Pratikum Modul 2 yang berjudul Arus Bolak Balik bertujuan untuk Menentukan
arah jarum pada Galvanometer ketika dimasukkan magnet batang dengan cepat secara
berulang, Menghitung kuat arus (A) yang bersumber dari AC dan DC sebesar 2 Volt pada
rangkaian RC, Menghitung kuat arus (A) yang bersumber dari AC dan DC sebesar 2 Volt
pada rangkaian RL, Menghitung kuat arus (A) yang bersumver dari AC sebesar 2 Volt pada
rangkaian RLC. Pratikum ini dilakukan dengan cara mengukur beda potensial pada tiap-
tiap titik yang telah ditentukan menggunakan Multimeter digital dengan tegangan sumber
DC dan AC dengan daya sebesar 2 Volt. Hasil pengukuran diolah untuk menentukan Vtotal,
R, Xc atau XL, dan Z. Pada percobaan pertama didapatkan kuat arus (I) 0 mA pada DC dan
3,34 mA pada AC. Pada setiap rangkaian setiap komponen sangat berpengaruh sekali
terhadap komponen lainnya, misalnya saja kapasitor pada rangkaian RC yang membuat
VR tidak teraliri tegangan listrik.
II. PENDAHULUAN
3. 1. Tujuan
1. Menentukan arah jarum pada Galvanometer ketika dimasukkan magnet batang
dengan cepat secara berulang,
2. Menghitung kuat arus (A) yang bersumber dari AC dan DC sebesar 2 Volt pada
rangkaian RC,
3. Menghitung kuat arus (A) yang bersumber dari AC dan DC sebesar 2 Volt pada
rangkaian RL,
4. Menghitung kuat arus (A) yang bersumver dari AC sebesar 2 Volt pada rangkaian
RLC.
3. 2. Dasar Teori
Listrik dan arus bolak balik saling berkaitan satu sama lain. Listrik adalah
energi yang dihasilkan dari arus bolak balik. Arus bolak balik adalah arus listrik yang
bergerak maju dan mundur dalam suatu siklus, memberikan daya listrik yang
diperlukan untuk mengoperasikan sistem listrik. (Purnama, 2020). Arus bolak balik
dapat dihasilkan oleh berbagai jenis sistem daya listrik, termasuk daya surya,
penyimpanan energi, dan sistem industri lainnya. Ketika sistem daya listrik mengirim
arus listrik melalui konsumen, arus listrik bergerak maju dan mundur secara teratur.
Arus listrik ini dapat bergerak dengan konstan atau secara periodik, tergantung pada
sistem sumber daya listrik yang digunakan. (Supriyanto, 2019). Arus bolak balik juga
dapat menghasilkan daya listrik yang lebih besar daripada arus listrik yang digunakan
untuk mengoperasikan sistem. Hal ini memungkinkan sistem listrik untuk
menggunakan daya listrik lebih efisien, karena arus listrik yang digunakan untuk
mengoperasikan sistem lebih kecil daripada arus listrik yang dihasilkan. (Santoso,
2020).
Arus bolak balik adalah arus listrik yang bergerak ke satu arah, kemudian
berbalik arah di titik tertentu. Arus bolak balik dapat bergerak dengan konstan atau
secara periodik, tergantung pada sistem sumber daya listrik yang digunakan. (Arifin,
2019). Arus bolak balik dapat diterapkan dalam berbagai jenis sistem listrik, termasuk
sistem tenaga surya, sistem penyimpanan energi, dan sistem aplikasi industri lainnya.
Pada sistem listrik, arus bolak balik digunakan untuk menghasilkan daya listrik yang
diperlukan oleh konsumen. (Mardiati, 2019). Salah satu keuntungan utama dari arus
bolak balik adalah bahwa ia dapat mengirim arus listrik yang lebih besar daripada arus
listrik yang digunakan untuk mengoperasikannya. Hal ini memungkinkan sistem listrik
untuk menggunakan daya listrik lebih efisien, karena arus listrik yang digunakan untuk
mengoperasikan sistem lebih kecil daripada arus listrik yang dihasilkan. (Rochmadi,
2020).
3. 4. Prosedur Percobaan
2. 4. 1. Percobaan 1: Pembangkit arus bolak balik sederhana
1. Dihubungkan kumparan dengan galvanometer,
2. Digerakkan ujung magnet batang ke dalam dan keluar kumparan secara
berulang-ulang,
3. Diamati apa yang terjadi pada jarum galvanometer.
2. 4. 2. Percobaan 2: Rangkaian RC
Gambar 2. Rangkaian RC 1
Gambar 3. Rangkaian RC 2
2. 4. 3. Percobaan 3 : Rangkaian RL
1. Dibuat rangkaian seperti gambar 3,
2. Diberi sumber arus searah (2V) pada rangkaian tersebut dan
disambungkan saklar,
3. Diukur tegangan atau beda potensial di ujung-ujung inductor (VL),
resistor (VR), dan sumber (Vs),
4. Diukur arus yang melalui rangkaian tersebut (I),
Gambar 4. Rangkaian RL 1
3. Percobaan 3, Rangkaian RL
Tabel 2. Data Percobaan Rangkaian RL
DC
𝑉𝐿
𝑋𝐿 = 𝐼 𝟐 − 𝟏. 𝟏𝟕
| | × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟏, 𝟓 %
𝟐
1,80 AC
𝑋𝐿 = = 0,2931 Ω
6,14 𝟐 − 𝟏, 𝟖𝟎
| | × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟎 %
𝟐
𝑍 = √𝑅2 + 𝑋𝐿 2
𝑍 = √0,01462 + 0,29312
= 0,2934 Ω
IV. PEMBAHASAN
Gerakan bolak-balik ujung magnet batang ke dalam kumparan menghasilkan arus
listrik. Ini dapat ditentukan dengan memasang galvanometer di kumparan. Saat magnet
bermuatan positif diarahkan ke arah kumparan, arus listrik yang dihasilkan akan
menyebabkan jarum galvanometer bergerak ke kanan. Saat magnet ditarik keluar dari
kumparan, arus listrik yang dihasilkan akan menyebabkan jarum galvanometer bergerak
ke kiri. Dengan cara ini, kita dapat menentukan besarnya arus listrik yang dihasilkan oleh
gerakan bolak-balik ujung magnet batang ke dalam kumparan.
Pada saat magnet diposisikan ke dalam kumparan, medan magnet akan berinteraksi
dengan medan magnet dari kumparan. Interaksi antara medan magnet dari magnet dan
medan magnet dari kumparan menyebabkan arus listrik dihasilkan pada kumparan. Arus
listrik yang dihasilkan akan menyebabkan jarum pada galvanometer berubah posisi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar simpangan jarum galvanometer adalah intensitas
medan magnet, jumlah lilitan pada kumparan, dan besarnya arus listrik.
Tegangan didapatkan dari hasil percobaan untuk sumber daya DC adalah tegangan
DC yang konstan. Sementara itu, tegangan didapatkan dari hasil percobaan untuk sumber
daya AC adalah tegangan AC yang berubah secara periodik. Tegangan AC berbeda dengan
tegangan DC karena tegangan AC berubah secara sinusoidal yang berulang-ulang,
sedangkan tegangan DC adalah konstan. Pada percobaan pertama didapatkan Vtotal pada
DC 2,34 Volt dan pada AC didapatkan 2,15 Volt, hal ini terjadi karena pada DC resistornya
tidak teraliri tegangan listrik dikarenakan telah disimpan oleh kapasitor. Pada percobaan
kedua didapatkan galat DC dan AC berturut-turut adalah 17 % dan 7,5 %, pada percobaan
ketiga didapatkan galat DC dan AC berturut-turut adalah 41,5 % dan 10 %, pada DC
terlihat begitu besar galat, hal ini dikarenakan adanya kesalahan dalam melakukan kegiatan
pratikum saat pengecekan, dan pada percobaan keempat didapatkan galat sebesar 19 %.
Induktor merupakan komponen pasif yang mengkonversi energi listrik menjadi
energi magnet. Dalam rangkaian arus searah, induktor akan menghalangi arus listrik yang
mengalir melalui rangkaian. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa arus listrik yang mengalir
melalui rangkaian akan menghasilkan medan magnet, dan medan magnet ini akan
bertindak balik pada arus listrik itu sendiri dan menghalanginya. Akibatnya, tegangan yang
dihasilkan oleh induktor dalam rangkaian arus searah akan lebih rendah daripada tegangan
sumber daya, dan arus listrik yang mengalir melalui rangkaian akan lebih rendah.
Hal ini disebabkan oleh karakteristik kapasitor dan induktor yang berbeda.
Kapasitor adalah komponen pasif yang menyimpan energi listrik, sedangkan induktor
adalah komponen pasif yang mengkonversi energi listrik menjadi energi magnet. Pada saat
pemberian arus DC pada kapasitor, arus listrik tidak akan mengalir karena kapasitor tidak
dapat menyimpan energi listrik secara instan. Sementara itu, pada saat pemberian arus DC
pada induktor, arus listrik akan mengalir karena induktor dapat menyimpan energi listrik
secara instan.
V. KESIMPULAN
1. Pada percobaan galvanometer terdapat 2 arah jarum yang diperoleh, ketika kutub
positif yang dimasukkan kedalam Galvanometer arah jarum galvanometer menuju ke
arah kanan terlebih dahulu yaitu ke arah positif, kemudian ketika dikeluarkan arah
jarum galvanometer langsung berbalik arah ke arah kiri, begitu juga dengan jika kutub
negatif yang dimasukkan arah jarum dari galvanometer akan bergerak kearah kiri
telebih dahulu, ketika dikeluarkan langsung berbalik arah ke arah kanan.
2. Kuat arus yang didapatkan pada Rangkaian RC yang bersumber pada DC dan AC
secara berturut-turut adalah 0 mA dan 0,34 mA. Pada DC 0 mA hal ini terjadi karena
adanya kapasitor dengan arus sumber DC yang tegangan listriknya diserap oleh
kapasitor.
3. Kuat arus yang didapatkan pada Rangkaian RL yang bersumber pada DC dan AC
secara berturut-turut adalah 5,89 mA dan 6,17 mA.
4. Kuat arus yang didapatkan pada rangkaian RLC yang bersumber pada AC sebesar 2
Volt adalah 3,17 mA.
VI. REFERENSI
Arifin, M. (2019). Pengertian Arus Bolak-Balik dan Aplikasinya. Kompas Tekno. Diakses
dari: https://tekno.kompas.com/read/2019/02/06/15504527/pengertian-arus-bolak-
balik-dan-aplikasinya
Mardiati, A. (2019). Pengertian Arus Bolak-Balik (AC) dan Aplikasinya. Halaman
Pendidikan. Diakses dari: https://halamanpendidikan.com/pengertian-arus-bolak-
balik-ac-dan-aplikasinya/
Purnama, F. (2020). Pengertian Listrik dan Arus Bolak-Balik (AC). Fisika Unisba.
Diakses dari: https://fisika.unisba.ac.id/pengertian-listrik-dan-arus-bolak-balik-ac/
Rochmadi, A. (2020). Pengertian Arus Bolak Balik dan Aplikasinya. Ruang Teknik.
Diakses dari: https://ruangteknik.id/pengertian-arus-bolak-balik-dan-aplikasinya/
Santoso, T. (2020). Pengertian Listrik dan Arus Bolak Balik (AC). Teknik Listrik. Diakses
dari: https://www.tekniklistrik.id/pengertian-listrik-dan-arus-bolak-balik-ac/
Supriyanto, E. (2019). Apa Itu Arus Bolak-Balik (AC) dan Aplikasinya? Kompasiana.
Diakses dari:
https://www.kompasiana.com/erwinsupriyanto/5c3c3f7035db1f9d921eb5b5/apa-
itu-arus-bolak-balik-ac-dan-aplikasinya
VII. LAMPIRAN