Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI

Percobaan 1
Rangkaian Power Supply

Oleh:
Kelompok 6
Andry Wahyu 101903102005
Frendit Wahyu 101903102012
M. Zahroni Firdaus 111903102001
Abdul Karim 111903102009
Kurnia Chandra D 111903102017
Nuris Mahmuda 111903102026

Asisten : Novitasari
Nilai :

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK


PROGRAM STUDI DIPLOMA 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2013
Percobaan 1
Rangkaian Power Supply

1.1. Tujuan Percobaan


Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat :
1. Menjelaskan cara kerja power supply.
2. Mengukur tegangan AC.
3. Mengukur tegangan DC.

1.2. Dasar Teori


1.2.1. Suplai Tegangan AC
Tegangan AC dual 18-0-18 V dan dual 12-0-12 tersedia pada center-tap
kumparan sekunder transformator. Tegangan input 110 V atau 220 V diturunkan
pada tegangan yang diinginkan. Transformator digunakan secara luas dalam
rangkaian elektronik. Berdasarkan pada frekwensi operasi, transformator dibagi
dalam 4 tipe dasar:
1. Transformator RF (Radio-frekwensi digunakan sebagai pengirim atau
penerima pada rangkaian penerima atau pengirim)
2. Transformator IF (Intermediate-frekwensi digunakan dalam rangkaian
amplifier)
3. Transformator Audio (digunakan pada audio amplifier)
4. Transformator Tenaga (digunakan untuk menurunkan atau menaikkan
tegangan)
Trafo dikonstruksikan dengan kumparan primer dan sekunder yang
digandeng melalui rangkaian magnetik atau inti besi seperti pada gambar 1.1 :
Gambar 1.1 Transformator 2 coil

Kumparan primer biasa digunakan untuk hubungan pada input sumber


tegangan AC dan beban terhubung secara listrik ke kumparan sekunder.

1.2.2. Persamaan EMF Transformator


Hubungan persamaan pada transformator ideal yang tidak mempunyai rugi-rugi
adalah :
Misal : N1 : Jumlah lilitan primer
N2 : Jumlah lilitan sekunder
V1 : Tegangan primer
V2 : Tegangan sekunder
I1 : Arus primer
I2 : Sekunder sekunder

Apabila transformator dianggap ideal maka :


I1 N2 V 2
= = =K
I2 N1 V 1
Input VA = output VA
V1 I1 = V2 I2
K adalah konstanta yang disebut sebagai rasio transformasi tegangan
Jika N2 > N1 yaitu K > 1 , maka trafo adalah trafo step up
Jika N2 < N1 yaitu K < 1 , maka trafo adalah trafo step down

1.2.3. Deskripsi Rangkaian Percobaan


Gambar 1.2 menunjukkan rangkaian unit suplai daya KL-51001. Rangkaian
mengikuti :
1. Input 220 V dimasukkan dalam rangkaian transformator sebagai tegangan
primer.
2. Tegangan 110 V disediakan untuk alat daya tinggi misal motor AC dan
lampu listrik.
3. Dual fixed 18-0-18 Vac disuplai dari kumparan sekunder trafo step-down.
4. Dual fixed 12-0-12 Vac disuplai dari kumparan sekunder trafo step-down.
5. Fixed 12 Vdc disuplai dari output regulator tiga terminal 7812
6. Fixed 5 Vdc disuplai dari output regulator tiga terminal 7805

1.3. Daftar Peralatan


1. Power Supply Unit KL-51001 1 buah
2. Isolation Transformer KL-58002 1 buah
3. Meter Unit KL-58001 3 buah

1.4. GambarRangkaian

Gambar 1.2 Power Supply Unit


Gambar 1.3 Rangkaian Percobaan

1.5. Prosedur Kerja


1.5.1. Pengukuran Tegangan AC
1. Hubungkan input saluran AC dari unit power supply KL-51001, KL-58002
ke outlet AC menggunakan kabel power supply.
2. Hubungkan voltmeter AC (skala 0-110 V) ke terminal output AC bertanda
AC18V dan 0 dengan kabel uji.
3. Hidupkan power. Ukur dan catat tegangan output AC seperti yang
ditunjukkan oleh voltmeter AC.
Vac = 15V.
4. Matikan power. Tukar kabel uji dan ulangi langkah 3.
Vac = 15V.
Apakah terdapat kesamaan antara langkah 3 dan 4? Ya
Matikan power.
5. Hubungkan voltmeter AC (skala 0-110 V) ke terminal output AC bertanda
AC18V dan AC18V dengan kabel uji.
6. Hidupkan power. Ukur dan catat tegangan output AC seperti yang
ditunjukkan oleh voltmeter AC.
Vac = 30V.
7. Matikan power. Tukar kabel uji dan ulangi langkah 6.
Vac = 30V.
Apakah terdapat kesamaan antara langkah 6 dan 7? Ya
Matikan power.
8. Hubungkan voltmeter AC (skala 0-110 V) ke terminal output AC bertanda
AC12V dan 0 dengan kabel uji.
9. Hidupkan power. Ukur dan catat tegangan output AC seperti yang
ditunjukkan oleh voltmeter AC.
Vac = 10V.
10. Matikan power. Tukar kabel uji dan ulangi langkah 9.
Vac = 10V.
Apakah terdapat kesamaan antara langkah 9 dan 10? Ya
Matikan power.
11. Hubungkan voltmeter AC (skala 0-110 V) ke terminal output AC bertanda
AC12V dan AC12V dengan kabel uji.
12. Hidupkan power. Ukur dan catat tegangan output AC seperti yang
ditunjukkan oleh voltmeter AC.
Vac = 20V.
13. Matikan power. Tukar kabel uji dan ulangi langkah 12.
Vac = 20V.
Apakah terdapat kesamaan antara langkah 12 dan 13? Ya
Nyatakan hubungan antara langkah 10 dan 13.
Nilai tegangan yang terukur pada langkah ke 13 dua kali nilai tegangan
yang terukur pada langkah ke 10 karena langkah ke 10 diukur dari tegangan
center tap.
Matikan power.

1.5.2. Pengukuran Tegangan DC


14. Hubungkan voltmeter DC (skala 0-20 V) ke terminal output DC bertanda
DC12V dan GND dengan kabel uji. Untuk hubungan polaritas yang tepat,
terminal positif DC12V harus terhubung ke terminal positif 20V dan
terminal negative GND ke terminal negatif 0.
15. Hidupkan power. Ukur dan catat tegangan output DC seperti yang
ditunjukkan oleh voltmeter DC.
Vdc = 12V.
16. Matikan power. Hubungkan voltmeter DC (skala 0-20 V) ke terminal
output DC bertanda DC5V dan GND dengan kabel uji. Terminal DC5V
harus terhubung ke terminal 20V dan terminal GND ke terminal 0.
17. Hidupkan power. Ukur dan catat tegangan output DC seperti yang
ditunjukkan oleh voltmeter DC.
Vdc = 5V.
18. Matikan power. Hubungkan voltmeter DC (skala 0-10 V) ke terminal
output DC bertanda DC5V dan GND dengan kabel uji. Terminal DC5V
harus terhubung ke terminal 10V dan terminal GND ke terminal 0.
19. Hidupkan power. Ukur dan catat tegangan output DC seperti yang
ditunjukkan oleh voltmeter DC.
Vdc = 5V.
Apakah terdapat kesamaan antara langkah 17 dan 19? Ya
1.6. Data Hasil Praktikum
1.6.1. Tegangan AC 18V

No VCC Nominal V pengukuran Error %

1 18 – 0 Volt 16,67 %

15 Volt

2 0 – 18 Volt 16,67 %

15 Volt

3 18 – 18 Volt 20 %

30 Volt
1.6.2. Tegangan AC 12V

No VCC Nominal V pengukuran Error %

1 12 – 0 Volt 16,7 %

10 Volt

2 0 – 12 Volt 16,7 %

10 Volt

3 12 – 12 Volt 20 %

20 Volt
1.6.3. Tegangan DC Skala 20V

No VCC Nominal V pengukuran Error %

1 5 – 0 Volt 0%

5 Volt

2 12 – 0 Volt 0%

12 Volt

1.6.4. Tegangan DC Skala 5V

No VCC Nominal V pengukuran Error %

1 5 – 0 Volt 0%

5 Volt
Nama : Andry Wahyu
NIM : 101903102005
Kelompok :5
Kelas :A

1.7 Pembahasan
1.7.1 Pembahasan
Pada praktikum ini tentang rangkaian power supply dan transfomator.
Pengertian transfomator atau yang sering disebut dengan trafo merupakan
komponen elektronika yang dapat menghubungkan tegangan listrik. Trasformator
yang berfungsi untuk menaikan tegangan adalah trafo step up, sedangkan
Transformator yang mempunyai fungsi menurunkan tegangan adalah trafo step
down. Adapun gambar rangkaian dalam praktikum sebagai berikut.

Gambar 1.4 Rangkaian Tegangan AC

Dari gambar rangkaian diatas terlebih dahulu untuk menjalankan


rangkaian paling utama harus menghubungkan kabel power AC ke range 220 Volt
dan 0 volt pada gambar rangkaian diatas, setelah itu dilanjutkan dengan
pengukuran tegangan outputnya pada lilitan sekunder dengan menghubungkan
tegangan output ke pengukur tegangan yaitu Voltmeter AC. Adapun hasil dari
pengukuran tegangan AC sebagai berikut:

Pada percobaan yang pertama ini kita menghitung tegangan AC yang


berskala 0-110volt . Pada power supply dan isolation transformer dihubungkan
oleh kabel uji.
Pada saat hidup dengan menggunakan AC 18volt dan 0volt maka hasil
yang didapat adalah 15volt, Sedangkan saat mati dengan menggunakan AC 18volt
dan 0volt maka hasil yang didapat adalah 15volt juga. Ini dikarenakan arus yang
digunakan adalah AC (arus bolak-balik). Sedangkan saat hidup dengan
menggunakan AC 18volt dan 18volt maka hasil yang didapat adalah 30volt,
Sedangkan saat mati dengan menggunakan AC 18volt dan 18volt maka hasil yang
didapat adalah 30volt. Ketika Pada saat hidup dengan menggunakan AC 12volt
dan 0volt maka hasil yang didapat adalah 10volt, Sedangkan saat mati dengan
menggunakan AC 12volt dan 0volt maka hasil yang didapat adalah 10volt.
Sedangkan saat hidup dengan menggunakan AC 12volt dan 12volt maka hasil
yang didapat adalah 20volt, Sedangkan saat mati dengan menggunakan AC 12volt
dan 12volt maka hasil yang didapat adalah 20volt.
Dari sini dapat kita pahami pada saat AC 18volt dan AC 18volt dengan
keadaan hidup atau mati maka tegangan yang dihasilkan 2x dari tegangan AC
18volt dan 0volt pada saat keadaan hidup atau mati. Sedangkan pada saat AC
12volt dan AC 12volt dengan keadaan hidup atau mati maka tegangan yang
dihasilkan 2x dari tegangan AC 12volt dan 0volt pada saat keadaan hidup atau
mati.
Dari pengukuran diatas dilanjutkan dengan pengukuran tegangan DC.
Adapun gambar rangkian untuk pengukuran tegangan DC sebagai berikut.

Gambar 1.5 Rangkaian Tegangan DC


Dari gambar diatas prinsip kerjanya sama dengan rangkaian tegangan AC,
hanya saja hasil outputan dari rangkaian ini adalah tegangan DC. Dalam
percobaan ini pertama hubungkan kabel power AC ke range 220 Volt dan 0 Volt,
setelah itu tinggal pengukuran tegangan output dengan cara menhubungkan
outputnya ke Volt meter DC. Adapun data hasil pengukuran sebagai berikut.

Pada percobaan yang kedua kita menggunakan arus DC dengan


menggunakan skala 0-20volt. Pada power supply dan isolation transformer
dihubungkan oleh kabel uji.
Pada saat menggunakan tegangan DC 12volt dan DC 20volt, pada saat
keadaan hidup maka hasil yang didapat adalah 12volt. Sedangkan saat
menggunakan tegangan DC 5volt dan DC 20volt, pada saat keadaan hidup maka
hasil yang didapat adalah 5volt. Ketika Pada saat menggunakan tegangan DC
5volt dan DC 10volt, pada saat keadaan hidup maka hasil yang didapat adalah
5volt. Hal ini dikarenakan arus yang dipakai adalah arus DC (arus searah). Dari
perhitungan praktikum hasil yang di dapat adalah 16,7% dari percobaan adalah
15volt. Maksimal error adalah 30% dari percobaan.
Nama : Frendit Wahyu
NIM : 101903102012
Kelompok :5
Kelas :A

1.7.2 Pembahasan

Pada praktikum yang pertama membahas tentang Rangkaian Power


Suplay, dan pengertian transformator atau yang sering di sebut trafo adalah
komponen elektronika yang dapat menghubungkan jaringanlistrik yang
mempunyai berbagai macam tegangan sehingga tenaga listrik dapat
didistribusikan secara meluas dan berfungsi untuk mengubah (menaikkan atau
menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC).

Gambar 1.6 Rangkaian Tegangan AC

Dari gambar rangkaian diatas terlebih dahulu untuk menjalankan


rangkaian paling utama harus menghubungkan kabel power AC ke range 220 Volt
dan 0 volt pada gambar rangkaian diatas, setelah itu dilanjutkan dengan
pengukuran tegangan outputnya pada lilitan sekunder dengan menghubungkan
tegangan output ke pengukur tegangan yaitu Voltmeter AC. Adapun hasil dari
pengukuran tegangan AC sebagai berikut:

Pada pengukuran ini pertamanya dimulai pengukuran dari 18 Volt sampai


0, dengan hitungan teori dimulai dari 18 Volt dan menghasilkan hasil praktik 15
Volt, dan hasil praktik ini dilihat dari cara pengukuran dengan menggunakan Volt
Meter. Hasil pengukuran 0 sampai 18 Volt hasil data praktikumnya sama dengan
data praktikum pengukuran 18 Volt sampai 0, karena dipengukuran ini
polaritasnya dibalik antara 0 - 18 Volt dan 18 Volt - 0 ,dan data praktikumnya
sama sama menghasilkan 15. Dan pada pengukuran yang 18 Volt sampai 18 Volt
didapatkan haril teori dengan 30 Volt dan hasil praktikum dengan 30 Volt.
Pada saat hidup dengan menggunakan AC 12volt dan 0volt maka hasil
yang didapat adalah 10volt, Sedangkan saat mati dengan menggunakan AC 12volt
dan 0volt maka hasil yang didapat adalah 10volt. Pada saat hidup dengan
menggunakan AC 12volt dan 12volt maka hasil yang didapat adalah 20volt,
Sedangkan saat mati dengan menggunakan AC 12volt dan 12volt maka hasil yang
didapat adalah 20volt.
Dari sini dapat kita pahami pada saat AC 18volt dan AC 18volt dengan
keadaan hidup atau mati maka tegangan yang dihasilkan dua kali dari tegangan
AC 18volt dan 0volt pada saat keadaan hidup atau mati. Sedangkan pada saat AC
12volt dan AC 12volt dengan keadaan hidup atau mati maka tegangan yang
dihasilkan dua kali dari tegangan AC 12volt dan 0volt pada saat keadaan hidup
atau mati.

Gambar 1.7 Rangkaian Tegangan DC

Dari gambar diatas prinsip kerjanya sama dengan rangkaian tegangan AC,
hanya saja hasil outputan dari rangkaian ini adalah tegangan DC. Dalam
percobaan ini pertama hubungkan kabel power AC ke range 220 Volt dan 0 Volt,
setelah itu tinggal pengukuran tegangan output dengan cara menhubungkan
outputnya ke Volt meter DC. Adapun data hasil pengukuran sebagai berikut.
Pada percobaan yang kedua kita menggunakan arus DC dengan
menggunakan skala 0-20volt. Pada power supply dan isolation transformer
dihubungkan oleh kabel uji. Pada saat menggunakan tegangan DC 12volt dan DC
20volt, pada saat keadaan hidup maka hasil yang didapat adalah 12volt.
Pada saat menggunakan tegangan DC 5volt dan DC 20volt, pada saat
keadaan hidup maka hasil yang didapat adalah 5volt.
Pada saat menggunakan tegangan DC 5volt dan DC 10volt, pada saat
keadaan hidup maka hasil yang didapat adalah 5volt. Hal ini dikarenakan arus
yang dipakai adalah arus DC (arus searah). Besarnya efisiensi akan sangat
dipengaruhi oleh besar beban dan jenis beban karena kedua sifat beban tersebut
akan mempengaruhi besarnya arus dari rangkaian tersebut. Selain pada trafo akan
mempengaruhi besarnya rugi-rugi yang timbul pada trafo terutama rugi tembaga.
Pada saat menggunakan tegangan DC 12volt dan DC 20volt, pada saat
keadaan hidup maka hasil yang didapat adalah 12volt. Sedangkan saat
menggunakan tegangan DC 5volt dan DC 20volt, pada saat keadaan hidup maka
hasil yang didapat adalah 5volt. Ketika Pada saat menggunakan tegangan DC
5volt dan DC 10volt, pada saat keadaan hidup maka hasil yang didapat adalah
5volt. Hal ini dikarenakan arus yang dipakai adalah arus DC (arus searah). Dari
perhitungan praktikum hasil yang di dapat adalah 16,7% dari percobaan adalah
15volt. Maksimal error adalah 30% dari percobaan.
Nama : M. Zahroni Firdaus
NIM : 111903102001
Kelompok :5
Kelas :A

1.7.3 Pembahasan
Tegangan AC dual 18-0-18 V dan dual 12-0-12 tersedia pada center-tap
kumparan sekunder transformator. Tegangan input 110 V atau 220 V diturunkan
pada tegangan yang diinginkan. Transformator digunakan secara luas dalam
rangkaian elektronik. Transfomator atau yang sering disebut dengan trafo
merupakan komponen elektronika yang dapat menghubungkan tegangan listrik.
Trasformator yang berfungsi untuk menaikan tegangan adalah trafo step up,
sedangkan Transformator yang mempunyai fungsi menurunkan tegangangan
adalah trafo step down.
Berdasarkan pada frekwensi operasi, transformator dibagi dalam 4 tipe
dasar : Transformator RF, Transformator IF, Transformator Audio, Transformator
Tenaga.
I1 N2 V 2
Transformator dianggap ideal maka : = = =K , Input VA = output
I2 N1 V 1
VA , V1 I1 = V2 I2. K adalah konstanta yang disebut sebagai rasio transformasi
tegangan. Jika N2 > N1 yaitu K > 1 , maka trafo adalah trafo step up. Jika N2 < N1 yaitu
K < 1 , maka trafo adalah trafo step down.
Pada praktikum Elektronika Industri pertama ini kami akan membahas
tentang power supply, dalam praktikum dilakukan pengukuran tegangan AC dan
DC. Jadi pada dasarnya praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja dari
power supply, dapat mengukur tegangan AC dan dapat mengukur tegangan DC.

Gambar 1.8 Rangkaian Tegangan AC


Untuk pengukuran pertama menggunakan tegangan AC 18V diukur
melalui voltmeter AC pada VCC nominal (18 – 0V) dengan skala (0 – 110) lalu
dihubungkan ke terminal output AC 18 V dan 0V. Lalu didapatkan nilai 15V dan
15V pada Vcc nominal (0 - 18V).
Kemudian pengukuran dilakukan pada skala (0 – 110V) lalu dihubungkan
pada terminal output AC 18V dan 18V lalu didapatkan nilai 30V, selanjutnya
diperoleh nilai 30V kemudian diteruskan pada pengukuran tegangan Vcc nominal
12V. Pada pengukuran ini tegangan nominal yang diberikan yaitu (0 – 110V) dan
didapatkan nilai 10V, tegangan nominal (110 – 0V) diperoleh nilai tegangan 10V
pada terminal output AC 12V dan 0V. Pengukuran pada (skala 0 - 110)
didapatkan nilai Vac 20V. Sedangkan skala (110 – 0V) mendapat nilai 20V pada
terminal output AC 12V dan 12V.
Kemudian nilai eror persen pada tegangan AC 18V adalah VCC nominal
(18 – 0V) mempunyai eror persen 16.67%. Pada VCC nominal (0 – 18V) bernilai
16.67%. Dan pada tegangan nominal (18 – 18V) mempunyai nilai eror persen
20%. Untuk tegangan AC 12V, pada tegangan nominal (12 – 0V) eror persennya
16.67%, Sedangkan VCC nominal (0 – 12V) mempunyai eror persen 16.67%.
Kemudian pada nominal (12 – 12V) mempunyai eror persen 20%.

Gambar 1.9 Rangkaian Tegangan DC


Dari gambar diatas prinsip kerjanya sama dengan rangkaian tegangan AC,
hanya saja hasil outputan dari rangkaian ini adalah tegangan DC. Dalam
percobaan ini pertama hubungkan kabel power AC ke range 220 Volt dan 0 Volt,
setelah itu tinggal pengukuran tegangan output dengan cara menhubungkan
outputnya ke Volt meter DC. Pada pengukuran tegangan DC digunakan skala 20V
dan tegangan nominal (5 – 0V) dan (12 – 0V).Untuk tegangan nominal (5 – 0V)
didapatkan nilai pembacaan nilai voltmeter sebesar 5V. Untuk tegangan nominal
(12 – 0V) diperoleh pembacaan nilai voltmeter sebesar 12V. Selanjutnya
pengukuran tegangan digunakan skala 10V dengan tegangan nominal (5 – 0V)
diperoleh nilai pembacaan tegangan oleh voltmeter sebesar 5V.
Pada pengukuran tegangan DC berskala 20V, tegangan nominal (5 – 0V)
mempunyai eror persen 0%. Pada VCC nominal (12 – 0V) bernilai eror persen
0%. Dan untuk tegangan DC berskala 5V yang mempunyai tegangan nominal (5 –
0V) mempunyai nilai eror persen 0%.
Dari hasil praktikum diatas diketahui trafo yang digunakan adalah trafo
step down. Pada praktikum penyebab terjadinya error persen yaitu:
Rugi tembaga : rugi-rugi yang disebabkan oleh pemanasan yang timbul
akibat arus mengalir pada hambatan kawat penghantar yang terdapat pada
kumparan primer dan sekunderdari transformator.
Rugi arus eddy: rugi-rugi ini terjadi karena inti besi terlalu tebal sehingga
terjadi perbedaan tegangan antara sisinya maka mengalir arus yang berputar-putar
di sisi tersebut.
Rugi hysteresis: rugi-rugi yang berkaitan dengan penyusunan kembali
medan magnetic di dalam inti besi pada setiap setengah siklus, sehingga timbul
fluks bolak-balik pada inti besi.
Nama : Abdul Karim
NIM : 111903102009
Kelompok :5
Kelas :A

1.7.4 Pembahasan
Pada praktikum ini tentang rangkaian power supply dan transfomator.
Pengertian transfomator atau yang sering disebut dengan trafo merupakan
komponen elektronika yang dapat menghubungkan tegangan listrik. Trasformator
yang berfungsi untuk menaikan tegangan adalah trafo step up, sedangkan
Transformator yang mempunyai fungsi menurunkan tegangan adalah trafo step
down. Adapun gambar rangkaian dalam praktikum sebagai berikut.

Gambar 1.10 Rangkaian Tegangan AC

Dari gambar rangkaian diatas terlebih dahulu untuk menjalankan


rangkaian paling utama harus menghubungkan kabel power AC ke range 220 Volt
dan o volt pada gambar rangkaian diatas, setelah itu dilanjutkan dengan
pengukuran tegangan outputnya pada lilitan sekunder dengan menghubungkan
tegangan output ke pengukur tegangan yaitu Volt meter AC. Adapun hasil dari
pengukuran tegangan AC sebagai berikut:

Pada pengukuran tegangan AC 18 Volt sampai 0


Pada pengukuran ini yang pertama dimulai menghubungkan input saluran
AC dari unit power supply ke output AC menggunakan kabel power supply dan
hubungkan kabel ke voltmeter AC ke terminal AC 18 Volt sampai 0. Untuk
pengukuran dari 18 Volt sampai 0, untuk meghitung teori dimulai dari 18 Volt
dan menghasilkan praktik 15 Volt, dan hasil praktikum ini dilihat dari cara
pengukuran dengan menggunakan voltmeter AC. Pada perhitungan error persen
18 Volt sampai 0, pada HT dan HP hasilnya berbeda karena pada alat terdapat
rugi rugi sehingga hasil praktikum nilainya lebih kecil dari pada hasil teori. maka
hasil error persennya didapat nilai 16.67%.
Selanjutnya pengukuran tegangan 0 sampai 18 Volt dengan menukarkan
kabel yang menghubungkan ke voltmeter dan hasil data praktikum sama dengan
data praktikum pengukuran 18 Volt sampai 0, karena pengukuran ini polaritasnya
dibalik antara 0 sampai 18 Volt dan 18 Volt sampai 0. Dari data praktikum sama –
sama menghasilkan 15 Volt, maka hasil error persennya sebesar 16.67%
Dan selanjutnya pada pengukuran 18 Volt sampai 18 Volt hasil yang
didapatkan hasil teori dengan 36 Volt dan hasil praktikum 30 Volt. Hasil dari
pengukuran dijumlahkan antar 18 Volt yang diatas dan 18 Volt yang dibawah
mkan HT didapat 36 Volt dan HP didapatkan 30 Volt, maka hasil error persennya
sebesar 20%
Pada pengukuran tegangan AC 12 Volt sampai 0
Pada praktikum ini dimulai dengan pengukuran terminal AC pada 12 Volt
sampai 0 dengan HT 12 Volt dan HP 10 Volt maka nilai error persennya nilai
16.67%. Dan praktikum ini menggunakan voltmeter AC sehingga didapat seperti
table hasil pengukuran tegangan output AC .
Pada pengukuran kedua dimulai dengan pengukuran AC 0 sampai 12 Volt
dari pengukuran ini didapat data yang sama dengan pengukuran 12 volt sampai 0,
karena pengukuran ini polaritasnya dibalik sehingga dapat menghasilkan HT 12
Volt dan HP 10 Volt, maka hasil error persennya sebesar 16.67%
Dan selanjutnya pada pengukuran 12 Volt sampai 12 Volt hasil yang
didapatkan hasil teori dengan 24 Volt dan hasil praktikum 20 Volt. Hasil dari
pengukuran dijumlahkan antar 12 Volt yang diatas dan 12 Volt yang dibawah
mkan HT didapat 24 Volt dan HP didapatkan 20 Volt, maka hasil error persennya
sebesar 20%
Dari pengukuran diatas dilanjutkan dengan pengukuran tegangan DC.
Adapun gambar rangkian untuk pengukuran tegangan DC sebagai berikut.
Gambar 1.11 Rangkaian Tegangan DC
Dari gambar diatas prinsip kerjanya sama dengan rangkaian tegangan AC,
hanya saja hasil outputan dari rangkaian ini adalah tegangan DC. Dalam
percobaan ini pertama hubungkan kabel power AC ke range 220 Volt dan 0 Volt,
setelah itu tinggal pengukuran tegangan output dengan cara menhubungkan
outputnya ke Volt meter DC. Adapun data hasil pengukuran sebagai berikut.
Pada pengukuran tegangan DC

Pada pengukuran kali ini dimulai dengan menghubungkan voltmeter DC


ke terminal DC bertanda DC 12 Volt dan GND dengan kabel untuk
menghubungkan yang tepat terminal DC 12 Volt positif dan terminal negative
GND ke terminal 0. Untuk pengukuran 12 Volt sampai 0, dengan HT 12 Volt dan
HP 12 Volt, maka hasil error persennya sebesar 0%.

Dan pada praktikum yang selanjutnya menggunakan pengukuran dengan


tegangan 5 Volt dan GND, data yang akan diambil dimulai dari pengukuran HT 5
Volt dengan menggunakan skala 0-20 Volt maka didapatkan HT dengan nilai 5
Volt dan HP didapat 5 Volt, maka hasil error persennya sebesar 0%.
Praktikum selanjutnya menggunakan pengukuran dengan tegangan 5 Volt
dan GND, data yang akan diambil dimulai dari pengukuran HT 5 Volt dengan
menggunakan skala 0-10 Volt maka didapatkan HT dengan nilai 5 Volt dan HP
didapat 10 Volt, maka hasil error persennya sebesar 0%.

Pada trafo mempengaruh pada beban dan arus akan mengalir pada kedua
sisi belitan trafo. Besarnya arus akan ditentukan oleh besar dan jenis beban yang
dipasang. Rugi (rugi tembaga, rugi inti, dan rugi fluks bocor) yang timbul,
menyebabkan tegangan keluaran tidak tetap apabila beban dipasangkan.
Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan daya yang diberikan pada beban
lebih kecil dari daya yang diberikan oleh sumber. Ukuran untuk menyatakan
perbedaan antara tegangan output beban nol dengan tegangan pada saat berbeban
pada faktor daya tertentu disebut regulasi atau pengaturan tegangan.
Transformator dikatakan baik apabila harga regulasi tegangannya semakin kecil
pada suatu beban tertentu.
Kemudian terdapat ukuran perbandingan antara daya keluaran dengan
daya masuk pada faktor daya tertentu disebut efisiensi. Besarnya efisiensi akan
sangat dipengaruhi oleh besar beban dan jenis beban karena kedua sifat beban
tersebut akan mempengaruhi besarnya arus dari rangkaian tersebut. Selain pada
trafo akan mempengaruhi besarnya rugi-rugi yang timbul pada trafo terutama rugi
tembaga yang besarnya tergantung atau dipengaruhi oleh besarnya beban yang
diaplikasikan oleh power supply tersebut.
Rugi-rugi tersebut juga mengakibatkan daya yang diberikan pada beban
lebih kecil dari daya yang diberikan oleh sumber. Ukuran untuk menyatakan
perbedaan antara tegangan output beban nol dengan tegangan pada saat berbeban
pada faktor daya tertentu disebut regulasi atau pengaturan tegangan.
Transformator dikatakan baik apabila harga regulasi tegangannya semakin kecil
pada suatu beban tertentu.
Kemudian terdapat ukuran perbandingan antara daya keluaran dengan
daya masuk pada faktor daya tertentu disebut efisiensi. Besarnya efisiensi akan
sangat dipengaruhi oleh besar beban dan jenis beban karena kedua sifat beban
tersebut akan mempengaruhi besarnya arus dari rangkaian tersebut. Selain pada
trafo akan mempengaruhi besarnya rugi-rugi yang timbul pada trafo terutama rugi
tembaga yang besarnya tergantung atau dipengaruhi oleh besarnya beban yang
diaplikasikan oleh power supply tersebut.
Nama : Kurnia Chandra D
NIM : 111903102017
Kelompok :5
Kelas :A

1.7.5 Pembahasan
Pada praktikum elektronika industri yang pertama ini kami melakukan
percobaan atau penelitian tentang power supply. Power supply adalah suatu
rangkaian yang berfungsi sebagai penurun dan penyearah tegangan AC.
Komponen utama yang digunakan pada power supply adalah transformator tenaga
(step down) yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC sedangkan penyearah
tegangan keluaran biasanya menggunakan jembatan dioda atau dioda kiprok dan
untuk menyetabilkan tegangan keluaran biasanya ditambahkan dengan regulator
(IC regulator).

Gambar 1.12 Rangkaian Tegangan AC

Dari gambar rangkaian diatas terlebih dahulu untuk menjalankan


rangkaian paling utama harus menghubungkan kabel power AC ke range 220 Volt
dan 0 volt pada gambar rangkaian diatas, setelah itu dilanjutkan dengan
pengukuran tegangan outputnya pada lilitan sekunder dengan menghubungkan
tegangan output ke pengukur tegangan yaitu Voltmeter AC. Adapun hasil dari
pengukuran tegangan AC sebagai berikut:
Pada pengukuran tegangan AC yang pertama adalah menghubungkan
voltmeter AC (skala 0 - 110 V) ke terminal output AC bertanda AC18V dan 0V
dengan kabel uji, tegangan output AC yang dihasilkan adalah 15V. Untuk
pengukuran selanjutnya hampir sama hanya tinggal menukar kabel uji dengan
langkah yang sama dan akan menghasilkan tegangan output yang sama yaitu 15V.
Untuk pengujian ketiga adalah dengan menghubungkan voltmeter AC (skala 0 -
110 V) ke terminal output AC bertanda AC18V dan AC18V dengan kabel uji.
Dari hasil pengukuran yang di dapat adalah sebesar 32,5V. Untuk pengukuran
berikutnya hampir sama dengan pengukuran yang sebelumnya, hanya saja
perbedaanya hanya menukar kabel ujinya. Dari pengukuran di ats di dapatkan
hasil yang sama yaitu 32.5 V. Hubungan hasil pengukuran dengan langkah yang
sebelumnya adalah hasil pengukurannya 2 kali lipat dari hasil yang sebelumnya
karena pada transformator CT tegangan pada setiap ujungnya relatif sama besar
sesuai dengan nilai yang tertera sehingga pada saat kita mengukur antar ujung
hasil pengukuran yang terbaca 2 kali lipatnya.
Untuk pengukuran berikutnya menghubungkan voltmeter AC (skala 0 -
110 V) ke terminal output AC bertanda AC 12V dan 0 dengan kabel uji, akan
menghasilkan output 10V. Pengukuran selanjutnya dengan menukar kabel uji
yang terpasang ,dan akan menghasilkan outputan yang sama pula yaitu 10 V.
Hasil tersebut sama saat AC 18V - AC 0V meskipun di bolak - balik akan
menghasilkan output yang sama. Pengukuran yang terakhir adalah dengan
menghubungkan voltmeter AC (skala 0 - 110 V) ke terminal output AC bertanda
AC12V dan AC12V dengan kabel uji. outputan yang di hasilkan adalah 20V.
Langkah berikutnya adalah dengan menukar kabel uji yang yang terhubung, maka
akan mengahsilkan output 20V juga. Dari data-data di atas dapat di simpulkan
bahwa meskipun input AC di ubah atau di bolak-balik maka akan menghasilkan
outputan yang sama. Karena tegangan yang digunakan adalah tegangan AC .
Data-data diatas diketahui bahwa jika semakin besar inputan AC, maka jarum
pada VU meter akan semakin kekanan atau semakin besar pula hasil yang
ditunjukan oleh jarum VU meterseperti pada AC 18V dan 0V jarum akan
menunjukan Vac 15V, kemudian pada saat AC 12V dan 0V jarum akan
menunjukan Vac 10V untuk skala (0 - 110V).
Kemudian saat ada inputan 12 V outputan akan berkurang menjadi 10V.
Dan pada saat inputan 18V akan menghasilkan outputan 15V. Hal ini di
karenakan terdapat rugi-rugi yang terjadi pada saat pengukuran. Adapun hal-hal
yang mempengaruhi hasil praktikum yang kami lakukan antara lain rugi-rugi
tembaga, rugi-rugi transformator, kurangnya ketelitian pengguna dalam membaca
alat ukur dan lain-lain. Sehingga ketidak sesuaian hasil praktikum akan
menyebabkan nilai error%.
Pada saat pengukuran AC outputan yang di dapat 18V - 0V adalah 15 V
dan pada saat 0V - 18V menghasilkan nilai yang sama. Hasil ini di dapat karena
AC adalah tegangan bolak-balik maka akan selalu menghasilkan outputan yang
sama. Begitu pula saat skala 0 - 110V ke terminal AC bertanda AC 12V - AC 0V,
akan menghasilkan output 10V. Saat kabel uji di tukar dan mengulangi langkah
seperti pada saat AC 12V - AC 0V akan menghasilkan outputan yang sama juga
yaitu 10V.
Dalam menghitung output dari sebuah transformator kita bisa
menggunakan rumus transformator ideal yang secara matetamis dapat ditulis
sebagai berikut: Input VA = output VA, V1 I1 = V2 I2, dimana
N1 : Jumlah lilitan primer, N2 : Jumlah lilitan sekunder, V1 : Tegangan primer, V2 :
Tegangan sekunder, I1 : Arus primer, dan I2 : Sekunder sekunder.

Gambar 1.13 Rangkaian Tegangan DC

Dari gambar diatas prinsip kerjanya sama dengan rangkaian tegangan AC,
hanya saja hasil outputan dari rangkaian ini adalah tegangan DC. Dalam
percobaan ini pertama hubungkan kabel power AC ke range 220 Volt dan 0 Volt,
setelah itu tinggal pengukuran tegangan output dengan cara menhubungkan
outputnya ke Volt meter DC. Adapun data hasil pengukuran sebagai berikut.
Kemudian kami melakukan pengukuran tegangan DC yang pertama untuk
Vdc skala 0 - 20v ke terminal output DC bertanda DC 12 V dsan ground dengan
kabel uji. Untuk hubungan polaritas yang tepat, terminal positif DC 12V harus
terhubung ke terminal positif 20V dan terminal negative GND ke terminal negatif
0 akan menghasilkan tegangan output DC sebesar 12 V. kemudian untuk
pengukuran berikutnya, hubungkan voltmeter DC (skala 0 - 20 V) ke terminal
output DC bertanda DC5V dan GND dengan kabel uji. Terminal DC5V harus
terhubung ke terminal 20V dan terminal GND ke terminal 0.akan menghasilkan
tegangan output sebesar 15 v.
Untuk pengukuran yang terakhir hubungkan voltmeter DC (skala 0 - 10 V)
ke terminal output DC bertanda DC5V dan GND dengan kabel uji. Terminal
DC5V harus terhubung ke terminal 10V dan terminal GND ke terminal 0,
tegangan output DC yang akan di hasilkan adalah 5V. Untuk pengukuran DC ini
tidak ada persamaan antara ke tiga outputan yang di dapat hal ini di sebabkan
karena tegangan yang di gunakan adalah tegangan DC. Meskipun dengan skala
yang berbeda karena teregulasi dengan IC 7805 maka akan menghasilkan nilai
yang sama. kemudian untuk tegangan DC jika semakin kecil skala maka jarum
akan semakin ke kanan atau semakin besar.
Pada saat menggunakan tegangan DC 12volt dan DC 20volt, pada saat
keadaan hidup maka hasil yang didapat adalah 12volt. Sedangkan saat
menggunakan tegangan DC 5volt dan DC 20volt, pada saat keadaan hidup maka
hasil yang didapat adalah 5volt. Ketika Pada saat menggunakan tegangan DC
5volt dan DC 10volt, pada saat keadaan hidup maka hasil yang didapat adalah
5volt. Hal ini dikarenakan arus yang dipakai adalah arus DC (arus searah). Dari
perhitungan praktikum hasil yang di dapat adalah 16,7% dari percobaan adalah
15volt. Maksimal error adalah 30% dari percobaan.
Nama : Nuris Mahmuda
NIM : 111903102026
Kelompok :5
Kelas :A

1.7.6 Pembahasan
Pada praktikum elektronika industri ini, kami melakukan percobaan
mengenai power supply. Power supply adalah suatu rangkaian yang berfungsi
sebagai penurun dan penyearah tegangan AC. Pada power supply kali ini
menggunakan transformator tenaga atau step down yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan AC dan penyearah tegangan keluaran menggunakan
jembatan dioda untuk menstabilkan tegangan keluaran. Berikut akan kami
jelaskan cara kerja dari rangkaian AC dan DC berdasarkan dari percobaan yang
kami lakukan. Untuk yang pertama kami akan menjelaskan cara kerja dari
rangkaian AC seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.14 Rangkaian Tegangan AC

Dari gambar rangkaian diatas terlebih dahulu untuk menjalankan


rangkaian paling utama harus menghubungkan kabel power AC ke range 220 Volt
dan 0 volt pada gambar rangkaian diatas, setelah itu dilanjutkan dengan
pengukuran tegangan outputnya pada lilitan sekunder dengan menghubungkan
tegangan output ke pengukur tegangan yaitu Volt meter AC. Adapun hasil dari
pengukuran tegangan AC sebagai berikut:
Pada pengukuran tegangan AC yang pertama adalah dengan
menghubungkan input saluran AC dari unit power supply ke outlet AC
menggunakan kabel power supply. Kemudian menghubungkan voltmeter AC
(skala 0-110 V) ke terminal output AC yang bertanda AC18V dan 0V dengan
menggunakan kabel uji, setelah itu menghidupkan power, dan mencatat tegangan
output AC yang dihasilkan, tegangan output AC yang dihasilkan adalah 15V.
Untuk pengukuran yang selanjutnya sama, hanya tinggal menukar kabel uji
dengan langkah yang sama, dan mematikan power terlebih dahulu, hal ini
bertujuan untuk mendapatkan hasil nilai yang akurat dan tegangan output yang
dihasilkan adalah sama, yaitu 15V. Untuk pengukuran ketiga adalah dengan
menghubungkan voltmeter AC (skala 0-110 V) ke terminal output AC yang
bertanda AC18V dan AC18V dengan menggunakan kabel uji, lalu menghidupkan
power dan mengukur dan mencatat tegangan output AC yang dihasilkan. Dari
hasil pengukuran yang di dapat adalah sebesar 30V. Untuk pengukuran berikutnya
hampir sama juga dengan pengukuran yang sebelumnya ,hanya saja perbedaanya
hanya menukar kabel ujinya. Dari pengukuran di atas di dapatkan hasil yang sama
yaitu 30V. Hubungan hasil pengukuran dengan langkah yang sebelumnya adalah
hasil pengukurannya dua kali lipat dari hasil yang sebelumnya karena pada
transformator CT tegangan pada setiap ujungnya relatif sama besar sesuai dengan
nilai yang tertera sehingga pada saat kita mengukur antar ujung hasil pengukuran
yang terbaca dua kali lipatnya.
Untuk pengukuran berikutnya menghubungkan voltmeter AC (skala 0-110
V) ke terminal output AC bertanda AC12V dan 0 dengan menggunakan kabel uji,
lalu menghidupkan power dan menghasilkan output 10V. Pengukuran selanjutnya
yaitu mematikan power terlebih dahulu lalu tukar kabel uji yang terpasang dan
akan menghasilkan output yang sama pula yaitu 10 V. Hasil tersebut sama saat
AC18V- AC 0V meskipun di bolak-balik akan menghasilkan output yang sama.
Pengukuran yang terakhir adalah dengan menghubungkan voltmeter AC (skala 0-
110 V) ke terminal output AC bertanda AC12V dan AC12V dengan kabel uji.
Ketika menghidupkan power lalu output yang di hasilkan adalah 20V. Langkah
berikutnya dengan mematikan power terlebih dahulu kemudian tukar kabel uji
yang terhubung, dan mengahsilkan output 20V juga. Dari data-data di atas dapat
di simpulkan bahwa meskipun input AC di ubah atau di bolak-balik maka akan
menghasilkan output yang sama. Karena tegangan yang digunakan adalah
tegangan AC .
Pada pengukuran AC, output yang di dapat pada saat 18V-0V adalah 15 V
dan pada saat 0V-18V menghasilkan nilai yang sama. Begitu pula saat skala 0-
110V ke terminal AC yang bertanda AC 12V-0V, menghasilkan output 10 V. Saat
kabel uji di tukar dan mengulangi langkah seperti pada saat AC 12V - AC 0V
akan menghasilkan output yang sama juga yaitu 10V. Hasil ini di dapat karena
AC adalah tegangan bolak-balik maka akan selalu menghasilkan output yang
sama. Kemudian saat ada input 12 V output akan berkurang menjadi 10V. Dan
pada saat input 18V akan menghasilkan output 15V. Tegangan output akan
menghasilkan nilai lebih besar tergantung dari input yang diberikan, semakin
kecil input yang diberikan, maka outputnya juga kecil. Apabila inputnya besar,
maka outputnya juga akan lebih besar. Dari data yang diperoleh, didapatkan hasil
yang tidak sama dengan inputnya, hal ini terjadi karena terdapat rugi-rugi. Rugi-
rugi tersebut dihasilkan karena ketidak akuratan pada alat.
Selanjutnya kami melakukan percobaan yang kedua yaitu pengukuran
tegangan DC, akan kami jelaskan cara kerja dari rangkaian DC berdasarkan
percobaan yang kami lakukan, seperti di bawah ini :

Gambar 1.15 Rangkaian Tegangan DC

Dari gambar diatas prinsip kerjanya sama dengan rangkaian tegangan AC,
hanya saja hasil outputan dari rangkaian ini adalah tegangan DC. Dalam
percobaan ini pertama hubungkan kabel power AC ke range 220 Volt dan 0 Volt,
setelah itu tinggal pengukuran tegangan output dengan cara menhubungkan
outputnya ke Volt meter DC. Adapun data hasil pengukuran sebagai berikut.
Kemudian kami melakukan pengukuran tegangan DC. Pengukuran yang
pertama yaitu pada (skala 0-20V) ke terminal output DC yang bertanda DC12 V
dan ground dengan kabel uji. Untuk hubungan polaritas yang tepat, terminal
positif DC12V harus terhubung ke terminal positif 20V dan terminal negatif GND
ke terminal negatif 0. Menghasilkan tegangan output DC sebesar 12 V. kemudian
untuk pengukuran berikutnya, hubungkan voltmeter DC (skala 0-20 V) ke
terminal output DC yang bertanda DC5V dan GND dengan kabel uji. Terminal
DC5V harus terhubung ke terminal 20V dan terminal GND ke terminal 0 dan
akan menghasilkan tegangan output sebesar 5 V. Untuk pengukuran yang terakhir
hubungkan voltmeter DC (skala 0-10 V) ke terminal output DC bertanda DC5V
dan GND dengan kabel uji. Terminal DC5V harus terhubung ke terminal 10V
dan terminal GND ke terminal 0, dan tegangan output DC yang di hasilkan adalah
5V.
Dapat diketahui bahwa tegangan output yang dihasilkan dari pengukuran
tegangan DC ini sama, seperti input yang diberikan, misalnya saat input 12V,
maka outputnya juga akan menghasilkan 12V. Untuk pengukuran DC ini tidak
ada persamaan antara ke tiga output yang di dapat hal ini disebabkan karena
tegangan yang di gunakan adalah tegangan DC, meskipun dengan skala yang
berbeda.
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, kami mendapatkan
eror %, namun eror %yang kami dapat tidak begitu besar . Hasil eror persennya
seperti berikut ; Pada percobaan tegangan AC pada saat tegangan 18V adalah
VCC nominal (18 – 0V) mempunyai eror persen 16.67%. Pada VCC nominal (0 –
18V) bernilai 16.67%. Dan pada tegangan nominal (18 – 18V) mempunyai nilai
eror persen 20%. Untuk tegangan AC 12V, pada tegangan nominal (12 – 0V) eror
persennya 16.67%, Sedangkan VCC nominal (0 – 12V) mempunyai eror persen
16.67%. Kemudian pada nominal (12 – 12V) mempunyai eror persen 20%.
Sedangkan eror persen yang kami dapat pada percobaan tegengan DC semuanya
adalah 0 %.
Eror persen yang terjadi dapat dikarenakan rugi tembaga yaitu rugi-rugi
yang disebabkan oleh pemanasan yang timbul akibat arus mengalir pada
hambatan kawat penghantar yang terdapat pada kumparan primer dan
sekunderdari transformator, rugi arus eddy yaitu rugi-rugi ini terjadi karena inti
besi terlalu tebal sehingga terjadi perbedaan tegangan antara sisinya maka
mengalir arus yang berputar-putar di sisi tersebut dan terakhir dapat dikarenakan
rugi hysteresis yaitu rugi-rugi yang berkaitan dengan penyusunan kembali medan
magnetik di dalam inti besi pada setiap setengah siklus, sehingga timbul fluks
bolak-balik pada inti besi.
1.8. Kesimpulan
1. Posisi kabel uji tidak mempengaruhi hasil pengukuran tegangan AC.
2. Besar tegangan antara kedua ujung output supply AC dua kali lebih besar
dari tegangan antar center tap.
3. Rugi-rugi menyebabkan output dari power supply pada pengukuran
tegangan AC menurun.
4. Terjadi penurunan tegangan sebesar 3 Volt pada pengukuran tegangan AC
18V
5. Terjadi penurunan tegangan sebesar 2 Volt pada pengukuran tegangan AC
12V
6. Pengukuran tegangan DC hanya dapat dilakukan jika pemasangan kabel
uji sesuai dengan output dari power supply.
7. Tegangan output DC dari power supply konstan karena tegangan tersebut
telah distabilkan oleh regulator tegangan.
8. Walupun menggunakan skala yang berbeda tegangan yang terukur tetap
sama.
9. Tidak terdapat error persen pada pengukuran tegangan DC
LAMPIRAN

Perhitungan Erorr %

E %=| HP−HT
HT |
x 100 %

1. E% Tegangan AC 18V

E % 18−0 V =|15−18
18 |
x 100 %=¿16,67%

E % 0−18 V =|
15 |
18−15
x 100 %=¿16,67%

2. E% Tegangan AC 12V

E % 12−0 V =|12−10
10 |
x 100 %=¿16,67%

E % 0−12 V =|
10 |
12−10
x 100 %=¿16,67%

E % 12−12V =|
20 |
24−20
x 100 %=¿20%

3. E% Tegangan DC Skala 20V

E % 5−0 V =|5−55|x 100 %=¿0%


E % 12−0 V =|
12 |
12−12
x 100 %=¿0%

4. E% Tegangan DC Skala 10V

|5−55|x 100 %=¿0%


E % 5−0 V =

Anda mungkin juga menyukai