Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI MODEL KURVA PERTUMBUHAN BERDASARKAN UKURAN-

UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL UMUR 1 – 6 BULAN

IDENTIFICATION OF GROWTH CURVE MODEL BASED ON BODY


MEASUREMENTS OF LOCAL SHEEP AGED 1 – 6 MONTHS OLD

Rizky Melinda Pranati*, Sri Bandiati Komar Prajoga**, Nono Suwarno**


* Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2015
** Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
e-mail: rizkymelindap@yahoo.com

ABSTRAK

Pertumbuhan merupakan proses yang dinamis. Bentuk cerminan dari perubahan


struktur tubuh akibat respon genetik dan lingkungan. Pola sigmoid dari kurva pertumbuhan
yang diekspresikan pada masing-masing parameter yang diukur memiliki karakteristik yang
berbeda. Untuk mengetahui hal tersebut telah digunakan data pertumbuhan ukuran tubuh dari
domba lokal sebanyak 29 ekor yang terdiri dari 15 ekor jantan dan 14 ekor betina dari umur 1
– 6 bulan. Persamaan regresi non-linier yang digunakan terdiri dari beberapa model untuk
mendapatkan hasil yang terbaik, antara lain: model Gompertz, Weibull, Logistic, MMF dan
Richards. Persamaan model kurva pertumbuhan pada jantan diperoleh Model Logistic untuk
lingkar dada dengan persamaan Y=57.735741/(1+0.58145378*exp(-0.38947465x)), Model
Gompertz untuk panjang badan dengan persamaan: Y=55.679287*exp(-exp(-0.64506985-
0.21983533x))dan Model Gompertz untuk tinggi pundak dengan persamaan:
Y=51.82578*exp(-exp(-1.1455609-0.3101568x)). Sedangkan persamaan model kurva
pertumbuhan pada betina diperoleh Model MMF untuk lingkar dada dengan
persamaan:Y=(32.695356*3.7547027+73.166203*x^1.1060112)/(3.7547027+x^1.1060112),
Model Weibull untuk panjang badan dengan persamaan: Y=110.39673-87.150108*exp(-
0.17919378*x^0.49628585) dan Model Logistic untuk tinggi pundak dengan persamaan: Y=-
10.066438/(1+-1.2503413*exp(-0.0098284408x)).

Kata Kunci: Domba Lokal, Kurva Pertumbuhan, Pertumbuhan

ABSTRACT

Growth is a dynamic process. It is reflected the changes of body structure affected by


genetic and environmental responses. Each parameter had different growth curve sigmoid
pattern those expressed different characteristics. It used the data of body measurements of
local sheep was totaled 29 heads consisted of 15 heads of male and 14 heads of female from 1
– 6 months. The equation of non-linear regression is determined by using some models to
find the best result, there was Gompertz, Weibull, Logistic, MMF and Richards model. The
result showed that the equations of growth curve model for male are Logistic Model for chest
circumference: Y=57.735741/(1+0.58145378*exp(-0.38947465x)), Gompertz Model for
body length: Y=55.679287*exp(-exp(-0.64506985-0.21983533x)) and Gompertz Model for
height at withers: Y=51.82578*exp(-exp(-1.1455609-0.3101568x)). Meanwhile, the
equations of growth curve model for female are MMF Model chest
circumference:Y=(32.695356*3.7547027+73.166203*x^1.1060112)/(3.7547027+x^1.10601
12), Weibull Model for body length: Y=110.39673-87.150108*exp(-
0.17919378*x^0.49628585) and Logistic Model for height at withers: Y=-10.066438/(1+-
1.2503413*exp(-0.0098284408x)).

Keywords: Local Sheep, Growth Curve, Growth


PENDAHULUAN

Domba lokal merupakan sumber genetik ternak Indonesia yang perlu dilestarikan
keberadaannya. Salah satu contohnya adalah domba lokal yang berada di Kampung
Nenggeng, Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat yang
menjadi objek pada penelitian kali ini.
Peternakan domba merupakan komoditas strategis, baik secara tradisional maupun
komersial karena dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap ketahanan pangan.
Permintaan akan domba masih tinggi maka pengembangan ternak domba masih terbuka luas.
Kunci utama dalam pembangunan peternakan adalah pembangunan ternak yang berbasis
sumber daya alam lokal.
Pertumbuhan adalah peningkatan bobot badan dan ukuran tubuh persatuan waktu.
Pertumbuhan bobot badan dan ukuran tubuh ternak berkaitan dengan proporsi daging, tulang
dan lemak karkas domba. Perubahan ukuran tubuh merupakan indikator yang baik dan
memiliki nilai korelasi yang cukup erat dengan parameter bobot hidup. Kemudian, diketahui
bahwa tingkat perbedaan pertumbuhan di setiap bagian sangat tergantung pada fungsi dari
bagian tersebut. Maka dari itu identifikasi laju pertumbuhan ukuran tubuh ternak menjadi
penting diketahui untuk mempelajari pertumbuhan secara lebih mendalam.
Telah banyak dituliskan berbagai macam model kurva pertumbuhan, namun model kurva
terbaik bagi suatu pertumbuhan ternak ditandai dengan standar eror yang kecil dan koefisien
determinasi yang terbesar. Kurva pertumbuhan domba lokal belum tersedia di Breeding Farm
Sempur dan Breeding Farm Station Fakultas Peternakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian mengenai identifikasi laju pertumbuhan ukuran tubuh ternak perlu dilakukan
penelitian.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan catatan (recording) domba lokal asal Kecamatan


Wanaraja, Kabupaten Garut yang dipelihara di Kampung Nenggeng, Desa Neglasari,
Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Data yang dibutuhkan sebanyak
29 ekor yang terdiri dari 15 ekor jantan dan 14 ekor betina dari umur 1 sampai 6 bulan.
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah lingkar dada, panjang badan dan tinggi
pundak.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif jenis studi kasus. Menurut
Sulistyo-Basuki (2010:110), penelitian deskriptif mencoba mencari deskripsi yang tepat yang
cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia. Penelitian deskriptif berkaitan
dengan pengumpulan fakta dan data secara valid untuk memberikan gambaran mengenai
objek yang diteliti.

Analisis Deskripsi Populasi


1. Nilai Minimum
2. Nilai Maksimum
3. Rata-rata
4. Ragam
5. Simpangan Baku
6. Koefisien Korelasi
Faktor Koreksi
Pengkoreksian data dilakukan terhadap tipe kelahiran dan umur induk yang akan
berpengaruh pada pertumbuhan ternak.
Tabel 1. Faktor Koreksi Terhadap Tipe Kelahiran dan Umur Induk
Tipe Umur Induk
Kelahiran 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun
Anak Betina
Tunggal 1,22 1,09 1,00
Kembar 1,33 1,20 1,11
Triplet 1,46 1,33 1,22
Anak Jantan
Tunggal 1,11 0,98 0,89
Kembar 1,22 1,09 1,00
Triplet 1,35 1,22 1,11
(Mulliadi, dkk, 2013)

Model Kurva
Model yang digunakan adalah model Gompertz, Weibull, Logistic, Richards dan
MMF (Morgan Mercer Flodin). Alasan dari pemilihan model kurva pertumbuhan tersebut
karena model tersebut telah banyak digunakan dalam berbagai studi kurva pertumbuhan pada
ternak dan mempunyai tingkat keakuratan yang baik dan kemampuan dalam menjelaskan
titik infleksi pertumbuhan.
Tabel 2. Model Matematik Kurva Pertumbuhan
Model Persamaan Sumber Pustaka
-kt
Gompertz Y = A exp(-Be ) Blasco et al. (2002)
Weibull Y= A-Be-kt Ratkowsky (1983)
-kt -M
Logistic Y = A (1+e ) Brown et al. (1976)
MMF Avanza et al. (2008)
Richards Fang dan Gertner (2003)
Keterangan:
Y = Proporsi kedewasaan ukuran tubuh ternak
A = Bobot badan dewasa (Asimtot)
B = Nilai Skala Parameter (konstanta Integrasi)
e = Bilangan natural (e = 2,718282)
t = Umur
k = Rataan laju pertumbuhan menuju dewasa tubuh
M = Nilai yang berfungsi dalam pencarian titik infleksi (bentuk kurva)
v = Parameter yang menentukan titik belok (-1 hingga 1)
δ = Parameter yang menentukan letak titik belok kurva

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskripsi Ukuran Tubuh

Jumlah domba yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 29 ekor. Domba
tersebut merupakan domba yang lahir pada tahun 2014 dan 2015, terdiri dari 15 ekor domba
jantan dan 14 ekor domba betina. Domba dengan kelahiran tunggal sebanyak 10 ekor yang
terdiri dari 5 ekor jantan dan 5 ekor betina, sementara 19 ekor domba merupakan domba
kelahiran kembar. Domba dengan kelahiran kembar dua sebanyak 16 ekor yang terdiri dari 9
ekor jantan dan 7 ekor betina. Domba dengan kelahiran kembar tiga (triplet) sebanyak 3 ekor
yang terdiri dari 1 ekor jantan dan 2 ekor betina. Ini menunjukkan sifat profilik yang tinggi
pada domba lokal. Menurut Inounu (1996), domba lokal memilki gen FecJ atau Fecundity
Java yang mempengaruhi laju ovulasi sehingga meningkatkan produksi sel telur. Tipe
kelahiran dapat mempengaruhi bobot lahir secara signifikan (Petrovic, dkk, 2009).
Hasil analisis deskripsi ukuran-ukuran tubuh ternak diperoleh setelah dilakukan
pengoreksian data terlebih dahulu. Beberapa faktor koreksi tersebut adalah tipe kelahiran,
dan umur induk. Pengoreksian data dilakukan untuk menyamakan atau menyeragamkan
terhadap kondisi tertentu bila hal tersebut tidak sama, sehingga ternak yang telah
dikoreksi/distandardisasi mempunyai peluang yang sama secara genetik.

Tabel 3. Lingkar Dada Jantan dan Betina Domba Lokal yang Dipelihara Kampung
Nenggeng, Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan

Analisis Umur (bulan)


Statistik 1 2 3 4 5 6
♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀
Jumlah 15 14 15 14 15 14 15 14 15 14 15 14
ternak
(ekor)
Total 62 57 68 66 72 72 77 76 80 80 81 83
1,5 7,0 5,8 3,8 5,3 6,6 8,6 9,7 0,8 5,1 7,5 1,1
6 1 4 6 1 6 6 3 8 7 2 2
Rata-rata 41, 41, 45, 47, 48, 51, 51, 54, 53, 57, 54, 59,
(cm) 44 21 72 42 35 90 91 98 39 51 50 36
Pertambaha 4,2 6,2 2,6 4,4 3,5 3,0 1,4 2,5 11, 1,8
n (cm) 8 1 3 8 5 8 8 3 11 5
Maksimum 55, 52, 53, 56, 61 59, 69, 63, 70, 68, 68, 68,
(cm) 32 46 68 4 94 54 27 76 4 32 4
Minimum 27, 29, 33, 39, 35, 46, 37, 48 40, 48 40, 52,
(cm) 59 97 82 96 6 62 38 05 94 8
Rentang 24, 22, 19, 16, 25, 13, 32, 15, 30, 20, 27, 15,
(cm) 73 49 86 44 4 32 16 27 71 4 38 6
Ragam 42, 35, 35, 23, 44, 15, 61, 15, 63, 23, 51, 22,
23 21 71 96 90 19 92 92 38 69 95 94
Simpangan 6,5 5,9 5,9 4,8 6,7 3,9 7.8 3,9 7,9 4,8 7,2 4,7
baku 0 3 7 9 0 0 7 9 6 7 1 9

Lingkar dada (LD) diukur melingkar rongga dada di belakang sendi tulang bahu
(satuan dalam cm) menggunakan pita ukur dengan ketelitian 0,10 cm. Lingkar dada dapat
memberikan gambaran organ-organ dalam ternak terutama organ pernafasan.
Lingkar dada dapat digunakan untuk menaksir bobot badan ternak, karena lingkar
dada dengan bobot badan memiliki korelasi yang positif dan paling erat diantara ukuran
tubuh lainnya. Hal ini tentunya dipengaruhi juga oleh jenis kelamin, umur ternak dan jenis
domba.
Tabel 4. Panjang Badan Jantan dan Betina Domba Lokal yang Dipelihara Kampung
Nenggeng, Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan

Analisis Umur (bulan)


Statistik 1 2 3 4 5 6
♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀
Jumlah 15 14 15 14 15 14 15 14 15 14 15 14
ternak
(ekor)
Total 54 52 61 60 62 64 62 68 69 72 73 76
2,1 1,6 0,4 9,7 8,2 7,1 2,4 4,1 6,3 1,0 0,1 4,5
7 7 1 9 7 4 4 2 3 3 3 2
Rata-rata 36, 37, 40, 43, 41, 46, 44, 48, 46, 51, 48, 54,
(cm) 14 26 69 56 88 22 83 86 42 50 67 61
Pertambaha 4,5 6,3 1,0 2,6 2,9 2,6 1,5 2,6 2,2 3,1
n (cm) 5 8 6 5 4 9 4 5 1
Maksimum 43, 52, 48, 54 50, 55, 59, 56, 63, 58, 64, 63,
(cm) 92 8 8 02 2 78 4 44 8 66 6
Minimum 26, 30 29, 38, 29, 38, 30, 41, 30, 42, 30, 44,
(cm) 46 37 85 37 85 26 07 26 18 26 4
Rentang 17, 22, 19, 15, 20, 16, 29, 15, 33, 16, 28, 19,
(cm) 46 8 43 15 65 35 52 33 18 62 17 2
Ragam 21, 36, 31, 18, 34, 18, 48, 14, 58, 23, 53, 24,
26 20 36 88 36 63 68 96 05 22 55 67
Simpangan 4,6 6,0 5,6 4,3 5,8 4,3 6,9 3,8 7,6 4,8 7,3 4,9
baku 1 2 0 4 6 2 8 7 2 2 2 7

Panjang Badan (PB) adalah jarak garis lurus dari tepi depan luar tulang os scapula
sampai benjolan tulang tapis (tulang duduk atau os ischium) (satuan dalam cm) menggunakan
Pita ukur dengan ketelitian 0,10 cm. Pada saat mengukur panjang badan, pastikan ternak
berdiri pada bidang yang datar agar tulang punggung ternak lurus.
Panjang badan memiliki korelasi yang positif dan cukup erat dengan bobot badan,
karena di sepanjang badan ternak terdapat banyak tulang tempat melekatnya otot. Hal
tersebut tentunya akan berpengaruh pada kualitas karkas.
Tabel 5. Tinggi Pundak Jantan dan Betina Domba Lokal yang Dipelihara Kampung
Nenggeng, Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan

Analisis Umur (bulan)


Statistik 1 2 3 4 5 6
♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀
Jumlah 15 14 15 14 15 14 15 14 15 14 15 14
ternak
(ekor)
Total 61 58 62 64 68 66 70 68 71 71 74 80
0,3 5,7 0,8 6,5 8,5 5,6 2,3 5,4 5,9 3,9 9,9 7,7
1 5 7 4 5 7 5 1 3 0 6
Rata-rata 40, 41, 44, 46, 45, 47, 46, 48, 47, 50, 49, 57,
(cm) 69 84 35 18 90 55 82 96 73 99 99 70
Pertambaha 3,6 4,3 1,5 1,3 0,9 1,4 0,9 2,0 2,6 6,7
n (cm) 6 4 5 7 2 1 1 3 6 1
Maksimum 47, 48, 52, 52, 53, 54 53, 55, 54, 58, 63, 66,
(cm) 96 8 46 8 68 68 2 9 8 44 6
Minimum 28, 34, 36, 42 36, 42, 36, 43, 38, 44, 40, 50
(cm) 48 41 49 49 18 49 29 27 4 94
Rentang 19, 14, 15, 10, 17, 11, 17, 11, 16, 14, 22, 16,
(cm) 48 39 97 8 19 82 19 91 63 4 5 6
Ragam 30, 16, 20, 10, 25, 11, 27, 9,7 27, 16, 43, 30,
83 34 61 22 41 63 44 8 76 06 57 83
Simpangan 5,5 4,0 4,5 3,2 5,0 3,4 5,2 3,1 5,2 4,0 6,6 5,5
baku 5 4 4 0 4 1 4 3 7 1 0 5

Tinggi Pundak (TP) adalah jarak tertinggi badan sampai tanah, diukur menggunakan
tongkat ukur (satuan dalam cm) dengan ketelitian 0,10 cm. Pada saat mengukur tinggi
pundak, pastikan ternak berdiri pada bidang yang datar agar tulang pundak ternak lurus.
Tinggi pundak memiliki korelasi yang positif dengan bobot badan. Tinggi pundak
merupakan salah satu ukuran tubuh yang menyumbang proporsi yang berarti dalam
mengukur suatu pertumbuhan ternak.
Pada hakikatnya pertumbuhan pada domba jantan lebih tinggi daripada domba betina
berdasarkan hormon pertumbuhan yang dihasilkan. Namun, hasil menunjukkan bahwa
pertumbuhan pada domba betina yang lebih tinggi daripada pada domba jantan dan atau
campuran (jantan dan betina), hal ini disebabkan oleh faktor koreksi yang dilakukan.
Hormon androgen, testosteron, dan estrogen diproduksi baik pada domba jantan
maupun pada domba betina, namun dengan jumlah yang berbeda. Hormon androgen dan
testosteron diproduksi oleh domba jantan lebih banyak dibandingkan oleh domba betina.
Sementara hormon androgen lebih banyak diproduksi oleh domba betina dibandingkan oleh
domba jantan.
Hormon testosteron mampu mempengaruhi perpanjangantulang pipa, sehingga
meningkatkan luas bidang perlekatan otot (Brody, 1945 dalam Kunto, 2013). Hormon
androgen memiliki aktivasi metabolik terhadap protein yang meliputi seluruh tubuh
organisme. Sementara, hormon estrogen mampu memperkuat pertulangan tetapi
menghambat perpanjangan tulang, sehingga luas bidang perlekatan otot menjadi terbatas
(Brody, 1945 dalam Nugroho, 2013).
Pada jantan pertambahan ukuran lingkar dada tertinggi sebesar 4,28 cm pada rentang
umur 1 ke umur 2 bulan. Pertambahan ukuran panjang badan maksimum sebesar 4,55 cm
pada rentang umur 1 ke umur 2 bulan. Pertambahan ukuran tinggi pundak maksimum
sebesar 3,66 cm pada rentang umur 1 ke umur 2 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan ukuran tubuh (lingkar dada, panjang badan dan tinggi pundak) tertinggi pada
domba jantan terjadi secara bersamaan yaitu pada rentang umur 1 ke umur 2 bulan.
Pada betina pertambahan ukuran lingkar dada maksimum sebesar 6,21 cm pada
rentang umur 1 ke umur 2 bulan. Pertambahan ukuran panjang badan maksimum sebesar 6,3
cm pada rentang umur 1 ke umur 2 bulan. Pertambahan ukuran tinggi pundak maksimum
sebesar 6,71 cm pada rentang umur 5 ke umur 6 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan ukuran tubuh paling pesat pada domba betina yaitu terjadi pada lingkar dada
dan panjang badan lebih dulu pada rentang umur 1 ke umur 2 bulan, baru kemudian diikuti
dengan pertumbuhan tinggi pundak pada rentang umur 5 ke umur 6 bulan.
Hasil penelitian untuk jenis domba yang berbeda mungkin akan berbeda pula. Hal ini
bergantung pada kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan.
Kurva Pertumbuhan Terbaik Ukuran Tubuh

Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Terbaik Lingkar Dada Jantan


Gambar 1 memperlihatkan kurva pertumbuhan lingkar dada domba jantan. Titik biru
menunjukkan data ukuran lingkar dada hasil pencatatan yang telah dikoreksi dengan faktor
koreksi. Garis merah menunjukkan ukuran lingkar dada dugaan berdasarkan Model Logistic,
yang dinyatakan dalam bentuk dengan persamaan, yaitu: Y=57.735741/(1+0.58145378*exp(-
0.38947465x)).
Keakuratan Model Kurva diamati berdasarkan koefisien korelasi (r) dan simpangan
baku (s). Berikut adalah tabel kelima model berdasarkan koefisien korelasi (r) dan
simpangan baku (s):
Tabel 6. Perbandingan Model Kurva Pertumbuhan Lingkar Dada pada Jantan Berdasarkan
Koefisien Korelasi (r) dan Simpangan Baku (s)
Model Kurva Simpangan Baku (s) Koefisien Korelasi (r)
Logistic 0.4385949 0.9977080
Gompertz 0.4514413 0.9975716
Richards 0.4905519 0.9980889
Weibull 0.5135643 0.9979052
MMF 0.5452366 0.9976385
Gambar 2. Kurva Pertumbuhan Terbaik Panjang Badan Jantan
Gambar 2 memperlihatkan kurva pertumbuhan panjang badan domba jantan. Titik
biru menunjukkan data ukuran panjang badan hasil pencatatan yang telah dikoreksi dengan
faktor koreksi. Garis merah menunjukkan ukuran panjang badan dugaan berdasarkan Model
Gompertz, yang dinyatakan dalam bentuk dengan persamaan, yaitu: Y=55.679287*exp(-
exp(-0.64506985-0.21983533x)).
Keakuratan Model Kurva diamati berdasarkan koefisien korelasi (r) dan simpangan
baku (s). Berikut adalah tabel kelima model berdasarkan koefisien korelasi (r) dan
simpangan baku (s):
Tabel 7. Perbandingan Model Kurva Pertumbuhan Panjang Badan pada Jantan Berdasarkan
Koefisien Korelasi (r) dan Simpangan Baku (s)
Model Kurva Simpangan Baku (s) Koefisien Korelasi (r)
Gompertz 0.7384849 0.9918496
Logistic 0.7529945 0.9915247
Weibull 0.8122542 0.9934318
MMF 0.8147262 0.9933916
Richards 0.9185189 0.9915930

Gambar 3. Kurva Pertumbuhan Terbaik Tinggi Pundak Jantan


Gambar 3 memperlihatkan kurva pertumbuhan tinggi pundak domba jantan. Titik
biru menunjukkan data ukuran tinggi pundak hasil pencatatan yang telah dikoreksi dengan
faktor koreksi. Garis merah menunjukkan ukuran tinggi pundak dugaan berdasarkan Model
Gompertz, yang dinyatakan dalam bentuk dengan persamaan, yaitu: Y=51.82578*exp(-exp(-
1.1455609-0.3101568x)).
Keakuratan Model Kurva diamati berdasarkan koefisien korelasi (r) dan simpangan
baku (s). Berikut adalah tabel kelima model berdasarkan koefisien korelasi (r) dan
simpangan baku (s):
Tabel 8. Perbandingan Model Kurva Pertumbuhan Tinggi Pundak pada Jantan Berdasarkan
Koefisien Korelasi (r) dan Simpangan Baku (s)
Model Kurva Simpangan Baku (s) Koefisien Korelasi (r)
Gompertz 0.7678554 0.9823200
Logistic 0.7806000 0.9817227
Weilbull 0.7987062 0.9872790
MMF 0.8021290 0.9871690
Richards 0.9944982 0.9802074

Gambar 4. Kurva Pertumbuhan Terbaik Lingkar Dada Betina


Gambar 4 memperlihatkan kurva pertumbuhan lingkar dada domba betina. Titik biru
menunjukkan data ukuran lingkar dada hasil pencatatan yang telah dikoreksi dengan faktor
koreksi. Garis merah menunjukkan ukuran lingkar dada dugaan berdasarkan Model MMF,
yang dinyatakan dalam bentuk dengan persamaan, yaitu:
Y=(32.695356*3.7547027+73.166203*x^1.1060112)/( 3.7547027+x^1.1060112).
Keakuratan Model Kurva diamati berdasarkan koefisien korelasi (r) dan simpangan
baku (s). Berikut adalah tabel kelima model berdasarkan koefisien korelasi (r) dan
simpangan baku (s):
Tabel 9. Perbandingan Model Kurva Pertumbuhan Lingkar Dada pada Betina Berdasarkan
Koefisien Korelasi (r) dan Simpangan Baku (s)
Model Kurva Simpangan Baku (s) Koefisien Korelasi (r)
MMF 0.0714824 0.9999779
Weibull 0.0764235 0.9999747
Gompertz 0.1675908 0.9998174
Logistic 0.2327071 0.9996480
Richards 0.2472725 0.9997350
Gambar 5. Kurva Pertumbuhan Terbaik Panjang Badan Betina
Gambar 5 memperlihatkan kurva pertumbuhan panjang badan domba betina. Titik
biru menunjukkan data ukuran panjang badan hasil pencatatan yang telah dikoreksi dengan
faktor koreksi. Garis merah menunjukkan ukuran panjang badan dugaan berdasarkan Model
Weibull, yang dinyatakan dalam bentuk dengan persamaan, yaitu: Y=110.39673-
87.150108*exp(-0.17919378*x^0.49628585).
Keakuratan Model Kurva diamati berdasarkan koefisien korelasi (r) dan simpangan
baku (s). Berikut adalah tabel kelima model berdasarkan koefisien korelasi (r) dan
simpangan baku (s):
Tabel 10. Perbandingan Model Kurva Pertumbuhan Panjang Badan pada Betina Berdasarkan
Koefisien Korelasi (r) dan Simpangan Baku (s)
Model Kurva Simpangan Baku (s) Koefisien Korelasi (r)
Weibull 0.8833105 0.9958632
MMF 0.8909088 0.9957916
Gompertz 0.9196659 0.9932647
Logistic 0.9637423 0.9926012
Richards 1.2434632 0.9917853

Gambar 6. Kurva Pertumbuhan Terbaik Tinggi Pundak Betina


Gambar 6 memperlihatkan kurva pertumbuhan tinggi pundak domba jantan. Titik
biru menunjukkan data ukuran tinggi pundak hasil pencatatan yang telah dikoreksi dengan
faktor koreksi. Garis merah menunjukkan ukuran tinggi pundak dugaan berdasarkan Model
Logistic, yang dinyatakan dalam bentuk dengan persamaan, yaitu: Y=-10.066438/(1+-
1.2503413*exp(-0.0098284408x)).
Keakuratan Model Kurva diamati berdasarkan koefisien korelasi (r) dan simpangan
baku (s). Berikut adalah tabel kelima model berdasarkan koefisien korelasi (r) dan
simpangan baku (s):
Tabel 11. Perbandingan Model Kurva Pertumbuhan Tinggi Pundak pada Betina Berdasarkan
Koefisien Korelasi (r) dan Simpangan Baku (s)
Model Kurva Simpangan Baku (s) Koefisien Korelasi (r)
Logistic 1.8026041 0.9660488
Gompertz 1.9225424 0.9612868
MMF 2.2829946 0.9636502
Richards 2.3033395 0.9629869
Weibull 2.3165505 0.9625528
Nilai simpangan baku dan koefisien korelasi menunjukkan kemampuan model
tersebut dalam menaksir ukuran tinggi pundak mampu mendekati ukuran tinggi pundak di
lapangan. Semakin besar nilai koefisien korelasi, semakin besar tingkat keakuratan hasil
yang diperoleh.
Besar nilai koefisien korelasi Model Logistic untuk pertumbuhan tinggi pundak
domba betina sebesar 0.9660488. Nilai tersebut berarti kedekatan antara ukuran tinggi
pundak di lapangan dengan ukuran tinggi pundak dugaan berdasarkan model persamaan
Logistic sebesar 0.9660488.
Simpangan baku menunjukkan besar kekeliruan atau penyimpangan ukuran tinggi
pundak dugaan berdasarkan Model Logistic terhadap ukuran tinggi pundak di lapangan.
Semakin rendah nilai simpangan baku, semakin besar tingkat keakuratan hasil yang
diperoleh. Besar nilai simpangan baku Model Logistic untuk pertumbuhan ukuran tinggi
pundak domba betina sebesar 1.8026041. Nilai tersebut menunjukkan besar penyimpangan
sebesar terhadap ukuran tinggi pundak hasil pencatatan.

KESIMPULAN
1. Model kurva pertumbuhan terbaik ukuran-ukuran tubuh domba lokal selama umur 1
– 6 bulan adalah sebagai berikut:
Pada jantan:
 Model Logistic untuk lingkar dada dengan persamaan
Y=57.735741/(1+0.58145378*exp(-0.38947465x)).
 Model Gompertz untuk panjang badan dengan persamaan: Y=55.679287*exp(-
exp(-0.64506985-0.21983533x))dan
 Model Gompertz untuk tinggi pundak dengan persamaan: Y=51.82578*exp(-
exp(-1.1455609-0.3101568x)).
Pada betina:
 Model MMF untuk lingkar dada dengan persamaan:
Y=(32.695356*3.7547027+73.166203*x^1.1060112)/(3.7547027+x^1.1060112),
 Model Weibull untuk panjang badan dengan persamaan: Y=110.39673-
87.150108*exp(-0.17919378*x^0.49628585) dan
 Model Logistic untuk tinggi pundak dengan persamaan: Y=-10.066438/(1+-
1.2503413*exp(-0.0098284408x)).
2. Pada jantan pertambahan ukuran lingkar dada tertinggi sebesar 4,28 cm pada rentang umur
1 ke umur 2 bulan. Pertambahan ukuran panjang badan maksimum sebesar 4,55 cm pada
rentang umur 1 ke umur 2 bulan. Pertambahan ukuran tinggi pundak maksimum sebesar 3,66
cm pada rentang umur 1 ke umur 2 bulan, sedangkan pada betina pertambahan ukuran lingkar
dada maksimum sebesar 6,21 cm pada rentang umur 1 ke umur 2 bulan. Pertambahan ukuran
panjang badan maksimum sebesar 6,3 cm pada rentang umur 1 ke umur 2 bulan.
Pertambahan ukuran tinggi pundak maksimum sebesar 6,71 cm pada rentang umur 5 ke umur
6 bulan.
SARAN
Penelitian mengenai pertumbuhan ukuran-ukuran tubuh domba lokal sebaiknya
dilakukan dengan data yang lebih banyak untuk mendapatkan model kurva yang baik.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis dengan rasa hormat dan bangga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Prof. Dr. Ir. Sri Bandiati Komar Prajoga dan Ir. Drs. Nono Suwarno, MP
selaku Dosen Pembimbing dalam menyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Brody, S.1945. Bioenergetics and Growth. Reinhold Publishing Corperation. Reprinted 1974.
New York. USA.

Butterfield, R.M. 1988. New Concepts of Sheep Growth. Published by The


Department of Veterinary Anatomy University of Sydney. Australia.

Ensminger, M. E. 2002. Sheep and Goat Science. Sixth Edition. Interstate


Publisher, Inc.
Gatenby, R. M. 1991. Sheep Production in the Tropics and Sub-Tropics. London. UK.

Ruth, M. G. 1986. Sheep Production in the Tropics and Sub-Tropics. Longman. Singapore
Publishers. Singapore.

Williamson, G and W.J.A Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

Wodzicka, M., I. M. Mastika., A. Djajanegara., S. Gardiner., dan T.R. Wiradarya.


1993. Small Ruminant Production in the Humid Tropics. Sebelas Maret University
Press. Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai