respon alami dan respon paksaan. Dalam pembahasan kali ini kita akan
memperluas pengetahuan kita mengenai respons paksaan dengan meninjau fungsi
pemaksa sinusoida.
Dan karena
(1)
digambarkan dalam gambar 2.3 di bawah, sebagai fungsi , dan sudut fase muncul
sebagai jumlah radian dengan mana gelombang sinus yang semula, diperlihatkan di
sini sebagai garis putus-putus di dalam gambar tersebut, digeser ke kiri, atau lebuh
dahulu waktunya. Karena titik-titik yang bersangkutan di dalam sinusoida
terjadi rad, atau detik, lebih dulu, maka kita katakan bahwa
mendahului Gambardengan
2.3 rad.
Dari hal manapun, mendahului atau menyusul, kita katakan bahwa sinusoida
adalah berbeda fase; jika sudut-sudut fasenya sama, maka kita katakana sefase.
Di dalam teknik kelistrikan, sudut fase biasanya diberikan dalam derajat, dan
bukan dalam radian, dan tidak terjadi kekacauan jika symbol derajat selalu
dipakai, jadi untuk menuliskan
Dalam mengevaluasi ungkapan ini pada suatu saat tertentu, misalnya t = 10-4 s,
menjadi radian, dan ini harus dinyatakan sebagai 36 sebelum
dikurangkan daripadanya.
Terbelakang dari
B. Konsep Fasor
Arus atau tegangan sinusoida pada suatu frekuensi yang diketahui disifatkan
oleh adanya dua parameter, yaitu amplituso dan sudut fase. Representasi kompleks
dari tegangan atau arus juga disifatkan oleh kedua parameter ini. Misalnya, bentuk
sinusoida yang dimisalkan dari respons arus adalah
atau dan
0o
Menjadi
Representasi kompleks yang disingkatkan ini dinamakan fasor. Marilah kita tinjau
ulang langkah-langkah dengan mana tegangan atau arus sinusoida riil
ditransformasikan ke dalam fasor, dan kemudian kita akan dapat mendefeniskan
fasor secara lebih berarti dan menetapkan sebuah symbol untuk menyatakannya.
Dinyatakan sebagai bagian riil sebuah kuatitas kompleks oleh identitas Euler
Kemudian kita nyatakan arus sebagai kuantitas kompleks dengan menghilangkan
instruksi Re, jadi dengan menambahkan komponen imaginer kepada arus tanpa
mempengaruhi komponen riil; penyederhanaan selanjutnya adalah dicapai dengan
membuat faktor ,
Proses dengan mana kita ubah i(t) ke dalam I dinamai transformasi fasor dari
waktu ke daerah frekuensi. Langkah matematika dari transformasi daerah waktu ke
daerah frekuensi adalah sebagai berikut:
1. Diberikan fungsi sinusoida i(t) di dalam daerah waktu, tuliskan i(t) sebagai
gelombang cosines dengan sudut fase. Misalnya, sin harus dituliskan
o
sebagai cos ( ).
3. Hilangkan Re
4. Tekan
V= 100
Akan tetapi akan jauh lebih sederhana mengidentifikasi 100 dan -30o dalam daerah
representasi dengan waktu, dan menuliskan V= 100 dengan langsung.
I = 5 60o
Sebelum kita meninjau analisis rangkaian dalam keadaan tunak sinusoida melalui
penggunaan fasor adalah perlu kita pelajari bagaimana trasformasibisa berbalik
arahnya, kembali ke daerah waktu dari daerah frekuensi. Proses ini persis kebalikan
dariatuean yang telah diberikan di atas. Jadi, rincian langkah dalam transformasi
daerah frekuensi ke daerah waktu adalah sebagai berikut:
1. Diberikan arus fasor I dalam bentuk polar dalam daerah frekuensi, tuliskan
ungkapan kompleks dalam bentuk eksponensial.
2. Sisipkan kembali (kalikan dengan) faktor
Sekali lagi, kita harus mampu melewati matematik dan menuliskan ungkapan
daerah waktu yang diinginkan dengan menggunakan amplitude dan sudut fase dari
bentuk polar. Jadi diberikan tegangan fasor
V= 115
Dan tegangan
0o
Kita dapatkan
Atau
(2)
C. Impedansi Rangkaian
Maka kita dapatkan bahwa di dalam hal induktansi dan kapasitansi, perbandingan-
perbandingan ini adalah fungsi sederhana dari harga elemen, dan juga frekuensi.
Kita perlakukan perbandingan-perbandingan ini dengan cara yang sama kita
memperlakukan tahanan, dengan pengecualian bahwa mereka adalah kuantitas
kompleks dan semua manipulasi aljabar haruslah yang sesuai dengan bilangan
kompleks.
kapasitor 100 dapat diganti dengan satu impedansi yang merupakan ulah
impedansi individu. Impednsi induktor adalah
ZL = = j50 Ω
ZC = = -j1 Ω
Impedansi induktor dan kapasitor adalah fungsi frekuensi, dan impedansi eqivalen
ini terpakai hanya pada frekuensi tunggal dengan mana impedansi telah dihitung,
Kombinasi parallel dari kedua elemen yang tadi pada = 104 menghasilkan
impedansi yang merupakan perkalian dibagi penjumlahan,
dalam bentuk polar, impedansi, seperti 100 -60o, dinyatakan sebagai yang
mempunyai magnitude impedansi sebesar 100 dan sudut fase -60o. impedansi
yang sama di dalam bentuk skiu-siku, 50 -j86,6, dikatakan mempunyai komponen
penahan, atau resistansi, sebesar 50 dan komponen reaktif, atau reaktansi.
Sebesar 86,6 . Komponen penahan adalah bagian riil impedansi, dan komponen
reaktif adalah komponen imajiner dari impedansi, termasuk tanda, tetapi tentu saja
tidak termasuk komponen imajinernya.
hal ini, komponen penahan dari impedansi sama dengan resistansi dari tahanan seri
paralel, impedansi ekivalen adalah 20 (j20)/(20 + j20), atau 10+j10 . Komponen
Tak ada simbol khusus yang ditetapkan untuk magnitude impedansi atau
sudut fase. Bentuk umum untuk sebuah impedansi dalam bentuk polar mungkin
adalah
Z = R + jX
Rangkaian di atas diperlihatkan dalam daerah waktu dan diinginkan respons daerah
waktu. Akan tetapi, analisis ini harus di lakukan di daerah frekuensi; sumber
j1 dan –j2 k .rangkaian daerah frekuensi di perlihatkan pada gambar 4.a di bawah
Impedansi ekivalen yang ditawarkan pada sumber sekarang dihitung:
mA
Jika diinginkan arus kapasitor, maka pembagian arus harus ditetapkan di dalam
daerah frekuensi.
Sebelum kita mulai menuliskan sejumlah besar persamaan di dalam daerah waktu
atau di dalam daerah frekuensi, adalah penting bahwa kita tidak membuat
persamaan-persamaan yang sebagian di daerah waktu, sebgaian di daerah
frekuensi, dan semuanya tidak benar. Satu petunjuk bahwa hal ini telah dilakukan
adalah penampilan kedua-duanya, bilangan kompleks dan t di dalam persamaan