Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KROMATOGRAFI

ANALISIS KANDUNGAN MITRAGYNINE DALAM KETUM DRINK DAN COCKTAIL


DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIGH-PERFORMANCE LIQUID
CHROMATOGRAPHY (HPLC)
Review Jurnal:
1. A simple HPLCDAD method for the detection and quantification of psychotropic mitragynine in
Mitragyna speciosa (ketum) and its products for the application in forensic investigation
2. Quantitative analysis of mitragynine, codeine, caffeine, chlorpheniramine and phenylephrine in a
kratom (Mitragyna speciosa Korth.) cocktail using high-performance liquid chromatography

Untuk memenuhi tugas kromatografi


.Dosen Pembimbing : Adi Yugatama, S.Farm., M.Sc., Apt

Dibuat oleh
1. Felasih (M06150 )
2. Kirana Rizky (M06150 )
3. Kuni Hanifah (M06150 )
4. Ratih Guswinda L. (M0615038)
5. Yuyun Verawati (M06150 )

FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
I. PENDAHULUAN
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi
senyawa diantara dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Fase diam dapat berupa padatan
atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu absorben). Sedangkan
fase gerak dapat berupa cairan yang disebut eluen atau gas sebagai zat pembawa yang inert.
Gerakan dari fase gerak ini mengakibatkan terjadinya migras fifferensial komponen-
komponen dalam sampel (Khopkar, 1990).

HPLC atau High Performance Liquid Chromatography merupakan salah satu teknik
pemisahan yang didasarkan pada partisi sampel diantara dua fase yaitu fase diam dan gerak
dengan bantuan tekanan tinggi sehingga analit lebih mudah dipisahkan untuk selanjutnya
diidentifikasi dan dihitung berapa konsentrasi dari masing-masing komponen tersebut secara
kuantitatif (Sartika dkk, 2015).

Pada HPLC terdapat elusi isokratik dan elusi gradien. Elusi gradien adalah elusi
dengan merubah komposisi dari fase gerak. Sedangkan elusi iokratik adalah elusi dengan
perbandingan fase gerak yang konstan (Johnson dan Stevenson, 1991)

III. ISI
JURNAL 1

Pada jurnal ini dilakukan analisis mitragynine dalam Mitragyna speciosa (ketum).
Mytragynine merupakan turunan alkaloid yang memiliki efek psikoaktif. Mytraginine dapat
ditemukan pada tumbuhan mytragyna speciosa. Tumbuhan ini biasa digunakan sebagai
stimulan oleh para pekerja yang banyak membutuhkan fisik dalam bekerja. Mitragyne biasa
digunakan sebagai stimulant dengan cara dikunyah daunnya atau bisa dengan cara diseduh.
Namun sekarang terdapat minuman yang diduga mengandung mytragynine yaitu minuman
ketum. Minuman ini dijadikan pilihan karena harganya yang relatif murah jika dibandingkan
dengan narkotika lain seperti heroin dan cannabis. Penggunaan ketum sekarang sudah
diilegalkan pada beberapa negara. Berikut struktur kimia mytraginine:
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya kandungan mytraginine dalam minuman dapat
digunakan beberapa metode analisis seperti GC, LC-PDA-ESI-MS, dan HPLC-DAD. Tujuan
dari jurnal ini adalah untuk melakukan analisis kuantitatif maupun kualitatif senyawa
mytraginine (MG) dengan menggunakan metode HPLC-DAD. Prinsip dari HPLC adalah
pemisahan suatu senyawa dari campuran berdasarkan pada perbedaan migrasi dan distribusi
komponen tersebut dalam fase diam dan fase gerak dibantu dengan tekanan tinggi. Detektor
yang digunakan adalah DAD (Diode Array Detector. Menurut Gandjar dan Abdul (2015),
detektor PDA/DAD mampu memberikan kumpulan kromatogram secara simultan pada
panjang gelombang antara 190-400. Pada detektor ini juga dapat dilakukan ui kemurnian
puncak dengan membandingkan antara spektra analit dengan spektra standar.
Kondisi kromatografi yang digunakan pada jurnal ini yaitu pemisahan dilakukan pada
suhu 25oC, dengan menggunakan fase diam inertsil C8 di dalam kolom. Sehingga tipe yang
digunakan adalah fase balik dimana fase diam memiliki kepolaran yang lebih rendah
dibandingkan dengan fase gerak karena C8 bersifat non-polar. Fase gerak yang digunakan
adalah asetonitril dan 0.05% asam format (50:50). Fase gerak tersebut merupakan fase gerak
yang optimum untuk membawa mitragynine untuk melewati fase diam di dalam kolom hanya
dengan waktu 6 menit. Sampel yang diinjeksikan dengan menggunakan syringe ke injektor
20L. Waktu yang dibutuhkan untuk running kira-kira 6 menit dimana mytraginine terelusi
5,5 menit. Kecepatan alir 1 ml/menit. Deteksi dilakukan pada panjang gelombang 200-400
nmdibandingkan dengan analisis menggunakan spektra UV pada panjang gelombang 223 nm.
Untuk analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan waktu retensi sampel
dengan waktu retensi standar. Metode kuantitatif dilakukan dnegan kurva kalibrasi yaitu
analisis dengan menggunakan standar dengan konsentrasi bertingkat. Terdapat 6 konsentrasi
standar mytraginine yang digunakan pada jurnal ini yaitu 0,5 g/ml ; 1 g/ml; 2 g/ml ; 5
g/ml; 7,5 g/ml ; 10 g/ml. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode maserasi.
Prinsip dari metode maserasi adalah ekstraksi yang dilakukan dengan dengan merendam
tanaman ketum dengan pelarut metanol dibiiarkan selama beberapa hari pada suhu kamar.
Mytraginine dapat larut ke dalam metanol maupun etanol tapi sulit larut dalam air. Dari
ekstrak etanol akan dibuat ekstrak alkaloid dengan menambahkan asam asetat 90%. Terjadi
partisi antara lapisan air dan lapisan petroleum eter. Lapisan air akan dianalisis di HPLC.
Larutan yang dianalisis dengan HPLC-DAD yakni : MG standar, minuman ketum,
ekstrak alkaloid, ekstrak methanol, ekstrak air, dan blako. Berikut hasil representatif dari
kromatogram HPLC:

Keterangan:
A. MG standar
B. Minuman ketum
C. Ekstrak alkaloid
D. Ekstrak methanol
E. Ekstrak air
F. Blanko
Dari kromatogram diatas terlihat bahwa adanya peak dengan waktu retensi yang
hampir sama antara MG standar, minuman ketum, ekstrak alkaloid dan ekstrak methanol.
Namun ketinggian peak berbeda, dimana MG standar memiliki puncak tertinggi karena
mengandung mytraginine yang paling besar jumlahnya dibandingkan senyawa yang lain.
Sedangkan pada minuman keras, ekstrak alkaloid, ekstrak air dan ekstrak metanol
memiliki ketinggian puncak peak yang lebih rendah dari standar namun secara kualitatif
pada ketiga sampel tersebut mengandung mytraginine. Sedangkan pada blanko tidak
terdapat peak karena tidak mengandung mytraginine.

Untuk mengetahui kemurnian peak dapat dilakukan tes kemurnian menggunkan


ChemStation LC3D yang mengevaluasi konsistensi oeak dari spektra UV sebagai berikut:

hasil spektra tersebut A merupakan hasil spektra dari MG standar, sedangkan B


merupakan spektra sampel minuman ketum. Tampak titik-titik yang berwarna biru, hijau,
dan ungu yang menunjukan peak start, peak max dan peak end. Identifikasi dengan
spektra UV dilakukan pada panjang gelombang 210-400 nm. Dengan UV banyak analit
yang diukur sehingga akan ada kecenderungan puncak-puncak kromatogram yang tidak
terdeteksi dan akan ada pergeseran puncak kromatogram.
Validasi metode digunakan untuk mengetahui selektivitas, akurasi, presisi, stabilitas
dan kemurnian peak. Metode kurva kalibrasi yang digunakan akan menghasilkan kurva
hubungan antara konsentrasi standar dengan mean equation. Didapatkan persamaan garis
lurus y= 28.71x + 2.07 dan diperoleh nilai r 2 >0.999, yang menandakan linearitas yang
bagus karena linearitas yang baik adalah mendekati 1 atau -1. Waktu retensi dari
mitragynine adalah 5.5 menit. Presisi (ketelitian ) menunjukan seberapa dekat perbedaan
nilai pada saat dilakukan pengulangan pengukuran. Nilai presisi pada jurnal ini berkisar
0.9-3%. Nilai presisi akan menurun dengan menurunnya konsentrasi. ketelitian yang baik
jika nilai % koefisien variasi <3%. Akurasi adalah ketepatan pengukuran pada alat
peng\ukur yang telah dikalibrasi dengan benar. Pada jurnal nilai akurasi berkisar 97-
102%, hal ini menunjukan bahwa semakin baik ketepatan dari analisis mitragynine karena
semakin besar nilai % akurasi maka menunjukan semakin akurat analisi tersebut. Berikut
tabel uji akurasi dan presisi analisis mitragynine:

Recovery dari mitragynine baik karena memiliki nilai utama yang lebih dari >96%
baik pada ekstrak alkaloid, ekstrak metanol, dan ekstrak air. Berikut data hasil pengujian
recovery yang merupakan salah satu dari metode validasi. Berikut data tabel recovery
ekstraksi dari mitragynine:
Dilakukan uji stabilitas mitragynin dalam metanol pada suhu 4oC. Jika uji stabilitas
baik maka mengindikasikan bahwa teknik pengembangan ekstrak MG dalam pelarut tersebut
(metanol) efektif. Hasil menunjukan bahwa mitragynine dalam metanol masih menunjukan
stabilitas yang baik sampai jangka waktu 4 minggu/ 1 bulan. Pada penyimpanan jangka
waktu 4 minggu masih memiliki nilai % CV yang rendah yaitu pada konsentrasi 5 m /ml
memiliki nilai %CV 0.5 dan pada konsenrasi 50 m/ml memiliki nilai CV 0.7%. angka
tersebut masih menunjukan stabilitas yang baik pada penyimpanann jangka waktu 4 minggu.
Berikut tabel hasil uji stabilitas MG dalam MeOH:

Dengan menggunakan metode ini dapat diketahui bahwa senyawa mitragynine yaitu
di lapisan / ekstrak air, MeOH, dan ekstrak alkaloid dari daun S.Speciosa. kandungan MG
pada ekstrak air ditemukan lebih rendah dibandingkan dengan pada MeOH ditemukan 6 kali
lebih banyak dan pada ekstrak alkaloid ditemukan kandungan mitragynine 30 kali lebih
banyak dibandingkan kandungan MG pada ekstrak air. Kandungan mitragynine pada air
0.800.11, pada MeOH 4.771.30, dan pada ekstrak alkaloid ditemukan 24.720.67.
kuantitas MG pada ekstrak air sangat rendah karena karena mitragynine memiliki kelarutan
yang kecil di dalam air. MG lebih larut dalam metanol oleh karena itu lebih banyak
ditemukan MG pada ekstrak MeOH. Konsentrasi MG akan bertambah jika teknik yang
digunakan untuk ekstraksi merupakan teknik asam-basa. Karena pada teknik ini dapat
menarik MG dan alkaloid dalam bentuk garam terlarut dalam air. Dan ekstrak kembali ke
lapisan organik setelah mengalami netralisasi.
Sampel yang dianalisis berupa minuman ketum yang diambil dari 8 daerah yang
berbeda yaitu Teluk Kumbar, Gua Nangka, Chuping, Jelutong, Jitra, Sungai Batu, Lembah
Raja, dan Balik Pulau. Hasil menunjukan bahwa variasi kandungan MG yang terkandung
dalam minuman ketum dari 8 daerah yang berbeda ini memiliki kisaran antar 31- 444 m/ml.
Kandungan mitragynine tertinggu ada pada minuman ketum dari daerah Sungai Batu dengan
konsentrasi mytragynine 444.23 3.55m/ml. Konsentrasi mitraginine terendah pada
minuman ketum daerah Lembah Raja yaitu 30.951.61m/ml. Data konsentrasi ekstrak
M.Speciosa dan Minuman ketum dapat dilihat pada tabel berikut:

Daftra Pustaka
Gandjar , I. G. Dan Abdul R. 2015 . Kimia Analisis Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Analitik. Jakarta: UI Press.
Parthasarathy, S., Surash R., Vikneswaran M., Mohammad R.H., Mohd I.M.S., Choon-Sheen
L., dan Sharif M.M. 2013. A simple HPLCDAD method for the detection and
quantification of psychotropic mitragynine in Mitragyna speciosa (ketum) and its
products for the application in forensic investigation. Forensic Science International
226.

Sartika, S, Hilda A.W dan Bertha R. 2015. Optimasi Metode Ekstraksi Fase Padat dan KCKT
untuk Analisis Kuantitatif Bahan Kimia Obat Parasetamol dan Deksametason dalam
Jamu Pegal Linu. Prosiding Penelitian SpeSIA, 451-458, ISSN: 2460-6472.
Stevenson, R dan Johnson. E.L. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Bandung: ITB Press.

Anda mungkin juga menyukai