Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II

PENGUAT KELAS A MENGGUNAKAN BIAS PEMBAGI


TEGANGAN

Nama : Muhammad Luqman Ihsaan

NIM : 205090807111023

Kelompok :1

Tgl. Praktikum : Senin, 25 Oktober 2021

Nama Asisten : Akhmad Ashabil

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DASAR II
PENGUAT KELAS A MENGGUNAKAN BIAS PEMBAGI
TEGANGAN
Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________

Pukul : _____________________________________________________

Korektor Asisten

............................... ...............................

...... CO Asisten

Charissa Arik W
Catatan:

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________

Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________


Pukul : ______________________________________________________

Nilai Sementara Nilai Akhir


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah diharapkan dapat diukurnya, diamatinya, dan
dipelajarinya karakteristik penguat kelas A yang digunakan pada Bias Pembagi Tegangan.

1.2 DASAR TEORI


Pada penguat kelas A memiliki kemampuan untuk dapat menghasilkan sinyal output
yang sesuai dengan sinyal inputnya selama siklus penuh. Pada penguat kelas A arus
output (Kolektor) akan mengalir terus menerus walaupun tidak ada sinya input, sehingga
akan menimbulkan panas karena adanya ICQ. Pada penguat kelas A terjadi peningkatan
panas yang membuat penguat ini memiliki efisensi yang sangat rendah.

Gambar 1 Kurva Karakteristik Penguat Kelas A

Pada Gambar 1 dapat diamati adanya sinyal input yang berbentuk sinus yang menumpang
pada IBQ dan sinyal outputnya terlihat mengayun secara penuh disekitar ICQ. Pada
umumnya titik kerja ICQ dan VCEQ pada penguat kelas A diletakan ditengah-tengah garis
beban AC agar diperoleh ayunan sinyal output yang maksimum, sehingga aris ICQ selalu
mengalir baik pada saat ada sinyal input ataupun tidak ada sinyal input. Hal inilah yang
menjadi penyebabkan banyak daya yang terdisipasi di transistor dan akan dikonversikan
menjadi panas yang membuat efisiensi pada penguat kelas A sangat rendah jika
dibandingkan penguat kelas lainnya (Surjono, 2008).

Gambar 1.2 schematic amplifier dengan menggunakan induktif pada rangkaian kolektor

Gambar 1.3 Grafik Sinyal Arus dan Tegangan pada Collector

Penguat kelas A dapat didefinisikan sebagai rangkaian transistor yang megalirkan arus
listrik selama 360° pada satu siklus penuh. Bias resistor akan mengatur arus diam (arus
kolektor Ketika tidak ada input sinyal). Ketika tidak ada sinyal, arus DC konstan mengalir
melalui induktor RFC dan tidak ada daya AC yang dikirim ke resistor beban. Saat sumber
tegangan AC dihubungkan, Arus pada kolektor naik dan turun sejalan dengan input. Ketika
penguat kelas A berjalan pada efisiensi puncaknya arus yang melewati kolektor akan
berayun dari nol menjadi dua kali arus diam. Jika pada arus diam terdapat arus sebesar 0,5
Ampere maka arus maksimum menjadi 1 Ampere. Kurva putus -putus pada gambar 1.3
memperlihatkan pergerakan ini. Tegangan Kolektor-emitter akan bergantung pada nilai
resistor beban. Pada kurva dengan garis tidak putus-putus pada gambar 1.3
menggambarkan berayun antara 1 dan 0 karena diasumsikan resistansi bebannya 1 ohm
pada simulasi yang dilakukan (Slade, 2011).

Terdapat beberapa komponen penyusun dalam transistor seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, yaitu kolektor yang dipasang di daerah semikonduktor terbesar sehingga arus
dapat mengalir melalui kolektor ke emitor seperti yang dikendalikan basis. Lalu, terdapat
emitter yang ditempatkan pada daerah semikonduktor kedua terbesar kedua sehingga
tegangan basis memungkinkan untuk membuat arus mengalir melalui kolektor menuju
emitor. Terakhir, ada pula basis yang ditempatkan pada kawasan semikonduktor tengah
dengan fungsi sebagai penjaga gerbang atau sebagai penentu jumlah arus yang diizinkan
mengalir melalui rangkaian kolektor-emiter, arus akan dibiarkan mengalir ketika
diterapkan basis pada tegangan (Lowe, 2017).
BAB II

METODOLOGI

2.1 PERALATAN PERCOBAAN

Alat yang digunakan pada percobaan Penguat Kelas A menggunakan Bias Pembagi
Tegangan ini yaitu, pertama terdapat Multimeter DC dan Amperemeter DC. Kemudian
pada rangkaian terdapat komponen-komponen seperti Tahanan R1, R2, RC,dan RE.
Terakhir terdapat Transistor Q1 2N9304, Q2 2N2222, Q3 BC547, Q4 C945, dan Q5
BD139. Pada percobaan kali ini juga digunakan signal generator sebagai sumber tegangan.
Kemudian terdapat Oscilloscope untuk menampilkan grafik dari arus dan tegangan pada
rangkaian uji.

2.2 TATA LAKSANA PERCOBAAN

2.2.1 PENERAPAN SUMBER TEGANGAN (12V) PADA RANGKAIAN UJI

Pada penerapan sumber tegangan pada rangkaian pertama yang perlu dilakukan adalah
menghubungkan saklar S2. Kemudia pada alat ukur Voltmeter pilih mode DC. Setelah
voltmeter berada pada mode DC hubungkan kaki (+) voltmeter ke titik A dan kaki (-)
voltmeter ke titik D. Pada sumber tegangan (Power Supply) terapkan tegangan sebesar 12
V, perhatikan tegangan yang terbaca pada voltmeter DC. Jika belum sebesar 10 V maka
naikan atau turunkan satu step hingga mendekati 10 V.

2.2.2 Pengukuran Tegangan VCE, Arus Basis dan Arus Kolektor Transistor

Pada pengukuran Tegangan VCE transistor, pertama hubungkan Kaki (+) Voltmeter ke
titik C dan kaki (-) voltmeter ke titik E. Sedangkan untuk meguukur arus IB (I2) dilakukan
dengan menempatkan ampemeter di posisi I2. Kemudian baca hasil pengukuran melalui
amperemeter DC. Kemudain pengukuran arus IC (I3) dengan menempatkan ampemeter di
posisi I3 kemudian baca hasil pengukurannya melalui amperemeter DC.

2.2.3 Penerapan Sinyal ac pada Masukan Penguat dengan Amplitudo 0,01 V(peak)
Untuk melakukan penerapan sinyal ac pada masukan penguat yang pertama dilakukan
adalah menghubungkan keluaran signal generator ke masukan rangkaian penguat dengan
menghubungkan saklar S1. Kemudian hubungkan masukan oscilloscope channel 1 (CH1),
ke titik X rangkaian penguat. Lalu pilih coupling DC pada CH1 & CH2 oscilloscope dan
atur signal generator agar menghasilkan sinyal ac berbentuk gelombang sinus, dengan
amplitudo 0,01 V(peak) dan frekuensi 1 kHz.
2.2.4 Pengukuran Tegangan AC di Basis Transistor
Untuk melakukan pengukuran Tegangan ac di Basis Transistor Pastikan masukan CH1
oscilloscope terhubung ke titik X di rangkaian penguat. Kemudian hubungkan CH2
oscilloscope ke titik B di rangkaian penguat dan Atur Volt/div untuk CH1 dan CH2 dan
Time/div agar menampilkan sinyal dengan jelas. Kemudian lakukan perekaman sinyal
pada CH1 dan CH2 (bisa dengan meng-capture layar komputer, dan menyimpannya ke
file).

2.2.5 Pengukuran Tegangan AC di Kolektor Transistor

Pada pengukuran Tegangan AC pastikan masukan CH1 oscilloscope terhubung ke titik


X di rangkaian penguat. Kemudian hubungkan CH2 oscilloscope ke titik C di rangkaian
penguat dan atur Volt/div untuk CH1 dan CH2 dan Time/div agar menampilkan sinyal
dengan jelas. Lakukan perekaman sinyal pada CH1 dan CH2.

2.2.6 Pengukuran Tegangan ac di Emitor Transistor

Pada pengukuran Tegangan AC di Emittor pastikan masukan CH1 oscilloscope


terhubung ke titik X di rangkaian penguat. Kemudian hubungkan CH2 oscilloscope ke titik
E di rangkaian penguat dan atur Volt/div untuk CH1 dan CH2 dan Time/div agar
menampilkan sinyal dengan jelas. Rekamlah sinyal pada CH1 dan CH2

2.2.7 Pengukuran Tegangan ac di Keluaran Penguat

Pada pengukuran tegangan keluaran pastikan masukan CH1 oscilloscope terhubung


ke titik X di rangkaian penguat. Kemudian hubungkan CH2 oscilloscope ke titik Y di
rangkaian penguat dan atur besarnya Volt/div untuk CH1 dan CH2 dan Time/div agar
menampilkan sinyal dengan jelas. Rekamlah sinyal pada CH1 dan CH2.

2.2.8 . Pengukuran Melibatkan Sinyal ac dengan Amplitudo 0.1 V(peak)

Pada pengukuran sinyal AC ini pertama ubahlah amplitudo keluaran signal generator
menjadi 0,1 V(peak), selanjutnya lakukan pengukuran tegangan ac seperti yang telah
dilakukan sebelumnya (sub-bab 2.4.4-2.4.7), yaitu dengan mengukur tegangan ac di basis
transistor, kolektor transistor, emitor transistor dan keluaran penguat. Pada tiap pengukuran
tersebut pastikan pengaturan Volt/div dan Time/div disesuaikan agar sinyal terlihat dengan
jelas. Pada tiap pengukuran tersebut rekam sinyal pada CH1 dan CH2.
2.2.9 . Pengukuran Melibatkan Sinyal ac dengan Amplitudo 1 V(peak)

Pada pengukuran sinyal AC ini pertama ubahlah amplitudo keluaran signal generator
menjadi 1 V (peak), selanjutnya lakukan pengukuran tegangan ac seperti yang telah
dilakukan sebelumnya (sub-bab 2.4.4-2.4.7), yaitu dengan mengukur tegangan ac di basis
transistor, kolektor transistor, emitor transistor dan keluaran penguat. Pada tiap pengukuran
tersebut pastikan pengaturan Volt/div dan Time/div disesuaikan agar sinyal terlihat dengan
jelas. Pada tiap pengukuran tersebut rekam sinyal pada CH1 dan CH2.

2.2.10 Gambar Rangkaian Percobaan


DAFTAR PUSTAKA

Surjono, Herman Dwi. 2008. Elektronika Analog. Jember: Cerdas Ulet Kreatif.

Slade, George. 2011. Amplifier Alphabet Soup : Part I, Class A, AB, B, and C. Orban
Microwave Products

Lowe, D. 2017. Electronics All-in-One For Dummies 2nd Edition. Hoboken: John
Wiley & Sons Inc
LAMPIRAN

(Surjono, 2008)
(Slade, 2011)

(Lowe, 2017)
GAMBAR RANGKAIAN

Anda mungkin juga menyukai