Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

RANGKAIAN LISTRIK

JOB SHEET [PL4452 / L3]


[RANGKAIAN PENGGANTI]

Penyusun :
Nama/NRP : 1. Ananda Ismul A. / 0423040012
2. M. Sufyan Tegar P. / 0423040020
3. M. Dimas A. / 0423040021
4. M. Athaya Akhdan / 0423040022
5. M. Fierly H. / 0423040001
Kelas/Kelompok : D4 PE-1A / Kelompok 3

Pembimbing :
Dr. Yuning W, S.T., M.T.
Purwidi Asri, S.ST, M.T.
Jony Djoko R, S.ST.

PRODI D4 TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL


JURUSAN TEKNIK KELISTRIKAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2023
A. TUJUAN
1. TIU
Setelah melaksanakan praktikum rangkaian listrik ini diharapkan
mahasiswa mampu memahami konsep dasar rangkaian listrik dan sifat
rangkaian listrik AC fasa dan 3 fasa.
2. TIK
Setelah menyclesaikan praktikum percobaan 3 ini diharapkan
mahasiswa mampu:
a) Memahami tcorema superposisi, thevenin dan norton.
b) Menghitung Rth. Rn, Vth. Vn.
c) Membandingkan hasil ketiga teorema tersebut.

B. DASAR TEORI
1. Teorema Superposisi
Teorema Superposisi dapat dinyatakan sebagai berikut :
"bila suatu rangkaian terdiri lebih satu (generator) dan tahanan-tahanan
atau impedansi yang linier dan bilateral, maka arus di suatu titik yang
disebabkan oleh sumber-sumber ilu akan sama dengan jumlah dari
arus yang disebabkan oleh tiap-tiap sumber itu sendiri dengan sumber-
sumber lainnya tidak bekerja.

Suatu sumber tegangan yang tidak bekerja (mati) memiliki tegangan


nol, berarti dapat diganti dengan suatu hubungan singkat.

Suatu sumber arus yang tidak bekerja (mati) memiliki arus nol, berarti
dapat diganti dengan suatu hubungan terbuka.

Teorema Superposisi berlaku untuk semua rangkaian linier dan


bilateral, jadi berlaku juga untuk semua rangkaian-rangkaian yang
terdiri dari resistor, induktor dan kapasitor asal saja elemen-elemen ini
linier dan bilateral. Suatu elemen dikatakan linier bila bandingan
antara tegangan pada elemen itu dan arus yang disebabkan oleh
tegangan tersebut (V/1) tetap. Suatu elemen dikatakan bilateral bila
resistansi atau reaktansinya sama untuk kedua arah arus yang
melawatinya.
2. Teorema Thevenin dan Norton
a) Teorema Thevenin
"setiap rangkaian dengan sumber-sumber dan impedansi-impedansi
dapat diganti dengan satu sumber tegangan dan satu impedansi
dengan sumber itu. di mana sumber tegangan tersebut sama dengan
tegangan pada jepitan-jepitan terbuka dari rangkaian (open circuit
voltage) dan impedansi itu sama dengan impedansi yang diukur
antara jepitan-jepitan terbuka dari rangkaian dengan semua sumber
dalam rangkaian tidak bekerja
b) Teorema Norton
"setiap rangkaian dengan sumber-sumber dan impedansi-impedansi
dapat diganti dengan satu sumber arus dan satu impedansi paralel
dengan sumber arus itu. di mana sumber arus tersebut sama dengan
arus melalui jepitan-jepitan dari rangkaian yang dihubung singkat
(short circuit current), dan impedansi itu sama dengan impedansi
yang diukur antara jepitan-jepitan terbuka dari rangkaian dengan
semua. Sumber dalam rangkaian tidak bekerja.

C. PERALATAN DAN KOMPONEN YANG DIPAKAI


Jumlah Peralatan
1. Ampermeter 3 buah
2. Voltmeter 1 buah
3. DC Power Supply 2 buah
4. Resistor (100Ω; 100Ω; 220Ω; 330Ω)
5. Panel Perc. Rangk. Superposisi 1 buah
6. Panel Pec. Rangk. Thevenin & Norton 1 buah
7. Kabel secukupnya

D. RANGKAIAN PERCOBAAN
Di lembar Gambar Kerja

E. PROSEDUR KERJA
1. Percobaan Teorema Superposisi
a) Membuat rangkaian percobaan seperti gambar 3.1
b) Menunjukkan pada pembimbing apakah rangkaian yang telah
saudara buat sudah benar. Memeriksa sekali lagi hubungan
sebelum tegangan dinyalakan. Pemasangan polaritas alat ukur
jangan sampai terbalik. Sebelum alat ukur digunakan pasang pada
posisi range terbesar. Setelah itu baru range dikecilkan. Bila sudah
dinyatakan benar mintalah petunjuk pembimbing untuk melakukan
percobaan sebagai berikut :
 Mengatur V1=6 Volt dan V2 = 12 Volt
 Mengatur S1 pada posisi 1 dan S2 pada posisi 1. catat
penunjukan semua arus dan tegangan. Hasil pengukuran
dicatat pada tabel 3.1
 Mengatur S1 pada posisi 1 dan S2 pada posisi 2. Perhatikan
polaritas Ampermeter A2. Hasil pengukuran dicatat pada
tabel 3.1
 Mengatur S1 pada posisi 2 dan S2 pada posisi 1. Perhatikan
polaritas Ampermeter A1 dan A2. Hasil pengukuran dicatat
pada tabel 3.1
2. Percobaan Teorema Thevenin dan Norton
a) Membuat rangkaian seperti gambar 3.2. Sebelum Power Supply
dihubungkan. Tunjukkan pada pembimbing praktikum.
b) Bila sudah dinyatakan benar lakukan percobaan sebagai berikut :
 Saklar S1 pada posisi 1 dan Saklar S2 terbuka, catat
penunjukan Voltmeter pada tabel 3.2
 Saklar S1 pada posisi l, Saklar S2 tertutup, S3 pada posisi 1
dan lepaskan dulu Voltmeter. Catat penunjukan
Ampermeter pada tabel 3.3
 Saklar S1 pada posisi 2 dan Saklar S2 terbuka V1 dilepas
tentukan Rth antara a-b dengan menggunakan Ohmmeter
dan masukkan data pada tabel 3.4
 Saklar SI pada posisi l. Saklar S2 tertutup. S3 pada posisi 2,
Catat penunjukan Ampermeter dan Voltmeter pada tabel
3.5

F. TABEL HASIL PERCOBAAN


Di lembar kerja

G. ANALISIS DATA
Pada percobaaan ini, praktikan mengamati dan membandingkan suatu
rangkaian elektronika dan rangkaian ekuivalennya. Rangkaian ekuivalen
tersebut didapat berdasarkan Teorema Thevenin dan Norton, sedangkan
Teorema Super posisi untuk mencari Arus dan Tegangan. Praktikan
melakukan percobaan ini dengan variasi sumber tegangan sebesar 6V, 9V,
dan 12 V, kemudian digunakan hambatan R1 dan R4 sebesar 100 Ω, R2
sebesar 220 Ω, R3 sebesar 330 Ω.

Pada rangkaian super posisi perbandingan Hasil Praktikum dan Hasil


Simulasi proteus dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Hasil Praktikum Rangkaian Super Posisi

Pengukuran S1=1, S2=1 S1=1, S2=2 S1=2, S2=1


A1 (mA) 12 mA 140 mA 70 mA
A2 (mA) 20 mA 120 mA 60 mA
A3 (mA) 8 mA 36 mA 18 mA
VR1 (V) 1,8 V 0,02 V 1,9 V
VR2 (V) 7,8 V 12,1 V 4,2 V
VR3 (V) 4,3 V 0,01 V 4,2 V

Hasil Simulasi proteus Rangkaian Super Posisi

Pengukuran S1=1, S2=1 S1=1, S2=2 S1=2, S2=1


A1 (mA) -18,1 mA 33,9 mA -52,0 mA
A2 (mA) -41,8 mA 26,0 mA -67,8 mA
A3 (mA) 23,7 mA 7,89 mA 15,8 mA
VR1 (V) 1,81 V -3,39 V 5,20 V
VR2 (V) 4,18 V -2,60 V 6,78 V
VR3 (V) 7,81 V 2,60 V 5,21 V
 Simulasi proteus untuk mengukur Ampere pada Rangkaian Super posisi
a) Posisi S1=1, S2=1

b) Posisi S1=1, S2=2


c) Posisi S1=2, S2=1

 Simulasi proteus untuk mengukur Voltase pada Rangkaian Super posisi


a) Posisi S1=1, S2=1
b) Posisi S1=1, S2=2

c) Posisi S1=2, S2=1


Sebelum melakukan pengukuran tegangan Va-b, arus mA, dan tegangan
(V) dan arus (mA) yang diukur bersamaan untuk Praktikum Thevenin dan
Norton, kami terlebih dahulu melakukan pengukuran tahanan (ohm)
dengan menggunakan multimeter dan mendapatkan hasil R1 = 95Ω, R2 =
200Ω, dan R3 = 300 Ω. Seperti pada tabel berikut :

Kedudukan Tahanan (Ohm) Tahanan Diukur dengan


Saklar Ohm meter

S1 posisi 2 dan 100 Ω R1 = 95 Ω


S2 terbuka
220 Ω R2 = 200 Ω

330 Ω R3 = 300 Ω

Setelah itu kami melakukan perhitungan Rth dengan rumus (1/R1 + 1/R3)
+ R2 lalu didapatkan hasil 272,1Ω dan jika diukur menggunakan Ohm
meter diperoleh hasil Rth yaitu sebesar 280Ω. Hasil tersebut hampir sama
atau mendekati.

Selanjutnya, dilakukanlah praktikum Teorema Thevenin dan Norton, Kami


Melakukan pengukuran Va-b lalu didapatkan nilai Va-b pada saat
kedudukan saklar S1 posisi 1 dan S2 terbuka dengan sumber 6V
didapatkan hasil 4,8V, sumber 9V didapatkan hasil 7V, dan sumber 12V
didapatkan hasil 1,8V. Selanjutnya, Kami melakukan pengukuran arus
(mA) lalu didapatkan nilai arus (mA) pada saat kedudukan saklar S1
posisi 1 dan S2 posisi tertutup dan S3 posisi 1 dengan sumber 6V
didapatkan hasil 6,2mA, dengan sumber 9V didapatkan hasil 8,8mA, dan
dengan sumber 12V didapatkan hasil 4,2mA. Kemudian, Kami melakukan
pengukuran secara bersamaan didapatkan nilai arus (mA) dan
tegangan (V) pada saat kedudukan saklar S1 posisi 1 dan S2 tertutup dan
S3 posisi 2 dengan sumber 6V didapatkan hasil arus (mA) sebesar 4,2mA
dan tegangan (V) sebesar 1,4V, dengan sumber 9V didapatkan hasil arus
(mA) sebesar 6,2 mA dan tegangan (V) sebesar 2,1V, dengan sumber 12V
didapatkan hasil arus (mA) sebesar 8,4mA dan tegangan (V) sebesar 0,5V.

Pada percobaan teorema Thevenin dan Norton ini jika menggunakan


simulasi proteus, Kami Melakukan pengukuran Va-b lalu didapatkan
nilai Va-b pada saat kedudukan saklar S1 posisi 1 dan S2 terbuka dengan
sumber 6V didapatkan hasil 4,6V, sumber 9V didapatkan hasil 6,91V, dan
sumber 12V didapatkan hasil 9,21V. Selanjutnya, Kami melakukan
pengukuran arus (mA) lalu didapatkan nilai arus (mA) pada saat
kedudukan saklar S1 posisi 1 dan S2 posisi tertutup dan S3 posisi 1
dengan sumber 6V didapatkan hasil 15,5 mA, dengan sumber 9V
didapatkan hasil 23,3mA, dan dengan sumber 12V didapatkan hasil 31,0
mA. Kemudian, Kami melakukan pengukuran secara bersamaan
didapatkan nilai arus (mA) dan tegangan (V) pada saat kedudukan
saklar S1 posisi 1 dan S2 tertutup dan S3 posisi 2 dengan sumber 6V
didapatkan hasil arus (mA) sebesar 11,6 mA dan tegangan (V) sbesar
1,16V, dengan sumber 9V didapatkan hasil arus (mA) sebesar 17,4 mA
dan tegangan (V) sebesar 1,74V, dengan sumber 12V didapatkan hasil
arus (mA) sebesar 23,2mA dan tegangan (V) sbesar 2,32V.

Melalui percobaan tersebut, dapat dilihat bahwa Hasil dari pengukuran


praktikum Thevenin Norton dan Hasil dari pengukuran saat menggunakan
simulasi proteus ada yang hampir sama dan ada yang jauh berbeda. Entah
itu dikarenakan kami melakukan pengukuran yang salah atau beberapa
komponen ada yang trouble. Perbandingan Hasil praktikum dan Hasil
simulasi proteus dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Hasil Praktikum mencari Nilai Tegangan Va-b pada Rangkaian


Thevenin dan Norton

Kedudukan Sumber Tegangan (V) Tegangan Va-b (V)


Saklar
S1 posisi 1 dan 6 4,8 V
S2 terbuka
9 7,0 V
12 1,8 V

Hasil Simulasi Proteus mencari Nilai Tegangan Va-b pada Rangkaian


Thevenin dan Norton

Kedudukan Sumber Tegangan (V) Tegangan Va-b (V)


Saklar
S1 posisi 1 dan 6 4,60 V
S2 terbuka
9 6,91 V
12 9,21 V

 Simulasi proteus untuk mencari Va-b menggunakan sumber 6V


 Simulasi proteus untuk mencari Va-b menggunakan sumber 9V

 Simulasi proteus untuk mencari Va-b menggunakan sumber 12V

Hasil Praktikum mencari nilai Arus (mA) pada


Rangkaian Thevenin dan Norton

Kedudukan Sumber Tegangan (V) Arus (mA)


Saklar
S1 posisi 1 dan 6 6,2 mA
S2 posisi tertutup
dan S3 posisi 1 9 8,8 mA

12 4,2 mA
Hasil Simulasi Proteus mencari nilai Arus (mA) pada
Rangkaian Thevenin dan Norton

Kedudukan Sumber Tegangan (V) Arus (mA)


Saklar
S1 posisi 1 dan 6 15,5 mA
S2 posisi tertutup
dan S3 posisi 1 9 23,3 mA

12 31,0 mA

 Simulasi proteus untuk mencari Arus (mA) dengan sumber 6V

 Simulasi proteus untuk mencari Arus (mA) dengan sumber 9V


 Simulasi proteus untuk mencari Arus (mA) dengan sumber 12V

Hasil Praktikum mencari nilai Arus (mA) dan Tegangan (V) secara
bersamaan pada Rangkaian Thevenin dan Norton

Kedudukan Sumber Arus (mA) Tegangan (V)


Saklar Tegangan (V)
S1 posisi 1 6 4,2 mA 1,4 V
dan S2
tertutup 9 6,2 mA 2,1 V
dan S3
posisi 2 12 8,4 mA 0,5 V

Hasil Simulasi Proteus mencari nilai Arus (mA) dan Tegangan (V) secara
bersamaan pada Rangkaian Thevenin dan Norton

Kedudukan Sumber Arus (mA) Tegangan (V)


Saklar Tegangan (V)
S1 posisi 1 6 11,6 mA 1,16 V
dan S2
tertutup 9 17,4 mA 1,74 V
dan S3
posisi 2 12 23,2 mA 2,32 V
 Simulasi proteus untuk mencari Arus (mA) dan Tegangan (V) secara
bersamaan menggunakan sumber 6V

 Simulasi proteus untuk mencari Arus (mA) dan Tegangan (V) secara
bersamaan menggunakan sumber 9V

 Simulasi proteus untuk mencari Arus (mA) dan Tegangan (V) secara
bersamaan menggunakan sumber 12V
H. PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Teorema Superposisi
a) Memeriksa hasil yang didapat pada tabel 3.1 dengan Hukum
Kirchoff.
b) Memeriksa hasil yang didapat pada tabel 3.1 dengan Teorema
Superposisi.
c) Menghitung semua tegangan dan arus dengan menggunakan
Teorema Superposisi dan bandingkan hasilnya dengan hasil
pengukuran.
d) Memberikan kesimpulan dari hasil percobaan saudara
2. Teorema Thevenin dan Norton
a) Membandingkan hasil yang didapat dari tabel 3.2, s/d 3.5 dengan
hasil perhitungan.
b) Membuat rangkaian pengganti Thevenin dan rangkaian pengganti
Norton.
c) Membandingkan arus beban yang didapat dari tabel 3.5 dengan
hasil perhitungan menggunakan Teorema Thevenin dan Teorema
Norton.
d) Memberi kesimpulan dari percobaan yang Anda lakukan.

I. KESIMPULAN
Melalui percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada saat melakukan praktikum rangkaian super posisi, Kami ragu
akan hasil yang didapat. Entah itu dikarenakan faktor alat ukur dan
beberapa komponen ada kerusakan. Tetapi pada saat kami lakukan
simulasi pada proteus, Kami mendapat hasil yang sesuai, sudah
dicantumkan di Analisis data dengan perbandingan Hasil Praktikum
dan Simulasi Proteus.
2. Teorema Thevenin dan Norton terbukti dapat digunakan
menyederhanakan sebuah rangkaian elektronika, yaitu tetap
menghasilkan tegangan dan arus yang sama dengan rangkaian
sebenarnya. Oleh karena itu, kedua teorema tersebut ekuivalen dengan
rangkaian sebenarnya (yang masih kompleks).
3. Nilai Rth=Rn=Rab yang kami dapatkan sebesar 272,1Ω, hampir sama
hasilnya dengan Rth jika diukur menggunakan Ohm Meter.

J. PUSTAKA
1. Donal E. Scott. An Introduction to Circuit Analysis, Mc Graw Hill
1987.
2. William H. Hayt Jr. & Jack E. Kemmerly. Engineering Cicuit
Analysis, Mc Graw Hill, Fifth Edition 1993.
Lembar Gambar Kerja : Rangkaian Percobaan

Rangkaian Percobaan Teorema Superposisi

Rangkaian Percobaan Teorema Thevenin dan Norton


Lembar Kerja : Tabel Percobaan

Tabel 3.1 Rangkaian Superposisi

Pengukuran S1=1, S2=1 S1=1, S2=2 S1=2, S2=1


A1 (mA) 12 mA 140 mA 70 mA
A2 (mA) 20 mA 120 mA 60 mA
A3 (mA) 8 mA 36 mA 18 mA
VR1 (V) 1,8 V 0,02 V 1,9 V
VR2 (V) 7,8 V 12,1 V 4,2 V
VR3 (V) 4,3 V 0,01 V 4,2 V

Tabel 3.2 Rangkaian Thevenin dan Northon

Kedudukan Sumber Tegangan (V) Tegangan Va-b (V)


Saklar
S1 posisi 1 dan 6 4,8 V
S2 terbuka
9 7,0 V
12 1,8 V
Tabel 3.3 Rangkaian Thevenin dan Northon

Kedudukan Sumber Tegangan (V) Arus (mA)


Saklar
S1 posisi 1 dan 6 6,2 mA
S2 posisi tertutup
dan S3 posisi 1 9 8,8 mA

12 4,2 mA

Tabel 3.4 Rangkaian Thevenin dan Northon

Kedudukan Tahanan (Ohm) Tahanan Diukur dengan


Saklar Ohm meter

S1 posisi 2 dan 100 Ω R1 = 95 Ω


S2 terbuka
220 Ω R2 = 200 Ω

330 Ω R3 = 300 Ω

Tabel 3.5 Rangkaian Thevenin dan Northon

Kedudukan Sumber Arus (mA) Tegangan (V)


Saklar Tegangan (V)
S1 posisi 1 6 4,2 mA 1,4 V
dan S2
tertutup 9 6,2 mA 2,1 V
dan S3
posisi 2 12 8,4 mA 0,5 V

Rth = RN = Rab = (1/R1 + 1/R3) + R2


= (1/95Ω + 1/300Ω) + 200 Ω
= (79/5700) + 200 Ω
= 5700/79 + 200 Ω
= 72,1 Ω + 200 Ω
= 272,1 Ω

Diperoleh Rth saat diukur menggunakan Ohm meter adalah 280 Ω


Lembar Perhitungan Teorema Superposisi
Lembar Perhitungan Teorema Thevenin Norton

Anda mungkin juga menyukai