Anda di halaman 1dari 29

PETUNJUK PRAKTIKUM

SISTEM PENGUKURAN
VM041109

Oleh:
Aprilely Ajeng Fitriana, S.ST.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA


DEPARTEMEN TEKNIK MEKANIKA DAN ENERGI
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2016
PERCOBAAN I
PENGENALAN MULTITESTER ANALOG DAN DIGITAL

A. TUJUAN
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mengoperasikan peralatan
multitester analog dan digital secara benar.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Multitester analog 1
2. Multitester digital 1
3. Decade Resistor 1
4. Regulator DC power supply 1

C. TEORI
Dalam memahami penggunaan multitester analog dan digital secara benar dan
tepat maka diperlukan pembacaan data pengukuran pada multitester tersebut
secara berulang-ulang. Dari data-data yang diperoleh, dicarilah data yang
mendekati benar. Untuk itu diperlukan rumus sebagai berikut:

𝑌𝑛 − 𝑋𝑛
%𝐾𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 = {1 − | |} × 100%
𝑌𝑛

D. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Pasang kabel probe merah pada terminal tegangan dan kabel probe hitam
pada terminal common
2. Aturlah saklar pemilih ke range ohm (Ω)
3. Hubungkan kabel probe meter pada objek (resistor) yang akan diukur
4. Lakukan pengukuran sesuai pada data tabel

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


E. TABEL DATA PENGUKURAN
1. Pengukuran Besar Tahanan dengan Multitester Analog dan Digital
a. 𝑅1 = 600 Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

b. 𝑅2 = 470 Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

c. 𝑅3 = 560 Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


d. 𝑅4 = 300 Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

e. 𝑅5 = 6 𝐾Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

f. 𝑅6 = 5.6 𝐾Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


g. 𝑅7 = 20 𝐾Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

h. 𝑅8 = 10 𝐾Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

i. 𝑅9 = 500 Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


j. 𝑅10 = 16 𝐾Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

k. 𝑅11 = 1𝐾Ω
No. Range (𝛀) Hasil Pengukuran %Ketepatan
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

l. 𝑅12 = 50 Ω
No. Range (𝛀) Hasil %Ketepatan
Pengukuran
1. ×1
2. ×100
3. ×1k
4. ×10k
5. 2k
6. 20k
7. 200k
8. 2M

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


2. Pengukuran Tegangan 10 Volt DC dengan Multitester Analog dan
Multitester Digital

No. Range (V) Hasil Pengukuran %Ketepatan


1. 12
2. 30
3. 120
4. 300
5. 1000
6. 200
7. 20
8. 2

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


PERCOBAAN II
KESALAHAN PADA DATA PERCOBAAN

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami sumber kesalahan pada data pengukuran
menganalisa kesalahan dengan menggunakan beberapa persamaan.

B. TEORI
Kesalahan didefinisikan sebagai penyimpangan pembacaan dari harga yang
ditujukan dengan pengukuran yang bervariasi. Saat mengukur, beberapa
kesalahan tidak dapat dielakkan seperti pada perhitungan yang dapat
menghasilkan yang tepat. Analisa data percobaan, salah satunya adalah sumber
kesalahan dan kesalahan yang mana akan mempengaruhi data yang benar.
Percobaan ini terdiri dari dua bagian, antara lain:
1. Memperkenalkan kesalahan yang diakibatkab toleransi komponen, sumber
kesalahan dari bagian ini diakibatkan data-data yang didapat ada pula
kesalahan yang diakibatkan kesalahan pada alat ukur atau kesalahan
pengamatan.
2. Kesalahan pada pembacaa, yang mungkin dapat diklarifikasi sebagai
kesalahan kotor atau kesalahan pengamatan.

C. PERSAMAAN-PERSAMAAN
Persamaan-persamaan yang digunakan dalam percobaan:
𝑅1 +𝑅2 +⋯+𝑅𝑛
1. 𝑅𝑎𝑣𝑒 =
𝑛
(𝑅𝑚𝑎𝑥 −𝑅𝑎𝑣𝑒 )+(𝑅𝑎𝑣𝑒 −𝑅𝑚𝑖𝑛 )
2. 𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 =
2
𝑅𝑎𝑣𝑒 −𝑅𝑥
3. %𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100%
𝑅𝑥
𝐸𝑜𝑢𝑡
4. 𝑅𝑏 = 𝑅𝑎 ×
𝐸𝑖𝑛 −𝐸𝑜𝑢𝑡

Keterangan:

𝑅𝑥 = harga penunjukkan resistor

𝑅𝑎𝑣𝑒 = harga rata-rata resistor

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


D. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 2.1 Rangkaian Percobaan

E. PERALATAN
1. DC power supply 1
2. Voltmeter 1
3. Resistor 10kOhm 10
4. Resistor 1kOhm 1
5. Decade resistor 1

F. LANGKAH PERCOBAAN
1. Rangkai rangkaian percobaan seperti Gambar 2.1
2. Hubungkan voltmeter pada resistor Rb = 10 kOhm (decade resistor) dan atur
input tegangan sampai tegangan output 10 V. catat harga Ein pada tabel.
Jangan merubah tegangan Ein.
3. Ganti Rb dengan salah satu dari resistor 10kOhm dan catat harga Eout pada
tabel
4. Lakukan langkah yang sama seperti no.3, untuk resistor 10 kOhm yang lain
dan catat pula Eout pada tabel.
5. Dengan menggunakan persamaan no. 4, hitung harga Rb untuk 10 resistor
tersebut
6. Hitung harga rata-rata Rb pada no.5 dan catat pada tabel
7. Hitung range kesalahan pada harga Rb dan masukkan data pada tabel
8. Hitung %kesalahan untuk harga rata-rata Rb pada no.6, terhadap harga
berdasarkan kode warna dan catat pada tabel.

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


TABEL DATA PENGUKURAN
No. Rb (Ohm) Hasil Pengukuran %Kesalahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

G. TUGAS
1. Perhitungan yang dipergunakan pada tabel data
2. Analisa data dan kesimpulan

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


PERCOBAAN III
PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG : DC VOLTMETER

A. TUGAS PENDAHULUAN
Hitung nilai V1 dan V2 bila E = 12 Volt dan resistansi R2 berubah sesuai dengan
tabel!

B. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami dan mengoperasikan alat ukur analog berupa DC
Voltmeter

C. ALAT DAN BAHAN


1. DC power supply 1
2. Decade Resistor 1
3. DC Voltmeter 2
4. Resistor 560 Ohm 1

D. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan

E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Rangkailah rangkaian percobaan seperti Gambar 3.1, R1 adalah Resistor 560
Ohm, sedangkan R2 adalah decade resistor
2. Setting tegangan E pada DC power supply hingga menunjukkan nilai 12 V
3. Hitung tegangan V1 dan V2 untuk menentukan range yang akan digunakan
pada V1 dan V2 menggunakan persamaan berikut:
𝐸. 𝑅1
𝑉1 =
𝑅1 + 𝑅2

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


𝐸. 𝑅2
𝑉2 =
𝑅1 + 𝑅2

4. Sambungkan keluaran + DC power supply ke + Voltmeter V1, kemudian range


skala yang diinginkan. Jangan pilih range terlalu besar untuk memudahkan
pembacaan.
5. Amati besar tegangan V1 dan V2 dengan perubahan nilai R2 seperti yang
ditunjukkan pada Tabel Percobaan. Catat hasil pengukuran tersebut!
6. Hitung nilai Vtot dengan menggukan persamaan berikut:
Vtot = V1+V2
7. Hitung %error dengan menggunakan persamaan berikut:
|𝐸 − 𝑉𝑡𝑜𝑡 |
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
𝐸

F. TABEL DATA PENGUKURAN


E (Volt) R2 (Ohm) V1 (Volt) V2 (Volt) Vtot (Volt) %error
12 5,1
12 12
12 300
12 470
12 560
12 680
12 3k
12 4,7k
12 5,6k
12 6,8k
12 10k
12 20k

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


PERCOBAAN VI
PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG : DC AMMETER

A. TUGAS PENDAHULUAN
Hitung masing arus yang mengalir pada Gambar 4.1 pada setiap perubahan R2
sesuai dengan tabel, bila tegangan sumber E 12 Volt, R1 560 Ohm!

B. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami dan mengoperasikan alat ukur analog berupa DC
Voltmeter

C. ALAT DAN BAHAN


1. DC power supply 1
2. Decade Resistor 1
3. DC Ammeter 1
4. Resistor 560 Ohm 1

D. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan

E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Rangkailah rangkaian percobaan seperti Gambar 4.1, R1 adalah Resistor 560
Ohm, sedangkan R2 adalah decade resistor
2. Setting tegangan E pada DC power supply hingga menunjukkan nilai 12 V
3. Hubungkan + pada Ammeter pada keluaran R1 sedangkan keluaran range
penunjukkan pada masukkan R2. Pilih range yang paling sesuai dengan arus
yang mungkin mengalir. Jangan pilih range terlalu besar untuk memudahkan
pembacaan.

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


4. Ukur besar arus yang mengalir menggunakan Ammeter dengan perubahan
nilai R2 seperti yang ditunjukkan pada Tabel Percobaan. Catat hasil
pengukuran tersebut.
5. Hitung nilai Iteori dengan menggukan persamaan berikut:
E
Iteori =
R1 + R2
6. Hitung %error dengan menggunakan persamaan berikut:
|Iteori − Ipraktik |
%error = × 100%
Iteori

F. TABEL DATA PENGUKURAN


E (Volt) R2 (Ohm) 𝐈𝐭𝐞𝐨𝐫𝐢 (A) 𝐈𝐩𝐫𝐚𝐤𝐭𝐢𝐤 (A) %error
12 5,1
12 12
12 300
12 470
12 560
12 680

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


TABEL DATA PENGUKURAN
No. Rb (Ohm) Hasil Pengukuran %Kesalahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

G. TUGAS
1. Perhitungan yang dipergunakan pada tabel data
2. Analisa data dan kesimpulan

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


PERCOBAAN V
PENGGUNAAN ALAT UKUR DIGITAL : DC VOLTMETER

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami dan mengoperasikan alat ukur analog berupa DC
Voltmeter

B. ALAT DAN BAHAN


1. DC power supply 1
2. Decade Resistor 1
3. Multitester Digital 1
4. Resistor 560 Ohm 1

C. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 5.1 Rangkaian Percobaan

D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Rangkailah rangkaian percobaan seperti Gambar 5.1, R1 adalah Resistor 560
Ohm, sedangkan R2 adalah decade resistor
2. Setting tegangan E pada DC power supply hingga menunjukkan nilai 12 V
3. Ukur besar tegangan V1 dan V2 menggunakan multitester digital dengan
perubahan nilai R2 seperti yang ditunjukkan pada Tabel Percobaan. Catat
hasil pengukuran tersebut!
4. Hitung nilai Vtot dengan menggukan persamaan berikut:
Vtot = V1+V2
5. Hitung %error dengan menggunakan persamaan berikut:
|𝐸 − 𝑉𝑡𝑜𝑡 |
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
𝐸

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


E. TABEL DATA PENGUKURAN
E (Volt) R2 (Ohm) V1 (Volt) V2 (Volt) Vtot (Volt) %error
12 5,1
12 12
12 300
12 470
12 560
12 680
12 3k
12 4,7k
12 5,6k
12 6,8k
12 10k
12 20k

F. TUGAS
Bandingkan hasil pengukuran menggunakan Voltmeter digital ini dengan hasil
pengukuran menggunakan Voltmeter analog pada Percobaan III. Apakah ada
perbedaan dari kedua data tersebut? Jika iya, jelaskan mengapa kedua data
tersebut dapat berbeda?

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


PERCOBAAN VI
PENGGUNAAN ALAT UKUR DIGITAL : DC AMMETER

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami dan mengoperasikan alat ukur analog berupa DC
Voltmeter

B. ALAT DAN BAHAN


1. DC power supply 1
2. Decade Resistor 1
3. Multitester digital 1
4. Resistor 560 Ohm 1

C. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 5.1 Rangkaian Percobaan

D. LANGKAH PERCOBAAN
1. Rangkailah rangkaian percobaan seperti Gambar 5.1, R1 adalah Resistor 560
Ohm, sedangkan R2 adalah decade resistor
2. Setting tegangan E pada DC power supply hingga menunjukkan nilai 12 V
3. Ukur besar arus menggunakan multitester digital dengan perubahan nilai R2
seperti yang ditunjukkan pada Tabel Percobaan. Catat hasil pengukuran
tersebut!
4. Hitung nilai Iteori dengan menggukan persamaan berikut:
E
Iteori =
R1 + R2
5. Hitung %error dengan menggunakan persamaan berikut:
|Iteori − Ipraktik |
%error = × 100%
Iteori

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


E. TABEL DATA PENGUKURAN
E (Volt) R2 (Ohm) 𝐈𝐭𝐞𝐨𝐫𝐢 (A) 𝐈𝐩𝐫𝐚𝐤𝐭𝐢𝐤 (A) %error
12 5,1
12 12
12 300
12 470
12 560
12 680

F. TUGAS
Bandingkan hasil pengukuran menggunakan Ammeter digital ini dengan hasil
pengukuran menggunakan Ammeter analog pada Percobaan III. Apakah ada
perbedaan dari kedua data tersebut? Jika iya, jelaskan mengapa kedua data
tersebut dapat berbeda?

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


PERCOBAAN VII
PENGUKURAN TAHANAN DENGAN METODE VOLTMETER-AMMETER

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami pemasangan voltmeter dan ammeter secara benar
untuk pengukuran nilai resistansi dari suatu resistor

B. TEORI
Pengukuran nilai resistansi menggunakan voltmeter dan ammeter sering
digunakan dalam laboratorium. Bila suatu tegangan V pada resistor dan arus I
yang mengalir pada resistor, maka dengan menggunakan hukum Ohm dapat
diketahui besar resisto Rx yang tidak diketahui nilai resistansinya.
𝑉
𝑅𝑥 = (1)
𝐼

Persamaan tersebut berlaku bila tahanan dalam ammeter dianggap nol dan
tahanan dalam voltmeter dianggap tak hingga. Ada dua cara untuk metode
voltmeter dan ammeter.

(a) (b)
Gambar 7.1 Metode Voltmeter-Ammeter

Dari Gambar 7.1 (a), ammeter diseri dengan resistor Rx sehingga ammeter
tersebut hanya mengukur arus resistor Ix. Dengan demikian voltmeter akan
menunjukkan tegangan Vx ditambah dengan tegangan drop dari ammeter.
Jadi,
𝑉 = 𝑉𝑥 + 𝐼𝑥 𝑟𝑎
} (2)
𝑉𝑥 = 𝐼𝑥 𝑅𝑜
sehingga
𝑉
𝑅𝑜 = − 𝑟𝑎 (3)
𝐼

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


Keterangan:

𝑅𝑜 = harga real dari beban resistor

𝑉 = harga penunjukkan voltmeter

𝐼 = harga penunjukkan ammerter 𝐼𝑥

𝑟𝑎 = tahanan dalam ammeter

Jika 𝑟𝑎 ≪ 𝑅𝑜 , maka (3) mendekati (4)

𝑉
𝑅𝑜 ≈ (4)
𝐼

Jadi %error adalah

𝑅−𝑅𝑜 𝑟𝑎
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100% = × 100% (5)
𝑅𝑜 𝑅−𝑟𝑎

Sekarang lihat Gambar 7.1 (b), voltmeter mengukur 𝑉 = 𝑉𝑥 pada resistor, tetapi
ammeter menunjukkan arus resistor R ditambah arus voltmeter 𝐼𝑣 .

Jadi,

𝐼 = 𝑖𝑥 + 𝐼𝑣 (6)

𝑉 𝑉
𝑅𝑜 = 𝑅= (7)
𝐼𝑥 𝐼

𝑉
𝑟𝑣 =
𝐼𝑣

Keterangan:

𝑟𝑣 = tahanan dalam voltmeter

Subtitusikan (7) ke (6) dan (8)

𝑉 1
𝑅𝑜 = = (9)
𝐼−𝑉⁄𝑟𝑣 1⁄𝑅 −1⁄𝑟𝑣

Jika 𝑟𝑣 ≫ 𝑅, maka (9) akan mendekati (4)

Jadi %error

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


𝑅−𝑅𝑜 𝑅
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100% = − × 100% (5)
𝑅𝑜 𝑟𝑣

C. ALAT DAN BAHAN


1. DC power supply
2. DC Voltmeter
3. DC Ammeter
4. Resistor 22Ω 47Ω 100Ω 1kΩ 2,2kΩ 4,7kΩ 10kΩ
5. Decade resistance box
6. Kabel penghubung

D. LANGKAH PERCOBAAN
METODE GAMBAR a
1. Ukur tahanan dalam voltmeter (𝑟𝑣 ) dan ammeter (𝑟𝑎 )
2. Hitung dan pastikan dulu arus dan teganagn maksimum yang diijinkan pada
resistor.
3. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 7.1 (a), untuk Rx = 22Ω.
4. Gunakan range ammeter 3 mA dan power supply E=0
5. Dengan mengatur power supply secara perlahan-lahan dapatkan arus
ammeter 1,5mA dan catat pada tabel penunjukkan tegangan pada voltmeter
Catatan:
Jika akan merubah range voltmeter, maka DC power supply harus dalam
keadaan nol.
6. Ulangi langkah 1 s.d 5 untuk resistor yang lain.

METODE GAMBAR b

1. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 7.1 (b), untuk Rx = 22Ω


2. Gunakan voltmeter range voltmeter 1 V
3. Dengan mengatur DC power supply secara perlahan-lahan dapatkan
tegangan pada voltmeter 0,5 V dan catat pada tabel penunjukkan I pada
ammeter
4. Ulangi langkah 1 s.d 3 untuk resistor yang lain

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


E. TABEL DATA PERCOBAAN
I = 1,5 mA 𝑟𝑎 = ………………………
Rx (Ohm) V (Volt) R=V/I Ro (Ohm) %error
22
47
100
1000
2200
4700
10000

V = 0,5 V 𝑟𝑣 = ………………………
Rx (Ohm) I (A) R=V/I Ro (Ohm) %error
22
47
100
1000
2200
4700
10000

F. TUGAS
1. Gambarkan grafik Rx vs R menggunakan millimeter block
2. Analisa dan kesimpulan

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


PERCOBAAN VIII
OSCILLOSCOPE

A. TUGAS PENDAHULUAN
Jelaskan fungsi masing-masing tombol pada oscilloscope!

B. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami mengoperasikan oscilloscope dengan benar

C. ALAT DAN BAHAN


1. Oscilloscope GW-Instek GDS-1102
2. Function Generator
3. Kabel penghubung

D. SKEMA OSCILLOSCOPE

E. LANGKAH PERCOBAAN
KALIBRASI
1. Pastikan oscilloscope terhubung dengan catu daya
2. Nyalakan oscilloscope dengan menekan Power Switch
3. Hubungkan probe oscilloscope ke CH1 atau CH2 terminal
4. Pastikan penunjukkan pada probe oscilloscope pada x1

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


5. Pasang capit buaya ke Ground terminal dan ujung probe yang lain ke Probe
compensation output
6. Pada layar oscilloscope akan tampil gelombang kotak-kotak, amati time/div
dan volt/div yang digunakan (terdisplay di bawah gelombang)
7. Cek volt/div dan time/div dengan cara:
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑑𝑖𝑣 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙 × 𝑣𝑜𝑙𝑡/𝑑𝑖𝑣
𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = 𝑑𝑖𝑣 ℎ𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 × 𝑡𝑖𝑚𝑒/𝑑𝑖𝑣
Oscilloscope dikatakan telah terkalibrasi bila menunjukkan tegangan peak-
peak sebesar 2 V dan frekuensi 50 Hz. Bila masih belum tepat, atur time/div
dan volt/div oscilloscope.

MEASUREMENT

Bacalah:

a. Vpp
b. Vrms
c. Vave
d. frekuensi

Dari tegangan keluaran function generator menggunakan oscilloscope, bila sinyal


yang dihasilkan oleh function generator adalah:

1. 5 V square wave, 50 kHz


2. 5 V sinusoidal, 50 kHz
3. 10 V sawtooth wave, 50 kHz
4. 10 V triangle wave, 50 kHz
5. 12 V square wave, 100 kHz
6. 12 V sinusoidal, 100 kHz
7. 15 V sawtooth wave, 100 kHz
8. 15 V triangle wave, 100 kHz

Gambar sinyal keluaran function generator menggunakan millimeter block!

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


PERCOBAAN IX
LCR METER

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami penggunaan alat ukur LCR Meter

B. TEORI
LCR Meter adalah bagian dari alat uji elektronik yang digunakan untuk mengukur
induktansi (L), kapasitansi (C) dan resistensi (R) dari komponen. Dalam versi
sederhana dari alat ini, nilai-nilai sebenarnya dari jumlah ini tidak diukur;agak
impedansi diukur secara internal dan dikonversi untuk ditampilkan ke kapasitansi
yang sesuai atau nilai induktansi.Bacaan akan cukup akurat jika kapasitor atau
induktor perangkat yang diuji tidak memiliki komponen resistif signifikan
impedansi.Lebih maju desain ukuran induktansi benar atau kapasitansi, dan juga
resistansi setara seri kapasitor dan faktor Q dari komponen induktif.
Biasanya perangkat yang diuji (DUT) dapat dikenakan ACsumber tegangan
.Meter mengukur tegangan menemukan dan arus melalui DUT.Dari rasio tersebut
meter dapat menentukan besarnya impedansi. Sudut fase antara tegangan dan
arus juga diukur dalam instrumen yang lebih maju;dalam kombinasi dengan
impedansi, kapasitansi setara atau induktansi, dan resistansi, dari DUT dapat
dihitung dan ditampilkan.Meter harus mengasumsikan baik paralel atau model
seri untuk kedua elemen ini.Asumsi yang paling berguna, dan pada umumnya
diadopsi, adalah bahwa pengukuran LR memiliki unsur-unsur dalam seri (seperti
yang akan dihadapi dalam kumparan induktor) dan pengukuran CR memiliki
elemen secara paralel (seperti yang akan dihadapi dalam mengukur kapasitor
dengan dielektrik bocor).LCR Meter juga dapat digunakan untuk menilai variasi
induktansi sehubungan dengan posisi rotor dalam mesin magnet permanen
(namun harus diperhatikan karena beberapa LCR Meter dapat rusak oleh EMF
yang dihasilkan diproduksi dengan memutar rotor dari motor magnet permanen ).
Tangan memegang LCR Meter biasanya memiliki frekuensi uji dipilih dari 100 Hz,
120 Hz, 1 kHz, 10 kHz, dan 100 kHz untuk akhir meter atas.Resolusi layar dan
pengukuran kemampuan jangkauan biasanya akan berubah dengan frekuensi uji.
Benchtop LCR Meter biasanya memiliki frekuensi uji dipilih dari lebih dari 100
kHz.Mereka sering termasuk kemungkinan untuk menempatkan di tegangan DC
atau arus pada sinyal pengukuran AC.End meter lebih rendah menawarkan

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


kemungkinan untuk memasok tegangan DC eksternal ini atau arus sedangkan
perangkat akhir yang lebih tinggi dapat memasok mereka secara internal.Selain
meter benchtop memungkinkan penggunaan perlengkapan khusus untuk
mengukur komponen SMD, kumparan inti udara atau transformator.

C. ALAT DAN BAHAN


1. LCR meter
2. Decade resistance
3. Decade capacitance
4. Decade inductance
5. Kabel secukupnya

D. LANGKAH PERCOBAAN
PENGUKURAN INDUKTANSI (L)
1. Tekan tombol L/C/R sehingga layar menunjukkan huruf L
2. Hubungkan kaki-kaki inductor pada probe LCR meter
3. Tekan tombol 1KHz/120Hz
4. Hasil pengukuran akan ditampilkan di layar
5. Lepaskan probe dari kaki-kaki induktor

PENGUKURAN KAPASITOR (C)


1. Tekan tombol L/C/R sehingga layar menunjukkan huruf C
2. Hubungkan kaki-kaki kapasitor pada probe LCR meter
3. Tekan tombol 1KHz/120Hz
4. Hasil pengukuran akan ditampilkan di layar
5. Lepaskan probe dari kaki-kaki kapasitor
6. Harap diperhatikan: pengukuran kapasitor yang sudah pernah digunakan
netralkan terlebih dahulu kapasitor dengan cara membuang isi muatan listrik
yang ada di dalam kapasitor karena kapasitor yang telah digunakan akan
mendapat muatan listrik dan kapasitor tersebut menyimpannya dan apabila
tidak dinetralkan pengukuran kapasitor bisa MERUSAK alat ukur (LCR meter)

PENGUKURAN HAMBATAN (R)


1. Tekan tombol L/C/R sehingga layar menunjukkan huruf R
2. Hubungkan kaki-kaki resistor pada probe LCR meter

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


3. Tekan tombol 1KHz/120Hz
4. Hasil pengukuran akan ditampilkan di layar
5. Lepaskan probe dari kaki-kaki resistor

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN


E. TABEL DATA PERCOBAAN
I = 1,5 mA 𝑟𝑎 = ………………………
Rx (Ohm) V (Volt) R=V/I Ro (Ohm) %error
22
47
100
1000
2200
4700
10000

V = 0,5 V 𝑟𝑣 = ………………………
Rx (Ohm) I (A) R=V/I Ro (Ohm) %error
22
47
100
1000
2200
4700
10000

F. TUGAS
1. Gambarkan grafik Rx vs R menggunakan millimeter block
2. Analisa dan kesimpulan

PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN

Anda mungkin juga menyukai