Anda di halaman 1dari 4

Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Rendemen Andrografolid dari Herba

Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)


(Susanti, N. M. P., Warditiani, N. K., Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I.)

PERBANDINGAN METODE EKSTRAKSI MASERASI DAN REFLUKS


TERHADAP RENDEMEN ANDROGRAFOLID DARI HERBA SAMBILOTO
(Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)

Susanti, N. M. P. 1, Warditiani, N. K. 1, Laksmiani, N. P. L.1, Widjaja, I. N. K..1, Rismayanti, A. A. M. I.1


1
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana

Korespondensi: Ni Made Pitri Susanti


Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837
Email: p_susanti@yahoo.com

ABSTRAK
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) merupakan tanaman dengan kandungan kimia
utamanya adalah andrografolid. Salah satu metode ekstraksi yang paling umum dan sering digunakan
untuk menyari kandungan kimia dari suatu tanaman adalah maserasi. Namun teknik maserasi kurang
efisien karena membutuhkan waktu cukup lama dalam pengerjaannya dan hanya dilakukan perendaman
tanpa bantuan gaya lain. Metode ekstraksi lainnya seperti refluks diharapkan mampu menghasilkan
rendemen yang tinggi serta waktu yang lebih singkat. Penelitian ini bertujuan mengetahui rendemen
andrografolid yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan metode maserasi dan refluks.
Penentuan rendemen dilakukan dengan mengitung jumlah andrografolid yang diperoleh berbanding
dengan konsentrasi andrografolid yang ditotolkan. Penentuan jumlah andrografolid dilakukan dengan
menghitung kadar andrografolid menggunakan metode KLT-spektrofotodensitometri. Digunakan fase
diam silika gel 60 GF254 kemudian dielusi dengan campuran pelarut kloroform dan metanol (9:1) v/v. Plat
dipindai dengan TLC Scanner 3 (CAMAG) pada panjang gelombang 230 nm.
Rendemen amdrografolid yang diperoleh dengan metode refluks sebesar 0,72%b/b dan rendemen
menggunakan metode maserasi sebesar 0,62%b/b. Rendemen yang diperoleh dengan menggunakan
metode refluks lebih tinggi dibandingkan maserasi. Hal ini dapat disebabkan tidak adanya bantuan gaya
lain pada maserasi yang hanya dilakukan perendaman sehingga osmosis pelarut ke dalam padatan
berlangsung statis meskipun telah dilakukan pergantian pelarut dengan metode remaserasi sedangkan
pada metode refluks, adanya penambahan panas dapat membantu meningkatkan proses ekstraksi.

Kata kunci: maserasi, refluks, andrografolid, rendemen

1. PENDAHULUAN
Sambiloto dengan nama latin (Pratiwi, 2010), ultrasonikasi (Nurasiah, 2010),
Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees sokletasi (Rais, 2014), namun teknik ekstraksi
merupakan salah satu tanaman yang saat ini tersebut memerlukan waktu yang cukup lama
penggunaannya sedang berkembang dalam dalam pengerjaannya, membutuhkan biaya
pengobatan tradisional. Andrographis yang mahal serta tingginya kehilangan senyawa
paniculata (Burm.f.) Nees mengandung andrografolid yang diinginkan (Jadhao dan
diterpen lakton yang terdiri dari andrografolid, Thorat, 2014).
neoandrografolid, deoksiandrografolid dan Maserasi merupakan metode yang paling
isoandrografolid. Andrografolid merupakan umum digunakan untuk ekstraksi andrografolid
komponen mayor dari Andrographis paniculata karena mudah dilakukan dan menggunakan alat
yang telah dilaporkan memiliki beragam efek yang sederhana. Namun, teknik maserasi
farmakologi (Chao dan Lin, 2010). Berbagai kurang efisien karena membutuhkan waktu
teknik ekstraksi andrografolid telah cukup lama dalam pengerjaannya dan hanya
dikembangkan, diantaranya seperti perkolasi dilakukan perendaman tanpa bantuan gaya lain

29

Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Rendemen Andrografolid dari Herba
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)
(Susanti, N. M. P., Warditiani, N. K., Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I.)

sehingga osmosis pelarut ke dalam padatan berturut-turut tidak lebih dari 0,25% (DepKes
berlangsung statis (Nurasiah, 2010). Metode RI, 1986).
ekstraksi lainnya seperti refluks diharapkan 2.2.3 Ekstraksi andrografolid dengan metode
mampu menghasilkan rendemen yang tinggi maserasi
serta waktu yang lebih singkat. Refluks Ekstraksi dilakukan dengan metode
merupakan metode ekstraksi dengan bantuan maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.
pemanasan dan mampu mengekstraksi Sebanyak 1 kg serbuk sambiloto (Andrographis
andrografolid yang merupakan senyawa tahan paniculata (Burm.f.) Nees) dimaserasi dengan
panas (Pratiwi, 2010; Mohan et al., 2013). 5 L etanol 96% selama 2 hari. Kemudian
Dengan demikian perlu dilakukan disaring dan ampasnya diremaserasi sebanyak
penelitian mengenai perolehan rendemen pada dua kali dengan 2,5 L etanol 96% masing-
ekstraksi andrografolid menggunakan metode masing selama 1 hari. Maserat dijadikan satu
maserasi dan refluks. kemudian diuapkan dengan vacum rotary
evaporator (Eyela) pada suhu 60C hingga
2. BAHAN DAN METODE diperoleh ekstrak kental.
2.1 Bahan 2.2.4 Ekstraksi andrografolid dengan metode
Sampel tanaman yang digunakan adalah refluks
serbuk kering herba sambiloto (Andrographis Ekstraksi dilakukan dengan metode
paniculata (Burm.f.) Nees) yang diperoleh dari refluks menggunakan pelarut etanol 96%.
Kulonprogo, Yogyakarta. Sebanyak 50 gram serbuk sambiloto direfluks
Bahan kimia dan pelarut yang digunakan dengan menggunakan pelarut sebanyak 75 mL.
pada penelitian ini yaitu etanol 96% (Brataco), Refluks dilakukan selama 6 jam pada suhu
metanol p.a. (Merck) dan kloroform p.a. 70C. Hasil ekstraksi disaring dengan kertas
(Merck) sebagai fase gerak, standar saring Whatman No. 41 kemudian ditera
andrografolid dengan kemurnian 98% (Sigma- dengan etanol 96% hingga diperoleh volume 75
Aldrich) serta fase diam yang digunakan adalah mL. Diambil sebanyak 5 mL dan disimpan
plat KLT silika gel 60 F254 (Merck-Germany). dalam vial untuk dianalisis.
2.3.5 Penentuan rendemen
2.2 Prosedur Penelitian Penetapan kadar andrografolid dilakukan
2.2.1 Determinasi tanaman sambiloto dengan menggunakan KLT-
Determinasi tanaman dilakukan dengan Spektrofotodensitometri. Digunakan plat KLT
cara membandingkan sampel sambiloto silika gel 60 F254, kemudian plat dicuci dengan
(Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) yang metanol dan diaktivasi pada suhu 110oC selama
akan digunakan dengan data pustaka acuan. 30 menit. Sampel dan standar andrografolid
Determinasi tanaman dilakukan di UPT Balai ditotolkan pada masing-masing plat dengan
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya volume penotolan sebanyak 10 L
BaliLIPI. menggunakan penotol automatic TLC sampler
2.2.2 Penetapan kadar air serbuk sambiloto 4 (CAMAG). Plat dielusi pada chamber
Lebih kurang 1 gram herba sambiloto (CAMAG) yang telah jenuh dengan fase gerak
ditimbang menggunakan botol timbang yang campuran kloroform : metanol (9:1). Plat yang
telah diketahui beratnya. Serbuk yang telah telah dielusi kemudian dimasukkan ke dalam
ditimbang kemudian dikeringkan dalam oven oven (Memmert) pada suhu 60oC selama 5
pada suhu 105C selama 30 menit. Kemudian menit. Diamati pemisahan tiap bercak pada plat
dinginkan dalam desikator dan ditimbang. secara visual, di bawah sinar UV 254 nm dan
Selanjutnya dilakukan pemanasan kembali UV 366 nm. Plat discan dengan menggunakan
dalam oven selama 30 menit, dinginkan dalam densitometer CAMAG TLC Scanner 4 pada
desikator dan ditimbang kembali. Dilakukan panjang gelombang maksimum andrografolid
pekerjaan yang sama sampai berat konstan dan rentang panjang gelombang 200-400 nm.
yaitu perbedaan antara dua penimbangan Penentuan rendemen andrografolid dengan

30

Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Rendemen Andrografolid dari Herba
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)
(Susanti, N. M. P., Warditiani, N. K., Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I.)

ekstraksi menggunakan metode maserasi dan Tanaman herba sambiloto dan serbuk
refluks ditentukan dengan membuat persamaan kering herba sambiloto yang digunakan dalam
regresi linier y=bx+a dari standar penelitian ini diperoleh dari Kulonprogo,
andrografolid, dimana y adalah nilai AUC pada Yogyakarta. Sampel yang telah terkumpul
sampel dan x adalah kadar. Nilai rendemen dideterminasi di UPT Balai Konservasi
dapat diperoleh dengan memasukkan jumlah Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya BaliLIPI
andrografolid berbanding konsentrasi yang untuk mengetahui kebenaran spesies tanaman
ditotolkan pada plat KLT. yang diteliti. Hasil determinasi menyatakan
bahwa sampel yang digunakan benar spesies
3. HASIL Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees.
3.1 Determinasi Tanaman

Tabel 1. Penetapan kadar air serbuk simplisia herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees)
Persentase Kadar Air
Percobaan
Rata-Rata Standar Deviasi (SD)
1 2 3
9,78 % 10,15 % 9,33 % 9,75 % 0,41%

Tabel 2. Hasil perolehan rendemen andrografolid pada metode maserasi dan refluks

Metode Jumlah Konsentrasi Persentase


Ekstraksi Andrografolid Totolan Rendemen
Maserasi 692,239 ng 67 x 104 ng 0,10% b/b
Refluks 805,153 ng 111,1 x 103 ng 0,72% b/b

4. PEMBAHASAN
Perolehan persentase kadar air rata-rata mampu menghasilkan rendemen andrografolid
yaitu sebesar 9,75% dengan standar deviasi yang lebih tinggi.
0,41%. Penetapan kadar air serbuk sambiloto Refluks merupakan metode ekstraksi
menunjukkan bahwa kadar air pada serbuk dengan bantuan panas. Hal yang sangat
Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees lebih berpengaruh terhadap ekstraksi menggunakan
rendah dari persyaratan kadar air maksimal refluks adalah adanya penambahan pemanasan
secara umum yaitu 10% (Depkes RI, 2010). dan pelarut yang digunakan akan tetap dalam
Dengan demikian, kadar air serbuk keadaan segar karena adanya penguapan
Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees telah kembali pelarut yang terendam pada bahan.
memenuhi persyaratan kadar air. Rendemen yang diperoleh dari metode refluks
Maserasi merupakan salah satu ekstraksi ini sebesar 0,72% b/b. Rendemen yang
yang paling umum dan sering digunakan untuk diperoleh dengan menggunakan metode
ekstraksi andrografolid karena mudah ekstraksi refluks lebih tinggi dibandingkan
dilakukan. Ekstrak kental yang dihasilkan maserasi. Hal ini dapat disebabkan tidak
sebanyak 60,61 gram. Rendemen yang adanya bantuan gaya lain pada maserasi yang
diperoleh dari metode maserasi ini sebesar hanya dilakukan perendaman sehingga osmosis
0,10% b/b. Metode maserasi ini kurang efisien pelarut ke dalam padatan berlangsung statis
karena membutuhkan waktu yang cukup lama meskipun telah dilakukan pergantian pelarut
dalam pengerjaannya dan menghasilkan dengan metode remaserasi (Nurasiah, 2010)
rendemen yang rendah sehingga dilakukan sedangkan pada metode ekstraksi menggunakan
pengembangan metode ekstraksi refluks agar refluks, adanya penambahan panas dapat

31

Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks terhadap Rendemen Andrografolid dari Herba
Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees)
(Susanti, N. M. P., Warditiani, N. K., Laksmiani, N. P. L., Widjaja, I. N. K.., Rismayanti, A. A. M. I.)

membantu meningkatkan proses ekstraksi Compounds in Andrographis paniculata


karena suhu merupakan salah satu faktor yang (Chuanxinlian). Chinese Medicine. Vol.
dapat mempengaruhi kecepatan ekstraksi. Suhu 5: 17.
yang tinggi dapat meningkatkan desorpsi Jadhao, D., Bhaskar Thorat. 2014. Purification
senyawa aktif dari tanaman karena perusakan (Crystallization) of Bioactive Ingredient
sel pada bahan meningkat akibat suhu pelarut Andgrographolide from Andrographis
yang tinggi (Jain et al., 2009). Selain adanya paniculata. World Journal of Pharmacy
penambahan suhu yang tinggi, pada metode and Pharmaceutical Sciences. Volume 3,
refluks pelarut yang digunakan akan tetap segar Issue 10, 747-763.
ketika terjadinya ekstraksi sehingga Jain, T., Jain, V., Pandey, R., Vyas, A., &
menghindari terjadinya kejenuhan pelarut yang Shukla, S. S. 2009. Microwave Assisted
dapat meningkatkan kemampuan pelarut untuk Extraction for Phytoconstituents An
menarik senyawa andrografolid. Overview. Asian Journal Research
Chemistry , 1 (2), 19-25.
5. KESIMPULAN Mohan, M. 2013. Determination of
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Andrographolide in Andrographis
rendemen dengan metode maserasi sebesar paniculata Extracts with and without
0,10% dan rendemen dengan metode refluks Human Serum by High Performance
sebesar 0,72%. Thin Layer Chromatography. Int. Res. J.
Pharm. ISSN 2230-8407: 41-49.
UCAPAN TERIMAKASIH Nurasiah, E. S. 2010. Pengoptimuman
Kepada DIKTI atas bantuan dana pada Ekstraksi Andrografolida dari Sambiloto
hibah bersaing serta seluruh dosen pengajar, dengan Rancangan Fraksional Faktorial
serta staf pegawai di Jurusan Farmasi Fakultas (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian
MIPA Universitas Udayana atas dukungan Bogor.
yang telah diberikan. Pratiwi, E. 2010. Perbandingan Metode
Maserasi, Remaserasi, Perkolasi dan
PUSTAKA Reperkolasi dalam Ekstraksi Senyawa
Aktif Andrographolide dari Tanaman
DepKes RI. 1986. Sediaan Galenik. Jakarta: Sambiloto (Andrographis paniculata
Departemen Kesehatan Republik (Burm.F.) Nees) (Skripsi). Bogor:
Indonesia. Institut Pertanian Bogor.
Depkes RI. 2010. Farmakope Herbal Rais, I. R. 2014. Andrographolide Extraction
Indonesia. Jakarta: Departemen From Andrographis paniculata (Burm.F.)
Kesehatan Republik Indonesia. Nees Using Soxhlet Extractor.
Chao, W., dan B. Fong Lin.2010. Review Pharmaiana, Vol. 4, No. 1, 2014: 85-92.
Isolation and Identification of Bioactive

32

Anda mungkin juga menyukai