NIM : 225090707111002
Kelompok : 08
Korektor Asisten
Catatan:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________
𝑉 = 𝐼 × 𝑅
dimana :
V = tegangan listrik, dalam satuan Volt (V)
I = arus listrik, dalam satuan Ampere (A)
R = hambatan listrik, dalam satuan Ohm (Ω)
(Ponto, 2018.).
Hukum Kirchhoff I berbunyi “Arus total yang masuk melalui suatu titik percabangan
dalam suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan
tersebut” sehingga dapat diformulasikan ΣI masuk = ΣI keluar. Dengan demikian diperoleh
arus total yang mengalir pada suatu percabangan dengan persamaan :
𝐼𝑡 = 𝐼1 + 𝐼2 + ⋯ + 𝐼𝑛 . . . . ..
dimana :
It = arus total, dalam satuan Ampere (A)
I1 = arus pada percabangan pertama, dalam satuan Ampere (A)
I2 = arus pada percabangan kedua, dalam satuan Ampere (A)
(Ponto, 2018.)
Hukum Kirchhoff II yang digunakan untuk menganalisis beda potensial suatu rangkaian
tertutup yang terdiri dari komponen-komponen elektronika. Hukum ini berbunyi “Besar
beda potensial dalam suatu rangkaian tertutup adalah sama dengan “nol” dalam suatu
rangkaian tertutup (loop), jumlah aljabar dalam rangkaian dari gaya gerak listrik (GGL) dan
besarnya penurunan tegangan sama dengan nol”. Dengan demikian diperoleh formula :
𝛴𝜀 + 𝛴𝐼𝑅 = 0
dimana :
ε = E = gaya gerak listrik (GGL), dalam satuan Volt (V)
I = kuat arus, dalam satuan Ampere (A)
R = besaran hambatan (tahanan), dalam satuan Ohm (Ω)
Dan ada juga hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penganasilisan rangkaian dengan
Hukum Kirchoff II antara lain :
• Arah arus loop yang berfungsi menentukan arah loop. Arah dari loop ini adalah dari
GGL tinggi ke GGL rendah.
• Jika arus bertemu kutub positif dari sumber tegangan, maka GGL bernilai positif,
dan sebaliknya.
(Ponto, 2018.)
Kita dapat melakukan analisis pada sirkuit, apabila menemui keadaan : beda potensial
pada setiap komponen, terdapat arus pada setiap komponen (arus yang masuk ke sambungan
haruslah sama dengan arus yang keluar pada sambungan), yang dapat dituliskan dengan
persamaan :
𝛴𝐼𝑖𝑛 = 𝛴𝐼𝑜𝑢𝑡
dikarenakan energi bersifat kekal, muatan di sekitar jalur yang tertutup memiliki ΔU = 0. Hl
ini terapkan pada rangkaian dengan ditambahkannya semua beda potensial di sekitar loop yang
dibentuk oleh sirkuit, yang dapat dituliskan dengan persamaan :
𝛥𝑉𝑙𝑜𝑜𝑝 = 𝛴(𝛥𝑉)𝑖 = 0
dimana (ΔV)I adalah beda potensial komponen I dalam loop. Hukum loop Kirchoff dikatakan
benar apabila salah satu dari (ΔV)I adalah negative. Dalam mengidentifikasi beda potensial kita
perlu eksplisit mana yang positif dan mana yang negatif (D. Knight, 2017).
Produk RC disebut kapasitif konstanta waktu dari rangkaian dan dilambangkan dengan
simbol τ. Dimana :
𝜏 = 𝑅𝐶 (𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢)
dapat dilihat bahwasannya pada waktu t = τ = (RC), yaitu muatan yang pada mulanya kapasitor
yang tidak bermuatan yang telah meningkat dari nol menjadi :
𝑞 = 𝑐𝜀(1 − 𝑒 −1 ) = 0.63𝐶𝜀
dengan kata lain, selama konstanta pertama muatan telah meningkat dari nol hingga 63% dari
nilai akhir C𝜀. Segitiga kecil sepanjang waktu sumbu menandai interval berturut-turut dari satu
kali konstan selama pengisian kapasitor. Saat pengisian sirkuit RC sering dinyatakan dalam τ
(Halliday, 2018).
Arus sesaat I mula-mula meningkat dengan cepat, kemudian meningkat lebih lambat
dan mendekati nilai akhir secara asimtotik. Pada waktu tertentu, arus meningkat menjadi 63%
dari nilai akhirnya. Karena hal tersebut, kuantitas adalah ukuran cepatnya arus mengalir menuju
ke nilai akhirnya, yang biasa disebut konstanta waktu untuk sirkuit, yang dilambangkan dengan
τ. Dimana :
𝐿
𝜏 = (𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑅𝐿)
𝑅
dalam waktu yang sama dengan arus mencapai 86% dari nilai akhirnya. Pada 5τ, 99.3% dan
pada 10τ, 99.995% (pengisian kapasitor yang dirangkai seri dengan resistor dengan hambatan
waktu konstan untuk suatu situasi adalah produknya) (Young, 2015).
BAB II
METODOLOGI
Adapun peralatan yang digunakan pada percobaan topik rangkaian DC dan arus transien
yaitu satu buah voltmeter DC, satu buah amperemeter DC, satu buah variabel power supply,
satu buah signal generator, satu buah oscilloscope, dan satu buah rangkaian uji (rangkaian DC
dan RC). Serta untuk rangkaian uji tersebut terdiri dari beberapa komponen alat yaitu dua buah
tahanan 10 kΩ 2 Watt, satu buah tahanan 20 kΩ (2 x 10 kΩ ) 2 Watt, satu buah tahanan 30 kΩ
(3 x 10 kΩ) 2 Watt, dan dua buah kapasitor 0,1μF.
Kemudian variable power supply diatur sehingga dihasilkannya tegangan keluaran antara 5 V
sampai 12 V. Tegangan VAD, VBD, VCD, VAB, VBC, I1, I2, dan I3 diukur untuk semua
kombinasi keadaan saklar S2 dan S3. Kemudian tabel digunakan untuk pencatatan hasil
pengukuran. Variable power supply diatur, kemudian tegangan keluaran diubah dan dipilih
antara 5 V sampai 12 V. Tegangan I1, I2, dan I3 diukur untuk semua kombinasi keadaan saklar
S2 dan S3. Kemudian tabel dibuat Kembali untuk pencatatan hasil pengukuran. Untuk yang
terakhir, voltmeter, amperemeter, dan variable power supply dimatikan.
Rangkaian RC (a) :
Coupling DC pada channel 1 (CH1) dan channel 2 (CH2) oscilloscope dipilih. Kemudian CH1
dan CH2 oscilloscope dihubungkan secara berturut-turut ke titik A dan titik B. Signal generator
diatur agar dihasilkannya sinyal keluaran dengan bentuk golombang kotak. Amplitudonya
diatur sebesar 10 V peak to peak, frekuensinya sebesar 20 Hz, dan offset DCnya sebesar 5 V.
Pengaturannya dipastikan agar sinyal terlihat seperti pada gambar (c) di atas. Kemudian bentuk
sinyal tegangan VAD dan VBD disimpan.
Rangkaian RC (b) :
Keadaan signal generator dan oscilloscope dipastikan tidak diubah. Kemudian atur
kedaan saklar pada rangkaian uji sehingga didapatkan rangkaian seperti pada gambar (b) di
atas. Untuk yang terakhir bentuk sinyal tegangan VAD dan VBD disimpan.
Rangkaian RL :
Pertama yaitu, dipastikannya keadaan signal generator dan oscilloscope tidak diubah.
Kemudian keadaan saklar pada rangkaian uji diatur sehingga didapatkan rangkaian seperti pada
gambar di bawah :
1 off off off 11,93 11,92 0,1 m 0,1 m 11,92 -0,007 -0,018 -0,016 -0,016
µA µA µA µA
2 on off off 11,92 5,87 0,1 6,04 5,87 -0,599 -0,599 -0,017 -0,012
mV mA mA µA µA
3 off on off 11,92 5,88 0,1 6,02 5,88 -0,598 -0,015 -0,598 -0,012
mV mA µA mA µA
4 off off on 11,8 5,95 0,1 5,9 5,9 -0,586 -0,014 -0,015 -0,586
mA µA µA mA
mV
• 20K ohm
Gambar osiloskop AC :
Gambar 3.1, osiloskop AC
• 30K ohm
Gambar osiloskop AC :
• 20K ohm
Gambar osiloskop AB :
• 30K ohm
Gambar osiloskop AB :
3.2 PERHITUNGAN
3.2.1 Mencari Nilai R1
• Variasi Data ke1
𝑉 𝐴𝐵
R1 = 𝐼1
0,1 V
R1 = −0.000007 𝐴 = −14285,71429 Ω
• Variasi data ke 2
𝑉 𝐴𝐵
R1 = 𝐼1
6,04 V
R1 = −0.000599 𝐴
= −10684.47412 Ω
• Variasi data ke 3
𝑉 𝐴𝐵
R1 = 𝐼1
6,02 V
R1 = −0.000598 = −10066,88963 Ω
𝐴
• Variasi data ke 4
𝑉 𝐴𝐵
R1 = 𝐼1
5,9 V
R1 = −0.000586 = −10068,25939 Ω
𝐴
• Variasi data ke 5
𝑉 𝐴𝐵
R1 = 𝐼1
0,93 V
R1 = −0.000885 = −8,2305𝑥10−4 Ω
𝐴
• Variasi data 2
𝑉 𝐵𝐶
I4 = 𝑅4
5,87 V
I4 = 30.000 Ω = 0,000199 𝐴
• Variasi data 3
𝑉 𝐵𝐶
I4 = 𝑅4
5,88 V
I4 = 30.000 Ω = 0,000196 𝐴
• Variasi data 4
𝑉 𝐵𝐶
I4 = 𝑅4
5,9 V
I4 = 30.000 Ω = 0,000197 𝐴
• Variasi data 5
𝑉 𝐵𝐶
I4 = 𝑅4
0,93 V
I4 = 30.000 Ω = 0,000031 𝐴
3.3 PEMBAHASAN
3.3.1 ANALISA PROSEDUR
3.3.1.1 FUNGSI ALAT
Pada percobaan topik rangkaian DC dan arus transien digunakan beberapa peralatan
dengan fungsi yang berbeda-beda. Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan topik
rangkaian DC dan arus transien yaitu satu buah voltmeter DC, satu buah amperemeter DC, satu
buah variabel power supply, satu buah signal generator, satu buah osiloskop, dan satu buah
rangkaian uji (rangkaian DC dan RC). Voltmeter difungsikan sebagai pengukur beda potensial
antara dua titik pada rangkain. Amperemeter digunakan untuk diukurnya nilai arus yang
dialirkan pada rangkaian. Variabel power supply pada rangkaian difungsikan sebagai sumber
arus listrik yang akan dihubungkan ke rangkaian uji, tegangan yang dihasilkan nilainya dapat
diatur. Signal generator difungsikan sebagai sumber pembangkit gelombang dalam bentuk
sinus. Serta peralatan yang terakhir yaitu osiloskop difungsikan sebagai alat ditampilkannya
bentuk gelombang sinyal elektronik yang dihasilkan signal generator anatara dua titik .
4.1 KESIMPULAN
Setelah praktikum kali ini dilakukan kita dapat memahami hukum Ohm dan hukum Kirchoff,
dimana hukum ohm berbunyi “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar atau hambatan
besarnya sebanding dengan beda potensial atau tegangan antara ujung-ujung penghantar
tersebut” dimana dapat dituliskan dengan persamaan V = I R. Sedangkan pada hukum Kirchoff
berbunyi “jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik cabang akan sama dengan jumlah
kuat arus listrik yang meninggalkan titik itu” dimana dapat dituliskan dengan persamaan
ΣImasuk = ΣIkeluar . Kemudian kita juga dapat memahami prinsip dari arus transien, dimana
arus transien adalah arus yang bersifat sementara. Dikarenakan arus ini mengecil terhadap
waktu, maka arus transien hanya timbul/muncul sesaat atau bukan konstan. Pada saat pengisian,
kapasitor akan menyimpan tegangan hingga besar tegangannya setara dengan besar sumber
tegangan.
4.2 SARAN
Pada proses pengambilan data juga dibutuhkan ketelitian dan daya fokus yang lebih untuk
pembacaan nilai kuat arus pada amperemeter dan juga tegangan pada voltmeter. Diharapkan
materi praktikum dapat dipahami oleh masing-masing praktikan supaya proses praktikum dapat
dilakukan oleh semua praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
D. Knight, R. (2017). Physics for Scientists and Engineers A Strategic Approach with Modern
Physics. 4th ed. San Luis Obispo: Pearson.
Halliday, D. R. (2018). Fundamentals of Physics. 6th ed. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.
Ponto, H. (2018.). Dasar Teknik Listrik. Sleman,. Yogyakarta: Deepublish.
Young, H. F. (2015). University Physics with Modern Physics. 14th ed. London: Pearson
Education, Inc.
LAMPIRAN
(Ponto, 2018.)
(Young, 2015)
(Gambar Rangkaian Percobaan)
DHP
Rangkaian DC = 11,8 V
1 off off off 11,93 11,92 0,1 m 0,1 m 11,92 -0,007 -0,018 -0,016 -0,016
µA µA µA µA
2 on off off 11,92 5,87 0,1 6,04 5,87 -0,599 -0,599 -0,017 -0,012
mV mA mA µA µA
3 off on off 11,92 5,88 0,1 6,02 5,88 -0,598 -0,015 -0,598 -0,012
mV mA µA mA µA
4 off off on 11,8 5,95 0,1 5,9 5,9 -0,586 -0,014 -0,015 -0,586
mV mA µA µA mA
• 20K ohm
Gambar osiloskop AC :
• 30K ohm
Gambar osiloskop AC :
• 20K ohm
Gambar osiloskop AB :
Gambar 3.7 osiloskop AB
• 30K ohm
Gambar osiloskop AB :
Jawab:
1. Arus AC adalah jenis arus listrik yang memiliki arah arus listrik secara bolak balik dan
cenderung tidak stabil. Sebagian orang juga menyebut arus AC sebagai arus bolak-
balik atau arus tidak stabil. Pada prinsipnya, arus AC ini bekerja sesuai perputaran
kumparan dengan kecepatan yang disesuaikan. Beberapa jenis rangkaian komponen
AC antara lain adalah resistor, induktor, dan kapasitor. Sedangkan Arus listrik DC
adalah bentuk aliran arus listrik atau tegangan listrik yang bersifat searah dan
cenderung lebih stabil dalam penggunaanya.Arus listrik DC ini biasanya dihasilkan
dari pembangkit daya, baterai, dinamo dan tenaga surya. Oleh karenanya jenis arus
DC disimpulkan lebih aman dan jarang terjadi konsleting listrik.
2. Hukum Ohm berbunyi “Besar arus listrik yang mengalir melalui penghantar atau
konduktor berbanding lurus dengan tegangan atau beda potensial yang diterapkan
kepadanya dan berbanding terbalik dengan tahanan/hambatannya”. Formula persamaan
parameter Hukum Ohm dapat dituliskan :
𝑉 = 𝐼 × 𝑅
Hukum Kirchhoff I berbunyi “Arus total yang masuk melalui suatu titik percabangan
dalam suatu rangkaian listrik sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan
tersebut” sehingga dapat diformulasikan ΣI masuk = ΣI keluar. Dengan demikian diperoleh
arus total yang mengalir pada suatu percabangan dengan persamaan :
𝐼𝑡 = 𝐼1 + 𝐼2 + ⋯ + 𝐼𝑛 . . . . ..