NIM : 205090807111024
Kelompok : 01
Korektor Asisten
Charissa Arik W
Catatan:
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
___________________________
Tanggal Masuk Revisi : ______________________________________________________
Pukul : ______________________________________________________
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah praktikan diharapkan dapat dilakukannya pengukuran,
diamati dan dipelajari karakteristik dari rangkaian bias pembagi tegangan untuk penguat
transistor konfigurasi common emitter oleh praktikan.
1.2 DASAR TEORI
Pengukuran adalah sesuatu yang fundamental dalam fisika, dimana hasil dari penggunaan alat
yang digunakan dalam pengukuran tidak dapat diterima begitu saja dimana diperlukan suatu
“ralat” agar hasil dari pengukuran yang didapat dapat maksimal. Kemudian beberapa alat yang
digunakan dalam pengukuran yang dilakukan dalam suatu rangkaian listrik adalah voltmeter dan
juga amperemeter. Voltemeter sendiri adalah suatu alat ukur yang biasa digunakan untuk
mengukur besar tegangan listrik yang ada dalam sebuah rangkaian listrik. Susunannya paralel
sesuai dengan lokasi komponen yang diukur dan didapat tiga lempengan tembaga yang ada di
dalamnya. Kemudian amperemeter merupakan salah satu alat ukur yang biasa digunakan untuk
mengukur seberapa besar kuat arus listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian. Dimana pada alat
ini dapat ditemukan tulisan A dan mA. A adalah Amperemeter, mA adalah miliamperemeter atau
mikroamperemeter yang merupakan satuan dari arus (Giancoli, 2014).
Bias Pembagi Tegangan atau biasa sering disebut dengan bias sendiri sering kali digunakan
karena bias pembagi tegangan ini memiliki nilai stabilitas yang sangat tinggi dibandingkan
dengan yang lainnya. Dalam rangkaian bias pembagi tegangan ini tersusun atas empat buah
resistor yaitu R1, R2, Rc, Re yang nantinya akan bertugas sebagai penjamin bahwa suatu kolektor
basis yang terjadi adalah merupakan biar mundur selain itu ada juga yang bertugas untuk
memastikan bahwa basis-emitor terjadi bias maju. Dan untuk Rc sebagi resistansi beban kolektor
dan yang terakhir Re bertugas sebagai stabilisasi DC (Surjono, 2007).
BAB II
METODOLOGI
Pada penerapan sumber tegangan sebesar 10 V pada rangkaian uji yang pertama
dilakukan yaitu saklar S2 dihubungkan dengan rangkaian. Selanjutnya pilih mode DC
pada Voltmeter. Kaki (+) Voltmeter dihubungkan ke titik A dan untuk kaki (-)
Voltmeter dihubungkan ke titik D. Selanjutnya terapkan tegangan sebesar 10 V pada
Power Supply. Selanjutnya tegangan yang terbaca pada Voltmeter DC diperhatikan.
Apabila masih dirasa kurang dekat dengan nilai 10V maka bisa dinaikan 1 step(
turunkan 1 step) berkali-kali sampai dekat dengan nilai 10 V.
Pada pengukuran tegangan pada R1, R2,Rc,Re yang pertama dilakukan yaitu
tegangan pada tahanan R1 (VR1 = VAB) diukur dengan cara, kaki (+) Voltmeter
dihubungkan ke titik A dan kaki (-) Voltmeter dihubungkan ke titik B. Selanjutnya
tegangan pada tahanan R2 (VR2 = VBD) diukur dengan cara kaki (+) dari Voltmeter
dihubungkan ke titik B dan kaki (-) dihubungkan ke titik D. Selanjutnya tegangan
pada tahanan RC (VRC = VAC) diukur dengan cara, kaki (+) dari Voltmeter
dihubungkan ke titik A dan kaki (-) dari Volmeter dihubungkan ke titik C. Dan yang
terakhir tegangan pada tahanan RE (VRE = VED) diukur dengan cara dihubungkan kaki
(+) dari Voltmeter ke titik E dan kaki (-) dari Voltmeter ke titik D.
2.2.3. Pengukuran Tegangan Pada Transistor
Pada pengukuran tegangan pada transistor yang pertama dilakukan yaitu tegangan
VCB transistor diukur, dengan cara dihubungkannya kaki (+) Voltmeter ke titik C
dan kaki (-) dari Voltmeter ke titik B. Selanjutnya, tegangan V BE transistor diukur,
dengan cara dihubungkannya kaki (+) Voltmeter ke titik B dan kaki (-) dari
Voltmeter ke titik E. Dan yang terakhir, tegangan VCE transistor diukur, dengan cara
dihubungkannya kaki (+) Voltmeter ke titik E dan kaki (-) dari Voltmeter ke titik D.
Pada pengukuran arus yang pertama dilakukan yaitu nilai IB (=I2) diukur dengan
cara amperemeter ditempatkan pada posisi I2, lalu hasil pengukuran dibaca lewat
amperemeter DC. Selanjutnya, nilai Ic (=I3) diukur dengan cara ameperemeter
ditempatkan pada posisi I2, lalu hasil pengukuran dibaca lewat amperemeter DC.
3.2 PERHITUNGAN
3.4 PEMBAHASAN
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2014. Physics Principles with Applications. New York : Pearson
Surjono, H. D. 2007. Elektronika Teori dan Penerapan. Jember: CERDAS ULET KREATIF.
LAMPIRAN
(Giancoli, 2014)
( Surjono, 2007 )