Anda di halaman 1dari 11

JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.

1, Juni 2023: 56-66

UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF TETRASIKLIN DALAM


SIMULASI SAMPEL SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Ni Ketut Esati1*, Kadek Duwi Cahyadi1, Gusti Ayu Dewi Lestari1


1
Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha, Jalan Tukad Barito No. 57,
Renon-Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, Indonesia, 80226
*Korespondensi: esati0110@gmail.com

ABSTRAK
Analisis kualitatif dengan pereaksi warna merupakan metode pendahuluan yang dapat dilakukan
untuk menentukan keberadaan suatu zat. Perbedaan sensitivitas pada tiap pereaksi terhadap suatu zat
dapat berbeda-beda. Uji kuantitatif tetrasiklin pada sampel menggunakan metode spektrofotometri
UV-Vis memerlukan metode ekstraksi yang paling optimal sehingga memberikan hasil yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari batas deteksi suatu pereaksi warna terhadap
tetrasiklin, dan analisis kuantitatif yang diawali dengan optimasi metode ekstraksi tetrasiklin dari
sampel. Selain itu juga dilakukan validasi metode analisis tetrasiklin dengan spektrofotometri UV-
Vis yang meliputi parameter linearitas, LOD dan LOQ, presisi, serta akurasi. Pada penelitian ini telah
dipelajari respon dari 2 pereaksi warna terhadap larutan baku tetrasiklin. Pereaksi formalin 37% dan
asam sulfat 98% dapat mendeteksi larutan tetrasiklin sampai konsentrasi terkecil yaitu 500 ppm. Pada
penelitian ini juga dilakukan perbandingan metode ekstraksi Buffer McIlvaine pH 4-NaEDTA dan
Buffer McIlvaine pH 4-metanol. Diperoleh bahwa metode ekstraksi Buffer McIlvaine pH 4-metanol
yang efisien digunakan untuk mengekstraksi tetrasiklin dalam sampel daging ayam, yang hasil
ekstraksinya diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Metode pengukuran tetrasiklin menggunakan
metode spektrofotometri UV-Vis telah divalidasi, sehingga diperoleh nilai: LOD 0,9982 ppm; LOQ
3,3275 ppm; %RSD 1,01% dan 1,36%; serta nilai recovery sebesar 100,66 %.

Kata kunci: Buffer McIlvaine, ekstraksi, spektrofotometri, tetrasiklin, uji warna

ABSTRACT
Qualitative analysis with color tests is a preliminary method that can be used to determine the
presence of a substance. The sensitivity of each reagent can be different to a substance. Quantitative
test of tetracycline in a sample using the UV-Vis spectrophotometry requires the most optimal
extraction method, that it can give a good result. This study aimed to find the reagent detection limit
and optimized the method of extracting tetracycline from the sample. The validation of tetracycline
analysis method with UV-Vis spectrophotometry was also carried out, which included the parameters
of linearity, LOD, LOQ, precision, and recovery. In this study, the responses of 2 reagents were
studied for tetracycline analysis. Formaldehyde 37%, and sulfuric acid 98% could detect tetracycline
solutions up to the smallest concentration of 500 ppm. In this study also conducted a comparison of
the extraction methods of Buffer McIlvaine pH 4-NaEDTA and Buffer McIlvaine pH 4-methanol. It
was found that the efficient extraction method of Buffer McIlvaine pH 4-methanol was used to
extract tetracyclines in chicken meat, which extraction results were measured by a UV-Vis
spectrophotometer. The measurement method of tetracycline using UV-Vis spectrophotometric has
been validated, to obtain the following values: LOD 0.9982 ppm; LOQ 3.3275 ppm; %RSD 1.01%
and 1.36%; and the recovery value of 100.66 %.

Keywords: Buffer McIlvaine, extraction, spectrophotometry, tetracycline, color test

56
57 Ni Ketut Esati et al., (Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Tetrasiklin Dalam Simulasi …)

PENDAHULUAN Analisis kadar tetrasiklin dan derivatnya oleh


Tetrasiklin ditemukan pada tahun 1940-an, Standar Nasional Indonesia (SNI) (2009)
merupakan obat antibiotik yang menghambat ditetapkan dengan metode kromatografi cair
sintesis protein dengan mencegah perlekatan kinerja tinggi (KCKT) yang menggunakan fase
aminoasil-tRNA ke akseptor ribosom. gerak berupa asetonitril: asam oksalat 0,02 M:
Tetrasiklin adalah antibiotik bakteriostatik metanol (fraksi volume 15%: 80%: 5%) [4].
berspektrum luas, dengan menekan reproduksi Metode ini membutuhkan waktu yang lama,
banyak bakteri gram positif dan gram negatif, mahal, serta tidak cocok untuk analisis secara
seperti klamidia, mikroplasma, riketsia dan rutin. Terdapat metode yang lebih sederhana,
parasit protozoa. Karena tetrasiklin dapat lebih murah, tidak membutuhkan zat kimia
bekerja aktif sebagai antimikroba dan tidak untuk fase gerak, dan memiliki kepekaan yang
menimbulkan efek samping yang besar, tinggi, yaitu spektrofotometri UV-Vis [5,6].
sehingga penggunaannya yang luas, baik pada Untuk menjamin keakuratan, kespesifikan,
terapi infeksi pada manusia dan hewan [1]. reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang
Meskipun demikian, kemunculan resistensi akan dianalisis, maka metode analisis tetrasiklin
mikroba telah membatasi efektivitasnya. dengan spektrofotometri UV-Vis perlu
Dengan meningkatnya kejadian resistensi dilakukan validasi. Suatu metode analisis harus
bakteri terhadap tetrasiklin, menghasilkan upaya divalidasi untuk melakukan verifikasi bahwa
studi lebih dalam terhadap penetapan analisis parameter-parameter kinerjanya cukup mampu
kualitatif dan kuantitatif tetrasiklin. untuk mengatasi problem analisis [7].
Dalam bidang kimia, analisis kualitatif Sebelum melalukan pengukuran kadar
adalah penentuan komposisi kimia sampel. Ini tetrasiklin, terlebih dahulu dilakukan ekstraksi
mencakup satu set teknik kimia analitis yang tetrasiklin dari sampel. Tujuan dari ekstraksi ini
memberikan informasi non-numerik tentang adalah memisahkan tetrasiklin dari sampel
spesimen. Analisis kualitatif dapat memberi tahu dengan menggunakan pelarut. Pelarut yang
keberadaan atom, ion, kelompok fungsional, digunakan harus dapat mengekstrak substansi
atau senyawa, hadir atau tidak ada dalam yang diinginkan tanpa melarutkan material
sampel, tetapi tidak memberikan informasi lainnya. Secara garis besar, proses pemisahan
tentang kuantitasnya. Analisis kualitatif secara ekstraksi terdiri dari tiga langkah dasar
biasanya mengukur perubahan warna, titik leleh, yaitu: penambahan sejumlah massa pelarut
bau, reaktivitas, radioaktivitas, titik didih, dan untuk dikontakkan dengan sampel, biasanya
produksi gelembung. Sedangkan kuantifikasi melalui proses difusi; zat terlarut akan terpisah
sampel atau analisis kuantitatif adalah mengacu dari sampel dan larut oleh pelarut membentuk
kepada pengukuran jumlah/kadar komponen fase ekstrak; dan pemisahan fase ekstrak dengan
tertentu dalam sampel. Kuantitas dapat sampel [8]. Pada penelitian ini akan dilakukan
dinyatakan dalam massa, konsentrasi, atau optimasi metode ekstraksi tetrasiklin dengan 2
kelimpahan relatif dari satu atau beberapa metode yaitu ekstraksi Buffer McIlvaine pH 4 -
komponen dalam sampel [2]. NaEDTA dan Buffer McIlvaine pH 4 - metanol.
Analisis kualitatif terhadap tetrasiklin dapat Prosedur ekstraksi tetrasiklin dengan Buffer
dilakukan dengan pereaksi warna, sebagai McIlvaine pH 4 – NaEDTA diadopsi dari SNI
contoh sampel yang positif mengandung (2009) [4] dan metode ekstraksi tetrasiklin
tetrasiklin akan berubah warna menjadi warna dengan Buffer McIlvaine pH 4 – metanol
hijau kuning atau kuning cokelat jika berdasarkan penelitian Boes [9].
ditambahkan formalin dan berubah menjadi Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
warna violet jika ditambahkan asam sulfat pekat. melakukan pengembangan metode analisis
Untuk analisis kualitatif pada spektrum kualitatif tetrasiklin dengan pereaksi warna
ultraviolet dapat dilihat dari serapan maksimun, dengan mencari batas deteksi suatu pereaksi
profil/bentuk spektrumnya dan dibandingkan warna terhadap tetrasiklin, dan analisis
dengan baku/pustaka, tetrasiklin merupakan kuantitatif yang diawali dengan optimasi metode
senyawa yang memiliki panjang gelombang ekstraksi tetrasiklin dari sampel. Selain itu juga
maksimum (serapan tertinggi) pada 270 nm dilakukan validasi metode analisis tetrasiklin
dengan pelarut asam encer [3]. dengan spektrofotometri UV-Vis yang meliputi
parameter linearitas, LOD dan LOQ, presisi,
serta recovery.
JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.1, Juni 2023: 56-66
58 Ni Ketut Esati et al., (Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Tetrasiklin Dalam Simulasi …)

Validasi ini dilakukan karena sebelumnya formalin ke dalam tabung reaksi tersebut.
belum ada penelitian yang menggunakan Buffer Perubahan warna yang dihasilkan diamati.
McIlvaine pH 4-metanol untuk mengekstraksi Tahap tersebut diulangi untuk asam sulfat 98%
tetrasiklin dan menganalisisnya dengan metode [3].
spektrofotometri UV-Vis.
Validasi metode pengukuran, optimasi
METODE PENELITIAN metode ekstraksi, dan analisis kuantitatif
Penelitian ini merupakan riset laboratorium Pengukuran serapan baku tetrasiklin
yang dilaksanakan di Lab. Teknologi dan Sains menggunakan spektrofotometer UV-Vis
Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha, dengan divalidasi, yang meliputi: pengukuran linearitas,
menggunaka alat dan bahan sebagai berikut: LOD, LOQ, presisi, serta recovery [10].
Optimasi metode ekstraksi tetrasiklin dalam
Bahan: pereaksi Benedict, Marquis, Lieberman- sampel disimulasikan dengan menambahkan
Burchard, asam sulfat 98% dan formalin 37%, baku tetrasiklin HCl ke dalam daging ayam yang
asam klorida 37%, asam sitrat, dinatrium telah dihaluskan. Selanjutnya dilakukan
hidrogen fosfat, serbuk tetrasiklin HCl baku, ekstraksi dengan metode Buffer McIlvaine pH 4-
metanol, Na-EDTA, dan akuades. NaEDTA dan Buffer McIlvaine pH 4-metanol
untuk mendapatkan supernatan tetrasiklin HCl
Alat: batang pengaduk, botol semprot, gelas yang kemudian diukur serapannya dengan
kimia (Iwaki), gelas ukur (Herma), kaca arloji, spektrofotometer UV-Vis.
labu ukur (Iwaki), neraca analitik (Ohaus), pipet Prosedur pada metode ekstraksi Buffer
tetes, pipet ukur (Herma), spatel, McIlvaine pH 4-NaEDTA berdasarkan pada dari
spektrofotometer UV-Vis (Thermo Scientific), SNI (2009) yang dilakukan dengan langkah
sentrifugator (PLC Series), tabung reaksi, berikut: serbuk Na-EDTA sebanyak 3,18 g
magnetic stirrer, ball filler, pH meter, Kertas ditambahkan ke dalam 100 mL Buffer McIlvaine
Whatman No. 1. (buffer sitrat pH 4). Daging ayam yang sudah
dihaluskan ditimbang sebanyak 2 gram. Serbuk
Metode baku tetrasiklin HCl ditambahkan sebanyak 10
Persiapan awal dalam penelitian ini adalah mg ke sampel daging ayam, diaduk, dan
pembuatan larutan, yaitu larutan baku tetrasiklin didiamkan 15 menit. Sampel daging ayam
5000 ppm dibuat dengan melarutkan 500 g ditambahkan 10 mL Buffer McIlvaine pH 4 –
serbuk baku tetrasiklin HCl dengan larutan HCl Na-EDTA dan dihomogenkan dengan
0,1 N dalam labu 100 mL. Selanjutnya larutan menggunakan magnetic stirrer selama 10 menit.
tersebut diencerkan menjadi larutan tetrasiklin Selanjutnya sampel daging ayam disentrifugasi
dengan variasi konsentrasi. Larutan asam sitrat sebanyak 2 kali, yaitu pertama sampel
0,1 M dibuat dengan melarutkan asam sitrat disentrifugasi dengan kecepatan 3500 rpm
sebanyak 4,8 gram dengan aqudest dalam labu selama 10 menit dan supernatan diambil (A).
ukur 250 mL. Larutan dinatrium hidrogen fosfat Kemudian prosesi ini diulangi sebanyak satu kali
0,2 M dibuat dengan melarutkan dinatrium (B). Supernatan (A) dan supernatan (B)
hidrogen pospat anhidrat sebanyak 2,84 g dikumpulkan dan disentrifugasi lagi dengan
dengan aquadest dalam labu ukur 100 mL kecepatan 5000 rpm selama 15 menit.
Selanjutnya larutan Buffer McIlvaine pH 4 Supernatan yang diperoleh disaring dengan
dibuat dengan mencampurkan 96,4 mL larutan kertas saring whatman No. 1 dan filtrat
dinatrium hidrogen fosfat 0,2 M dengan larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL
asam sitrat 0,1 M sedikit demi sedikit mencapai ditambahkan dengan HCl 0,1 N sampai tanda
pH 4 [4]. Selanjutnya dilakukan analisis batas. Sampel kemudian diukur absorbansinya
kualitatif, validasi metode, serta uji kuantitatif pada panjang gelombang maksimum tetrasikin
tetrasiklin pada sampel. yaitu pada 270 nm menggunakan
spektrofotometer UV-Vis [4].
Analisis kualitatif dengan pereaksi warna Metode ekstraksi Buffer McIlvaine pH 4-
Sebanyak 1 mL larutan baku tetrasiklin HCl metanol yang berdasarkan pada penelitian Boes
berbagai konsentrasi dimasukkan ke dalam (1993) yang dilakukan dengan langkah berikut:
tabung reaksi yang berbeda. Selanjutnya sampel yang digunakan adalah 2 g daging ayam
ditambahkan masing-masing 5 tetes pereaksi yang sudah dihaluskan dan dicampur dengan
JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.1, Juni 2023: 56-66
59 Ni Ketut Esati et al., (Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Tetrasiklin Dalam Simulasi …)

tetrasiklin HCl sebanyak 10 mg, diaduk, dan magnetic stirrer selama 10 menit. Dimasukkan
didiamkan 15 menit. Selanjutnya ke dalam ke dalam tabung sentrifugasi dan ditambahkan
sampel tersebut ditambahkan 5 mL metanol mL 10 ml Buffer McIlvaine pH 4.
dan dihomogenkan dengan menggunakan
Selanjutnya dilakukan proses sentrifugasi tersebut dan dilarutkan dengan HCl 0,1 N
dengan perlakuan yang sama dengan di atas. sampai 10 mL (faktor pengenceran 10x),
Sampel kemudian diukur absorbansinya pada selanjutknya larutan ini diukur serapannya pada
panjang gelombang maksimum tetrasikin, pada panjang gelombang 270 nm, data yang diperoleh
270 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis digunakan untuk mendapatkan nilai recovery.
[9].
Dari kedua metode ini dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
perbandingan hasil absorbansi yang diperoleh Analisis kualitatif terhadap larutan baku
pada panjang gelombang maksimum tetrasikin tetrasiklin menggunakan pereaksi warna:
HCl dengan spektrofotometri UV-Vis. Metode formalin 37% dan asam sulfat 98%
ekstraksi yang memberikan hasil optimal menghasilkan reaksi positif seperti terlihat pada
digunakan untuk uji kuantitatif. Sebanyak 2,5 Tabel 1. Selanjutnya kedua pereaksi warna
mg baku tetrasiklin dicampurkan dalam 0,5 g tersebut digunakan untuk menguji batas deteksi
sampel daging ayam, diaduk rata. Selanjutnya atau sensitivitas pereaksi warna terhadap larutan
sampel diekstraksi menggunakan metode baku tetrasiklin dengan berbagai konsentrasi
ekstraksi optimal, supernatan yang diperoleh seperti hasil pengamatan pada Tabel 2.
dari hasil ekstraksi dilarutkan dengan HCl 0,1 N
sampai 50 mL (diperolah konsentrasi awal 50
ppm), kemudian dipipet sebayak 1 mL larutan

Tabel 1. Hasil pengamatan analisis kualitatif serbuk baku tetrasiklin HCl

Hasil Hasil pengamatan


Pereaksi kriteria Warna Gambar
positif hasil
Pustaka*
Formalin Hijau Kuning
37% kuning cokelat
atau (+)
kuning
cokelat

Asam Violet Violet


sulfat (+)
pekat
98%

Keterangan: (+) hasil pengamatan sesuai dengan pustaka; (-) hasil pengamatan tidak sesuai dengan
pustaka; * (Moffat, Osselton & Widdop, 2011)

JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.1, Juni 2023: 56-66


60 Ni Ketut Esati et al., (Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Tetrasiklin Dalam Simulasi …)

Tabel 2. Hasil Hasil uji kualitatif larutan baku tetrasiklin dengan pereaksi warna
Konsentrasi Pereaksi warna
tetrasklin (ppm)
1 2
5000 + +
4000 + +
3000 + +
2000 + +
1000 + +
500 + +
100 - -
50 - -

Keterangan: 1 = pereaksi formalin 37%; 2 = pereaksi asam sulfat 98%; + hasil positif (masih dapat
dideteksi pada konsentrasi tersebut); - hasil negatif (tidak dapat dideteksi)

Data pada Tabel 2 menunjukan hasil konsentasi larutan, hasil uji menjadi negatif.
pengujian larutan baku tetrasiklin dengan Berdasarkan penelitian Pratiwi dkk., (2019) dan
berbagai konsentrasi, hasil positif (masih dapat Furi & Harahap (2015) melaporkan bahwa
dideteksi) ditandai adanya perubahan warna semakin pekat warna yang dihasilkan maka
sesuai data pada Tabel 1, jika pereaksi formalin semakin besar konsentrasi yang sesuai dengan
37% masih dapat mendeteksi keberadaan hasil uji kualitatif warna larutan baku tetrasiklin
tetrasiklin HCl akan memberikan perubahan HCl pada penelitian ini [11,12].
warna menjadi kuning cokelat, sedangkan
Berikut pada Tabel 3 disajikan data validasi
pereaksi asam sulfat pekat ditandai terjadi warna
metode pengukuran tetrasiklin menggunakan
violet. Jika pereaksi warna tidak mengalami
spektrofotometri UV-Vis pada parameter
perubahan saat kontak dengan larutan uji,
linearitas. Selanjutnya data yang diperoleh diplot
dinyatakan pereaksi tersebut tidak dapat
antara absorbansi dan deret konsentrasi baku
mendeteksi keberadaan tetrasiklin pada
tetrasiklin menghasilkan grafik yang
konsentrasi tersebut. Pada penelitian ini pereaksi
menghasilkan persamaan regresi linear yaitu y =
formalin dan asam sulfat dapat mendeteksi
0,0343x - 0,0323, dapat dilihat pada Gambar 1.
tetrasiklin HCl dalam bentuk larutan baku
sampai konsentrasi 500 ppm, dan semakin kecil

Tabel 3. Data uji linearitas

Konsentrasi baku Absorbansi


tetrasiklin (ppm)
1 0,005
2 0,034
6 0,182
8 0,224
10 0,321

Dalam suatu penelitian eksperimen, metode untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
analisis harus dipastikan kebenarannya untuk memenuhi persyaratan untuk penggunaannya.
mendapatkan data yang valid atau Parameter validasi metode analisis yang
dipertanggungjawabkan kebenerannya dengan dilakukan pada penelitian ini yaitu linearitas,
melakukan validasi metode. Validasi metode batas deteksi (LOD), batas kuantisasi (LOQ),
adalah tindakan penilaian terhadap parameter presisi, dan recovery. Tujuan dari uji linearitas
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, yaitu membuktikan adanya hubungan linear

JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.1, Juni 2023: 56-66


61 Ni Ketut Esati et al., (Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Tetrasiklin Dalam Simulasi …)

konsentrasi analit dengan respon alat. Sebagai hubungan konsentrasi larutan baku tetrasiklin
parameter adanya hubungan linier digunakan dengan absorbansi. Selanjutnya melalui
koefisien korelasi r pada analisis regresi linier y persamaan garis linier dari kurva baku y =
= a + bx. Hubungan linier yang ideal dicapai jika 0,0343x – 0,0323 dapat dihitung nilai LOD dan
nilai b = 0 dan r = +1 [10]. Aturan umum, nilai LOQ. Jumlah terkecil analit dalam sampel yang
0,90 < r < 0,95 menunjukan kurva yang cukup masih dapat dideteksi (LOD) sebesar 0,9982
baik, nilai 0,95 < r < 0,99 menunjukan kurva ppm, sedangkan batas kuantitasi (LOQ) sebesar
yang baik dan nilai r > 0,99 menunjukan 3,3275 ppm.
linearitas yang sangat baik [13]. Pada penelitian Menurut Lestari dkk., (2011), menyatakan
ini, koefisien kolerasi (r) 0,996 dan persamaan bahwa apabila dilakukan pengukuran absorbansi
regresi linear y = 0,0343x - 0,0323, pada batas LOD dan LOQ atau lebih maka
menunjukkan hasil linearitas yang sangat baik sampel dapat terdeteksi dan masih memberikan
karena nilai r mendekati 1 dan nilai r > 0,99, kecermatan dalam analisis [14].
seperti pada Gambar 1, yang menyajikan kurva

Gambar 1. Kurva linearitas

Validasi metode pada uji presisi dilakukan Dari hasil perhitungan diperoleh, nilai %
dengan tujuan untuk mendapatkan parameter Relative Standard Deviation (RSD) pada
yang menunjukan bahwa hasil yang didapat pengukuran tetrasiklin 1 ppm dan 10 ppm
dalam pengukuran tidak memiliki perbedaan berturut-turut yaitu sebesar 1,01% dan 1,36%,
yang jauh dari hasil sebenarnya [13]. Pada sehingga uji presisi pengukuran baku tetrasiklin
penelitian ini, uji presisi dilakukan dengan HCl dengan metode spektrofotometri UV-Vis
pengukuran absorbansi baku tetrasiklin pada telah memenuhi persyaratan atau kriteria yaitu
konsentrasi 1 ppm dan 10 ppm dengan masing- nilai % RSD kurang dari 2% [10]. Pada Tabel 4
masing pengulangan 6 kali. dan Gambar 2 ditunjukkan data serta grafik uji
presisi pengukuran tetrasiklin dengan metode
spektrofotometri UV-Vis.

JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.1, Juni 2023: 56-66


62 Ni Ketut Esati et al., (Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Tetrasiklin Dalam Simulasi …)

Tabel 4. Data absorbasi uji presisi


No.
Data 1 Data 2
Abs. Kons* Abs. Kons*
1. 0,049 2,3697 0,352 11,1976
2.
0,049 2,3697 0,353 11,2267
3. 0,049 2,3697 0,354 11,2558
4. 0,048 2,3406 0,356 11,3141
5.
0,048 2,3406 0,365 11,5763
6. 0,047 2,3115 0,362 11,4889
Rata-rata
2,3503 11,3432
SD 0,0238 0,1542
%RSD 1,0121 1,3591

Keterangan: Data 1 adalah uji presisi menggunakan baku tetrasiklin 1 ppm; Data 2 adalah uji
presisi menggunakan baku tetrasiklin 10 ppm; Abs: absorbansi; *kons: konsentrasi yang diperoleh
dengan memasukkan absorbansi ke persamaan y = 0,0343x-0,0323

Gambar 2. Hubungan pengulangan dengan hasil absorbansi yang diperoleh pada data presisi

Sebelum melakukan uji kuantitatif dicampurkan ke dalam daging ayam yang telah
tetrasiklin dalam sampel, terlebih dahulu dihaluskan. Selanjutnya dilakukan ekstraksi
dilakukan optimasi metode ekstraksi. Sejumlah dengan metode Buffer McIlvaine pH 4-NaEDTA
tertentu serbuk baku tetrasiklin HCl dan Buffer McIlvaine pH 4-metanol.

JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.1, Juni 2023: 56-66


63 Ni Ketut Esati et al., (Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Tetrasiklin Dalam Simulasi …)

(A)

(B)

(C)

Gambar 3. Spektrum pengukuran di panjang gelombang 270 nm pada optimasi metode ekstraksi,
(A) baku tetrasiklin tanpa ekstraksi; (B) baku tetrasiklin yang ditambahkan pada sampel yang
diekstraksi dengan Buffer McIlvaine pH 4-NaEDTA dan (C) yang di ekstraksi dengan Buffer
McIlvaine pH 4-metanol; blanko pengukuran adalah larutan HCl 0,1 N

JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.1, Juni 2023: 56-66


64 Ni Ketut Esati et al., (Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Tetrasiklin Dalam Simulasi …)

Pada Gambar 3 menunjukkan spektrum [15,16]. Nilai pH buffer berpengaruh pada


serapan tetrasiklin hasil ekstraksi, terlihat matriks sampel terhadap keberhasilan ekstraksi
gambar (B) menunjukkan profil/bentuk tetrasiklin, nilai pH buffer yang optimum untuk
spektrum sedikit berbeda jika dibandingkan ekstraksi tetrasiklin yaitu 3,5 sampai 4,0.
dengan spektrum baku tetrasiklin gambar (A). Interaksi pertukaran ion dari obat yang
Hal ini kemungkinan ada serapan dari reagen diprotonasi mampu meningkat dalam
yang ikut terukur, walaupun pada panjang lingkungan asam sehingga dapat meningkatkan
gelombang 270 nm memperlihatkan serapan, efikasi ekstraksi dari sampel [17]. Sedangkan
namun serapan yang terukur kurang halus. peran metanol saat ekstraksi adalah sebagai
Sedangkan gambar (C) menunjukkan spektrum pelarut organik dan berfungsi dalam perubahan
hasil ekstraksi tetrasiklin dengan metode Buffer struktur serta komposisi protein (denaturasi)
McIlvaine pH 4 - metanol yang terlihat lebih dalam sampel daging ayam [18]. Metanol
baik dan sesuai dengan spektrum tetrasiklin baku merupakan pelarut yang dapat melarutkan
(gambar 3 A), sehingga terlihat bahwa ekstraksi hampir semua senyawa organik baik polar
tetrasiklin dengan metode Buffer McIlvaine pH maupun non polar. Hal ini disebabkan metanol
4 – metanol memberikan hasil yang lebih memiliki gugus polar (-OH) dan gugus nonpolar
optimal. (-CH3) [19].
Penggunaan Buffer Mcllvaine pH 4 yang Pengukuran kadar tetrasiklin dalam sampel
terdiri dari 0,1 M asam sitrat dan 0,2 M disimulasikan dengan menambahkan 2,5 mg
dinatrium hidrogen fosfat berfungsi untuk baku tetrasiklin dicampurkan dalam 0,5 g
denaturasi protein karena tetrasiklin mampu sampel daging ayam, diaduk rata. Selanjutnya
berikatan dengan protein membentuk konjugat sampel diekstraksi menggunakan metode
sehingga sukar diekstraksi dari matriks sampel, ekstraksi Buffer McIlvaine pH 4 - metanol,
dengan adanya buffer dapat mengekstraksi supernatan yang diperoleh dari hasil ekstraksi
tetrasiklin dari massa daging ayam dan dilarutkan dengan HCl 0,1 N dan diencerkan
digunakan pelarut yang sedikit asam untuk sampai 10 kali, selanjutknya larutan ini diukur
mempercepat proses pemisahan protein serapannya pada panjang gelombang 270 nm,
(deproteinasi) serta membebaskan tetrasiklin data yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5 di
yang terikat nonkovalen dengan makromolekul bawah ini.
tersebut, buffer juga digunakan untuk menjaga
kestabilan senyawa tetrasiklin pada sampel

Tabel 5. Data uji kuantitatif

Absorbansi pada replikasi ke-

1 2 3
0,088 0,198 0,135
Tetrasiklin dalam
sampel (%)* 70,146 134,286 97,551

Rata-rata recovery 100,66%

Keterangan: *absorbansi yang diperoleh dimasukkan ke persamaan y = 0,0343x-0,0323 untuk


mendapatkan konsentrasi tetrasiklin dalam sampel; konsentrasi awal tetrasiklin 50 ppm dan faktor
pengenceran 10x

JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.1, Juni 2023: 56-66


65 Ni Ketut Esati et al., (Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Tetrasiklin Dalam Simulasi …)

Nilai recovery atau persen perolehan Pada penelitian Christina (2011) yang
kembali menunjukkan kemampuan metode menggunakan Buffer McIlvaine pH 4-NaEDTA
untuk memberikan ketepatan pengukuran untuk mengekstraksi tetrasiklin pada daging
terhadap analit berdasarkan angka perolehan ayam diperoleh %recovery 103,82% dan RSD
kembali [20]. Persen perolehan kembali diukur 0,6143% [21], sehingga pada penelitian ini lebih
sebagai banyaknya analit yang diperoleh difokuskan untuk validasi metode analisis
kembali pada suatu pengukuran dengan tetrasiklin menggunakan Buffer McIlvaine pH
melakukan spiking pada suatu sampel. Hasil 4–metanol sebagai pengekstrak tetrasiklin,
pengamatan menunjukkan nilai recovery sebesar dimana validasi metode ini belum pernah
100,66%. dilakukan.
Berdasarkan penelitin ini dan penelitian metode ekstraksi dapat digunakan karena
Christina (2011) yang menghasilkan nilai memenuhi persyaratan metode analisis.
recovery mendekati 100%, disimpulkan kedua
Namun dalam suatu penelitian, efisiensi metode ekstraksi menggunakan Buffer
biaya sangat diperlukan sehingga tentunya McIlvaine pH 4–metanol jauh lebih efisien
sangat penting mempertimbangkan metode dibandingkan dengan Buffer McIlvaine pH 4-
ekstraksi yang lebih murah dan bila NaEDTA.
dibandingkan antara 2 metode ekstraksi ini,

SIMPULAN semakin rendah. Metode ekstraksi tetrasiklin


Metode analisis kualitatif dengan pereaksi pada daging ayam yang efisien dapat dilakukan
warna diujikan pada larutan baku tetrasiklin. dengan metode Buffer McIlvaine pH 4-metanol,
Batas deteksi tiap pereaksi dipengaruhi oleh serta uji kuantitatif tetrasiklin menggunakan
konsentrasi larutan uji, semakin kecil spektrofotometer UV-Vis memberikan hasil
konsentrasi larutan uji, sensitivitas pereaksi yang valid.

DAFTAR PUSTAKA [5] Rufino, J. L., Fernandes, F. C. B., Ruy, M.


[1] Chopra, I., & Roberts, M. (2001). S., Pezza, H. R., & Pezza, L. (2010). A
Tetracycline Antibiotics: Mode of Action, Simple Spectrophotometric Method for
Applications, Molecular Biology, and The Determination of Tetracycline and
Epidemiology of Bacterial Resistance. Doxycycline in Pharmaceutical
Microbiology and Molecular Biology Formulation Using Chloramine-T.
Reviews, 65(2), 232-260. ECLÉTICA química São Paulo, 35(4),
139-146.
[2] Helmenstine, A. M. (2020). Definition of
Qualitative Analysis in Chemistry. [6] Ali, F. & Kamoon, R. A. (2016).
ThoughtCo, Aug. 25, 2020. Spectrophotometric Determination of
https://thoughtco.com/definition-of Tetracycline Hydrochloride in
qualitative-analysis-604626 Pharmaceutical Preparations Using
Rhodium (II) as A Mediator Metal.
[3] Moffat, A.C., M David, O., dan Brian, W. International Journal of Research
2011. Clarke’s Analysis of Drugs and Pharmacy and Chemist, 6(2), 249-261.
Poisons. Fourth edition. Pharmaceutical
Press. USA. [7] Gandjar, I.G. & Rohman, A. (2007).
Kimia Farmasi Analisis. Cetakan
[4] Standar Nasional Indonesia (SNI). (2009). Pertama. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Cara uji kimia-Bagian 11: Penentuan
residu tetrasiklin dan derivatnya dengan [8] Wilson, I. D. (2000). Encyclopedia of
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Separation Science. Academic-Press.
(KCKT) pada produk perikanan. SNI New York.
2354.11:2009.http://www.bkipm.kkp.go.i
d/bkipmnew/public/files/sni/SNI%20235 [9] Boes, E., Kantasubrata, J. & Karossi, A.
4.11-2009.pdf T. (1993). Penggunaan Ekstraksi Fasa

JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.1, Juni 2023: 56-66


66 Ni Ketut Esati et al., (Uji Kualitatif Dan Kuantitatif Tetrasiklin Dalam Simulasi …)

Padat Untuk Analisis Tetrasiklin Dalam [16] Damarani, A., Kurniaty, N & Herawati,
Contol Udang. JKTI, 3(2), 74-78. D. (2015). Analisis Kualitatif dan
Kuantitatif Residu Tetrasiklin dalam
[10] Harmita. (2004). Petunjuk Pelaksanaan Telur Ayam Organik dan Non Organik
Validasi Metode dan Cara Secara Kromatografi Cair Kinerja
Perhitungannya. Majalah Ilmu Tinggi (KCKT). Prosiding KNMSA
Kefarmasian FMIPA-UI, 1(3), 117–135. Universitas Islam Bandung, 33-35.

[11] Pratiwi, D., Wardaniati, I., & Dewi, A. P. [17] Shama, S. A., Sharkawy, A. S. E.,
(2019). Uji Selektifitas dan Sensitifitas Mahmoud, A. H., Hassan, H. M. &
Pereaksi untuk Deteksi Formalin pada Nassar, S. H. (2016). Validation of
Bahan Pangan. Pharm. Jurnal Farmasi Modified HPLC Method For
Indonesia, 16(1), 17-26. Determination of Oxytetracycline,
Tetracycline And Doxycycline In
[12] Furi, M. & Harahap, S. H. (2015). Chicken Meat And Liver. New York
Analisis Kualitatif Formaldehid Pada Ikan Science Journal, 9(5), 68-74.
Asin Yang Dijual di Pasar Bawah Kota
Pekanbaru. Jurnal Penelitian Farmasi [18] Yanti, S., S. Hadi., dan L. Kurniawati.
Indonesia, 4(2), 44-49. 2016. Analisis Kadar Residu Antibiotik
Dalam Daging Ayam Potong Yang
Beredar Di Kota Mataram. Jurnal
[13] Romsiah, R., Marista, S. L., & Fatoni, A. Tambora 1(2) : 50-56.
(2017). Validasi Metode dan Penetapan
Kadar Nitrit (NO2) pada Sosis Sapi Curah [19] Sayuti, M. 2017. Pengaruh Perbedaan
dan Sosis Sapi Kaleng yang dijual di Metode Ekstraksi, Bagian dan Jenis
Swalayan Kota Palembang secara Pelarut Terhadap Rendemen dan Aktifitas
Spektrofotometri Uv-Vis. SCIENTIA Antioksidan Bambu Laut. Technology
Jurnal Farmasi dan Kesehatan, 7(2), 113- Science and Engineering Journal, 1(3),
119. 166-174.

[14] Lestari, P., Sabikis., & Utami, P. I. (2011). [20] Rahayu, W.S., Utami, P. I., & Fajar, S. I.
Analisis Natrium Nitrit Secara (2009). Penetapan Kadar Tablet Ranitidin
Spektrofotometri Visibel dalam Daging Menggunakan Metode Spektrofotometri
Burger yang Beredar di Swalayan Uv-Vis Dengan Pelarut Metanol.
Purwokerto. Pharmacy, 8(3), 88-98. Pharmacy, 6(3), 104-125.

[15] Nurhasnawati, H., Jubaidah, S. & [21] Christina. 2011. Penetapan Kadar Residu
Elfia, N. (2016). Penentuan Kadar Tetrasiklin Dalam Daging Ayam
Residu Tetrasiklin HCl pada Ikan Air Pedaging Secara Adisi Standar Dengan
Tawar yang Beredar di Pasar Segiri Spektrofotometri Ultraviolet. Skripsi.
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera
Menggunakan Metode
Utara. Medan
Spektrofotometri Ultra Violet. Jurnal
Ilmiah Manuntung, 2(2), 173-178.

JURNAL FARMAMEDIKA (Pharmamedica Journal) Vol.8 No.1, Juni 2023: 56-66

Anda mungkin juga menyukai