Anda di halaman 1dari 7

MIXER & OSILATOR RF

I. MIXER
Mixer adalah suatu perangkat tempat terjadinya proses demodulator dimana pada mixer ini terjadi
pencampuran antara frekuensi keluaran antena yang telah dikuatkan oleh penguat RF dengan frekuensi yang
telah dibangkitkan oleh osilator. Hasil pencampuran kedua frekuensi ini akan menghasilkan suatu frekuensi
yang disebut frekuensi antara (sinyal intermediet). Salah satu pemodifikkasi frekuensi yang sering digunakan
adalah mixer. Mixer banyak digunakan dalam modulasi amplitudo, suatu mixer ideal ditunjukkan pada
gambar 2.3.

Gambar 2.3 Rangkaian Mixer

Kalau frekuensi yang diinginkan hanya salah satu dari kedua frekuensi tersebut, sinyal frekuensi yang
tidak diinginkan dibuang dengan menggunakan filter. Walaupun mixer ideal tidak bisa diwujudkan, tapi
beberapa rangkaian yang bisa digunakan sebagai pendekatan dari mixer ideal. Ada rangkaian mixer yang
menghasilkan penguatan dan disebut dengan aktif mixer sebaliknya mixer pasif menghasilkan rugi-rugi.

Rangkaian mixer yang merupakan rangkaian nonlinear mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu
sistem penerima dan pemancar radio (RF transceiver), karena rangkaian inilah yang melakukan translasi
frekuensi dari RF ke IF (down-converting) untuk receiver, atau dari IF ke RF (up-converting) untuk
transmitter, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Mixer digunakan untuk translasi frekuensi

Output dari mixer dapat berupa :


a. Penjumlahan frekuensi dari kedua input tersebut (proses up-converter)
b. Selisih frekuensi dari kedua input tersebut (proses down-converter)
c. Kedua input tersebut
d. Sinyal yang tidak diinginkan

Proses pencampuran kedua sinyal tersebut dapat dijelaskan secara matematis seperti di bawah ini:
Dengan A merupakan amplitudo, jika input sinyal informasi (fi) adalah dalam bentuk sinusoidal
Vi(t) =Ai sin2π fi (t) (1)
Begitu pula dengan sinyal pembawa lokal (fc),
Vc(t) =Ac sin2π fc (t) (2)
Proses mixing diwujudkan dengan proses pengalian kedua input tersebut sesuai dengan rumus trigonometri:
𝐴𝑖𝐴𝑐
Vi(t) Vc(t) = 2
[cos 2π( fi- fc )t - cos 2π( fi +fc )t] (3)

Ada dua proses yang terjadi (seperti yang telah disebut di atas) yaitu penjumlahan frekuensi (fi +fc) atau
up-converter dan pengurangan frekuensi (fi -fc) atau down-converter. Untuk merealisasikan proses mixing
tersebut, dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat mengalikan kedua input tersebut. Sedikitnya ada 3 teknik
yang dapat dipertimbangkan untuk merancang rangkaian mixer, yaitu :
a. Menggunakan Gilbert-cell active mixer.
b. Menggunakan rangkaian yang berbasis pada nonlinear komponen berupa dioda-Schottky, dan
c. BJT atau FET sebagai transconductance mixer.

Gambar 3. Kasifikasi Jenis Mixer

Berdasarkan fungsinya, mixer dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu up-conversion mixer dan
down-conversion mixer. Mixer ini menghasilkan dua komponen frekuensi yang berguna pada output, contoh:
penjumlahan dan selisih frekuensi (ωRF +ωLO) dan sinyal palsu yang tidak diinginkan. Perbedaan utama antara
up dan down conversion mixer adalah pada frekuensi sinyal output mixer tersebut. Pada down-conversion
mixer, frekuensi sinyal output-nya rendah (biasanya hanya beberapa MHz), dimana pada up-conversion
mixer frekuensi sinyal output-nya tinggi (GHz).
Pada up-conversion mixer, salah satu input selain dari LO biasanya disebut input IF yang frekuensinya
jauh lebih rendah dari frekuensi LO. Output mixer ini merupakan penjumlahan dari frekuensi IF dan LO.
Definisi up-conversion mixer dapat diilustrasikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Definisi up-conversion mixer

Gambar 4. menunjukkan up-conversion mixer digunakan pada sisi pemancar (Tx), baik sebagai modulator
atau frequency up-converter maupun keduanya, hal ini tergantung dari arsitektur Tx tersebut. Sedangkan
pada down-conversion mixer terdapat pada susunan penerima (Rx) yang mentranslasikan frekuensi tinggi ke
frekuensi lebih rendah sehingga dapat diproses pada bagian IF.
Sinyal input mixer ini adalah RF dan output-nya adalah IF yang frekuensinya merupakan selisih dari
frekuensi RF dan LO. Definisi down-conversion mixer dapat diilustrasikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Definisi down-conversion mixer

Berdasarkan transconductance stage, mixer dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu unbalanced
mixer dan balanced mixer. Unbalanced mixer merupakan mixer yang paling sederhana dengan noise figure
yang paling kecil. Sebuah unbalanced mixer ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Unbalanced mixer

Jenis mixer ini juga disebut sebagai square law mixer. Proses pencampuran dilakukan dengan
menggunakan karakteristik nonlinear square law transistor MOS. Isolasi port-to-port menentukan gangguan
fraksi dari sinyal IF yang muncul pada RF. Pada disain mixer, masukan ke port yang berlainan tidak
diperkenankan karena dapat menurunkan kinerja Tx dan Rx.

II. OSILATOR
Osilator adalah suatu alat yang merupakan gabungan elemen-elemen aktif dan pasif untuk menghasilkan
bentuk gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan
keluaran dari gelombang suatu bentuk gelombang yang diketahui tanpa penggunaan sinyal masuk dari luar.
Osilator mengubah daya searah (dc) dari catu daya ke daya arus bolak-balik (ac) dalam beban. Dengan
demikian, fungsi osilator berlawanan dengan penyearah yang mengubah daya searah menjadi daya bolak-
balik. Suatu osilator dapat membangkitkan bentuk gelombang pada suatu frekuensi dalam batas beberapa
siklus tiap jam sampai beberapa ratus juta siklus tiap detik. Osilator dapat hampir secara murni menghasilkan
gelombang sinusoidal dengan frekuensi tetap. Osilator umumnya digunakan dalam pemancar dan penerima
radio dan televisi, dalam radar dan dalam berbagai sistem komunikasi.
Osilator juga dapat diartikan sebagai perangkat yang bekerja hanya bila diberikan tegangan DC dan
menghasilkan sinyal output sinusoidal. Pada modulator FM osilator yang dipakai merupakan osilator
frekuensi tinggi (osilator RF). Perangkat osilator mempunyai bagian sebagai berikut :
1. Penguat, yang berfungsi memperkuat sinyal output.
2. Penentuan frekuensi, menentukan frekuensi kerja osilator.
3. Jaringan umpan balik, yang mengumpanbalikkan sinyal dari jaringan keluaran ke jaringan masukkan.

Osilator ini membangkitkan gelombang FM dengan frekuensi kerja berasa pada frekuensi 88 – 108 MHz.
Perubahan frekuensi kerja dilakukan dengan mengubah atau memutar inti feritnya. Pada transmitter osilator
ini berfungsi sebagai penghasil sinyal pembawa atau carrier. Untuk proses modulator rangkaian osilator
dapat didesain berbagai macam bentuk rangkaian.

Pengelompokan Osilator

1. Osilator RC
Osilator ini menggunakan tahanan dan kapasitor sebagai penentuan frekuensinya. Osilator ini sangat
mudah untuk dibangun namun memiliki ketelitian frekuensi rendah. Rangkaian osilator RC yang paling
sederhana dapat dibangun dengan menggunakan suatu gerbang.

Gambar 2.3. Rangkaian Osilator RC dengan Inverter

Jenis-jenis Osilator RC
a) Osilator Jembatan Wien ( Wien Bridge Oscilator )
Osilator ini bisa diguanakan untuk membangkitkan frekuensi tanpa memerlukan sinyal input, dengan
jangkauan frekuensi dari 5 Hz sampai kira-kira 1 MHz. Osilator ini menggunakan umpan balik negatif dan
umpan balik positif. Umpan balik positif difeed back melalui jaringan lead lag ke imput non inverting. Syarat
yang harus dipenuhi untuk membangun rangkaian osilator jembatan wine adalah penentuan besarnya Resistor
dan Kapasitor penentuan frekuensi output. Harga dari R2 arus. sama dengan R3 dan C1 harus sama dengan
C2. Untuk selanjutnya kita sebut komponen penentu frekuensi ini masing-masing dengan R dan C.

(a) Wien Bridge

(b) Bridged-T (sbg β)


(c) Twin_T (sbg β)
Gambar 2.4. Rangkaian Dasar Osilator Wien

b) Penggeseran fasa

Gambar 2.5. Rangkaian Osilator Penggeser Fasa

Pada frekuensi osilasi tegangan input dan output penguat berbeda fasa 180 derajat, perbedaan fasa
diperoleh dari jaringan tegangan RC tiga tingkat. Rangkaian ini menggunakan umpan balik tunggal dengan
frekuensi resonansi.
2. Osilator LC
Osilator LC sering disebut sebagai rangkaian tangki, karena kemampuannya menampung tegangan AC
pada frekuensi resonansi. Pada frekuensi osilasi rangkaian tengki LC tentunya memiliki resistansi yang akan
menggunakan aliran arus pada rangkaian. Akibatnya, tegangan AC akan cendrung menurun setelah
melakukan beberapa osilasi.

Gambar 2.6. Tipe Gelombang


a) Osilator teredam, b) Gelombang continue

Jenis- jenis Osilator LC


a. Osilator Amstrong
Osilator amstrong merupakan hasil penerapan osilator LC. Rangkaian dasar dibuat dengan memberikan
panjar maju pada sambungan emitor-basis dan panjar mundur pada kolektor. Frekuensi osilator Amstrong
ditentukan oleh nilai C dan S ( nilai induktansi kumparan sekunder ) dengan mengikuti persamaan frekuensi
resonansi untuk LC. Perhatikan C dan S membentuk tengki dengan mengikutkan sambungan emitor-basis
dari Q dan R. Keluaran dari osilator amstrong seperti gambar 2.12 dapat diubah dengan mengatur harga R.
Penguatan akan mencapai harga tertinggi dengan memasang R pada harga optimum. Namun pemasangan R
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terjadinya distorsi, misalnya keluaran akan berupa gelombang kotak
karena isyarat keluaran terpotong (Purbo Onno, 2009:228)
Gambar 2.7. Rangkaian Osilator Amstrong

b. Osilator Hartley
Sifat khusus osilator Hartley adalah adanya tapped coil. Sejumlah variasi rangkaian dimungkinkan
kumparan mungkin dapat dipasang seri dengan kolektor. Variasi ini biasa disebut sebagai osilator Series-fed
Hartley.

Gambar 2.8.Rangkaian Osilator Hartley

Pada rangkaian ini menggunakan dua buah induktansi dan sebuah kapasitansi untuk C3. Maka frekuensi
resonansi yang diberikan yaitu; (Malvino, 1985:221)
c. Osilator Collpits
Osilator collpits sangat mirip dengan osilator Shunt-fed Hartley. Perbedaan yang pokok adalah pada
bagian rangkaian tangkinya. Pada osilator collpits digunakan dua kapasitor sebagai pengganti kumparan yang
terbagi. Balikan dikembangkan dengan menggunakan “ medan Elektrostatik ” melalui jaringan pembagi
kapasitor. Frekuensi ditentukan oleh dua kapasitor terhubung seri

Gambar 2.9. Rangkaian Osilator Collpits


Pada gambar 2.36 menunjukkan sebuah osilator Collpits dimana Z1 dan Z2 adalah C1 dan C2 , sedangkan
Z3 adalah sebuah inductor. Kumparan RF memberikan jalur dc resistansi rendah untuk arus kolektor,
sedangkan sinyal akan ditahan atau diblok olehnya. Dengan nilai yang seri dengan C2.

d. Osilator Clapp

Gambar 2.10. Rangkaian Osilator Clapp

Osilator Clapp adalah suatu versi khusus dari rangkaian Colpitts. Perbedaan antara keduanya ialah pada
Osilator Clapp inductor dan kapasitor dirangkai seri, sehingga reaktansi bersih pada resonansi induktif.
Kapasitor C1 dan C2 nilainya lebih besar dari C3 , sehingga frekuensi resonansi seri utama ditentukan oleh C3 .

3. Osilator Kristal
Sebuah osilator kristal adalah osilator yang rangkaian resonansinya tidak menggunakanan LC atau RC
melainkan osilator elektronik sirkuit yang menggunakan mekanik resonansi dari getaran kristal dari bahan
piezoelektrik untuk menghasilkan sinyal listrik dengan sangat tepat frekuensinya (Abisabrina, 2010). Kristal
piezoelektrik bertujuan untuk pengatur frekuensi dalam rangkaian osilator.

Gambar 2.11. Rangkaian Osilator Kristal

Anda mungkin juga menyukai