Anda di halaman 1dari 8

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

PREDIKSI MODEL PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL PADA


EKSTRAK Abelmoschus manihot L. MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI
IR YANG DIKOMBINASIKAN DENGAN KEMOMETRIK
1) 1) 1)
Juliandro Matsuzaki Fangohoy , Sri Sudewi , Adithya Yudistira
1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

This study aims to determine the validation of IR spectroscopy method in determining the total flavonoid
level in Abelmoschus manihot L., can meet the requirements and can be applied. The method for
determining the total flavonoid content model using a combination of IR Spectroscopy and Chemometrics
Partial Least Square Regression (PLSR). The calorimetrics method was used to determine the total
flavonoid content in the green gedi leaves axtracts onn eight samples of growth where Bitung Was 2.64
mg QE/g extract ± 0.035, Minahasa Selatan is 1.91 mg QE/g extract ± 0.027, Kotamobagu is 4.84 mg
QE/g extract ± 0.03, Minahasa Utara is 4.40 mg QE/g extract ± 0.091, Manado is 3.45 mg QE/g extract
± 0.012, Minahasa Tenggara is 1.72 mg QE/g extract ± 0.006, Minahasa is 3.67 mg QE/g extract ±
0.033, Tomohon is 3.40 mg QE/g extract ± 0.003. This combination is involves involving x-variables
(FTIR measurement results) and y-variables (data from the results of the calorimetric method analysis).
Error value [standard error calibration (SEC=0.003), standard error of prediction (SEP = 0.052)] and
cslibration r value 0.999, and r validation 0.975.

Keywords: Flavonoids, Green Gedi Leaves, FTIR Spectrofotometry, UV-VIS Spectrofotometry,


Chemometrics

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Validasi Metode Spektroskopi IR Pada Penetapan kadar
Flavonoid Total pada Abelmoschus manihot L Dapat Memenuhi Persyaratan dan Dapat di Aplikasikan.
Metode penentuan model kandungan flavonoid total menggunakan kombinasi Spektroskopi IR dan
Kemometrik Partial Least Square Regression (PLSR). Metode Kalorimetrik digunakan untuk mengetahui
kandungan Flavonoid Total pada pada Ekstra Daun Gedi Hijau pada 8 sampel tempat tumbuh yaitu
Bitung sebesar 2.64 mg QE/g ekstrak ± 0.035, Minahasa Selatan sebesar 1.91 mg QE/g ekstrak ± 0.027,
Kotamobagu sebesar 4.84 mg QE/g ekstrak ± 0.03, Minahasa Utara sebesar 4.40 mg QE/g ekstrak ±
0.091, Manado sebesar 3.45 mg QE/g ekstrak ± 0.012, Minahasa Tenggara sebesar 1.72 mg QE/g
ekstrak ± 0.006, Minahasa sebesar 3.67 mg QE/g ekstrak ± 0.033, Tomohon sebesar 3.40 mg QE/g
ekstrak ± 0.003. Kombinasi ini melibatkan melibatkan variabel x (hasil pengukuran FTIR) dan variabel y
(data hasil analisis metode Kalorimetrik). Nilai kesalahan (standar error calibration (SEC = 0.003),
standard error of prediction (SEP = 0.052)) dan nilai r kalibrasi 0.999, serta r validasi 0.975.

Kata Kunci: Total Flavonoid, Daun Gedi Hijau, Spektrofotometri FTIR, Spektrofotometri UV-VIS,
Kemometrik.

480
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

PENDAHULUAN merupakan suatu metode yang dapat


Gedi hijau (Abelmoschus manihot L.) mengukur secara cepat contoh tanpa
merupakan salah satu tumbuhan dari suku merusak dan mampu menganalisis beberapa
Malvaceae umum ditanam dan dimanfaatkan komponen secara serentak. Akan tetapi,
oleh masyarakat di Sulawesi Utara Penggunaan FTIR dalam analisis tumbuhan
khususnya Manado. Masyarakat Manado masih terbatas karena matriks dan spektrum
sendiri biasa memanfaatkan Gedi hijau yang dihasilkan cukup kompleks. Dukungan
(khususnya bagian daun) sebagai bahan kemometrik memperluas potensi
makanan yang dikenal sebagai Bubur spektroskopi FTIR sebagai metode alternatif
Manado (Tinutuan), yang merupakan salah untuk menganalisis komponen tumbuhan.
satu makanan khas dari Manado (Mamahit (Wold et al., 2001).
dan Sukarno, 2010). Berdasarkan hal-hal diatas maka
Senyawa flavonoid merupakan mendorong penulis melakukan penelitian
senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom yang lebih intensif untuk mengetahui kadar
karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6- flavonoid total Abelmoschus manihot L.
C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang menggunakan Spektrofometer inframerah
dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat tertransformasi Fourier (Fourier
atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. transformed infrared spectrophotometer,
Golongan flavonoid dapat digambarkan FTIR) karena metode ini merupakan suatu
sebagai deretan senyawa C6-C3-C6, artinya metode yang dapat mengukur secara cepat
kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus contoh tanpa merusak dan mampu
C6 (cincin benzena tersubstitusi) menganalisis beberapa komponen secara
disambungkan oleh rantai alifatik tiga serentak,
karbon (Robinson, 1991).
Analisis kuantitatif senyawa METODELOGI
flavonoid total dengan menggunakan PENELITIAN
spektrofotometri UV-Vis dilakukan untuk Waktu dan Tempat Penelitian
mengetahui seberapa besar kadar flavonoid Penelitian ini dilaksanakan pada
total yang terkandung pada ekstrak etanol bulan November 2018 sampai Mei 2019 di
daun gedi hijau (Abelmoschus manihot L.). Laboratorium Penelitian Farmasi Lanjutan,
Analisis flavonoid dilakukan dengan Program Studi Farmasi, Fakultas
menggunakan Spektrofotometri UV-Vis Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
karena flavonoid mengandung sistem Universitas Sam Ratulangi Manado
aromatik yang terkonjugasi sehingga
menunjukkan pita serapan kuat pada daerah Bentuk Penelitian
spektrum sinar ultraviolet dan spektrum Penelitian ini dilakukan dengan
sinar tampak (Harborne, J.B 1987). menggunakan metode eksperimental yang
Spektrofometer inframerah artinya penelitian ini dilakukan untuk
tertransformasi Fourier (Fourier transformed mengetahui akibat yang ditimbulkan dari
infrared spectrophotometer, FTIR)

481
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

suatu perlakuan yang diberikan secara Ekstraksi


sengaja oleh peneliti. Sebanyak 250 gram serbuk simplisia
Alat dan Bahan dimasukkan ke dalam toples 500 mL dan
a. Alat kemudian ditambahkan etanol 96%.
Alat-alat ukur analitis yang digunakan Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi
untuk penelitian ini adalah Spektrofotometri selama 3 hari dan pengadukan dibantu
UV-VIS (Shimadzu 00780), Komputer dengan alat rotary shacker. Ekstrak hasil
pengolah data (Acer Aspie ES 11), Alat-alat maserasi kemudian diuapkan dengan Water
gelas, Vortex (Mixer Hwashin), toples, Bath hingga terbentuk ekstrak kental.
Blender (Phillips), Water Bath, rotary
shacker. Pembuatan Latrutan Baku Kuersetin
Dibuat larutan induk 1000 ppm
b. Bahan dengan cara menimbang dengan seksama 10
Bahan-bahan yang dipakai dalam mg kuersetin p.a dan dilarutkan dengan
penelitian ini adalah simplisia kering daun etanol p.a 10 mL. Kemudian dibuat larutan
Gedi dari 8 tempat tumbuh yang berbeda standar kuersetin 10; 20; 30; 40; 50 ppm dari
yaitu Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa pengenceran larutan baku kuersetin 1000
Selatan, Minahasa Tenggara, Tomohon, ppm.
Manado, Bitung dan Kotamobagu . Etanol
p.a, etanol 96%, almunium klorida (AlCl3) Penentuan Panjang Gelombang
(Merck), asam asetat (CH3COOH) (Merck), Maksimum Kuersetin
kuersetin p.a, pelarut n-heksana (Merck), etil Panjang gelombang maksimum
asetat (Merck), dan aquadest (Merck). ditentukan dengan cara membuat larutan
standar kuersetin 40 ppm kemudian
Prosedur Penelitian sebanyak 1 mL larutan kuersetin 40 ppm
Pengambilan Sampel tersebut direaksikan dengan 1 mL AlCl3 2%
Sampel daun Gedi Hijau di dalam tabung reaksi. Kemudian
(Abelmoschus manihot L.) diambil dari 8 ditambahkan 8 mL asam asetat 5% ke dalam
tempat tumbuh yang berbeda yaitu larutan dan dilakukan pembacaan pada
Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa rentang panjang gelombang 400-500 nm
Selatan, Minahasa Tenggara, Tomohon, menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.
Manado, Bitung dan Kotamobagu.
Selanjutnya setiap sampel daun gedi hijau Penetapan Operating Time Kuersetin
(Abelmoschus manihot L.) dibuat menjadi Penentuan operating time dilakukan
bentuk simplisia. Kemudian setiap sampel dengan mengambil sebanyak 1 mL larutan
dari masing-masing kota dibuat ekstrak kuersetin 20 ppm dimasukkan dalam tabung
dengan menggunakan metode maserasi. reaksi, lalu direaksikan dengan 1 mL AlCl3
2%, dan ditambahkan 8 mL asam asetat 5%
ke dalam larutan. Larutan diukur
absorbansinya pada panjang gelombang

482
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

maksimum yang telah diperoleh dengan Keterangan :


interval waktu 60 menit sampai diperoleh Y = konsentrasi flavonoid contoh yang
absorbansi yang stabil (Sukmawati, 2014). dihitung dengan menggunakan persamaan
kurva standard (mg g-1)
Pembuatan Kurva Baku Kuersetin N = Faktor pengenceran.
Pembuatan kurva baku kuersetin V = volume Sampel (mL).
dilakukan dengan cara membuat larutan W= berat Sampel (g).
baku kuersetin 1000ppm, lalu dibuat larutan
dengan seri konsentrasi 10; 20; 30; 40; 50 Pembuatan spektrum FTIR
ppm kemudian dipipet 1 ml lalu
Sebanyak 0.5 mg serbuk daun Gedi
ditambahkan 1 ml aluminium (III) klorida
dicampurkan dengan 180 mg KBr,
5%, 1 ml larutan CH3COOH 5%, Setelah itu
dihomogenisasi. Pengukuran spektrum FTIR
diinkubasi selama 20 menit, absorbansi dari
dilakukan pada daerah IR tengah (4000- 400
larutan pembanding diukur menggunakan
) dengan melibatkan pengontrol kerja
spektrofotometer UV Vis pada panjang
berupa personal komputer yang dilengkapi
gelombang maksimum.
perangkat lunak OPUS versi 4.2. Spektrum
dihasilkan dengan kecepatan 32 detik dan
Penentuan Kandungan Total Flavonoid
resolusi 4 cm-1. Tampilan data spektrum
Ekstrak Daun Gedi
akan menampilkan jumlah titik serapan
Sampel ekstrak etanol daun gedi hijau
kemudian diubah ke dalam format DPT
1000 ppm dipipet sebanyak 1 mL
(data point table) untuk keperluan
ditambahkan dengan volume aluminium
pengolahan data. Data ini dapat dibuka
klorida (AlCl3) hasil optimasi dengan
dengan program Microsoft Excel.
konsentrasi dari hasil optimasi yang paling
Selanjutnya data jumlah titik serapan yang
optimal. Tambahkan volume hasil optimasi
ditampilkan (telah dihilangkan serapan -
asam asetat (CH3COOH) dengan konsentrasi
nya pada 2399-2252 ) diolah dengan
hasil optimasi yang paling optimal.
program Mini Tab yang dijalankan dengan
Campuran dikocok homogen lalu dibiarkan
sistem operasi Microsoft Windows 10.
selama waktu inkubasi yang paling optimal
dari hasil optimasi waktu inkubasi.
Analisis Data
Kemudian diukur serapannya menggunakan
Model kalibrasi multivariat dibuat
spektrofotometer UV-Vis pada panjang
dengan program Mini Tab menggunakan
gelombang maksimum. Penentuan nilai
metode regresi PLS. Pembentukan model
flavonoid akhir dilakukan berdasarkan
prediksi flavonoid total dilakukan oleh PLS
formula yang dikembangkan oleh Pan et al.
dengan melibatkan variabel x (hasil
(2012), yaitu:
pengukuran FTIR) dan variabel y (data hasil
analisis metode AlCl3). Kalibrasi dan
Flavonoid Total = ( ) = validasi model diolah dengan teknik validasi
silang. Keakuratan model dapat dilihat pada
nilai korelasi atau koefisien determinasi dan

483
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

nilai kesalahan yang dihasilkan. Model nilai absorbansi dari larutan baku kuersetin
dapat digunakan bila memiliki nilai yang diukur serapannya menggunakan alat
kesalahan (standar error calibration SEC, spektrofotometer UV-Vis pada rentang
standard error of prediction SEP) rendah dan panjang gelombang 400-500 nm. Data hasil
nilai korelasi atau koefisien determinasinya panjang gelombang maksimum dapat dilihat
tinggi. pada gambar 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN λ maksimum


0.8
Hasil Ekstraksi

Absorbansi (y)
Setiap sampel sebanyak 250 gram
0.75
serbuk simplisia daun gedi hijau
dimasukkan ke dalam toples 500 ml dan di
0.7 Series1
tambahkan etanol. Ekstraksi dilakukan
dengan cara maserasi selama 24 jam
0.65
menggunakan alat bantu pengaduk (rotary 400 405 410 415 420 425 430 435
shacker). kemudian disaring dan didapatkan Panjang gelombang (nm)
filtrat. Filtrat yang diperoleh akan diuapkan
dengan rotary evaporator. Gambar 1. Kurva Panjang gelombang
Berdasarkan hasil ekstraksi 250 Maksimum Kuersetin
gram daun gedi hijau maka diperoleh jumlah
hasil rendemen dari masing-masing ekstrak Penentuan Operating Time
adalah kota Bitung sebesar 5,50%, Minahasa Dari hasil pengukuran Operating
Selatan sebesar 5,80%, Kotamobagu sebesar Time, didapatkan bahwa absorbansi stabil
5,25%, Minahasa Utara sebesar 5,34%, pada menit ke-1 sampai dengan menit ke-20.
Manado sebesar 6,59%, Minahasa Tenggara Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan
sebesar 7,23%, Minahasa sebesar 7,34% dan kestabilannya waktu optimal untuk
Kota Tomohon sebesar 5,63%. pembacaan absorbansi adalah pada menit
ke-1 sampai menit ke-20. Penentuan
Penentuan Panjang Gelombang operating time perlu dilakukan untuk
Maksimum Kuersetin mengetahui waktu kestabilan optimal.
Pada penelitian ini penentuan Operating time ditentukan dengan mengukur
panjang gelombang maksimum dilakukan absorbansi pada panjang gelombang
dengan menggunakan Spektrofotometer maksimum dari data yang telah dihasilkan
UV-Vis pada daerah panjang gelombang pada penentuan panjang gelombang
400-500 nm dan konsentrasi yang dipakai maksimum yaitu 415 nm dengan konsentrasi
adalah 40 ppm sehingga diperoleh panjang yang digunakan adalah 20 ppm dengan
gelombang 415 nm. rentang waktu 1-20 menit dengan hasil
Tujuan penentuan panjang absorbansi yaitu 0,42.
gelombang maksimum agar mengetahui
daerah serapan yang dapat dihasilkan berupa

484
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

Kurva Kalibrasi Kuersetin dan Lineritas kandungan flavonoid sebesar 4,84 mg QE/g
Berdasarkan hasil pembuatan kurva ekstrak. Dataran tinggi merupakan dataran
kalibrasi dengan menggunakan metode yang luas dan letaknya di daerah tinggi atau
Spektrofotometri yang menghubungkan pegunungan yang tingginya berkisar 700m
konsentrasi dengan absorbansi, diperoleh di atas permukaan laut. Secara geografis
persamaan linear y = 0.135x – 0,015 dengan jenis tanah di daerah ini merupakan Tanah
koefisien korelasi r = 0,988. Hasil koefisien Alluvial, tanah alluvial merupakan jenis
korelasi diatas telah memenuhi kriteria tanah yang terbentuk dari hasil erosi dan
peneri aan yaitu ≥ 0,98 (Her ita, 2004). sedimentasi sehingga cukup mendukung
untuk bercocok tanam karena tanahnya
KURVA BAKU KUERSETIN sangat subur (Kasenda, dkk. 2014).
0.7
y = 0.1354x - 0.0152 Pembuatan Spektrum FTIR
0.6
R² = 0.9885
0.5 Spektrofometer inframerah
0.4 merupakan suatu metode yang dapat
0.3 mengukur secara cepat contoh tanpa
0.2 merusak dan mampu menganalisis beberapa
0.1
komponen secara serentak (Wold et al.,
0
0 2 4 6
2001). Spektrum FT-IR daun gedi
memberikan pola yang hampir mirip satu
Gambar 2. Kurva Baku Kuersetin sama lain, hal ini menandakan bahwa
senyawa kimia yang dikandung hampir
Hasil Kandugan Total Flavonoid sama.
Pada perhitungan Kadar Flavonoid
Total Ekstrak Daun Gedi Hijau ini dihitung
menggunakan Persamaan Regresi Linear
Kurva Baku y = ax + b menghasilkan
kandungan flavonoid pada Kota Bitung
sebesar 2,64 mg QE/g ekstrak ± 0,035,
Minahasa Selatan 1,91 mg QE/g ekstrak ±
0,027, Kotamobagu 4,84 mg QE/g ekstrak ±
0,03, Minahasa Utara 4,40 mg QE/g ekstrak
± 0,091, Manado 3,45 mg QE/g ekstrak ±
0,012, Minahasa Tenggara 1,72 mg QE/g
ekstrak ± 0,006, Minahasa 3,67 mg QE/g
ekstrak ± 0,033, Tomohon 3,40 mg QE/g
ekstrak ± 0,003. Dan dari data diatas
menunjukkan bahwa kandungan Total
Flavonoid tertinggi berasal dari daerah
Kotamobagu (Dataran Tinggi ) dengan nilai

485
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

Gambar 3. Spektra FTIR Daun Gedi Hijau kesalahan (standar error calibration SEC,
(a) Bitung, (b) Minahasa Selatan, standar error of cross validation SECV atau
(c) Kotamobagu, (d) Minahasa standard error of prediction SEP) rendah dan
Utara, (e) Manado, (f) Minahasa nilai korelasi atau koefisien determinasinya
Tenggara, (g) Minahasa, (h) tinggi (Miller and Miller, 2010).
Tomohon

Berdasarkan pengujian dari ke 8


sampel menggunakan instrument FT-IR,
diperoleh puncak absorbansi pada panjang
gelombang 3580,05 cm-1 -3649,76 cm-1
menunjukan gugus OH (alcohol), pada
panjang gelombang 3392,69 cm-1 – 3496.99
cm-1 menunjukan adanya gugus NH ( Amina Gambar 4. Plot Regresi PLS Daun Gedi
Sekunder). Pada ikatan C=O (Aldehid) Hijau
terlihat di panjang gelombang 1720,43– Pada Plot regresi memperlihatkan
1739,99 cm-1, C=O (keton) pada 1675-1725 mutu model regresi yang dihasilkan. Model
cm-1, C=O (asam karboksilat) pada 1700- data spektrum yang terbentuk merupakan
1725 cm-1. Adanya ikatan C=C (alkena) model yang kurang baik karena
pada panjang gelombang 1620 cm-1 – 1680 menghasilkan titik yang tidak berdekatan
cm-1. Serapan di daerah 1400-1500 cm-1 satu sama lain, sehingga memperoleh nilai
menunjukan adanhya C-C aromatic. korelasi yang rendah.
Berdasarkan Hasil prediksi PLS
Analisis Data menunjukkan nilai korelasi (r) kalibrasi =
Model kalibrasi multivariat dibuat 0.999, nilai korelasi (r) validasi = 0. 975 dan
dengan program Mini Tab menggunakan nilai SEP = 0.052 dan SEC = 0.003 Hal ini
metode regresi PLS. Kalibrasi multivariat menunjukkan bahwa model kalibrasi dapat
dengan metode Partial Least Square diterima dikarenakan memenuhi syarat
Regression (PLS) secara otomatis akan dengan nilai koefisian determinasi yang
memberikan informasi spektrum yang tinggi dan galat yang rendah (Miller and
khusus dan relevan dengan suatu sifat kimia Miller, 2010).
dari model kalibrasi pada bilangan
gelombang tertentu (Van der Vort et al., KESIMPULAN
1992). Pembentukan model prediksi 1. Berdasarakan hasil Validasi Spektroskopi
flavonoid total dilakukan oleh PLS dengan IR yang telah didapatkan menunjukkan
melibatkan variabel x (hasil pengukuran bahwa Hasil tersebut memenuhi
FTIR) dan variabel y (data hasil analisis persyaratan dengan nilai parameter-
metode AlCl3). Kalibrasi dan validasi model parameter (r) validasi = 0. 975 dan nilai
diolah dengan teknik validasi silang. Model SEP = 0.052. Hal ini menunjukkan bahwa
dapat digunakan bila memiliki nilai model Validasi dapat diterima

486
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

dikarenakan memenuhi syarat dengan http://www.pasca.unhas.ac.id/jurnal.


nilai koefisian determinasi yang tinggi [21 Agustus 2012].
dan galat yang rendah. Robinson, T., 1991. The Organic
2. Berdasarkan hasil yamg di dapatkan Constituens of Higher Plants, 6th
bahwa hasil dapat di aplikasikan dalam Ed., Diterjemahkan oleh Kosasih
penentuan kadar total flavonoid dengan Padmawinata, Penerbit ITB,
menggunakan metode FTIR. Bandung
Rohaeti, E., Heryanto, R., Rafi, M.,
SARAN Kurniasari, I., and Darusman, L. K.,
Disarankan agar dalam penentuan
2006, Rapid Analysis of Total
kandungan total flavonoid menggunakan Flavonoids from Medicinal Herb:
spektrofotomer FTIR dapat menggunakan Interpretation of Chemometrics on
metode kemometrik yang lain.
Infrared Spectra of Phyllantus niruri,
Prosiding of The 2006 Seminar on
DAFTAR PUSTAKA Analytical Chemistry 9 Maret 2006,
Harbone. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Departemen Kimia Universitas
Cara Modern Menganalisis. ITB Gadjah Mada, Yogyakarta.
press, Bandung.
South, E., H. Kaempe dan A. Tampi. 2013.
Kasenda, Ivanny, M.Sylviah, dan
Evaluasi Kandungan Total Polifenol
H.Wungouw. 2014. Perbandingan dan Isolasi Senyawa Flavonoid Pada
Denyut Nadi antara Penduduk yang Daun Gedi Merah (Abelmoscus
Tinggal di Dataran Tinggi dan manihot L.). Chemistry Progress. 6 :
Dataran Rendah. E-Biomedik, 2(2): 86.
1-6.
Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan.
Mamahit L.P. & Soekarno,N.H., 2010. Satu CV.Putra Media Nusantara,
senyawa organik yang diisolasidari Surabaya.
daun gedi (Albemoschus manihot L.
Medik) Asal Sulawesi utara. Jurnal
Kimia. Vol.3, No.1, Hal. 45.
Miller, J.N., and Miller, J.C. 2010. Statistics
and Chemometrics for Analytical
Chemistry Sixth edition. Pearson
Education Limited, England.
Pine, A.T.D., Alam, G. dan Attamim, F.
2011. Standarisasi mutu ekstrak daun
gedi (Abelmoschus manihot L.
Medik) dan uji efek antioksidan
dengan metode DPPH.

487

Anda mungkin juga menyukai