Anda di halaman 1dari 13

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

DETERMINASI DAN ANALISIS FINGER PRINT TANAMAN


MURBEI (Morus alba Lour) SEBAGAI BAHAN BAKU OBAT
TRADISIONAL DENGAN METODE SPEKTROSKOPI FT-IR DAN
KEMOMETRIK

Abd.Halim Umar1), Reny Syahruni1), Asril Burhan1), Fadillah Maryam1), Astuti


Amin2), Marwati2), Lisa Rassang Masero2)
1)
Akademi Farmasi Kebangsaan Makassar
2)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar

ABSTRACT

Mulberry (Morus albaLour) is amedicinal plant that is widely grown and used as medicine in
Indonesia. Composition chemistry contained in the drug of nature is one composition complex, can
be determined by using a spectroscopic methods. This study to determination origin mulberry that
comes from some areas as information and quality control using a method Fourier TransformInfra-
Red Spectroscopy (FT-IR) and chemometrick. FT-IR analysis of mulberry (Morus albaLour) that
grow in different places in geography, obtained results are relatively similar spectrum of 9 types of
the samples. FT-IR measure ments combined with chemometrick. Group 1 (Cendana), group 2
(Baraka and Palangga), group 3 (Kalambe 'and Cina), Group 4 (Tikala and Bori), group 5 (Lemo)
and group 6 (Solie).

Key words: Mulberry, FT-IR, PCA, Chemometrick

ABSTRAK

Murbei (Morus alba Lour) merupakan salah satu tanaman obat yang banyak tumbuh dan digunakan
sebagai obat tradisional di Indonesia. Komposisi kimia yang terkandung dalam obat bahan alam
merupakan suatu komposisi yang kompleks, dapat ditentukan dengan menggunakan metode
spektroskopi. Penelitian ini untuk mendeterminasikan asal murbei yang berasal dari beberapa
daerah sebagai informasi dan kendali mutu dengan menggunakan metode Fourier Transform-Infra
Red Spectroscopy (FT-IR) dan kemometrik. Analisis FT-IR tanaman murbei (Morus alba Lour),
diperoleh hasil spektrum yang relatif sama dari 9 jenis sampel dari daerah yang berbeda. Spektrum
FT-IR yang diperoleh dikombinasikan dengan metode kemometrik menggunakan program Minitab
versi 16 dan The Unscrambler® 9.7. Hasil pengelompokan yaitu, Kelompok 1 (Cendana),
Kelompok 2 (Baraka dan Palangga), Kelompok 3 (Kalambe’ dan Cina), Kelompok 4 (Tikala dan
Bori), Kelompok 5 (Lemo) dan Kelompok 6 (Solie).

Kata kunci : Murbei, FT-IR, Kemometrik

78
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN Sehingga pada penelitian ini,


Indonesia terkenal dengan determinasi menggunakan bahan baku
kekayaan alam yang memiliki berbagai murbei dengan metode analisis
jenis tumbuhan yang berkhasiat spektroskopi dan kemometrik.
sebagai obat dan dimanfaatkan oleh Spektroskopi FT-IR dapat mengukur
masyarakat sebagai obat tradisional. secara cepat sampel tanpa merusak dan
Obat tradisioanal telah dikenal dan mampu menganalisis beberapa
telah digunakan secara turun temurun komponen secara serentak.
oleh masyarakat Indonesia. Pada Penggunaan FT-IR dalam analisis
zaman dahulu masyarakat mengenal tumbuhan masih terbatas karena
dan memakai tumbuhan sebagai salah matriks dan spektrum yang dihasilkan
satu upaya dalam penanggulangan cukup kompleks. Spektrum finger
masalah kesehatan yang dihadapinya. print FT-IR yang dihasilkan
Oleh karena itu dilakukan penelitian merupakan informasi data yang sangat
dan pengujian tumbuhan obat kompleks sehingga dapat
mengenai komponen aktifnya (Haris, menggambarkan secara menyeluruh
2011). karakteristik kimia suatu sampel.
Tanaman murbei (M. alba Lour) Perubahan yang terjadi pada posisi pita
merupakan salah satu jenis tanaman dan intensitasnya dalam spektrum FT-
yang berkhasiat obat. Daun murbei IR akan berhubungan dengan
dapat digunakan untuk obat batuk, perubahan komposisi kimia dalam
salesma, demam, hipertensi. Ekstrak suatu sampel. Oleh karena itu,
etanol daun murbei mengandung spektrum FT-IR dapat digunakan
quersetin dan anthosianin. Kedua untuk membedakan tumbuhan yang
macam senyawa tersebut termasuk satu dengan yang lainnya walaupun
dalam kelompok glikosida flavonoid. komposisi senyawa kimianya belum
Glikosida flavonoid merupakan diketahui secara pasti (Sun et al.,
senyawa fenol yang berperan sebagai 2010).
koagulator protein. Mengingat akan Metode kemometrik digunakan
pentingnya peranan senyawa untuk menemukan korelasi statistika
tumbuhan dalam pengembangan obat yang telah diketahui dari sampel.
yang berbasis bahan alam, maka perlu Dukungan kemometrik memperluas
dilakukan penelitian yang mengarah potensi spektroskopi FT-IR sebagai
pada deferensiansi asal geografis metode alternatif untuk menganalisis
bahan baku dari suatu tumbuhan komponen tumbuhan. Penggunaan
(Dwidjoseputro, 1994). data spektrum pada kisaran tertentu
dapat meningkatkan hasil analisis

79
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

kemometrik (Vazquez et al., 2000). dan perangkat lunak yang digunakan


Metode analisis ini dikembangkan yaitu program Minitab versi 16 dan
dengan memanfaatkan informasi pola The Unscrambler® 9.7.
finger print yang bersifat khas, sebagai Bahan yang digunakan dalam
variabel yang mempengaruhi penelitian ini adalah serbuk simplisia
penampakan kimiawi sampel seperti daun murbei, serbuk KBr.
aktivitas hayati dan konsentrasi (Wold Pengambilan Sampel
et al., 2001). Sampel diambil daribeberapa
Aplikasi kombinasi spektrum tempat di daerah Sulawesi Selatan
FT-IR dengan metode kemometrik yaitu: Bori’, Solie, Baraka, Cendana,
telah banyak digunakan di antaranya Kalambe’, Lemo, Cina, Palangga dan
model klasifikasi asal daerah meniran Tikala
(Dharmaraj et al., 2006), kadar Pengumpulan Sampel
senyawa atau golongan senyawa aktif Sampel penelitian yang
tumbuhan obat (Rohaeti et al., 2006), digunakan adalah daun murbei yang
metode deteksi pemalsuan atau diperoleh dari beberapa tempat di
diskriminasi bahan baku pangan atau daerah Sulawesi Selatan.
obat herbal (Liu et al., 2008), serta Sortasi Basah
prediksi kapasitas antioksidan total Sortasi dilakukan terhadap tanah
pada minuman anggur (Versari et al., dan kerikil, rumput-rumputan, bagian
2010). Pemakaian yang luas tersebut tanaman lain atau bagian lain dari
karena teknik ini memberikan hasil tanaman yang tidak digunakan dan
yang cukup teliti dan akurat. bagian tanaman yang rusak.
Pencucian
METODE PENELITIAN Pencucian dilakukan untuk
Alat dan Bahan menghilangkan tanah dan pengotor
Alat-alat yang digunakan lainnya yang melekat pada bahan
dalam penelitian ini antara lain alat simplisia. Pencucian dilakukan dengan
pembuat pellet, spektrofotometer FT- air bersih yang mengalir yang terdiri
IR, mortal dan timbangan. Alat dari air PAM dan sumur.
rekayasa perangkat lunak yang Perajangan
digunakan yaitu seperangkat komputer Perajangan bahan simplisia
merk Acer® dengan spesifikasi sebagai dilakukan dengan memotong kecil-
berikut : system processor intel (R) kecil secara melintang untuk
atom (TM) CPU N550 @ 1.50GHz mempermudah proses pengeringan.
1.50 GHz, memory (RAM) 1.00 GB,
system type 32-bit operating system

80
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Pengeringan Pengukuran Sampel dengan


Pengeringan dilakukan untuk Spektrofotometer FT-IR
mendapatkan simplisia yang tidak Sampel dalam bentuk pellet
mudah rusak, sehingga dapat disimpan kemudian diukur degan menggunakan
untuk jangka waktu lebih lama. spektrofotometer FT-IR, spektra
Pengeringan dilakukan di dalam lemari kemudian disimpan dengan
pengering. menggunakan nama yang sesuai. Data
Sortasi Kering hasil pengukuran diolah dengan
Sortasi setelah pengeringan menggunakan metode kemometrik
merupakan tahap akhir dari pembuatan dengan menggunakan program
simplisia yang bertujuan untuk Minitab Versi 16 dan The
®
memisahkan benda-benda asing seperti Unscrambler 9.7
bagian-bagian tanaman yang tidak
diinginkan dan pengotor lain yang HASIL DAN PEMBAHASAN
masih ada atau tertinggal pada Analisis spektra ft-ir disajikan dalam
simplisia kering. gambar 1 berikut:
Preparasi Sampel
Sampel daun murbei yang telah
dihaluskan ditimbang sebanyak 0,02
mg dan KBr sebanyak 0,2 mg.
Masing-masing dibuat satu ulangan,
kemudian KBr dan sampel yang sudah
ditimbang dimasukkan ke dalam
mortal. Campurkan dengan baik
hingga seragam dengan cepat karena
KBr dapat pula menyerap air. Hal ini
dapat menyebabkan saat mengempa
tidak akan menghasilkan pellet yang
baik. Sampel dan KBr yang telah
dicampur dimasukkan ke dalam alat
pembuat pellet. Proses ini berlangsung Gambar 1. Spektra FT-IR Murbei
dari daerah Baraka, Bori,
selama 10 menit kemudian pellet
Cendana, Palangga, Lemo,
dimasukan ke dalam wadah sampel. Kalambe’, Solie, Cina dan
Tikala

81
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Spektroskopi FT-IR merupakan menunjukkan adanya gugus C-H


suatu teknik analisis yang cepat, stretch (alkanes). Puncak bilangan
sederhana dan non-destruktif dengan absorbansi pada bilangan gelombang
seluruh sifat kimia dalam sampel dapat 2389,80 cm-1 dari daerah Bori’,
ditelusuri dan dimunculkan pada Cendana, Tikala, Kalambe’, Baraka
spektra FT-IR. Profil spektrum FT-IR dan Palangga; 2391,73 cm-1 dari
murbei yang digunakan memberikan daerah Solie; 2306,86 cm-1 dari daerah
pola yang sangat identik satu sama Bone dan Lemo menunjukkan adanya
lainnya terkecuali nilai absorbans tiap gugus H-C=O:C-H stretch (aldehida).
spektrum yang menandakan bahwa Puncak bilangan absorbansi pada
senyawa kimia yang dikandung hampir bilangan gelombang 1894,10 cm-1 dari
sama hanya berbeda pada kadarnya. daerah Bori’, Cina, dan Kalambe’;
Pengujian FT-IR dilakukan pada 1951,96 cm-1 dari daerah Cina
simplisia murbei. Setiap objek menunjukkan adanya gugus –C≡C-
pengamatan tersebut diukur sebanyak stretch (alkanes). Puncak bilangan
9 kali pengukuran menggunakan absorbansi pada bilangan gelombang
spektrofotometer FT-IR sehingga 1730,15 cm-1 dari daerah Bori’,
diperoleh 9 spektrum untuk tiap Cendana, Baraka, dan Lemo
sampel. menunjukkan adanya gugus C=O
Berdasarkan analisis dengan stretch (α,β unsaturated esters).
instrument FT-IR, diperoleh beberapa Puncak bilangan absorbansi pada
puncak absorbansi, pada bilangan bilangan gelombang 1651,07 cm-1 dari
gelombang 3352,26 cm-1 dari daerah daerah Bori’, Baraka, Kalambe’,
Bori’; 3365,78 cm-1 dari daerah Lemo, dan Palangga; 1951,96 cm-1 dari
Cendana, Cina, Baraka; 3390,86 cm-1 daerah Cina menunjukkan adanya
dari daerah Kalambe’, Solie; 2926,01 gugus –C=C- stretch (alkanes). Puncak
cm-1 dari daerah Tikala; 3367,71 cm-1 bilangan absorbansi pada bilangan
dari daerah Lemo; 3363,86 cm-1 dari gelombang 1548,84 cm-1 dari daerah
daerah. Palangga menunjukkan adanya Bori’, Cendana, Solie, Tikala, Duri,
gugus N-H sretch (10, 20 Lemo, Palangga; 1550,77 cm-1 dari
amines,amides). daerah Kalambe’ menunjukkan adanya
Puncak absorbansi pada gugus N-O stretch (asymmetric).
-1
bilangan gelombang 2926,01 cm dari Puncak bilangan absorbansi pada
daerah Bori’, Kalambe’, Baraka, Lemo bilangan gelombang 1442,75 cm-1 dari
dan Palangga; 2924,09 cm-1. Dari daerah Bori’; 1421,54 cm-1 dari daerah
daerah Cendana, Solie dan Cina; Cendara, Solie, Baraka, dan Palangga;
2862,36 cm-1 dari daerah Tikala 1423,37 cm-1 dari daerah Cina;

82
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

1444,68 cm-1 dari daerah Tikala; gelombang 1649,14 cm-1 dari daerah
1409,96 cm-1 dari daerah Lemo Solie menunjukkan adanya gugus N-H
menunjukkan adanya gugus C-H bend bend (10 amines). Puncak bilangan
(alkana). Puncak bilangan absorbansi absorbansi pada bilangan gelombang
pada bilangan gelombang 1323,17 cm- 1732,08 cm-1dari daerah Cina dan
1
dari daerah Bori’, Tikala, Palangga menunjukkan adanya gugus
Kalambe’,Baraka, Lemo dan –C=O stretch (aldehydes,
-1
Palangga; 1325,10 cm dari daerah saturated,aliphatic). Puncak bilangan
Baraka, Solie dan Cina menunjukkan absorbansi pada bilangan gelombang
adanya gugus C-N stretch (aromatic 1548,84 cm-1 dari daerah Bone
amines). menunjukkan adanya gugus C-C
Puncak bilangan absorbansi pada stretch( in-ring) (aromatis).
bilangan gelombang 1246,06 cm-1 dari Puncak bilangan absorbansi pada
daerah Bori’, Cina,Tikala, Kalambe’; bilangan gelombang 860,25 cm-1 dari
1242,16 cm-1 dari daerah Solie; derah Solie menunjukkan adanya
1244,09 cm-1 dari daerah Baraka, gugus fungsi C-H “oop” (aromatic).
Palangga; 1247,94 cm-1 dari daerah Puncak bilangan absorbansi pada
Lemo menunjukkan adanya gugus C-N bilangan gelombang 1732,08 cm-1 dari
stretch (aliphatic amines). Puncak daerah Tikala menunjukkan adanya
bilangan absorbansi pada bilangan C=O stretch (aldehydes, saturated
gelombang 771,53 cm-1 dari daerah diphatic). Puncak bilangan absorbansi
Bori’, Tikala, Lemo; 767,67 cm-1 dari pada bilangan gelombang 1894,10 cm-
1
daerah Solie; 769,60 dari daerah Cina dari daerah Kalambe’ dan Lemo;
dan Palangga; 773,46 cm-1 dari daerah 2004,04 cm-1 dari daerah Palangga
Kalambe’dan Baraka menunjukkan menunjukkan adanya gugus -C≡C-
adanya gugus C-Cl stretch (alkyl stretch (alkynes).
halides). Pola spektrum yang identik ini
Puncak bilangan absorbansi pada menyebabkan sulit untuk membedakan
bilangan gelombang 1242,16 cm-1 dari kesembilan jenis murbei dengan hanya
daerah Cendana menunjukkan gugus menggunakan spektrum FTIR. Oleh
fungsi C-O stretch (alkoholos, karena itu diperlukan bantuan metode
carboxylic, acids, esters,ethers). kemometrik untuk dapat membedakan
Puncak bilangan absorbansi pada kesembilan jenis murbei.
bilangan gelombang 769,60 cm-1 dari Membedakan 9 daerah
daerah Cendana menunjukkan gugus pengambilan sampel murbei menjadi
fungsi C-H rock alkana. Puncak penting untuk dilakukan dalam rangka
bilangan absorbansi pada bilangan identifikasi murbei sebelum digunakan

83
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

dalam produk komersialnya. Selama sehingga kita dapat melakukan


ini proses identifikasi dan autentikasi pengenalan pola untuk
umumnya menggunakan analisis mengelompokkan tanaman murbei
mikroskopik dan makroskopik yang berdasarkan asal daerahnya. Hal ini
terkadang tidak terlalu akurat. Saat ini, dikarenakan kerumitan data spektrum
kombinasi spektrum Finger print FT- yang didapatkan dan juga banyaknya
IR dan kemometrik menjadi pilihan kemiripan dari spektrum yang
yang atraktif untuk tujuan di atas. dihasilkan. Analisis PCA dilakukan
Kombinasi ini telah banyak digunakan pada data yang telah didapatkan
dalam identifikasi dan autentikasi melalui hasil pengukuran. Pengukuran
tumbuhan obat untuk tujuan klasifikasi dilakukan pada sampel murbei daerah
asal geografis, deteksi bahan pemalsu Kalambe, Tikala, Bori, Solie, Lemo,
dan membedakan tumbuhan yang Cendana, Palangga, Baraka, Cina.
berkerabat dekat. Dalam penelitian ini Dengan menggunakan PCA data yang
digunakan analisis komponen utama berukuran besar ini selanjutnya
dan analisis diskriminan untuk direduksi menjadi komponen utama
identifikasi dan autentikasi murbei. atau principle component (PC) yang
Sebelum digunakan dalam pembuatan dapat mewakili struktur dan varians
model diskriminasi dengan tujuan dalam data (Miller dan Miller, 2000).
dapat melakukan identifikasi dan
autentikasi murbei, seluruh spektrum
murbei diberi proses pendahuluan
seperti normalisasi dan koreksi garis
dasar yang dimaksudkan untuk
menghindari masalah akibat geseran
garis dasar dan untuk meningkatkan
resolusi spektrum yang berimpitan Gambar 2. Data Scoreplot PC1 dan
(perbaikan informasi data). Adanya PC2
proses pendahuluan akan Hasil ini diperkuat dengan score
menyebabkan karakter khas dari plot antara PC 1 dan PC 2 pada
spektrum menjadi lebih terkuantisasi gambar yang menunjukkan bahwa
sehingga faktor-faktor penciri menjadi sampel murbei dari beberapa daerah
semakin spesifik. sudah dapat terpisah dan
Analisis PCA merupakan salah dikelompokkan dengan baik.
satu teknik kemometrik yang dapat Pengelompokkan murbei dengan asal
digunakan untuk mengekstrak daerah yang sama berada saling
informasi dari data yang didapatkan berdekatan karena kemiripan sifat dan

84
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

komposisi kimia yang dimilikinya.


Sampel murbei asal daerah Baraka
terlihat pada daerah kuadran 1, sampel
murbei asal daerah Bori, Tikala, Solie
terlihat mengelompok pada daerah
kuadran 2, sampel murbei asal daerah
Baraka, Kalambe’, Palangga terletak
diantara kuadran 3. Sedangkan sampel
Murbei asal Lemo dan Cina terletak Gambar 3. Proporsi varians PC
pada kuadran 4. Dua komponen utama
(PC1, PC2 digunakan untuk Analisis PCA dilakukan dengan
menerjemahkan data-data karena cara mencari 9 buah PC yang pertama
keduanya telah dapat menjelaskan dari data matriks. Masing-masing PC
44% dari total keragamanyang ada ini memiliki proporsi varians yang
pada data. Hasil analisis PCA (PC 1 = berbeda-beda seperti yang ditunjukkan
29% dan PC 2 = 73%) menunjukkan pada Gambar 3.
bahwa masing-masing daerah PC 1 memiliki nilai varians
pengambilan sampel dikelompokkan terbesar yaitu sebesar 44%,
ke dalam jarak yang berbeda satusama selanjutnya diikuti oleh PC 2 dengan
lain. Jarak antara sampel menunjukan nilai varians sebesar 29 %, Sedangkan
kesamaan antar sampel. Semakin PC 3 sampai PC 8 hanya
jauhjarak, maka semakin sedikit menggambarkan 0% varians dalam
kesamaan yang dimiliki antara sampel data. Nilai dari PC 1 yang terbesar
tersebut (Miller dan Miller, 2000). karena PC 1 dibuat dengan
Dari Gambar 3. dapat dilihat bahwa memaksimalkan varians dalam data.
daerah pengambilan simplisia PC selanjutnya dibuat dengan
dipisahkan dalam kuadran yang memaksimalkan residual atau varians
berbeda dan jarakyang cukup jauh. Hal yang tertinggal dalam data setelah
ini diartikan bahwa masing-masing menghitung PC 1 (Breton, 2003).
dari sampel tersebutmemiliki Sehingga seluruh PC dapat
karakteristik yang dapat dibedakan menjelaskan varians dari data dengan
satu sama lain. total 73%.
Berdasarkan nilai proporsi
varians pada gambar 6. maka score
plot dibuat menggunakan nilai PC 1
dan PC 2. PC 1 dan PC 2 dapat
mewakili varians sebesar 73% (PC 1 =

85
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

44% dan PC 2 = 29%). Menurut


(Breton, 2003), score plot dengan
menggunakan dua buah PC yang
pertama biasanya paling berguna
karena kedua PC ini menggambarkan
varians yang terbesar dari data. Hal ini
mengindikasikan bahwa hanya dengan
dua PC pertama sudah dapat dibuat Gambar 5. Score plot hasil analisis PC
model PCA yang baik.
Dari Gambar 5 terlihat bahwa
hanya 2 komponen utama (KU)
pertama yang memiliki eigenvalue
lebih besar dari 1 dan terdapat
penurunan yang tajam antara
komponen utama 1 dan komponen
utama 2. Sementara setelah komponen
utama 2 penurunan mulai tidak
Gambar 4. Score plot hasil analisis signifikan (lebih landai) sampai
PCA komponen utama 9.
Nilai PC1 dan PC2 dalam kurva Jika hanya diambil satu
score plot digunakan sebagai dasar komponen utama yang ke-1 nilai
pembeda dari daerah pengambilan eigenvaluenya masih besar sehingga
murbei yang berbeda. Semakin dekat dianggap belum dapat
letak antara sampel pada score plot menggambarkan keragaman total,
maka semakin besar kemiripannya. tetapi jika ditambahkan komponen
Hasil analisis PCA menunjukkan utama ke-2, nilai eigenvalue
perbedaan daerah pengambilan murbei kumulatifnya menjadi 73 %. Nilai ini
dari daerah yang berbeda. dianggap sudah menggambarkan
keragaman total. Ini berarti apabila
kedelapan peubah (X1 sampai X8)
akan direduksi menjadi dua peubah,
maka kedua peubah tersebut sudah
dapat menjelaskan persen dari total
keragaman kedelapan peubah tersebut.

86
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Tikala, Bori’, Palangga, Lemo,


Baraka, Kalambe’ dan Cina memiliki
jarak yang paling jauh dari titik awal
terhadap sumbu Y yang menunjukkan
bahwa variabel daerah Cendana dan
Solie memiliki kontribusi yang paling
besar terhadap pembentukan PC2.
Gambar 6. Kurva Loading Plot hasil Variabel gugus fungsi
proses PCA memberikan kontribusi terhadap
pembentukan niali dari PC1 dan
Loading plot digunakan untuk PC2.Kontribusi variabel gugus fungsi
menentukan variabel gugus fungsi dengan hasil observasi dapat dilihat
yang paling berkontribusi dalam pada kurva biplot yang dihasilkan pada
pembentukan nilai principal analisis PCA.
komponen.Kontribusi variabel gugus
fungsi dalam loading plot dapat dilihat
dari jarak yang digunakan. Semakin
jauh jarak satu variabel dari titik awal
atau titik 0,0, maka kontribusi variable
terhadap proses PCA akan semakin
besar. Variabel-variabel yang
berdekatan satu sama lain memiliki
hubungan yang berbanding lurus
Gambar 7. Diagram dendogram
(directly proportional) dan disebut
hasil cluster analysis
juga co-linearity, sedangkan variable
yang berjauhan dan saling berlawanan
Analisis ini bertujuan untuk
adalah variabel-variabel yang
mengetahui bobot nilai karakter
berhubungan secara terbalik (inversely
pembeda dalam setiap pemisahan
proportional).
individu. Kedekatan hubungan
Variabel daerah Tikala, Bori’,
kekerabatan yang dimiliki oleh 9 jenis
Palangga, Lemo, Baraka, Kalambe’
sampel tanaman murbei dapat dilihat
dan Cina memiliki jarak yang paling
dari konstruksi dendrogram yang
jauh dari titik awal terhadap sumbu X
terbentuk dengan didukung oleh hasil
yang menunjukkan bahwa daerah
analisis komponen utama. Dari gambar
memiliki kontribusi yang paling besar
dendrogram, dapat diketahui bahwa
terhadap pembentukan PC1. Di
semakin kecil nilai kesamaan dari
samping itu, untuk variabel daerah

87
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

garis yang menghubungkan antara analysis memiliki kemiripan pada


sampel satu dengan yang lain, maka sumbu vertical. Metode cluster
semakin besar perbedaan yang dimiliki analysis yang digambarkan bersifat
antar sampel tersebut. hirarki, yang berarti bahwa sekali
Cluster analysis yang objek telah ditandai pada suatu
tercermin dari gambar dendrogram kelompok maka proses ini tidak dapat
ditiap daerah yang berbeda dibalik. Untuk metode nonhirarki,
memperlihatkan adanya pengaruh maka kebalikannya akan berlaku.
lingkungan tempat tumbuh sebagai Selanjutnya tiap tanaman murbei
faktor eksternal. Hal ini terlihat dari ditandai pada suatu cluster yang
perbedaan yang tampak atau pusatnya adalah terdekat. Ketika suatu
kelompok-kelompok yang terbentuk cluster kehilangan atau memperoleh
berdasarkan kemiripan sifat atau suatu titik, maka posisi pusat (sentroid)
karakter yang dimiliki oleh masing- akan dihitung balik. Proses ini
masing sampel. Semakin banyak dilanjutkan sampai tiap titik berada
persamaan ciri, maka semakin dekat dalam cluster yang sentoidnya adalah
hubungan kekerabatannya. Sebaliknya terdekat.
semakin banyak perbedaan ciri, maka
semakin jauh hubungan KESIMPULAN
kekerabatannya. Kecilnya perbedaan Berdasarkan hasil penelitian yang
yang ditimbulkan menunjukkan bahwa telah dilakukan, dapat disimpulkan
secara morfologi terdapat banyak bahwa;
kesamaan tanaman meskipun berasal 1. Analisis FT-IR tanaman murbei (M.
dari daerah yang berbeda. alba Lour) tumbuh ditempat yang
Dendogram hasil cluster analysis berbeda secara geografis, diperoleh
terbagi menjadi 3 kelompok besar, hasil spektrum yang relatif sama
pengelompokan dilakukan berdasarkan dari 9 jenis sampel tersebut.
kemiripan antar variabel yang 2. Kelompok 1 (Cendana), Kelompok
digunakan. Hasil cluster analysis 2 (Baraka dan Palangga), Kelompok
menunjukkan bahwa semakin rendah 3 (Kalambe’ dan Cina), Kelompok
nilai distance atau jarak antar sampel 4 (Tikala dan Bori), Kelompok 5
maka memiliki ketidak samaan yang (Lemo) dan Kelompok 6 (Solie)
rendah atau kesamaan yang tinggi
(Ariawan, 2000). Dengan demikian DAFTAR PUSTAKA
dapat diketahui bahwa dendogram Ariawan, I., 2000, Analisis Kategorik,
yang dihasilkan untuk pengelompokan Jakarta: FK UI
9 daerah murbei dengan cluster

88
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Breton, R.G., 2003, Chemometrics: Dwidjoseputro, 1994, Dasar-Dasar


Data Analysis for The Mikrobiologi, Djakarta:
Laboratory and Chemical Penerbit Djambatan
Plant. Bristol: Wiley
Haris, 2011, Obat tradisioanal,
Chen, H., et. al., 2007, Visible and Universitas Sanata Dharma,
Near Infrared Spectroscopy for Yogyakarta.
Rapid Detection of Citric and
Tartaric Acids in Orange Juice, Hollas, J., M., 2004, Modern
J Food Engineering, 82 : 253- Spectroscopy, Ed ke-4.New
260 York: J Wiley.

Christian, G.D., 1986, Analytical Liu Chen, et.al., 2008, Differentiation


Chemistry.Ed ke-4.New York: of The Root of Cultivated
J Wiley.Fessenden & Ginseng, Mountain Cultivated
Fessenden.1986. Kimia Ginseng and Mountain Wild
Organik jilid 1. Ed. Ke-3. Ginseng using FT-IR and Two-
Pudjaatmaka AH, penerjemah. Dimensional Correlation IR
Jakarta: Erlangga. Terjemahan Spectroscopy. J. Mol. Struc.,
dari OrganicChemistry 883-884 : 228-235

Departemen Kesehatan RI., 1997, Miller, J.C., Miller J., N., 2000,
Farmakope Indonesia, Ed. III: Statistic and Chemometrics for
Jakarta. Fessenden & Analytical Chemistry, Ed ke-4,
Fessenden.1989. Kimia Harlow: Pearson Education.
Organik jilid 1. Ed. Ke-3.
Pujaatmaka AH, penerjemah. Murad, A.A., et.al., 2006, The use of
Jakarta: Erlangga. Terjemahan Fourier transform
dari Organic Chemistry infraredspectroscopy to
differentiate Escherichia coli
Dharmaraj, S., et al., 2006, The 157:H7 from other bacteria
Classification of Phyllanthus inoculated Intoapple juice, J
niruri Linn, According to Food Microb 23: 162-168.
Location by Infrared
Spectroscopy, Vibrational Naes, T., et al., 2002, A User-Friendly
Spectrosc, 41 : 68-72 Guide to Multivariate

89
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Calibration and Classification, Varmuza, K., 2002, Applied


Chichester: NIR Publications. chemometrics: fromchemical
data to relevant information.
Rohaeti, E., et.al., 2006, Rapid 1stConverence on Chemistry.
Analysis of Total Flavonoids Kairo, Mesir.
from Medicinal Herb:
Interpretation of Chemometrics Vazquez, P. P., et al., 2000,
on Infrared Spectra of Comparison of calibration
Phyllantus niruri, Prosiding of methods with and without
The 2006 Seminar on feature selection for the
Analytical Chemistry 9 Maret analysis of HPLC data. Anal
2006, Departemen Kimia Sci 16: 49-55.
Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Versari, A., et al., 2010, Prediction of
Total Antioxidant Capacity of
Samsijah & Andadari, 1992, Petunjuk Red Wine by Fourier
Teknis Budidaya Murbei Transform Infrared
(Morus sp). Pusat Penelitian Spectroscopy, Food Control,
dan Pengembangan Hutan dan 21 : 786–789
Konservasi Alam, Bogor.

Sun, S., et. al., 2010, Application of


mid-infrared spectroscopy in
the qualitycontrol of traditional
Chinese medicines. Planta
Medica76: 1987-1996.

Syahruni, R., Hardianti, B., Nisa, M.,


Teknologi Bahan Alam,
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi.
Makassar.

Wold, S., et.al., 2001, PLS-


Regression: a BasicTool of
Chemometrics, Chemom. Intell.
Lab. Syst., 58 :p 109-130

90

Anda mungkin juga menyukai