Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR II

PENGUAT NON-INVERTING DAN OSILATOR

Nama : Galih Rahadian Anandya

NIM : 205090707111007

Kelompok : C-7

Tgl. Praktikum : 26 November 2021

Nama Asisten : Dewi Ayu Safitri

LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
LEMBAR PENILAIAN PRAKTIKUM LAPORAN
ELEKTRONIKA DASAR II
PENGUAT NON-INVERTING DAN OSILATOR
Tanggal Masuk Laporan : _____________________________________________________
Pukul : _____________________________________________________

Korektor Asisten

Dewi Ayu Safitri Dewi Ayu Safitri

...... CO Asisten

Allysa Zahra Ramadhina


Catatan: ......

___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________


Pukul : ______________________________________________________

Nilai Sementara Nilai Akhir


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Tujuan diilakukannya praktikum ini adalah agar dapat diukur, diamati dan dipelajari
karakteristik OP-AMP sebagai penguat non-inverting dan karakteristik osilator Jembatan
Wien yang dibangun dengan penguat non-inverting dan umpan balik positif berisi tahanan
dan kapasitor.
1.2 DASAR TEORI
Penguat operasional dapat diartikan juga sebagai analog sirkuit integral dirancang
untuk amplifikasi linear yang menawarkan karakteristik hampir ideal (hampir tak terbatas
tegangan gain dan daya tahan ditambah dengan resistensi keluaran rendah dan lebar
bandwidth). Alat ini dapat dianggap sebagai 'blok keuntungan' universal yang ditambahkan
komponen eksternal untuk menentukan fungsinya dalam suatu wilayah. Dengan
menambahkan dua perlawanan, kita dapat memproduksi sebuah amplifier yang memiliki
keuntungan yang ditentukan dengan tepat. Alternatif, dengan dua resistor dan dua kapasitor
kita dapat memproduksi filter band-pass sederhana (Tooley, 2006).

Adapun kegunaan dari penguat operasional atau OP-AMP salah satunya adalah
sebagai penguat non inverting. Penguat yang keluarannya tidak berlawanan fasa dengan
masukannya yang berarti sefasa. Masukan penguat diberikan diberikan kepada terminal v+
(terminal masukan non-inverting). Dengan memperhatikan karakteristik Op-Amp ideal,
maka: pada titik v- berlaku hukum Kirchoff pertama, dimana arus uang masuk jumlahnya
harus sama dengan arus yang keluar sehingga jika keduanya dijumlahkan akan bernilai nol
(Surjono, 2009).

Penguat non inverting merupakan sebuah rangkaian penguat operasional dasar yang
menggunakan umpan negatif mundur. Penguat ini digunakan untuk menstabilkan tegangan
secara keseluruhan. Dengan menggunkan penguat jenis ini, umpan balik negatif juga dapat
meningkatkan induksi dan mengurangi output dari sebuah impedansi. Pada rangkaian
penguat ini, tegangan input digunakan sebagai masukan pada penguat non inverting. Hal
ini digunakan agar dapat menghasilkan teganan output yang sefase. Lalu, tegangan output
tersebut diumpankan kembali ke input melalui tegangan pembagi. Akan tetapi, gain
tegangan loop terbuka yang tinggi menyebabkan tegangan umpan balik berlawanan dengan
tegangan masukan memiliki umpan balik negative (Malvino & Bates, 2016).
Gambar 1.1 Penguat Non-Inverting
(Surjono, 2009).

Operasi yang terjadi pada penguat non inverting ialah sinyal input akan diterapkan
pada terminal masukan positif. Lalu, pada penguat ini nilai arus sangat kecil sehingga efek
dari pengaruh arus tersebut umumnya diabaikan. Lalu, bagian output yang muncul pada
bagian resistor akan memberikan sinyal input ke terminal masukan negative sehingga
sinyal input akan menyuplai tegangan ke terminal masukan positif sehingga sinyal output
akan berada dalam rentang linear dan nilainya akan mendekati 0 Volt. Maka dari itu, dapat
disimpulkan tegangan input negative ialah sinyal output dari penguat operasional (Terrel,
1996).
BAB II
METODOLOGI
2.1 PERALATAN PERCOBAAN
Pada praktikum ini, digunakan beberapa alat diantaranya voltmeter DC sebanyak 1
buah, variable power supply, polaritas ganda sebanyak 1 buah, signal generator sebanyak 1
buah, oscilloscope sebanyak 1 buah dan rangkaian uji penguat non-inverting dan osilator. Pada
rangkaian uji, terdapat komponen-komponen penyusunnya, diantaranya adalah IC op-amp
LM741, tahanan R1 10 kΩ 2 Watt, tahanan R2 20 kΩ (10 kΩ + 10 kΩ) 2 Watt, tahanan R1s 1
kΩ, tahanan R2s 130 kΩ, tahanan Ra 10 kΩ, tahanan Rb 1 kΩ, kapasitor Ca 100 nF, kapasitor Cb
100 nF, kapasitor C1 10 nF, kapasitor C2 10 nF.

2.2 TATA LAKSANA PERCOBAAN

2.2.1 Rangkaian Penguat Non-Inverting

2.2.1.1 Persiapan

Rangkaian uji, voltmeter, variable power supply dan oscilloscope


dihidupkan. Pada voltmeter dipilih mode DC. Terminal voltmeter
dihubungkan ke titik A-E (Terminal positif ke titik A, terminal negatif
ke titik E). Tegangan VAE atau tegangan keluaran variabel power supply
(+VCC) akan ditunjukkan pada voltmeter. Variable power supply diatur
agar didapat tegangan keluaran 12 V. Langkah ini dimaksudkan untuk
membuat +VCC = 12 V dan -Vcc = -12 V. Tegangan VAE dicatat,
selanjutnya ukur dan catat tegangan VBE dengan dindahkannya terminal
positif voltmeter ke titik B. Ke-tidak-akuratan pada power supply
polaritas ganda bisa saja terjadi sehingga dihasilkan keluaran positif dan
negatif yang tidak benar-benar simetri. Putus/matikan saklar SX (ditandai
dengan LED SX yang off) dan saklar S2 agar didapat konfigurasi penguat
non-inverting. Saat ini, masukan rangkaian filter mendapatkan tegangan
dari signal generator. Saklar S1 dihubungkan/dihidupkan. Coupling DC
dipilih pada channel 1 (CH1) dan channel 2 (CH2) oscilloscope. CH1
dan CH2 oscilloscope dihubungkan secara berturut-turut ke titik X dan
titik F. Pastikan offset DC = 0 V dimiliki keluaran signal generator,
dengan dilihatnya melalui tampilan sinyal pada CH1 oscilloscope. Bila
tidak, atur signal generator agar dikeluarkannya offset DC 0 V. Keluaran
signal generator diatur agar dihasilkan tegangan 1 V(peak) atau 2 V(peak-to-
peak).
2.2.1.2 Pengukuran untuk Mengetahui Penguatan
Saklar S4 sampai S5 diatur untuk didapatkan variasi penguatan pada
rangkaian penguat non-inverting. Catat dan simpan bentuk sinyal
tegangan masukan VX, VD dan keluaran VF untuk masing-masing variasi
penguatan tersebut. Jangan matikan alat-alat, karena praktek selanjutnya
(rangkaian osilator) merupakan kelanjutan dari langkah ini.

2.2.2 Rangkaian Osilator Jembatan Wien


2.2.2.1 Persiapan

Saklar SX di-On-kan (ditandai dengan LED SX yang on) dan saklar


S2 agar didapat konfigurasi osilator Jembatan Wien. Rangkaian osilator
ini sekarang terputus dari signal generator. Signal generator selanjutnya
bisa dimatikan. Saklar S1 sekarang tidak digunakan dan bisa di-off-kan.
Titik X sekarang juga tidak digunakan. CH1 oscilloscope dihubungkan
ke titik F yang merupakan keluaran osilator.

2.2.2.2 Pengukuran Keluaran Osilator Jembatan Wien

Saklar S4 sampai S5 diatur untuk didapatkan variasi penguatan


pada rangkaian penguat non-inverting. Variasi dilakukan seperti pada
langkah 12 dan 13. Catat dan simpan bentuk sinyal tegangan keluaran
osilator (VF) termasuk frekuensinya untuk masing-masing variasi
tersebut. Semua alat dimatikan.
2.3 GAMBAR ALAT DAN RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 2.1 Rangkaian Uji

Gambar 2.2 Ilustrasi Rangkaian


DAFTAR PUSTAKA

Bates, D. and Malvino, A. 2016. Electronic Principles 8th Ed. New York: McGraw-Hill
nnnnnEducation.
Surjono, H.D. 2007. Elektronika Teori dan Penerapan. Jember: Cerdas Ulet Kreatif.
Tooley, M. 2006. Electronic Circuits Fundamental and Applications Third Edition. Oxford:
Elsevier Inc
Terrel, L. D. 1996. Op-Amps: Design, Application, and Troubleshooting Second Edition.
Toronto: Butterworh-Heinemann Inc
LAMPIRAN

(Tooley, 2006).
(Terrel, 1996).
(Surjono, 2009).
(Malvino and Bates, 2016).

Anda mungkin juga menyukai