Anda di halaman 1dari 19

Filter Aktif Dan Filter Pasif

Filter
Filter adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk membuang tegangan output pada
frekuensi tertentu. Untuk merancang rangkaian filter dapat digunakan komponen pasif (R,L,C)
dan komponen aktif (Op-Amp, transistor). Dengan demikian filter dapat dikelompokkan menjadi
filter pasif dan filter aktif. Pada makalah ini akan dibahas mengenai filter pasif dan filter aktif.

Pada dasarnya filter dapat dikelompokkan berdasarkan response (tanggapan)


frekuensinya menjadi 4 jenis:

1. Filter lolos rendah/ Low pass Filter.

2. Filter lolos tinggi/ High Pass Filter.

3. Filter lolos rentang/ Band Pass Filter.

4. Filter tolah rentang/Band stop Filter or Notch Filter.

Filter adalah suatu device yang memilih sinyal listrik berdasarkan pada frekuensi dari
sinyal tersebut. Filter akan melewatkan gelombang/sinyal listrik pada batasan frekuensi tertentu
sehingga apabila terdapat sinyal/gelombang listrik dengan frekuensi yang lain (tidak sesuai
dengan spesifikasi filter) tidak akan dilewatkan. RAngkaian filter dapat diaplikasikan secara
luas, baik untuk menyaring sinyal pada frekuensi rendah, frekuensi audio, frekuensi tinggi, atau
pada frekuensi-frekuensi tertentu saja.

Filter adalah suatu sistem yang dapat memisahkan sinyal berdasarkan frekuensinya;
ada frekuensi yang diterima, dalam hal ini dibiarkan lewat; dan ada pula frekuensi yang ditolak,
dalam hal ini secara praktis dilemahkan. Hubungan keluaran masukan suatu filter dinyatakan
dengan fungsi alih (transfer function).

Magnitude (nilai besar) dari fungsi alih dinyatakan dengan |T|, dengan satuan dalam
desibel (dB). Filter dapat diklasifikasikan menurut fungsi yang ditampilkan, dalam term
jangkauan frekuensi, yaitu passband dan stopband. Dalam pass band ideal, magnitude-nya adalah
1 (= 0 dB), sementara pada stop band, magnitude-nya adalah nol.

Berdasarkan hal ini filter dapat dibagi menjadi 4.

1. Filter lolos bawah (low pass filter), pass band berawal dari w = 2pf = 0 radian/detik sampai
dengan w = w0 radian/detik, dimana w0 adalah frekuensi cut-off.
2. Filter lolos atas (high pass filter), berkebalikan dengan filter lolos bawah, stop band berawal
dari w = 0 radian/detik sampai dengan w = w0 radian/detik, dimana w0 adalah frekuensi cut-off.

3. Filter lolos pita (band pass filter), frekuensi dari w1 radian/detik sampai w2 radian/detik
adalah dilewatkan, sementara frekuensi lain ditolak.

4. Filter stop band, berkebalikan dengan filter lolos pita, frekuensi dari w1 radian/detik sampai
w2 radian/detik adalah ditolak, sementara frekuensi lain diteruskan.

Filter aktif

Filter Aktif yaitu filter yang menggunakan komponen aktif, biasanya transistor atau
penguat operasi (op-amp). Kelebihan filter ini antara lain:

1. untuk frekuensi kurang dari 100 kHz, penggunaan induktor (L) dapat dihindari

2. relatif lebih murah untuk kualitas yang cukup baik, karena komponen pasif yang presisi
harganya cukup mahal

Beberapa macam filter yang termasuk ke dalam filter aktif adalah :


1.      Filter Lolos Bawah (Low Pass Filter)

Tapis pelewat rendah atau tapis lolos rendah (low-pass filter) digunakan untuk
meneruskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi. Sinyal dapat
berupa sinyal listrik seperti perubahan tegangan maupun data-data digital seperti citra dan suara.
Untuk sinyal listrik, low-pass filter direalisasikan dengan meletakkan kumparan secara
seri dengan sumber sinyal atau dengan meletakkan kapasitor secara paralel dengan sumber
sinyal. Contoh penggunaan filter ini adalah pada aplikasi audio, yaitu pada peredaman frekuensi
tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter) sebelum masuk speaker bass atau
subwoofer(frekuensi rendah). Kumparan yang diletakkan secara seri dengan sumber tegangan
akan meredam frekuensi tinggi dan meneruskan frekuensi rendah, sedangkan sebaliknya
kapasitor yang diletakkan seri akan meredam frekuensi rendah dan meneruskan frekuensi tinggi.
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan dan satu kapasitor. Filter
orde satu ini mempunyai pita transisi dengan kemiringan -20 dB/dekade atau –6 dB/oktav.
Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih rendah dari frekuensi cut off adalah: Av = - R2 / R1
sementara besarnya frekuensi cut off didapat dari: fC = 1 / (2.R2C1)

2.      Filter Lolos Atas (High Pass Filter)

High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi, tetapi mengurangi
amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi cutoff.Nilai-nilai pengurangan untuk
frekuensi berbeda-beda untuk tiap-tiap filter ini .Terkadang filter ini disebut low cut filter, bass
cut filteratau rumble filter yang juga sering digunakan dalam aplikasi audio.High pass filter
adalah lawan dari low pass filter, dan band pass filter adalah kombinasi dari high pass filter dan
low pass filter.
Filter ini sangat berguna sebagai filter yang dapat memblokir component frekuensi
rendah yang tidak diinginkan dari sebuah sinyal komplek saat melewati frekuensi tertinggi.
High pass filter yang paling simple terdiri dari kapasitor yang terhubung secara pararel
dengan resistor, dimana reistansi dikali dengan kapasitor (RXC) adalah time constant (τ).
Suatu filter lolos bawah orde satu dapat dibuat dari satu tahanan dan satu kapasitor. Filter
orde satu ini mempunyai pita transisi dengan kemiringan 20 dB/dekade atau 6 dB/oktav.
Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih tinggi dari frekuensi cut off adalah: Av = - R2 / R1
sementara besarnya frekuensi cut off didapat dari: fC = 1 / (2.R1C1)

3.      Filter Lolos Pita (Band Pass Filter)

Sebuah band-passfilter merupakan perangkat yang melewati frekuensi dalam kisaran


tertentu dan menolak (attenuates) frekuensi di luar kisaran tersebut. Contoh dari analog
elektronik band pass filter adalah sirkuit RLC (a resistor-induktor-kapasitor sirkuit). Filter ini
juga dapat dibuat dengan menggabungkan -pass filter rendah dengan –pass filter tinggi .
Band pass filter digunakan terutama di nirkabel pemancar dan penerima. Fungsi utama
filter seperti di pemancar adalah untuk membatasi bandwidth sinyal output minimum yang
diperlukan untuk menyampaikan data pada kecepatan yang diinginkan dan dalam bentuk yang
diinginkan. Pada receiver Sebuah band pass filter memungkinkan sinyal dalam rentang frekuensi
yang dipilih untuk didengarkan, sementara mencegah sinyal pada frekuensi yang tidak
diinginkan.

Penguatan tegangan untuk pita lolos adalah: Av = (-R2 / R1) (-R4 / R3) Besarnya
frekuensi cut off atas didapat dari: fCH = 1 / (2.R1C1) Besarnya frekuensi cut off bawah didapat
dari: fCL = 1 / (2.R4C2).
4.      Filter Tolak Rendah (Band Stop Filter)
Dalam pemrosesan sinyal, filter band-stop atau band-penolakan filter adalah filter yang
melewati frekuensi paling tidak berubah, tetapi attenuates mereka dalam rentang tertentu ke
tingkat yang sangat rendah. Ini adalah kebalikan dari filter band-pass. Sebuah filter takik adalah
filter band-stop dengan stopband sempit (tinggi faktor Q). Notch filter digunakan dalam
reproduksi suara hidup (Public Address sistem, juga dikenal sebagai sistem PA) dan instrumen
penguat (terutama amplifier atau preamplifiers untuk instrumen akustik seperti gitar akustik,
mandolin, bass instrumen amplifier, dll) untuk mengurangi atau mencegah umpan balik ,
sedangkan yang berpengaruh nyata kecil di seluruh spektrum frekuensi. band filter membatasi
'nama lain termasuk', 'Filter T-takik', 'band-eliminasi filter', dan 'menolak band-filter'. Biasanya,
lebar stopband kurang dari 1-2 dekade (yaitu, frekuensi tertinggi dilemahkan kurang dari 10
sampai 100 kali frekuensi terendah dilemahkan). Dalam pita suara, filter takik menggunakan
frekuensi tinggi dan rendah yang mungkin hanya semitone terpisah.
Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :

1. Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp masih memberikan penguatan
dan sinyal input tidak sekaku seperti pada filter pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih
gampang diatur.
2. Tidak ada masalah beban, karena tahanan inputtinggi dan tahanan output rendah. Filter
aktif tidak membebani sumber input.20
3. Harga, umumnya filter aktif lebih ekonomis dari pada filter pasif, karena pemilihan
variasai dari op-amp yang murah dan tanpa induktor yang biasanya harganya mahal.

Filter Pasif.
Filter banyak digunakan untuk memberikan sirkuit seperti amplifier, osilator dan sirkuit power
supply karakteristik frekuensi yang diperlukan. Beberapa contoh diberikan di bawah ini. Mereka
menggunakan kombinasi dari R, L dan C
Induktor dan Kapasitor bereaksi terhadap perubahan frekuensi dengan cara yang
berlawanan. Melihat sirkuit untuk filter lolos rendah, baik LR dan kombinasi CR menunjukkan
telah efek yang sama, tapi perhatikan bagaimana posisi L dan C tempat perubahan dibandingkan
dengan R untuk mencapai hasil yang sama.
         Low pass filter.

Rangkaian RC seri ini mirip dengan rangkaian pembagi tegangan dari dua buah hambatan seri,
sehingga tegangan out putnya adalah

Filter lolos rendah digunakan untuk menghapus atau menipiskan frekuensi yang lebih tinggi di
sirkuit seperti amplifier audio; mereka memberikan respon frekuensi yang diperlukan untuk
rangkaian penguat. Frekuensi di mana filter low pass mulai mengurangi amplitudo sinyal dapat
dibuat disesuaikan. Teknik ini dapat digunakan dalam penguat audio sebagai "TONE" atau
"TREBLE CUT" kontrol. LR filter low pass filter dan high pass CR juga digunakan dalam
sistem speaker untuk band rute yang sesuai frekuensi untuk desain yang berbeda dari speaker
(yaitu 'woofer' untuk frekuensi rendah, dan 'Tweeters' untuk reproduksi frekuensi tinggi). Pada
aplikasi ini kombinasi pass filter tinggi dan rendah disebut "crossover filter".
Kedua filter CR dan LC lulus rendah yang menghilangkan hampir SEMUA frekuensi di atas
hanya beberapa Hz digunakan dalam rangkaian power supply, di mana hanya DC (nol Hz)
diperlukan pada output.

         High pass filter.


Dengan memanfaatkan rangkaian pembagi tegangan maka dapatlah outputnya

Pass filter tinggi digunakan untuk menghilangkan atau meredam frekuensi yang lebih rendah di
amplifier, terutama audio amplifier mana ia dapat disebut "BASS CUT" sirkuit.Dalam beberapa
kasus ini juga dapat dilakukan disesuaikan.

         Band pass filter.

Band pass filter mengizinkan hanya sebuah band frekuensi yang diperlukan untuk lulus, dan
menolak sinyal di semua frekuensi di atas dan di bawah band ini. Desain tertentu disebut filter T
karena cara komponen digambar dalam diagram skematik. Filter T terdiri dari tiga unsur, dua
seri terhubung LC sirkuit antara input dan output, yang membentuk jalan impedansi rendah
untuk sinyal dari frekuensi yang diperlukan, namun memiliki impedansi tinggi untuk semua
frekuensi lainnya.
Selain itu, LC paralel sirkuit terhubung antara jalur sinyal (di persimpangan dari dua sirkuit seri)
dan tanah untuk membentuk impedansi tinggi pada frekuensi yang diperlukan, dan impedansi
rendah pada semua orang lain. Karena ini desain dasar membentuk hanya satu tahap penyaringan
ia juga disebut filter 'urutan pertama'. Meskipun dapat memiliki sebuah band lulus cukup sempit,
jika dipotong lebih tajam dari yang diperlukan, filter kedua dapat ditambahkan pada output filter
pertama, untuk membentuk filter 'tingkat dua'.

         Stop band filter.

Filter ini memiliki efek sebaliknya untuk filter band pass, ada dua paralel LC sirkuit di jalur
sinyal untuk membentuk impedansi tinggi pada frekuensi sinyal yang tidak diinginkan, dan
rangkaian seri membentuk jalur impedansi rendah ke tanah pada frekuensi yang sama, untuk
menambahkan untuk penolakan. Band filter berhenti dapat ditemukan (sering dalam kombinasi
dengan band pass filter) pada frekuensi antara (IF) amplifier radio tua dan penerima TV, di mana
mereka membantu menghasilkan kurva respon frekuensi bentuk cukup kompleks diperlukan
untuk penerimaan yang benar dari kedua suara dan gambar sinyal. Kombinasi berhenti band dan
band pass filter, serta transformer tuned di sirkuit ini, memerlukan penyesuaian frekuensi-hati.
Filter Aktif Pada Op-amp

Filter Aktif

Pada rangkaian dibagian listrik sering disebut rangkaian seleksi frekuensi untuk melewatkan band
frekunsi tersentu dan menahannya dari frekuensi diluar band itu. Filter dapat diklafisikasikan dengan
arahan :

1. Analog atau digital

2. Pasif atau aktif

3. Audio (AF) atau radio frekuensi (RF)

Filter analog dirancang untuk memproses sinyal analog, sedang filter digital memproses sinyal analog
dengan menggunakan teknik digital. Filter tergantung dari tipe elemn yang digunakan pada
rangkaiannya, filterakan dibedakan pada filter aktif dan filter pasif. Elemen pasif adalah tahanan,
kapasitor dan induktor. Filter aktif dilengkapi dengan transistor atau op-amp selain tahanan dan
kapasitor. Tipe elemen ditentukan oleh pengoperasian range frekuensi kerja rangkaian . Misal RC filter
umumnya digunakan untuk audio atau operasi frekuensi rendah dan filter LC atau kristal lebih sering
digunakan pada frekuensi tinggi.

Pertama tama pada bagian ini menganalisa dan merancang filter analog aktif RC menggunakan op-amp.
Pada frekunsi audio, induktor tidak sering digunakan karenabadannya besar dan mahal serta menyerab
banyak daya. Induktor juga menghasilkan medan magnit.

Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu :

1. Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp masih memberikan penguatan dan
sinyal input tidak sekaku seperti pada filter pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih gampang diatur.
2. Tidak ada masalah beban, karena tahanan inputtinggi dan tahanan output rendah. Filter aktif
tidak membebani sumber input.20

3. Harga, umumnya filter aktif lebih ekonomis dari pada filter pasif, karena pemilihan variasai dari
op-amp yang murah dan tanpa induktor yang biasanya harganya mahal.
Filter aktif sangat handal digunakan pada komunikasi dan sinyal prosesing, tapi juga sangat baik dan
sering digunakan pada rangkaian elektronika seperti radio, televisi, telepon ,radar, satelit ruang angkasa
dan peralatan biomedik.

Umumnya filter aktif digolongkan menjadi :

1. Low Pass Filter (LPF)

2. High Pass Filter (HPF)

3. Band Pass Filter (BPF)

4. Band Reject Filter (BPF)

5. All Pass Filter (APF)

Pada masing masing filter aktif menggunakan op-amp sebagai elemen aktifnya dan tahanan , kapasitor
sebagai elemen pasifnya. Biasanya dan pada umumnya IC 741 ckup baik untuk rangkaian filterv aktif,
namun op-amp dengan high speed seperti LM301, LM318 dan lain lainnya dapat juga digunakan pada
rangkaian filter aktif untuk mendapatkan slew rate yang cepat dan penguatan serta bandwidth bidang
kerja lebih baik.Gambar output dari filter aktif seperti tampak pada gambar berikut ini, sebagai
karakteristik responsi frekuensi dari 5 filter aktif. Responsi idealnya ditunjukkan dengan

garis terputus putus.

Low Pass Filter mempunyai penguatan tetap dari 0 Hz sampai menjelang frekuensi cut off f H. Pada fH
penguatan akan turun dengan – 3dB, artinya frekuensi dari 0 Hz sampai f H dinamakan pass band
frekuensi dengan batas 0,707 tegangan output. Sedang frekuensi yang diredam dibawah –3dB atau
0,707 Vo dinamakan stop band frekuensi. Perubahan naik turunnya grafik karakteristik tersebut
tergantung dari kualitas komponen selain bentuk rangkaiannya.

Pada gambar b terlihat karakteristik dari high pass filter, artinya adalah frekuensi yang rendah diredam
sampai pada frekuensi cut on yang dianggap sebagai batas frekuensi rendahnya sehingga diberi nama f L.
Batasan stop band adalah 0 < f <f L dan untuk pass bandnya adalah f > f L. Untuk menghasilkan bad pass
filter dan band reject filter adalah kombinasi antara LPF dan HPF. Bila HPF dirangkai serie dengan LPF
maka akan mendapatkan BPF (Band Pass Filter). Sedangkan kombinasi paralel antara LPF dan HPF akan
mendapatkan BRF (Band Reject Filter). Gambar rangkaian bisa

dilihat dibagian BPF dan BRF untuk pembahasan lebih lanjut.

Gambar e menerangkan output fasa geser yang dihasilkan oleh All Pass Filter (APF). Pada rangkaian ini
sebenarnya bukan termasuk filter tapi juga bisa digolongkan kefilter aktif.
.1 Prinsip dasar AM dan FM
Dalam teknik radio kita kenal berbagai macam cara modulasi antara lain modulasi amplitudo
yang kita kenal sebagai AM, modulasi frekuensi yang kita kenal sebagai FM dan cara modulasi
yang lain adalah modulasi fasa. Radio yang kita gunakan seharihari untuk berbicara dengan
rekan-rekan misalnya dengan pesawat HF SSB menggunakan modulasi AM sedangkan pesawat
VHF dua meteran umumnya digunakan modulasi FM.
Pada modulasi amplitudo (AM) getaran suara kita akan menumpang pada carrier yang berujud
perubahan amplitudo dari gelombang pambawa tadi seirama dengan gelombang suara
kita.Sedangkan dengan modulasi frekuensi (FM), gelombang suara kita akan menumpang pada
gelombang pembawa dan mengubahubah frekuensi gelombang pembawa seirama dengan
getaran audio kita.Rasanya bisa juga dikatakan bahwa pada AM, gelombang audio menumpang
secara transversal sedangkan pada FM audio kita menumpang secara longitudinal.
Transversal ialah getarannya tegak lurus dengan arah perambatan sedang longitudinal ialah
getarannya sama dengan arah perambatannya. Perangkat transceiver yang banyak terdapat di
pasaran dan yang kita pergunakan sekarang ini menggunakan dua macam modulasi tersebut.
Kebanyakan pesawat HF SSB menggunakan modulasi AM dan pesawat-pesawat VHF dan UHF
yang ada di pasaran, menggunakan modulasi FM.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini  adalah :
1.      Untuk mengetahui  dan menganalisa sinyal pada sisi Penerima AM dan FM
2.      Untuk mengetahui konsep bagan penerima AM dan FM.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang diambil oleh penulis hanya menganalisa blok diagram penerima AM dan
FM.
II. DASAR TEORI
Pesawat pemancar sederhana terdiri atas suatu osilator pembangkit getaran radio dan getaran ini
setelah ditumpangi dengan getaran suara kita, dalam teknik radio disebut dimodulir, kemudian
oleh antena diubah menjadi gelombang radio dan dipancarkan. Seperti kita ketahui bahwa
gelombang suara kita tidak dapat mencapai jarak yang jauh walaupun tenaganya sudah cukup
besar, sedangkan gelombang radio dengan tenaga yang relatif kecil dapat mencapai jarak ribuan
kilometer. Agar suara kita dapat mencapai jarak yang jauh, maka suara kita ditumpangkan pada
gelombang radio hasil dari pembangkit getaran radio, yang disebut gelombang pembawa atau
carrier dan gelombang pembawa tadi akan mengantarkan suara kita ke tempat yang jauh.
Di tempat jauh tadi, gelombang radio yang terpancar diterima oleh antena lawan bicara kita.
Oleh antenanya, gelombang radio tadi, yang berupa gelombang elektromagnetik diubah menjadi
getaran listrik dan masuk ke receiver.
Dalam receiver pesawat lawan bicara kita, getaran carriernya kemudian dibuang dan getaran
suara kita ditampung kemudian dimunculkan melalui speaker. Dengan teknik modilasi inilah
dimungkinkan suatu getaran audio mencapai jarak jangkau yang jauh.
Getaran suara kita masuk ke transmitter melalui mikrophone, output mikrophone tadi seringkali
perlu diperkuat terlebih dahulu dengan suatu audio amplifier ialah yang disebut microphone pre-
amplifier agar dapat ditumpangkan pada carrier oleh modulator.
Untuk menambah daya pancar suatu transmitter, getaran hasil osilator tadi sebelum dipancarkan
diperkuat terlebih dahulu dengan suatu radio frequncy amplifier. Penguatan dapat dilakukan
sekali dan bisa juga dilakukan lebih dari satu kali. Pemancar yang tidak diperkuat disebut
pemancar satu tingkat dan yang diperkuat satu kali dinamakan dua tingkat dan seterusnya. Pada
umumnya untuk mencapai daya pancar 100 Watt diperlukan penguatan 3 kali, penguat pertama
disebut predriver, penguat berikutnya disebut driver dan penguat akhir disebut final.
III. ISI
3.1 Pemancar AM
Penyaluran informasi dari satu tempat ketempat yang lain dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Pemancar bertingkat dengan modulasi AM merupakan salah satu cara untuk menyalurkan
informasi dalam teknik perhubungan radio.
Pemancar AM merupakan suatu pemancar yang memanfaatkan teknik modulasi analog yaitu
Amplitude Modulation (AM), untuk mentransmisikan sinyal informasi.Blok diagram yang
umum dari pemancar AM adalah sebagai berikut

Sumber pembawa adalah sebuah osilator yang


dikemudikan dengan kristal pada frekuensi
Gambar 3.1 Blok diagram pemancar AM pembawa atau kelipatan dibawahnya. Besarnya
frekuensi keluaran dapat diatur dengan mengubah
nilai L dan C. Frekuensi yang dipancarkan diusahakan konstan agar gelombang keluaran yang
dihasilkan lebih baik.
Kemudian ini diikuti oleh sebuah penguat buffer yang ditala. Dengan adanya buffer diusahakan
agar frekuensi yang dibangkitkan oleh osilator konstan.Sinyal informasi dimasukkan pada
rangkaian ini untuk dicampur dengan sinyal pembawa. Pada transmitter terdapat rangkaian
modulator yang pada umumnya adalah sebuah penguat kelas C. Penggunaan penguat kelas C ini
akan mengakibatkan timbulnya cacat yang tidak diinginkan pada selubung modulasi yang
mengandung sinyal informasi.Keluaran dari penguat RF ditransmisikan lewat antena.
3.2 Penerima AM Superheterodyne
Secara umum penerima AM berfungsi untuk menerima sinyal termodulasi AM dan melakukan
proses demodulasi terhadap sinyal tersebut. Sinyal tersebut pertama kali diterima oleh antena,
dan kemudian dilakukan pemilihan sinyal yang diinginkan dari semua sinyal yang dapat diterima
oleh antena. Sinyal yang dipisahkan tersebut kemudian diperkuat sampai pada suatu tingkat yang
dapat digunakan. Proses selanjutnya adalah demodulasi sinyal radio yaitu proses pemisahan
sinyal informasi dari sinyal carrier / sinyal pembawa yang dilakukan di demodulator AM atau
detektor AM.
Penerima - penerima AM model lama yang dipakai untuk penerimaan sinyal yang dimodulasi
amplitudo biasanya menggunakan prinsip frekuensi radio yang ditala atau tuned radio frequency
(TRF). Pada penerima ini, sinyal termodulasi yang diterima akan melalui proses penguatan pada
sebuah rantai penguat yang masing-masing ditala pada frekuensi yang sama dan kemudian
diikuti rangkaian detektor. Penerima semacam ini mempunyai selektivitas sinyal berbatasan yang
buruk, terutama bila diharuskan untuk menala pada cakupan - cakupan frekuensi yang lebar.
Penerima superheterodyne dikem- bangkan untuk memperbaiki selektivitas saluran berbatasan
(adjacent channel selectivity) ini dengan menempatkan bagian terbesar dari selektivitas frekuensi
pada tingkat-tingkat frekuensi antara (intermediate frekuensi / IF) setelah konversi frekuensi
yang pertama. Adalah jauh lebih mudah untuk mendapatkan selektivitas ini pada intermediate
frekuensi, karena rangkaian-rangkaian tinggal tetap-ditala pada IF, dan tidak berubah-ubah
meskipun dipilih stasiun-stasiun yang berbeda.
Blok diagram dari penerima AM Superheterodyne adalah sebagai berikut :
Prinsip superheterodyne terjadi apabila jika dua buah sinyal sinusoida dengan frekuensi berbeda
dicampur, sehingga keduanya mengalikan atau saling menambah dan sinyal keluaran akan
mengandung komponen-komponen sinyal pada frekuensi - frekuensi yang merupakan jumlah,
selisih, dan masing-masing dari kedua frekuensi asal tersebut. Juga akan terdapat campuran-
campuran harmonisa dari sinyal-sinyal ini, tetapi jika kedua frekuensi dasar dipilih dengan hati-
hati, ini tidak akan saling mengganggu (interference).
Istilah superheterodyne adalah singkatan dari supersonic heterodyne, yang dapat diartikan
sebagai pembangkitan frekuensi-frekuensi campuran  di atas batas pendengaran
Tingkat pertama dari sebuah penguat RF ditala, yang kegunaan utamanya adalah untuk
memperbaiki perbandingan S/N. Tingkat ini juga memberikan sedikit perbaikan dalam
selektivitas RF  dan penurunan pancaran kembali dari osilator (oscillator re-radiation). Keluaran
dari tingkat RF tala diumpankan ke masukan sinyal dari sebuah rangkaian osilator-penyampur
dimana terjadi pembangkitan frekuensi-frekuensi campuran (heterodyning). Rangkaian osilator
biasanya ditala dengan penalaan kapasitansi, dan ketiga kapasitor tala (tuning capacitor)
disatukan (ganged) secara mekanis pada sebuah sumbu dan tombol pengaturan bersama. Osilator
dan penyampur dapat merupakan rangkaian-rangkaian terpisah, atau dapat juga dikombinasikan
seperti dalam rangkaian penyampur autodyne.
Keluaran penyampur (frekuensi selisih untuk konversi ke-bawah dalam penerima) diumpankan
ke dua buah penguat tala IF, yang ditala-tetap dan mempunyai cukup selektivitas untuk menolak
sinyal-sinyal dari saluran yang berbatasan. Keluaran dari penguat IF dimasukkan ke detektor,
dimana sinyal audio dihasilkan kembali, atau didemodulasi (demodulated). Detektor juga
menyediakan sinyal-sinyal untuk pengaturan perolehan otomatis (Automatic Gain Control
=AGC). Sinyal AGC dikenakan pada satu atau beberapa dari penguat IF dan RF. Keluaran audio
diteruskan melalui sebuah pengatur volume ke penguat audio, yang biasanya terdiri dari satu
penguat tegangan tingkat-rendah yang diikuti oleh sebuah penguat daya, dan akhirnya
dihubungkan ke sebuah pengeras suara.

3.3 Pemancar FM
Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 88 - 108 MHz, dimana pada
wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang
tidak diharapkan
Saluran siar FM standar menduduki lebih dari sepuluh kali lebar bandwidth (lebar pita) saluran
siar AM. Hal ini disebabkan oleh struktur sideband nonlinear yang lebih kompleks dengan
adanya efek-efek (deviasi) sehingga memerlukan bandwidth yang lebih lebar dibanding
distribusi linear yang sederhana dari sideband-sideband dalam sistem AM. Band siar FM terletak
pada bagian VHF (Very High Frequency) dari spektrum frekuensi di mana tersedia bandwidth
yang lebih lebar daripada gelombang dengan panjang medium (MW) pada band siar AM.
Tujuan dari pemancar FM adalah untuk mengubah satu atau lebih sinyal input yang berupa
frekuensi audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi) yang
dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk
dipancarkan. Dalam bentuk sederhana dapat dipisahkan atas modulator FM dan sebuah power
amplifier RF dalam satu unit. Sebenarnya pemancar FM terdiri atas rangkaian blok subsistem
yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu:
a.       FM exciter mengubah sinyal audio menjadi frekuensi RF yang sudah termodulasi
b.      Intermediate Power Amplifier (IPA) dibutuhkan pada beberapa pemancar untuk
meningkatkan tingkat daya RF agar mampu menghandle final stage
c.       Power Amplifier di tingkat akhir menaikkan power dari sinyal sesuai yang dibutuhkan oleh
sistem antenna
d.      Catu daya (power supply) mengubah input power dari sumber AC menjadi tegangan dan
arus DC atau AC yang dibutuhkan oleh tiap subsistem
e.       Transmitter Control System memonitor, melindungi dan memberikan perintah bagi tiap
subsistem sehingga mereka dapat bekerja sama dan memberikan hasil yangdiinginkan
f.       RF lowpass filter membatasi frekuensi yang tidak diingikan dari output pemancar
g.      Directional coupler yang mengindikasikan bahwa daya sedang dikirimkan atau diterima
dari sistem antena
3.4 Penerima FM
Penerima FM memiliki konsep yang sama dengan AM untuk mengetahui lebih jelas prinsip dari
penerima FM dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 3.2  Blok diagram Penerima FM
a)      RF amplifier
Gunanya adalah untuk menguatkan signal yang sangat lemah dan untuk memudahkan tuning
receiver maka disini digunakan system front end Band Pass Filter serta menaikkan amplitude
dari sebuah sinyal RF.
b)      Mixer
Mixer digunakan mengubah masukan sinyal dari satu frekuensi ke frekuensi lainnya sebagai
keluaran. Kadang-kadang disebut frequency-converter circuit. local oscillator (L.O.), merupakan
voltage-controlled-oscillator (VCO) yang menghasilkan gelombang kontinyu. Keluaran mixer
berupa dua buah sinyal meliputi frekuensi LO dan sinyal masukan RF, serta mempunyai dua
keluaran yang diperoleh dari penjumlahan frekuensi tersebut (LO freq + RF freq) dan
pengurangan (LO freq - RF freq).
c)      Local Oscilator
Local oscilator pada dasarnya adalah RF carrier generator. Kenaikan tegangan gelombang
dimasukkan dalam LO. Tegangan tersebut menyebabkan perubahan frekuensi pada LO.
Frekuensi oscilator mengubah frekuensi band dari sinyal masukan kemudian mengubahnya
menjadi frekuensi IF. Resolusi frekuensi carriernya dapat diatur sampai dengan 100 kHz
d)     BPF (Band Pass Filter )
Rangkaian elektronis yang meneruskan sinyal dalam batas-batas rentang frekuensi  , namun
dapat melemahkan sinyal diatas atau dibawah rentang frekensi tersebut tersebut.
e)      IF amplifier
Kekuatan sinyal mengalami pengurangan selama proses mixing maka sinyal perlu dikuatkan
kembali oleh IF untuk mengembalikan sensitivitas dari penerima.
f)       Limiter
Limiter dapat diartikan sebagi diskriminator frekuensi diterapkan di dalam sistem pengaturan
frekuensi otomatik.Limiter adalah suatu rangkaian yang melewatkan sinyal jika daya sesuai
dengan spesifikasi daya masukan , berubah ketika attenuasi puncak sinyal yg kuat melebihi daya
masukan karena frekuensi hasil dari proses IF ampifier adalah frekuensi tinggi menimbulkan
amplitudo yang berubah-ubah untuk menjaga aga amplitudo tetap konstan dibutuhakn rangkain
limiter pada penerima AM dan FM.
g)      Deteks Slope
Sinyal dari proses limiter di filter dengan menggunakan deteksi slope untuk
Mendekatkan kemiringin dari sinyal sesuai denga sinyal asli sehingga diperolaeh sinyal audio
yang kemudian dilewatkan ke dalam speaker sehingga kita dapat mendengar indormasi suara.
IV. KESIMPULAN
1. Sistem radio AM dan FM sama-sama menggunakan prinsip heterodyne.
2. Beberapa bagian blok diagram penerima AM seperti AGC dapat juga digunakan pada
penerima FM.
Cara Kerja Radio Penerima FM
Posted by oprekzone

Mar 13

Cara Kerja Radio Penerima FM. Modulasi FM punya banyak kelebihan dibanding AM. Salah
satunya adalah reproduksi audio musik yang sangat memungkinkan kualitas audio HiFi dapat
dicapai. Penggunaan sistem pada radio pemancar atau radio penerima FM mambuat hampir
semua frekuensi dalam jangkauan audio dapat diproduksi dan direproduksi dengan baik.

Di Indonesia siaran radio FM komersial dialokasikan pada jalur VHF antara 88 sampai 108
MHz. Dalam jalur ini frekuensi-frekuensi yang ditentukan diberi jarak 200 kHz, dan deviasi
frekuensi yang diizinkan maksimal sebesar kurang lebih 75 kHz di sekitar frekuensi pembawa
dengan radius pancaran sekitar 80 km. Lebar bidang frekuensi modulasi dasar pada pemancar
FM adalah 15 kHz, jauh lebih lebar dibandingkan modulasi dasar pemancar komersil AM yang
hanya 5 kHz.

Berikut Cara Kerja Radio FM dan Skema Blok dari sebuah radio penerima FM stereo
superheterodyne dengan penguat RF tertala :

Blok Diagram Radio FM

Cara Kerja Radio FM :


Rangkaian tingkat penguat RF dan osilator lokal pada radio penerima FM ditala oleh sebuah
kapasitor variabel 3 kolom satu poros. Pada Radio penerima FM komersial, digunakan bakuan :

Dengan demikian, frekuensi osilator lokal dapat diubah dari 98,7 MHz sampai 118,7 MHz,
sehingga dari Pencampur menghasilkan suatu frekuensi IF 10,7 MHz.

Bagian Penguat IF terdiri dari beberapa tingkat dengan gain tinggi dimana satu atau beberapa
darinya adalah pembatas amplitudo yang biasanya diatur agar mempunyai suatu ambang
permukaan kira-kira 1 mV pada input tingkat pembatas. Seluruh tingkat di tala sedemikian rupa
dengan frekuensi tengah 10,7 MHz dengan bandwidth 150 kHz.

Diskriminator yang umum digunakan adalah detektor Reaktif (Quadratur Detector) atau yang
lebih dikenal dengan Diskriminator Fasa yang bergantung juga pada hubungan frekuensi/sudut
dari suatu rangkaian tala. Cara Kerja detektor radio FM jenis ini pada dasarnya merupakan
rangkaian yang tegangan keluarannya sebanding dengan beda antara frekuensi acuan dan
frekuensi sinyal masuk. Kelebihan dari detektor ini adalah dalam hal rangkaian tala yang
diperlukan yaitu hanya satu saja.

AFC (Automatic Frequency Control). AFC pada Radio Penerima FM adalah untuk menstabilkan
penerimaan. Cara kerja AFC pada radio FM adalah penerapan dari feedback negatif. Untuk ini
diturunkan sebuah sinyal yang besarnya sebanding dengan deviasi rata-rata dari frekuensi tengah
yang diterima pada titik tengah Bandpass IF penerima. Sinyal ini digunakan untuk mengubah
reaktansi sebuah dioda tala (Varaktor) pada rangkaian osilator untuk menggeser frekuensinya,
sehingga cukup untuk mengimbangi deviasi dan membawa sinyal tersebut kembali ke tengah
Bandpass IF.

Pada pemancar FM, untuk mengantisipasi penurunan deviasi frekuensi pemancar akibat dari
penurunan amplitudo sinyal modulasi pada frekuensi tinggi sinyal pemodulasi digunakan
rangkaian pre-emphasis. Cara kerja rangkaian ini akan meningkatkan dengan 6 dB/Oktaf untuk
frekuensi sinyal modulasi di atas 2,1 kHz. Penerapan pre-emphasis pada pemancar FM secara
langsung juga mengakibatkan deviasi frekuensi FM akan lebih lebar pada nada-nada tinggi audio
sinyal pemodulasi (treble).

Akibatnya, pada radio penerima FM, kebisingan sinyal keluaran yang disebabkan oleh modulasi
fasa meningkat langsung sebanding dengan frekuensi atau dengan 6 bB/Oktaf. Sebuah filter yang
dinamakan jaringan De-emphasis akan memperlemah kebisingan dengan 6 dB/Oktaf, dengan
demikian jaringan kebisingan dapat diratakan pada sisi keluarannya. Rangkaian de-emphasis
secara sederhana dapat diwujudkan oleh sebuah jaringan RC yang membentuk rangkaian LPF
(Low Pass Filter) dengan frekuensi cut-off = 2,1 kHz.

Pengatur volume dan nada serta sebuah penguat audio digunakan untuk memperkuat daya sinyal
tegangan keluaran dari rangkaian diskriminator fasa setelah melalui rangkaian de-emphasis. Cara
kerja nya adalah dengan menguatkan arus dan tegangan sinyal audio dari taraf mili-Watt
sedemikian hingga dapat menggetarkan membran Loudspeaaker.

Penguat audio yang digunakan pada radio penerima FM adalah penguat audio yang memiliki
jangkauan frekuensi minimal sampai dengan 15 kHz sesuai lebar bidang modulasi pemancar FM
untuk mendapatkan karakteristik kualitas Hifi pada reproduksi audio (musik).

Anda mungkin juga menyukai