sudut penyulutan (α)


Pada beban resistif, semakin besar sudut penyulutan maka tegangan yang dihasilkan akan
semakin kecil terlihat pula pada kondisi lampu yang kian meredup di setiap penambahan
sudut penyulutan.
2. Beban Induktif
8

Tegangan pada beban (Volt)


7

0
0° 25° 40° 70° 90

Sudut penyulutan (α)


Pada beban induktif, semakin besar sudut penyulutan maka tegangan yang
dihasilkan akan semakin kecil. Bentuk gelombang output pada beban induktif juga
dipengaruhi oleh tegangan balik dari induktor yang digunakan.

IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka praktikan dapat membuat kesimpulan
sebagai berikut
1. Pada pengendalian tegangan AC 1 fasa dengan TRIAC dilakukan pengaturan sudut
penyulutan dengan menggunakan potensiometer. Semakin besar nilai potensiometer
maka sudut penyulutan akan cepat mencapai 180°.
2. Karakteristik tegangan pada masing-masing gelombang dipengaruhi oleh jenis beban
yang dipakai.
3. Pada rangkaian 2 yang menggunakan beban induktif terdapat noise pada gelombang
yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai