Anda di halaman 1dari 12

Respons lengkap sebuah rangkaian listrik liniear dibentuk dari dua bagian,

respon alami dan respon paksaan. Dalam pembahasan kali ini kita akan
memperluas pengetahuan kita mengenai respons paksaan dengan meninjau fungsi
pemaksa sinusoida.

Fungsi pemaksa sinusoida mempunyai pemakaian praktis yang penting.


Bentuk sinusoida adalah sebuah fungsi yang mudah untuk diciptakan dan bentuk
gelombangnya sangat banyak dipakai di seluruh industri tenaga listrik; dan setiap
laboratorium mengandung sejumlah generator sinusoida yang beroperasi di daerah
yang sangat luas dari frekuensi-frekuensi yang bermanfaat.

A. Karakteristik dari Sinusoida

Sekarang kita akan mendefenisikan penamaan trigonometrik yang dipakai


menerangkan fungsi-fungis sinusoida (atau cosinusoida). Defenisi-defenisi ini
sudah dikenal oleh kebanyakan dari kita, dan jika kita mengingat sedikit
trigonometri, maka bagian tersebut dapat dengan cepat kita pelajari.

Marilah kita tinjau sebauh tegangan yang berubah secara sinusoida

yang grafiknya diperlihatkan pada gambar di bawah.

Amplitudo gelombang sinus tersebut adalah Vm dan argumennya adalah ωt.


Frekuensi radian (frekuensi lingkaran) atau frekuensi sudut adalah ω. Pada
gambar 2.a di atas, digambarkan sebagai fungsi dari argument ωt, dan
jelas terlihat sifat periodikdari gelombang sinus. Fungsi tersebut berulang setiap
2π radian, dan karena itu maka periodenya adalah 2π radian. Dalam gambar 2.b
di atas, digambarkan sebagai fungsi dari t dan periodenya sekarang
adalah T. peroide tersebut dapat juga dinyatakan di dalam derajat dan sekali-
sekali di dalam satuan lain seperti sentimeter atau inci. Sebuah gelombang sinus
yang mempunyai periode T harus melakukan 1/T peride setiap detik;
frekuensinya f adalah 1/T hertz, disingkat Hz. Jasi, satu hertz adalah identik
dengan satu cycle perdetik, sebuah istilah yang pemakaiannya sekarang tidak
dapat dianjurkan karena sangat banyak orang yang salah menggunakan “cycle”
untuk “cycle per detik”. Jadi

Dan karena

Kita dapatkan hubungan umum antara frekuensi dan frekuensi radian,

Bentuk yang lebih umum dari sebuah sinusoida

(1)

Mencakup sebuah sudut fase θ di dalam argumennya ( ). Persamaan (1)

digambarkan dalam gambar 2.3 di bawah, sebagai fungsi , dan sudut fase muncul
sebagai jumlah radian dengan mana gelombang sinus yang semula, diperlihatkan di
sini sebagai garis putus-putus di dalam gambar tersebut, digeser ke kiri, atau lebuh
dahulu waktunya. Karena titik-titik yang bersangkutan di dalam sinusoida
terjadi rad, atau detik, lebih dulu, maka kita katakan bahwa

mendahului Gambardengan
2.3 rad.

Sebaliknya, adalah benar menerangkan sebagai susulan (lagging) dari

dengan rad, sebagai mendahului dengan rad, atau

mendahului dengan rad.

Dari hal manapun, mendahului atau menyusul, kita katakan bahwa sinusoida
adalah berbeda fase; jika sudut-sudut fasenya sama, maka kita katakana sefase.
Di dalam teknik kelistrikan, sudut fase biasanya diberikan dalam derajat, dan
bukan dalam radian, dan tidak terjadi kekacauan jika symbol derajat selalu
dipakai, jadi untuk menuliskan

Biasanya kita pakai

Dalam mengevaluasi ungkapan ini pada suatu saat tertentu, misalnya t = 10-4 s,
menjadi radian, dan ini harus dinyatakan sebagai 36 sebelum
dikurangkan daripadanya.

Dua gelombang sinusoida yang akan dibandingkan fasenya, keduanya harus


ditulis sebagai gelombang sinus, atau keduanya sebagai gelombang cosines;
gedua gelombang harus ditulis dengan amplitude positif; dan masing-masing
mempunyai frekuensi yang sama. Jelaslah pula bahwa kelipatan dari dapat
ditambahkan kea tau dikurangi argument dari setiap fungsi sinusoida tanpa
mengubah nilai fungsi. Maka, kita dapat mengatakan bahwa

Terbelakang dari

dengan 30 , atau dapat juga dikatakan bahwa mendahului dengan 230o,

karena dapat dituliskan sebagai


dan masing-masing dianggap mempunyai kuantitas positif. Secara
normal, perbedaan fase di antara dua sinusoida dinyatakan dengan sudut yang
lebih kecil dari atau sama dengan 180o besarnya.

Konsep mengenai relasi mendahului atau menyusul di antara dua sinusoida


akan dipakai secara meluas, dan hubungan tersebut harus dapat dikenal secara
matematis maupun secara grafis.

B. Konsep Fasor

Sekarang kita akan mengembangkan suatu metode untuk menyatakan fungsi


pemaksa sinusoida atau sebuah respons sinusoida dengan simbolisme bilangan
kompleks yang dinamakan dengan transformasi fasor atau singkatnya kita sebut
fasor (phasor). Ini tak lain dari sebuah bilangan yang menyatakan amplitudo dan
sudut fase sebuah sinusoida, memberikan cirri-ciri bahwa sinusoida adalah sama
lengkapnya seperti yang dinyatakan sebagai fungsi waktu analitik. Bekerja dengan
fasor, dan bukan dengan turunan dan integral dari sinusoidal, kita akan
melaksanakan suatu penyederhanaan yang sangat menakjubkan dalam analisis
sinusoida keadaan mantap dari rangkaian RLC umum.

Arus atau tegangan sinusoida pada suatu frekuensi yang diketahui disifatkan
oleh adanya dua parameter, yaitu amplituso dan sudut fase. Representasi kompleks
dari tegangan atau arus juga disifatkan oleh kedua parameter ini. Misalnya, bentuk
sinusoida yang dimisalkan dari respons arus adalah

Dan representasi arus yang bersangkutan di dalam bidang kompleks adalah

Sekali Im dan sudah ditentukan, arus didefenisikan dengan tepat. Di seluruh


rangkaian linier yang beroperasi dalam keadaan tunak sinusoida pada frekuensi
tunggal , setiap arus dan tegangan dapat diberikan cirinya secara lengkap dengan
mengetahui amplitudo dan sudut fase. Lagi pula, representasi kompleks dari setiap
tegangan dan arusakan mengandung factor yang sama. Faktor ini berlebihan
karena sama untuk setiap kuantitas; factor itu tidak mengandung informasi yang
berguna. Tentu, harga frekuensi dapat dikenal dengan pemeriksaan dari salah satu
faktor ini, tetapi akan lebih sederhana untuk seterusnya menuliskan menuliskan
harga frekuensi dekat diagram rangkaian dan menghindari adanya informasi yang
berlebihandi seluruh penyelesaian. Jadi kita dapat menyederhanakan sumber
tegangan dan respons arus dengan menyatakan secara singkat sebagai

atau dan

Kuantitas-kuantitas kompleks ini biasanya dituliskan di dalam bentuk polar dan


bukan dalam bentuk eksponensial untuk mencapai penghematan waktu dan usaha,
jadi tegangan sumber

Kita nyatakan sekarang dalam bentuk kompleks sebagai

0o

Dan respons arus

Menjadi

Representasi kompleks yang disingkatkan ini dinamakan fasor. Marilah kita tinjau
ulang langkah-langkah dengan mana tegangan atau arus sinusoida riil
ditransformasikan ke dalam fasor, dan kemudian kita akan dapat mendefeniskan
fasor secara lebih berarti dan menetapkan sebuah symbol untuk menyatakannya.

Arus sinusoida riil,

Dinyatakan sebagai bagian riil sebuah kuatitas kompleks oleh identitas Euler
Kemudian kita nyatakan arus sebagai kuantitas kompleks dengan menghilangkan
instruksi Re, jadi dengan menambahkan komponen imaginer kepada arus tanpa
mempengaruhi komponen riil; penyederhanaan selanjutnya adalah dicapai dengan

membuat faktor ,

Dan menuliskan hasil tersebut di dalam bentuk polar

Representasi kompleks yang disingkatkan ini adalah representasi fasor; fasor


adalah kuantitas kompleks sehingga dicetak dalam huruf tebal. Huruf-huruf besar
digunakan untuk representasi fasor dari kuantitas listrik karena itu bukan lagi fungsi
sesaat dari waktu; fasor hanya mengandung informasi amplitude dan fase. Kita
mengenal perbedaan pandangan ini dengan menyatakan i(t) sebagai reprsentasi
daerah waktu dan menyebut fasor I sebagai representasi daerah frekuensi. Perlu
diperhatikan bahwa pernyataan daerah frekuensi dari arus dan tegangan tidak
memasukkan waktu secara eksplisit; akan tetapi, kita boleh memikirkan frekuensi
sebgai begitu fundamental di dalam daerah frekuensi sehingga hal itu ditekankan
dalam pengabaiannya.

Proses dengan mana kita ubah i(t) ke dalam I dinamai transformasi fasor dari
waktu ke daerah frekuensi. Langkah matematika dari transformasi daerah waktu ke
daerah frekuensi adalah sebagai berikut:

1. Diberikan fungsi sinusoida i(t) di dalam daerah waktu, tuliskan i(t) sebagai
gelombang cosines dengan sudut fase. Misalnya, sin harus dituliskan
o
sebagai cos ( ).

2. Nyatakan gelombang cosines sebagai bagian riil kuantitas kompleks dengan


menggunakan identitas Euler.

3. Hilangkan Re
4. Tekan

Di dalam praktek, kita dengan mudah meloncat langsung dari langkah


pertama kapada jawaban dengan mengekstraksi amplitude dan sudut fase dari
gelombang cosinusdarui pernyataan daerah waktunya.

Sebagai contoh, kita transformasikan tegangan daerah waktu

Ke dalam daerah frekuensi. Ungkapan daerah waktu sudah dalam bentuk


gelombang cosines dengan sudut fase, dan transformasi daerah waktu ke daerah
frekuensi dihasilkan dengan mengambil bagian riil dari representasi kompleks,

Dan membuang Re dan menekan ,

V= 100

Akan tetapi akan jauh lebih sederhana mengidentifikasi 100 dan -30o dalam daerah
representasi dengan waktu, dan menuliskan V= 100 dengan langsung.

Dengan cara yang serupa, arus daerah waktu

Bertransformasi ke dalam fasor

I = 5 60o

Sebelum kita meninjau analisis rangkaian dalam keadaan tunak sinusoida melalui
penggunaan fasor adalah perlu kita pelajari bagaimana trasformasibisa berbalik
arahnya, kembali ke daerah waktu dari daerah frekuensi. Proses ini persis kebalikan
dariatuean yang telah diberikan di atas. Jadi, rincian langkah dalam transformasi
daerah frekuensi ke daerah waktu adalah sebagai berikut:

1. Diberikan arus fasor I dalam bentuk polar dalam daerah frekuensi, tuliskan
ungkapan kompleks dalam bentuk eksponensial.
2. Sisipkan kembali (kalikan dengan) faktor

3. Ganti operator bagian riil Re

4. Dapatkan representasi daerh waktu dengan menggunakan identitas Euler.


Pernyataan gelombang cosines yang dihasilkan dapat diubah menjadi
gelombang sinus, jika diinginkan, dengan menambah argument dengan 90o .

Sekali lagi, kita harus mampu melewati matematik dan menuliskan ungkapan
daerah waktu yang diinginkan dengan menggunakan amplitude dan sudut fase dari
bentuk polar. Jadi diberikan tegangan fasor

V= 115

Kita dapat menulis langsung ekivalen daerah waktu

Sebagai sebuah sinusoida, jawaban tersebut dapat dituliskan

Di dalam antisipasi metode pemakaian fasor di dalam analisis rangkaian keadaan


tunak sinusoida, kita dapat kembali kepada contoh rangkaian RL seri. Beberapa
langkah setelah menuliskan persamaan diferensial yang dapat dipakai, yang
dituliskan kembali di bawah ini

Jika kita substitusikan fasor untuk arus

Dan tegangan

0o

Kita dapatkan
Atau

(2)

Sebuah persamaan aljabar kompleks di mana arus dan tegangan dinyatakan di


dalam bentuk fasor. Persamaan ini hanya sedikit lebih rumit disbanding dengan
Hukum Ohm untuk satu tahanan. Bila lain kali kita menganalisis rangkaian ini, maka
kita akan memulianya dari persamaan (2).

C. Impedansi Rangkaian

Hubungan arus-tegangan untuk ketiga elemen pasif di dalam daerah


frekuensi adalah

Jika persamaan-persamaan ini dituliskan sebagai perbandingan (rasio)


tegangan fasor dengan arus fasor

Maka kita dapatkan bahwa di dalam hal induktansi dan kapasitansi, perbandingan-
perbandingan ini adalah fungsi sederhana dari harga elemen, dan juga frekuensi.
Kita perlakukan perbandingan-perbandingan ini dengan cara yang sama kita
memperlakukan tahanan, dengan pengecualian bahwa mereka adalah kuantitas
kompleks dan semua manipulasi aljabar haruslah yang sesuai dengan bilangan
kompleks.

Kita defenisikan perbandingan tegangan fasor terhadap arus fasor sebagai


impedansi, yang berisi simbol huruf Z. impedansi adalah sebuah kuantitas
kompleks yang ebrdimensi ohm. Impedansi bukanlah fasor dan tak dapat

ditransformasikan kepada daerah waktu dengan mengalikan dan mengambil


bagian riilnya. Sebagai gantinya, kita pikirkan sebuah inductor diwakili di dalam
daerah waktu oleh induktansinya L dan di dalam daerah frekuensi oleh
impedansinya . Sebuah kapasitor di dalam daerah waktu mempunyai kapasitansi
C dan impedansi 1/ di dalam daerah frekuensi. Impedansi adalah bagian daerah
frekuensi dan bukan sebuah konsep yang merupakan bagian daerah waktu.

Berlakunya kedua hokum Kirchoff di dalam daerah frekuensi memungkinkan


kita untuk memperlihatkan dengan mudah bahwa impedansi dapat dikombinasikan
secara seri dan parallel dengan hokum-hukum yang sama untuk tahanan
(resistansi). Misalnya, pada = 104 rad/s, inductor 5-mH yang seri dengan

kapasitor 100 dapat diganti dengan satu impedansi yang merupakan ulah
impedansi individu. Impednsi induktor adalah

ZL = = j50 Ω

Impedansi kapasitor adalah

ZC = = -j1 Ω

Dan impedansi kombinas seri adalah

Zeq = j50 – j1 = j49 Ω

Impedansi induktor dan kapasitor adalah fungsi frekuensi, dan impedansi eqivalen
ini terpakai hanya pada frekuensi tunggal dengan mana impedansi telah dihitung,

= 10.000. Pada = 5000, Zeq = j 23 Ω.

Kombinasi parallel dari kedua elemen yang tadi pada = 104 menghasilkan
impedansi yang merupakan perkalian dibagi penjumlahan,

Pada = 5000, ekivalen parallel adalah –j2,17 .

Bilangan kompleks atau kuantitas yang menyatakan impedansi dapat


dinyatakan baik dalam bentuk polar maupun bentuk siku-siku (rectangular form). Di

dalam bentuk polar, impedansi, seperti 100 -60o, dinyatakan sebagai yang

mempunyai magnitude impedansi sebesar 100 dan sudut fase -60o. impedansi
yang sama di dalam bentuk skiu-siku, 50 -j86,6, dikatakan mempunyai komponen
penahan, atau resistansi, sebesar 50 dan komponen reaktif, atau reaktansi.

Sebesar 86,6 . Komponen penahan adalah bagian riil impedansi, dan komponen
reaktif adalah komponen imajiner dari impedansi, termasuk tanda, tetapi tentu saja
tidak termasuk komponen imajinernya.

Penting untuk memperhatikan bahwa komponen penahan dari impdansi ridak


perlu sama kepada resistansi sebuah tahanan yang terdapat dalam jaringan.
Misalnya, tahanan 20- yang seri dengan induktor 5-H pada = 4 memberikan

impedansi ekivalen Z = 20 + j20 , atau di dalam bentuk polar, 28,3 45 . Di dalam

hal ini, komponen penahan dari impedansi sama dengan resistansi dari tahanan seri
paralel, impedansi ekivalen adalah 20 (j20)/(20 + j20), atau 10+j10 . Komponen

penahan dari impedansi sekarang adalah 10 .

Tak ada simbol khusus yang ditetapkan untuk magnitude impedansi atau
sudut fase. Bentuk umum untuk sebuah impedansi dalam bentuk polar mungkin
adalah

Z = R + jX

Di dalam bentuk siku-siku, komponen penahan dinyatakan oleh R dan


komponen reaktif dinyatakan oleh X. Jadi,

Kita gunakan sekarang konsep impedansi untuk menganalisis rangkaian RLC


yang diperlihatkan dalam gambar di bawah.

Rangkaian di atas diperlihatkan dalam daerah waktu dan diinginkan respons daerah
waktu. Akan tetapi, analisis ini harus di lakukan di daerah frekuensi; sumber

tersebut di trasformasikan ke dalam daerah frekuensi, menjadi 40 -90o V; respons

ditransformasikan ke daerah frekuensi yang dinyatakan dengan I; dan impedansi


dari induktor dan kapasitor, yang ditentukan pada = 3000, masing-masing adalah

j1 dan –j2 k .rangkaian daerah frekuensi di perlihatkan pada gambar 4.a di bawah
Impedansi ekivalen yang ditawarkan pada sumber sekarang dihitung:

Arus fasor adalah

mA

Setelah mentransformasikan arus ke dalam daerah waktu, maka didapatkan


respons yang diinginkan,

Jika diinginkan arus kapasitor, maka pembagian arus harus ditetapkan di dalam
daerah frekuensi.

Sebelum kita mulai menuliskan sejumlah besar persamaan di dalam daerah waktu
atau di dalam daerah frekuensi, adalah penting bahwa kita tidak membuat
persamaan-persamaan yang sebagian di daerah waktu, sebgaian di daerah
frekuensi, dan semuanya tidak benar. Satu petunjuk bahwa hal ini telah dilakukan
adalah penampilan kedua-duanya, bilangan kompleks dan t di dalam persamaan

yang sama, kecuali bila factor juga terdapat.

Anda mungkin juga menyukai