Penulis, Judul Rita Dwi Ratnani, Indah Hartati, Yance Anas, Devi Endah P. dan
Dita Desti D. Khilyati, STANDARDISASI SPESIFIK DAN NON
Jurnal, Halaman
SPESIFIK EKSTRAKSI HIDROTROPI ANDROGRAPHOLID
DARI SAMBILOTO (Andrographis paniculata)
Teori Salah satu senyawa aktif dari bahan alam yang memiliki aktivitas
antimalaria adalah andrographolide yang berasal dari tanaman
sambiloto (WHO, 2001). Misra (1992) melaporkan ekstrak
sambiloto dapat menghambat pertumbuhan Plasmodium berghei
penyebab malaria pada manusia. Andrographolide juga bersinergi
baik dengan kurkumin dan artesunate. Secara in vivo,
andrographolide-kurkumin memiliki aktivitas antimalaria 81%
lebih tinggi dibandingkan control dan mampu memperpanjang
umur hingga 2-3 kali (Mishra dkk., 2011). Ekstrak metanol,
kloroform dan petroleum eter dari sambiloto juga dilaporkan
mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Plasmodium
falciparum secara in vitro pada stadium shizontosida
(Widyawaruyanti, 1999). Sementara itu, Widyowati (2003)
menyatakan bahwa beberapa isolat sambiloto mampu menghambat
pertumbuhan Plasmodium falciparum pada stadium gametosit in
vitro.
Paraf pembimbing
1
Literatur 2
Paraf pembimbing
1
Literatur 3
Paraf pembimbing
1
Literatur 4
Paraf pembimbing
1
Literatur 5 Internasional
Metode Pada penentuan parameter spesifik ini dilakukan identitas dilihat dari
deskripsi tatanama, nama lain tumbuhan dan bagian tumbuhan yang
digunakan, penetapan organoleptic dengan menggunakan panca indra
meliputi bantuk, warna, rasa dan bau. Penentuan kadar senyawa
terlarut dalam pelarut tertentu dengan menggunakan aspek kadar
senyawa larut aquadest dan kadar senyawa larut etanol. Setelah itu
dilakukan kromatografi lapis tipis untuk mendapatkan profil
kromatogramnya.
Hasil Analisis kimia dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Lapis
Tipis. Profil kromatogram Standar andrographolide ditunjukkan pada
Gambar 2.a. Profil kromatogram standar andrographolide telah
ditunjukkan pada faktor retensi 0,56-0,58. Sedangkan profil
kromatogram hidrotropik microwave sambiloto
Ekstrak ekstraksi berbantuan ditunjukkan pada Gambar 2.
Paraf
pembimbing
1
Literatur 6 Internasional
Studi Mikroskopis
Ada delapan fragmen pengenal di masing-masing sambiloto dari
dua tempat berbeda. Mesofil jaringan dengan tulang daun
diidentifikasi (gbr. 2A). Fragmen lain ditemukan sebagai stomata
dengan tipe diacytic (gbr. 2B) dan xilem dengan tipe titik (gbr. 2C)
dan tipe tangga (gbr. 2D). Cystolith dulu ditemukan di dinding
epidermis (gbr. 2E). Itu trikoma ditemukan di daun (gbr. 2F) dan
chollenchyma sering ditemukan di batang (gbr. 2G).
Keterkaitan Jurnal ini mempunyai keterkaitan dengan Skripsi yang akan di buat
dengan Skripsi yaitu kesamaan tentang tanaman dan metode yang digunakan
Paraf
pembimbing 1
Literatur 7 Internasional
Paraf
pembimbing 1
Literatur 8 Internasional
Keterkaitan Jurnal ini mempunyai keterkaitan dengan Skripsi yang akan di buat
dengan Skripsi yaitu kesamaan tentang tanaman dan metode yang digunakan
Paraf
pembimbing 1
Literatur 9
Paraf
pembimbing 1
Literatur 10
Penulis, Judul Dwi Mei Ariani Puluhulawa. Moh. Adam Mustapa. Nurhayati
Bialangi, UJI AKTIVITAS ANTIMALARIA SECARA IN-
Jurnal, Halaman
VITRO KOMBINASI EKSTRAK HERBA SURUHAN
(PEPEROMIA PELLUCIDA L. KUNTH) DAN DAUN
SAMBILOTO (ANDROGRAPHIS PANICULATA NESS)
TERHADAP PLASMODIUM FALCIPARUM
Teori Masyarakat umum telah lama memiliki ramuan-ramuan tradisional
yang digunakan sebagai bahan obat antimalaria. Tanaman yang
sering digunakan sebagai antimalaria secara tradisional yaitu
tanaman Suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth) dan Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness).
Sambiloto (A. paniculata Ness) merupakan salah satu tanaman
obat yang secara empiris sudah lama digunakan sebagai
antimalaria. Menurut Resi (2014), hasil uji aktivitas antimalaria
secara in vitro menunjukkan bahwa senyawa andrografolida aktif
sebagai antimalaria dengan nilai IC50 0,220 μg/mL dibandingkan
dengan ekstrak etanol yang memiliki aktifitas baik - sedang.
Selain itu secara empiris herba
suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth) juga pada umumnya
digunakan oleh masyarakat untuk mengobati malaria, obat abses,
bisul jerawat, penyakit kulit, sakit kepala, mengurangi nyeri pada
rematik dan rematik gout (Martínez et al., 2013 dalam Bialangi,
2016).
Metode Preparasi Skrining Kombinasi Antimalaria
Uji skrining antimalaria dilakukan dengan membuat 7
perbandingan kombinasi ekstrak herba suruhan dan daun
sambiloto yaitu 50:50, 20:80, 30:70, 40:60, 60:40, 70:30, 20:80.
Prosedur pembuatannya yaitu melarutkan terlebih dahulu
masingmasing ekstrak sebanyak 10 mg dalam 100 μl DMSO
(dimetil sulfoksida) dan diencerkan sampai 20 μg/mL (larutan
induk) kemudian dipipet larutan induk sebanyak 500 μl dan
dimasukkan ke dalam 7 tabung sentrifuge, kemudian masing-
masing tabung ditambahkan dengan perbandingan ekstrak herba
suruhan dan ekstrak sambiloto yang sebelumnya sudah dilarutkan
dengan DMSO setelah itu dipipet 500 μL lagi dan dimasukkan ke
dalam microwell dan ditambahkan pula 500 μL parasite yang telah
disinkronisasi ke dalam microwell. Kemudian di inkubasi
selama 48 jam pada suhu 37o C
Preparasi Sampel Hasil Skrining Kombinasi Antimalaria
Sebanyak 10 mg masing-masing ekstrak dilarutkan dalam 100 μL
DMSO (Dimetil Sulfoksida) (larutan stok). Larutan stok tersebut
selanjutnya diencerkan dengan media lengkap sehingga diperoleh
konsentrasi 0,01; 0,1; 1; 10; 100 μg/mL, kemudian dimasukkan ke
dalam microwell. Sebanyak 500 μL suspensi parasit yang berasal
dari stok dengan tingkat parasitemia ±1% dan hematokrit 5%
dimasukkan ke dalam microwell yang telah berisi larutan stok
dengan berbagai konsentrasi. Setelah itu masing-masing well
ditambahkan larutan uji ekstrak metanol kombinasi dengan
perbandingan tertentu yang telah melalui tahap skrining. Plat well
dimasukkan ke dalam candle jar dan diinkubasi pada suhu 37oC
selama 48 jam.
Hasil uji skrining antimalaria dengan membuat 7 perbandingan
kombinasi ekstrak herba suruhan dan ekstrak sambiloto. Adapun 7
perbandingan tersebut yaitu 50:50, 20:80, 30:70, 40:60, 60:40,
70:30, 20:80. Uji skrining antimalaria dilakukan dengan
melarutkan ke dalam 100 μL DMSO (dimetil sulfoksida) masing-
masing ekstrak sebanyak 10 mg dan diencerkan sampai 20 μg/mL
kemudian ditambahkan dengan perbandingan ekstrak herba
suruhan dan ekstrak sambiloto selanjutnya diambil 500 μL ke
dalam microwell dan 500 μL parasit yang telah disinkronisasi.
Kemudian diinkubasi selama ±48 jam. Setelah proses inkubasi
kemudian dibuat slide apusan darah tipis untuk mengetahui jumlah
parasit yang terinfeksi. Pengamatan parasit yang terinfeksi dapat
dipermudah dengan pemberian pewarna giemsa. Aktivitas
antimalarial dapat diperoleh dari perhitungan jumlah parasit yang
tumbuh dalam microwell. Hasil yang diperoleh dari uji skrining
antimalaria yaitu pada perbandingan 80 : 20 (ekstrak herba
suruhan : ekstrak sambiloto) yang dapat menghambat 50%
parasite. Dari hasil uji pendahuluan, perbandingan yang akan
digunakan pada uji aktivitas antimalaria adalah 80 : 20 (ekstrak
herba suruhan : ekstrak sambiloto).
Keterkaitan Jurnal ini mempunyai keterkaitan dengan Skripsi yang akan di
dengan Skripsi buat yaitu kesamaan tentang tanaman yang akan digunakan dan
dosis yang akan digunakan untuk pengujian standarisasi kombinasi
herba suruhan dan herba sambiloto yang digunakan
Paraf
pembimbing 1