Anda di halaman 1dari 19

4

Rizki Rahmawati 150534601709

Sintia Wahyuningtyas 150534604170


Rizjhjs
s

A. Dasar
Teori

1. Analog to Digital Converter


(ADC)

Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode –
kode digital. ADC banyak digunakan sebagai pengatur proses industri, komunikasi
digital dan rangkaian pengukuran/pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai
perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti
sensor suhu, cahaya, tekanan/berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan
menggunakan sistim digital (komputer).

Gambar 1.1 sinyal Analog ke


Digital

ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan
resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog
dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan
sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Gambar 1.2 Pengaruh Kecepatan
Sampling ADC

Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Sebagai contoh: ADC
8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan
dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini
berarti sinyal input dapat

dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan
ketelitian nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.

Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran yang
merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi. Sebagai contoh,
bila tegangan referensi (Vref) 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap
referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum
255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau
10011001 (bentuk biner). ADC Simultan ADC Simultan atau biasa disebut flash

converter atau parallel converter. Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital
diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator tersebut, dan input pada sisi
– tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan input – dari
suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya akan
memberikan output low.
Gambar 1.3 Rangkaian Dasar ADC
Simultan

2. Digital to Analog Converter


(DAC)

DAC adalah salah satu komponen elektronika yang cukup ampuh untuk pengaturan
sebuah sistem berbasis digital, dengan kemampuan mengubah dari data digital ke
tegangan analog.

Gambar 1.4 analog ke


digital

DAC0808 adalah sebuah digital to analog converter 8-bit monolothic yang mempunyai waktu
settling sekitar 150 ns. Tidak diperlukan setting arus referensi (IREF)dalam berbagai
penerapan. Pada pengaturan skala penuh arus output yang dikeluarakan umumnya
255 (IREF/256). Arus power supply dari DAC0808 tidak bergantung pada kode bit
dan akan menunjukkan karakteristik DAC yang tetap konstan pada keseluruhan
jangkauan tegangan. DAC0808 mempunyai jangkauan tegangan power supply:
±4,5V sampai ±18V dengan konsumsi daya berkisar 33 mW pada tegangan ±5V.
Untuk penggunaan interface ADC0808 dapat dihubungkan langsung ke level logika
CMOS, TTL dan DTL.

Gambar 1.5 Konfigutasi PIN


DAC0808

A1-A8, input digital 8 bit, data inputan yang akan dikonversikan ke besaran
tegangan analog. VREF(-), VREF(+) input tegangan referensi yang digunakan untuk
mengatur levelouput tegangan analog. Compensation, PIN compensation
dihubungkan dengan menggunakan capasitor ke VEE atau ground untuk
mempertahankan batas fase yang bersesuaian.

Gambar 1.6 Koneksi rangkaian DAC dan konverter arus ke


tegangan

Pengubahan besaran analog ke digital ditentukan oleh besar tegangan input


maksimum yang diukur dalam Volt, mVolt atau uVolt, sedang nilai konversi digitalnya
juga bebas ditentukan hal ini tergantung berapa bita yang digunakan untuk
mengkonversinya. Begitu pula untuk pengubah digital ke analog juga sama dan
hasil konversi tergantung pula pada besar tegangan referensinya.

Bila kita gunakan tegangan tertinggi untuk konversi 15 volt maka setiap kenaikan
nilai konversi adalah 1 volt jadi bila nilai digital 0100 hasil konversinya adalah
4x1volt = 4 volt. Seandainya nilai tertinggi dibuat 4,5 volt maka setiap kenaikan
adalah 0,3 volt sehingga bila nilai digital 0100 hasil konversinya adalah 4×0,3volt =
1,2 volt.

Gambar 1.7 Pengubah digital ke analog


(DAC) 4 bit

Dari penjelasan diatas dapat ditentukan jumlah harga tegangan atau aplitudo sebagai hasil
konversi adalah tergantung pada jumlah bit digital yang dikonversikan, dan besar
kecilnya harga analog hasil konversi juga ditentukan oleh besar kecilnya tegangan
referensi.

Makin banyak jumlah bit yang digunakan untuk konversi maka akan semakin banyak
jumlah harga amplitudo yang di dapat, dan dengan semakin banyaknya jumlah
tersebut akan menyebabkan tingkat kehalusan konversi semakin tinggi. Sebagai
contoh untuk konversi tegangan analog 10 volt dengan menggunakan jumlah bit 10,
maka akan didapatkan jumlah

harga amplitudo 1024 dengan demikian akan diperoleh perbedaan setiap tingkat
konversi adalah 10volt dibagi (1024-1) yaitu sama dengan 9,77 milivolt dan bila
digunakan 8 bit maka perbedaan setiap tingkat konversi adalah 39,21 milivolt.

B. Hasil
Percobaan
Gambar 2.1 rangkaian
ADC

Pada rangkaian ini kita akan membuat sebuah ADC tanpa mikro. ADC yang akan
digunakan adalah ADC 0808 yang mempunyai output 8 bit yaitu D0-D7 dan
mempunyai 8 analog input.

Pada ic 0808 PIN IN0-IN7 merupakan input kami menggunakan lampu led sebagai
indikator. Pada PIN EOC (end of conversion) sebagai pengontrol sinyal. PIN START
digunkan sebagai mulainya proses konversi dan PIN ALE adalah address latch
enable.

PIN A,B,C merupakan PIN yang menetukan input PIN berapa yang dipakai.
Sesusia dengan tabel berikut :

Gambar 2.2 konfigurasi PIN


ABC
Setelah melaksanakan praktikum sesuai dengan petujuk pada jobsheet dengan
dibimbing oleh asisten praktikum LAB PTE-05. Berikut merupakan hasil praktikum dan
perhitungan rangkaian ADC.
a) Hasil Praktikum

Pada praktikum kami menggunakan Fclock 10 Khz yang berasal dari function generator

dan Vref sebesar 5,12 Volt. Pada Vinput diubah-ubah sesuai dengan tabel pada jobshet.
Berikut merupakan tabel hasil praktikum.
Tabel 1.1 Hasil Praktikum
V input
20
Vout Output Biner
21 22 23 24 25 26 27
V per bit
0,02
Praktikum (output biner x Vper Bit ) 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0,02 (1 x 0,02)
0,4
0,4 0 0 1 0 1 0 0 0 0,02
(20 x 0,02)
0,88
0,8 0 0 1 1 0 1 0 0 0,02
(44 x 0,02)
1,22
1,2 1 0 1 1 1 1 0 0 0,02
(61 x 0,02)
1,56
1,6 0 1 1 1 0 0 1 0 0,02
(78 x 0,02)
2,06
2,0 1 1 1 0 0 1 1 0 0,02
(103 x 0,02)
2,34
2,4 1 0 1 0 1 1 1 0 0,02
(117 x 0,02)
2,8
2,8 0 0 1 1 0 0 0 1 0,02 (140x
0,02)
3,24
3,2 0 1 0 0 0 1 0 1 0,02
(162 x 0,02)
3,84
3,6 0 0 0 0 0 0 1 1 0,02
(192 x 0,02)
4,08
4,0 0 0 1 1 0 0 1 1 0,02
(204 x 0,02)
4,38
4,4 1 1 1 0 1 0 1 1 0,02
(219 x 0,02)
4,88
4,8 0 0 1 1 0 1 1 1 0,02
(244 x 0,02)
5,1
5,0 1 1 1 1 1 1 1 1 0,02
(255 x 0,02)
Pada hasil praktikum dapat dilihat pada tabel 1.1 bahwa input sesuai dengan jobsheet.

Cara mengatur Vinput dengan mengatur resistor variabel yang dipasang pada PIN 26
(IN-0) ic 0808
Pada tabel biner output merupakan hasil nyala atau mati pada LED output yang
dipasang pada Pada PIN 21,20,19,18,8,15,14,17 IC0808. Pada output biner 0 menunjukkan
LED kondisi OFF dan pada output biner 1 menunjukkan LED kondisi ON. Pada bagian kiri
output biner sebagai LSB dan output kanan biner sebagai MSB.
Pada V per Bit kami dapat saat lampu menyala hanya pada bit 2o . dengan mengukur
dengan multimeter.
Pada Vout Praktikum kami dapat dengan mengalikan antara Vper Bit dan output biner yang
konversikan ke bentuk desimal
b) Hasil Perhitungan

Pada perhitungan kami menggunakan Fclock 10 Khz yang berasal dari function generator

dan Vref sebesar 5,12 Volt. Pada Vinput diubah-ubah sesuai dengan tabel pada jobshet.
Berikut merupakan tabel hasil praktikum
Tabel 1.2 Hasil Perhitungan
N
Biner Hitung Output

( ) ( ( ) ) 255 Pada biner hasil hitung kami dapat dengan cara mengubah nilai desimal
dari perhitungan N ke dalam bentuk biner. Pada bagian kiri output biner sebagai LSB dan
output kanan biner sebagai MSB.

Pada N kami dapat dari hasil menghitung dengan menggunkan Rumus. ( ) V input

20 21 22 23 24 25 26 27 ⎛ │ │ ⎝ ( ( ) ) 255 N = V V ref input


+ - - V V ref
ref --x⎞││⎠0000000000
0,4 0 1 0 0 1 0 0 0 18
0,8 0 0 0 1 0 1 0 0 40
1,2 1 1 0 1 1 1 0 0 59
1,6 1 1 1 1 0 0 1 0 79
2,0 1 1 0 0 0 1 1 0 99
2,4 1 0 1 0 1 1 1 0 117
2,8 0 1 0 1 0 0 0 1 138
3,2 0 1 1 1 1 0 0 1 158
3,6 0 1 0 0 1 1 0 1 178
4,0 1 1 1 0 0 0 1 1 199
4,4 1 0 0 1 1 0 1 1 217
4,8 1 0 1 1 0 1 1 1 237
5,0 1 1 1 0 1 1 1 1 247

N = V V ref input + - - V V ref


ref

--x.
Pada Vref Kami mengguakan 5,12, sesuai dengan nilai Vref praktikum. Berikut merupakan
perhitungan kelompok kami.
1. Perhitungan pada Vinput 0 volt
-
N = 5,12 0 -

0 0 x 255 0 5,12 255 0 255 0 =x

=x =
2. Perhitungan pada Vinput 0,4 volt
-
N = 5,12 0,4 -

0 0 x 255 =5,12 0,4 x255 =0,078 x 255 =


18
3. Perhitungan pada Vinput 0,8 volt
-
N = 5,12 0,8 -

0 0 x 255 =5,12 0,8 x255 =0,156 x 255 =


40
4. Perhitungan pada Vinput 1,2 volt
-
N = 5,12 1,2 -

0 0 x 255 5,12 1,2 255 0,23 255 59 =x=x =


5. Perhitungan pada Vinput 1,6 volt
-
N = 5,12 1,6 -

0 0 x 255 =5,12 1,6 x255 =0,31 x 255 =


79
6. Perhitungan pada Vinput 2,0 volt
-
N = 5,12 2,0 - 0 0 x 255 =5,12 2,0 x255 =0,39 x 255 =
99
7. Perhitungan pada Vinput 2,0 volt
-
N = 5,12 2,4 - 0 0 x 255 =5,12 2,4 x255 =0,46 x 255 =
117
8. Perhitungan pada Vinput 2,4 volt
-
N = 5,12 2,4 -

0 0 x 255 5,12 2,4 255 0,46 255 117 =x=x =


9. Perhitungan pada Vinput 2,8 volt
-
N = 5,12 2,8 -

0 0 x 255 =5,12 2,8 x255 =0,54 x 255 =


138
10. Perhitungan pada Vinput 2,8 volt
-
N = 5,12 2,8 - 0 0 x 255 =5,12 2,8 x255 =0,54 x 255 =
138
11. Perhitungan pada Vinput 3,2 volt
-
N = 5,12 3,2 - 0 0 x 255 =5,12 3,2 x255 =0,625 x 255 =
158
12. Perhitungan pada Vinput 3,6 volt
-
N = 5,12 3,6 -

0 0 x 255 5,12 3,6 255 0,703 255 178 =x=x =


13. Perhitungan pada Vinput 4,0 volt
-
N = 5,12 4,0 - 0 0 x 255 =5,12 4,0 x255 =0,781 x 255 =
199
14. Perhitungan pada Vinput 4,4 volt
-
N = 5,12 4,4 - 0 0 x 255 =5,12 4,4 x255 =0,859 x 255 =
217
15. Perhitungan pada Vinput 4,8 volt
-
N = 5,12 4,8 - 0 0 x 255 =5,12 4,8 x255 =0,937 x 255 =
233
16. Perhitungan pada Vinput 5,0 volt
-
N = 5,12 5,0 -

0 0 x 255 5,12 5,0 255 0,976 255 249 =x=x =


c) Gambarkan kurva transfer Analog-ke-Digital Praktikum dan Digital

d). Toleransi Kesalahan Untuk Masing-Masing Data


Pratikum

1. toleransi kesalahan pada Vin = 0


x=
volt 0,01 100% 255 0,003% =

2. toleransi kesalahan pada Vin = 0,4 volt

0 255 100% 0% =x =
3. toleransi kesalahan pada Vin = 0,8 volt
= x
0,08 255 100% = 0,031%4. toleransi kesalahan pada Vin = 1,2 volt
= x
0,02 255 100% = 0,007%5. toleransi kesalahan pada Vin = 1,6 volt
= x
0,04 255 100% = 0,01%6. toleransi kesalahan pada Vin = 2.0 volt
= x
0,06 255 100% = 0,02%7. toleransi kesalahan pada Vin = 2,4 volt
= x
0,06 255 100% = 0,02%8. toleransi kesalahan pada Vin = 2,8 volt

=255 0 x 100% =
0%
9. toleransi kesalahan pada Vin = 3,2 volt
= x
0,04 255 100% =
0,01%

10. toleransi kesalahan pada Vin = 3,6

volt
x=
0,24 100% 255 0,09% =

11. toleransi kesalahan pada Vin = 4.0

volt
x=
0,08 100% 255 0,03% =

12. toleransi kesalahan pada Vin = 4,4

volt
x=
0,02 100% 255 0,007% =

13. toleransi kesalahan pada Vin = 4,8

volt
x=
0,08 100% 255 0,031% =

14. toleransi kesalahan pada Vin = 5.0

volt
x=
0,1 100% 255 0,03% =
Tabel 1.3. Toleransi kesalahan masing-masing data pada praktikum
V out Presentase toleransi
V input Selisih

kesalahan 0 0,02 0,01 0,003 %

0,4 0,4 0 0 %

0,8 0,88 0,08 0,031 %

1,2 1,22 0,02 0,007 %

1,6 1,56 0,04 0,01 %

2,0 2,06 0,06 0,02 %

2,4 2,34 0,06 0,02 %

2,8 2,8 0 0 %

3,2 3,24 0,04 0,01 %

3,6 3,84 0,24 0,09 %

4,0 4,08 0,08 0,03 %

4,4 4,38 0,02 0,007 %

4,8 4,88 0,08 0,031%

5,0 5,1 0,1 0,03 %


D. Analisa keseluruhan
Pada PIN 21,20,19,18,8,15,14,17 kami memasang LED1-LED8 digunakan sebagai output dan
pada PIN 7 (EOC) kami pasang LED sebagai indikator bahwa rangkaian telah aktif.
Pada kaki PIN 10 (clock) kami hubungkan dengan function generator sebagai sumber
frekuensi.
Pada PIN 9 (enable) kami hubungkan dengan tombol tekan sebagai reset dan PIN 6 (start)
kami hubungkan juga dengan tombol tekan sebagai tombol untuk start pada rangkaian.
Pada PIN 11 (VCC) kami hubungkan dengan VCC pada power suppy dan kaki pada PIN 12
kami hubugkan dengan Vref.

Pada PIN 26 (IN-0) kami hubungkan dengan resistor variable yang dugunakan
sebagai pengatur tegangan Vref pada rangkaian.

Dan pada PIN 25 (ADD-A) , PIN 24 (ADD-B), PIN 23 (ADD-C), PIN 13 (GND)
dan PIN 16 [ref (-)] yang duhungkan dengan ground pada power supply.

Analog to digital conveter (ADC) merupakan suatu rangkaian yang mengubah


sinyaal analog menjadi sinyal digital.

Pada PIN 21,20,19,18,8,15,14,17 kami memasang LED1-LED8 digunakan sebagai


output dan pada PIN 7 (EOC) kami pasang LED sebagai indikator bahwa rangkaian
telah aktif.

Pada kaki PIN 10 (clock) kami hubungkan dengan function generator sebagai
sumber frekuensi.

Pada PIN 9 (enable) kami hubungkan dengan tombol tekan sebagai reset dan
PIN 6 (start) kami hubungkan juga dengan tombol tekan sebagai tombol untuk
start pada rangkaian.

Pada PIN 11 (VCC) kami hubungkan dengan VCC pada power suppy dan kaki pada
PIN 12 kami hubugkan dengan Vref.

Pada PIN 26 (IN-0) kami hubungkan dengan resistor variable yang dugunakan
sebagai pengatur tegangan Vref pada rangkaian.

Dan pada PIN 25 (ADD-A) , PIN 24 (ADD-B), PIN 23 (ADD-C), PIN 13 (GND)
dan PIN 16 [ref (-)] yang duhungkan dengan ground pada power supply.

Analog to digital conveter (ADC) merupakan suatu rangkaian yang mengubah


sinyal analog menjadi sinyal digital. Hasil dari menggunakan ic 0808 dengan Fclock

sebesar 10 Khz dan Vref sebesar 5,12 Volt. Dengan Vinput yang diubah ubah sesuai

dengan tabel percobaan sesuai jobsheet praktikum maka hasil V per bit adalah
0,02. Dengan demikia V per bit digunaan sebagai acuan perkalian Vout paktikum.
Cara mendapatkan Vper bit adalah dengan memutar variabel resistor hingga
hanya bit ke- 0 yang menyala dan tegangan dapat diukur dengan AVO meter.

Ketika Vinput sebesar 0 volt hasil ounput biner yang menyala hanya LED ke-0
sehingga desimalnya senilai 1. Untuk mencari Vout praktikum dengan mengalikan
hasil desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 0,02. Hal ini menunjukkan bahwa
perbedaan antara Vinput dan Vout hanya 0,02. Sehinga dari data yaang didapat
dapat dihitung prsentase kesalahan praktikum, yaitu sebesar 0,003 %.

Pada percobaan selanjutnya ketika Vinput diubah senilai 0,4 Volt maka ounput
biner yang menyala hanya LED ke-3 dan Ke-4 apabila dikonversi ke bentuk biner
adalah 20. Sehinga untuk mencari Vout dengan mengalikan hasil desimal dengan
Vperbit sehingga dihasilkan 0,4 Volt. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan antara Vin dan

Vout. Sehinga dari data dapat dihitung prsentase kesalahan praktikum, yaitu
sebesar 0% hal ini terjadi karena tidak ada perbedan antara Vin dan Vout
praktikum.

Percobaan ke-3 dengan mengganti nilai Vinput dengan 0,8 Volt sehingga LED
yang menyala pada bit ke-3, Bit ke-4 dan ke-6 apabila dikonversikan dalam
bentuk biner hasilnya adalah 0,08. untuk mencari Vout dengan mengalikan hasil
desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 0,88 Volt. Hal ini menujukkan
bahwa perbedaan Vin dan Vout adalah 0,08. Sehinga dari data dapat dihitung
prsentase kesalahan praktikum, yaitu sebesar 0,031%.

Selanjutnya pada percobaan ke-4 dengan mengganti nilai Vinput dengan 1,2
Volt sehingga LED yang menyala pada bit ke-0, Bit ke-3, Bit ke-4, Bit ke-5 dan
ke-6 apabila dikonversikan dalam bentuk biner hasilnya adalah 61. untuk
mencari Vout dengan mengalikan hasil desimal dengan Vperbit sehingga
dihasilkan 1,22 Volt. Hal ini menujukkan bahwa perbedaan Vin dan Vout adalah
0,02. Sehinga dari data dapat dihitung prsentase kesalahan praktikum, yaitu
sebesar 0,007%.

Percobaan ke-5 dengan mengganti nilai Vinput dengan 1,6 Volt sehingga LED yang
menyala pada bit ke-2, Bit ke-3, Bit ke-4, dan bit ke-7 apabila dikonversikan dalam
bentuk biner hasilnya adalah 78. untuk mencari Vout dengan mengalikan hasil
desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 1,56 Volt. Hal ini menujukkan bahwa
perbedaan Vin dan Vout adalah 0,04. Sehinga dari data dapat dihitung prsentase
kesalahan praktikum, yaitu sebesar 0,01%. Pada percobaan kali ini lebih besar
prsentasi kesalahan dibandingkan dengan percobaan sebelunya.

Untuk percobaan ke-6 dengan mengganti nilai Vinput dengan 2,0 Volt. Sehingga
LED yang menyala pada bit ke-1, Bit ke-2, Bit ke-3, Bit ke-6 dan bit ke-7 apabila
dikonversikan dalam bentuk biner hasilnya adalah 103. untuk mencari Vout
dengan mengalikan hasil desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 2,06 Volt.
Hal ini menujukkan bahwa perbedaan Vin dan Vout sebesar 0,06. Sehinga dari
data dapat dihitung prsentase kesalahan praktikum, yaitu sebesar 0,02%
Pada percobaan ke-7 dengan mengganti nilai Vinput dengan 2,4 Volt. Maka LED
yang menyala pada bit ke-1, Bit ke-3, Bit ke-5, Bit ke-6 dan bit ke-7 apabila
dikonversikan dalam bentuk biner hasilnya adalah 117. untuk mencari Vout
dengan mengalikan hasil desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 2,34 Volt.
Hal ini menujukkan bahwa perbedaan Vin dan Vout sebesar 0,06. Sehinga dari
data dapat dihitung prsentase kesalahan praktikum, yaitu sebesar 0,02%. Pada
percobaan sebelumnya prsentase kesalahan sama hal ini terjadi karena selisih
antara Vin dan Vout yang sama yaitu 0,06.

Selanjutnya pada percobaan ke-8 dengan mengganti nilai Vinput dengan 2,8 Volt.
Maka LED yang menyala pada Bit ke-3, Bit ke-4 dan bit ke-8. apabila dikonversikan
dalam bentuk biner hasilnya adalah 140. untuk mencari Vout dengan mengalikan
hasil desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 2,8 Volt. Hal ini menujukkan
bahwa tidak ada perbedaan Vin dan Vout . Sehinga dari data dapat dihitung
prsentase kesalahan

praktikum, yaitu sebesar 0%. Presentase kesalahan percobaan ke-8 dan ke-2 sama
yaitu 0%. Keduanyas ama karena selisih antara Vin dan Vout tidak ada.

Pada percobaan ke-9 dengan mengganti nilai Vinput dengan 3,2 Volt. Maka LED
yang menyala pada bit ke-2, Bit ke-6 dan bit ke-8. apabila dikonversikan dalam
bentuk biner hasilnya adalah 162. untuk mencari Vout dengan mengalikan hasil
desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 3,24 Volt. Hal ini menujukkan bahwa
perbedaan Vin dan Vout sebesar 0,04. . Sehinga dari data dapat dihitung prsentase
kesalahan praktikum, yaitu sebesar 0,01%.

Percobaan berikutnnya yaitu ke-10 dengan mengganti nilai Vinput dengan 3,6 Volt.
Maka LED yang menyala hanya pada Bit ke-7 dan bit ke-8. apabila dikonversikan
dalam bentuk biner hasilnya adalah 192 Volt. untuk mencari Vout dengan
mengalikan hasil desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 3,84 . Hal ini
menujukkan bahwa perbedaan Vin dan Vout sebesar 0,24. . Sehinga dari data dapat
dihitung prsentase kesalahan praktikum, yaitu sebesar 0,09%. Pada percoban kali
ini presenstae kesalahan paling tinggi diantara yang lainya.

Pada percobaan ke-11 dengan mengganti nilai Vinput dengan 4,0 Volt. Maka LED
yang menyala pada bit ke-3, Bit ke-4, Bit ke-7 dan bit ke-8. apabila dikonversikan
dalam bentuk biner hasilnya adalah 214. untuk mencari Vout dengan mengalikan
hasil desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 4,08 Volt. Hal ini menujukkan
bahwa perbedaan Vin dan Vout sebesar 0,08. . Sehinga dari data dapat dihitung
prsentase kesalahan praktikum, yaitu sebesar 0,03%.

Percobaan ke-12 dengan mengganti nilai Vinput dengan 4,4 Volt. Maka LED
yang menyala pada bit ke-1, bit ke-2,,bit ke-3, Bit ke-5, Bit ke-7 dan bit ke-8.
apabila dikonversikan dalam bentuk biner hasilnya adalah 219. untuk mencari
Vout dengan mengalikan hasil desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 4,38
Volt. Hal ini menujukkan bahwa perbedaan Vin dan Vout sebesar 0,02. . Sehinga
dari data dapat dihitung prsentase kesalahan praktikum, yaitu sebesar 0,007%.

Selanjutnya pada percobaan ke-13 dengan mengganti nilai Vinput dengan 4,8 Volt.
Maka LED yang menyala pada Bit ke-3, Bit ke-4, Bit ke-6, Bit ke-7 dan bit ke-8.
apabila dikonversikan dalam bentuk biner hasilnya adalah 244. untuk mencari Vout
dengan mengalikan hasil desimal dengan Vperbit sehingga dihasilkan 4,88 Volt. Hal
ini menujukkan . Hal ini menujukkan bahwa perbedaan Vin dan Vout sebesar 0,08. .
Sehinga dari data dapat dihitung prsentase kesalahan praktikum, yaitu sebesar
0,031%.

Pada percobaan yang terakhir dengan mengganti nilai Vinput dengan 5,0 Volt maka
LED menyala semua . apabila dikonversikan dalam bentuk biner hasilnya adalah
255. untuk mencari Vout dengan mengalikan hasil desimal dengan Vperbit sehingga
dihasilkan 5,1. Hal ini menujukkan bahwa perbedaan Vin dan Vout sebesar
0,1.Sehinga dari data dapat dihitung prsentase kesalahan praktikum, yaitu sebesar
0,04%.

Dari hasil prakikum dapat disimpulkan bahwa praktikum telah sesuai namun masih
ada sedikit perbedaan pada output dan input hal ini dapat dilihat pada Presentase
kesalaahan tiap percobaan. Presentasi kesalahan tertinggi hanya sebesar 0,09%
dan presentasi kesalahan terendah sebesar 0%. Adanya perbendaan karena

Analisa diagram kurva transfer Pada kurva transfer perhitungan melalui teori dapat
dilihat bahwa garis kurva linier keatas dan lurus. Hanya saja diujung ada sedikit
belokan. Pada kurva transfer praktikum dapat dilihat bahwa kurva linier naik ke atas,
namun ada beberapa titik yang menyebabkan kurva tidak lurus. Hal ini diseabkan
karena nila biner sedikit berbeda dengan hasil perhitungan toeri. Hal ini disebabka n
karena kurangnya teliti dalam menghitung, kurang meguuasai teori, dan adanya
toleransi pada setiap komponen yang menyebabkan hasil sedikit berbeda. Nmun
secara keseluruhan sudah medekati sama.

E. Kesimpulan

Setelah melaksankan praktikum yang dibimbing oleh assistem praktikum LAB


PTE 05 maka dapat disimpulan bahwa

• Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode
– kode digital.

• Makin banyak jumlah bit yang digunakan untuk konversi maka


menyebabkan tingkat kehalusan konversi semakin tinggi

• Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk


besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan
referensi.

• Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog
dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/berat, aliran dan
sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).

Anda mungkin juga menyukai