Anda di halaman 1dari 8

Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak ....

(Hari Susanti, dkk) 73

PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK


METANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA MERAH
(Hibiscus sabdariffa Linn) DENGAN VARIASI TEMPAT
TUMBUH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

DETERMINATION OF TOTAL PHENOLIC CONTENT


OF METHANOLIC EXTRACTS RED ROSELL (Hibiscus
sabdariffa Linn) CALYXS IN VARIATION OF
GROWING AREA BY SPECTROPHOTOMETRY

Riza Alfian, Hari Susanti


Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar fenolik total pada kelopak
bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn) dengan variasi tempat tumbuh.
Kelopak bunga Rosella merah diambil dari daerah Glagah, Kediri dan Samigaluh.
Senyawa fenolik dalam kelopak bunga rosella diekstraksi menggunakan metode
maserasi dengan pelarut metanol. Kadar fenolik total ditetapkan menggunakan
metode Spektrofotometri visibel dengan pereaksi Folin Ciocalteau. Prinsip dari metode
ini adalah terbentuknya senyawa kompleks berwarna biru dari fosfomolibdat-
fosfotungstat yang direduksi senyawa fenolik dalam suasana basa yang dapat diukur
secara spektrofotometri. Sebagai pembanding digunakan asam galat. Kadar fenolik
total pada kelopak bunga Rosella merah Glagah, Kediri dan Samigaluh berturut-turut
yaitu 1,40 g GAE/100 g ekstrak, SD 0,06 dengan n=12; 1,41 g GAE/100 g ekstrak, SD
0,07 dengan n=12 dan 2,12 g GAE/100 g ekstrak, SD 0,05 dengan n=15. Dapat
disimpulkan bahwa tempat tumbuh berpengaruh terhadap kadar fenolik total dalam
ekstrak metanol kelopak bunga Rosella merah.

Kata kunci : Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn), fenolik total, metode Folin
ciocalteau, variasi tempat tumbuh
74 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012 : 73 - 80

Abstract

The purpose of this research is to determine the total phenolic content of Hibiscus
sabdariffa calyx in variations of growing area. Red Rosell calyxs were collected from
Glagah, Kediri and Samigaluh. Phenolic compounds of Hibiscus sabdariffa calyx were
extracted using maceration method with methanol. Total phenolics content were
determined using visible spectrophotometry method with Folin Ciocalteau reagent. The
principle of this method is the formation of blue complex compound from
phospomolybdate-phosphotungstate reduced by phenolic compound in the basic
condition, which can be measured by spectrophotometry. Galic acid was used as
comperator in this research. Total phenolic content in red calyx Glagah, Kediri and
Samigaluh were respectively 1.40 g GAE/100 g extract, SD 0.06 (n=12), 1.41 g
GAE/100 g extract, SD 0.07 (n=12) dan 2.12 g GAE/100 g extract, SD 0.05 (n=15).
Based on this results it could be concluded that growing area affected total phenolic
content in the methanol extract of red calyx Rosell.

Keywords : Rosell (Hibiscus sabdariffa Linn), total phenolic, Folin ciocalteau


method, variation of growing area

PENDAHULUAN Rosella dapat lebih maksimal untuk


dijadikan sebagai alternatif pengobatan
Rosella (Hibiscus sabdariffa
herbal dalam penyembuhan berbagai
Linn) adalah tanaman yang berasal dari
macam penyakit. Dengan melihat kadar
Asia dan Afrika. Menurut penelitian
fenolik total yang terkandung dalam
yang dilakukan Usoh dkk (2005)
ekstrak Rosella maka dapat diperkirakan
kelopak bunga Rosella memiliki
besar aktivitas antioksidannya.
aktivitas antioksidan dengan nilai IC50
0,20 mg/ml. Senyawa fenolik pada
kelopak bunga Rosella terdiri dari METODO PENELITIAN
anthocyanins seperti delphinidin-3-
glucoside, delphinidin-3-sambubioside, Bahan
dan cyanidin-3-sambubioside, kandung- Bahan yang digunakan dalam
an flavonoid seperti gossypetin, penelitian ini adalah kelopak bunga
hibiscetin, dan glukosida lainnya (Sonia rosella merah yang diperoleh dari Glagah
dkk, 2007). (Dataran Rendah), Kediri (Dataran
Mengingat pentingnya fungsi se- Sedang), Samigaluh (Dataran Tinggi)
nyawa fenolik sebagai antioksidan, maka yang diambil pada bulan Februari 2011,
penelitian kadar fenolik total yang ter- reagen Folin ciocalteu p.a, metanol p.a
kandung dalam tanaman Rosella dari (Merck), etanol p.a (Merck), asam galat
berbagai tempat tumbuh perlu dilakukan. p.a (Sigma), petroleum eter teknis
Dengan demikian pemanfaatan tanaman (Brataco Chemica), aquadest (Brataco
Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak .... (Hari Susanti, dkk) 75

Chemica), feriklorida p.a (Merck), metanol, kemudian diteteskan pada


natrium karbonat p.a (Merck). kertas saring. Kertas saring tersebut
dilewatkan pada uap amonia. Apabila
Alat terbentuk warna kuning intensif maka
positif mengandung flavonoid.
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alat-alat gelas, c. Uji Tanin
neraca analitik AND GR 202, aluminium
foil, kuvet, kertas saring, rotary Sejumlah ekstrak metanol kelopak bunga
evaporator, spektrofotometer (UV-Vis Rosella dari masing-masing tempat
Shimadzu UV PharmaSpec 1700), tumbuh dilarutkan dalam air suling dan
Halogen Moisturizer Analyzer (Mettler dipanaskan selama 30 menit di atas
Toledo), alat maserasi, penangas air, penangas air, kemudian disaring. Filtrat
mikropipet, corong Buchner.
ditambah larutan NaCl 2%; bila terjadi
endapan, disaring melalui kertas saring.
Jalannya Penelitian
Filtrat ditambah larutan gelatin 1%; bila
timbul endapan menunjukkan adanya
1. Pembuatan ekstrak metanol
tanin atau zat samak.
Sebanyak 100,0 gram serbuk
dilakukan pengawalemakkan dengan 3. Penetapan kadar fenolik total
petroleum eter. Serbuk kemudian
direndam dengan 350 ml metanol sambil a. Pembuatan Reagen
diaduk dengan distirer selama 3 jam,
setelah didiamkan selama 24 jam, 1) Pembuatan larutan induk asam galat
disaring dengan corong Buchner dan (500 g/ml)
filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan Sebanyak 50,0 mg asam galat
vaccum rotary evaporator. dilarutkan dalam 0,5 ml etanol p.a,
kemudian diencerkan dengan air suling
2. Uji pendahuluan adanya senyawa sampai volume 100,0 ml.
fenol
2) Pembuatan larutan Na2CO3 7,5%
a. Uji Senyawa Polifenol
Sebanyak 7,5 g Na2CO3 ditambah
Sejumlah ekstrak metanol kelopak 80 ml air suling, kemudian didihkan
bunga Rosella dari masing-masing sampai serbuk Na2CO3 larut sempurna.
tempat tumbuh ditambah dengan Setelah itu diamkan selama 24 jam,
pereaksi FeCl3 sebanyak 3 tetes. disaring dan diencerkan dengan air
Terjadinya warna hijau biru suling sampai volume 100,0 ml.
menunjukkan adanya polifenol.
b. Tahapan penentuan kadar senyawa
b. Uji Flavonoid fenolik total
Sejumlah ekstrak metanol kelopak
bunga Rosella dari masing-masing
tempat tumbuh dilarutkan dalam
76 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012 : 73 - 80

1) Penentuan Operating Time 4) Penetapan kadar fenolik total


Sebanyak 300 l larutan asam (Murtijaya dan Lim, 2007)
galat konsentrasi 30 g/ml ditambah 1,5 Sebanyak 10,0 mg ekstrak
ml reagen Folin Ciocalteau (1:10), metanol kelopak bunga Rosella merah
kemudian digojog dan didiamkan selama dilarutkan sampai volume 10,0 ml
3 menit. Ke dalam larutan tersebut dengan campuran metanol : air suling
ditambah 1,2 ml larutan Na2CO3 7,5%, (1:1). Larutan ekstrak yang diperoleh
digojog homogen, dan diukur dipipet 300 l dan ditambah 1,5 ml
absorbansinya dalam rentang waktu 0-90 reagen Folin-Ciocalteau dan digojog.
menit pada panjang gelombang 765 nm. Didiamkan selama 3 menit, ditambah 1,2
ml larutan Na2CO3 7,5% dan didiamkan
2) Penentuan Panjang Gelombang lagi pada range operating time pada suhu
Absorbansi Maksimum kamar. Absorbansi larutan ekstrak
diukur dengan spekrofotometer UV-Vis
Sebanyak 300 l larutan asam galat pada panjang gelombang absorbansi
konsentrasi 30 g/ml ditambah 1,5 ml maksimum. Dilakukan 5 kali peng-
reagen Folin Ciocalteau (1:10), ulangan.
kemudian digojog dan didiamkan selama
3 menit. Ke dalam larutan tersebut Analisis Data
ditambah 1,2 ml larutan Na2CO3 7,5%,
Analisis data terlebih dahulu
digojog homogen, dan didiamkan pada
dilakukan dengan metode kurva standar,
suhu kamar pada range operating time, regresi linier y = bx + a dibuat ber-
kemudian absorbansinya diukur pada dasarkan data absorbansi dan konsentrasi
panjang gelombang 600-850 nm. dari larutan standar.
3) Pembuatan kurva baku asam galat
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan reagen Folin-Ciocalteau
(Murtijaya dan Lim, 2007). Uji polifenol dilakukan untuk
memastikan adanya senyawa polifenol
Sebanyak 300 l larutan asam
dalam kelopak bunga Rosella. Hasil uji
galat konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35
polifenol ditandai dengan terjadinya
dan 40 g/ml masing-masing dimasuk-
reaksi antara senyawa polifenol dan ferri
kan dalam tabung, kemudian ditambah
klorida membentuk senyawa kompleks
1,5 ml reagen Folin Ciocalteau (1:10)
berwarna hijau, ungu, biru.
dan digojog. Setelah didiamkan selama 3
menit, masing-masing larutan ditambah Uji flavonoid dilakukan untuk
1,2 ml larutan Na2CO3 7,5% digojog memastikan ada tidaknya senyawa
homogen, dan didiamkan pada range flavonoid yang merupakan bagian dari
operating time pada suhu kamar. Semua senyawa fenolik dalam kelopak bunga
larutan diukur absorbansinya pada Rosella. Untuk itu, ekstrak yang
panjang gelombang absorbansi dilarutkan dalam metanol ditotolkan
maksimum, kemudian dibuat kurva pada kertas saring kemudian dikeringkan
kalibrasi hubungan antara konsentrasi dan dilewatkan di atas uap amoniak.
asam galat (g/ml) dengan absorbansi. Warna kuning intensif yang timbul
Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak .... (Hari Susanti, dkk) 77

Tabel I. Hasil Uji Pendahuluan Adanya Senyawa Fenolik

Uji
Sampel Pereaksi Teori Hasil Kesimpulan
Kualitatif
Rosella Glagah Polifenol FeCl3 Hijau, ungu, Hijau +
biru atau
hitam
Flavonoid Uap Amoniak Kuning Kuning +
intensif
Tanin NaCl 2% Terbentuk Terbentuk +
Gelatin 1% endapan endapan
Rosella Kediri Polifenol FeCl3 Hijau, ungu, Hijau +
biru atau
hitam
Flavonoid Uap Amoniak Kuning Kuning +
intensif
Tanin NaCl 2% Terbentuk Terbentuk +
Gelatin 1% endapan endapan
Rosella Polifenol FeCl3 Hijau, ungu, Hijau +
Samigaluh biru atau
hitam
Flavonoid Uap Amoniak Kuning Kuning +
intensif
Tanin NaCl 2% Terbentuk Terbentuk +
Gelatin 1% endapan endapan

menunjukkan adanya senyawa penambahan gelatin (protein) pada


flavonoid. Warna kuning tersebut di- larutan ekstrak.
sebabkan karena pembentukan struktur Penetapan kadar fenolik total
kinoid yang mengandung ikatan rangkap dilakukan dengan menggunakan reagen
terkonjugasi yang lebih panjang dan Folin-Ciocalteau. Reagen Folin
planar sehingga dapat berfluorosensi Ciocalteau digunakan karena senyawa
(Robinson, 1995). fenolik dapat bereaksi dengan Folin
Uji terhadap tanin dilakukan membentuk larutan berwarna yang dapat
untuk memastikan apakah dalam diukur absorbansinya. Prinsip dari
kelopak bunga Rosella mengandung metode folin ciocalteau adalah ter-
senyawa tanin. Salah satu sifat khas bentuknya senyawa kompleks berwarna
senyawa tanin adalah mempunyai biru yang dapat diukur pada panjang
kemampuan untuk mengendapkan gelombang 765 nm. Pereaksi ini
protein, pada uji ini dikatakan positif mengoksidasi fenolat (garam alkali) atau
apabila terbentuk endapan setelah gugus fenolik-hidroksi mereduksi asam
78 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012 : 73 - 80

heteropoli (fosfomolibdat-fosfotungstat) Tabel I. Hasil Penetapan Kadar Fenolik Total


Kelopak Bunga Rosella dengan variasi tempat
yang terdapat dalam pereaksi Folin
tumbuh.
Ciocalteau menjadi suatu kompleks
molibdenum-tungsten. Senyawa fenolik
bereaksi dengan reagen Folin Ciocalteau Kadar
hanya dalam suasana basa agar terjadi fenolik
Sampel total ( g SD n
disosiasi proton pada senyawa fenolik
GAE/100 g
menjadi ion fenolat. Untuk membuat ekstrak)
kondisi basa digunakan Na2CO3 7,5%.
Gugus hidroksil pada senyawa fenolik Glagah 1,40 0,06 12
bereaksi dengan reagen Folin Ciocalteau Kediri 1,41 0,07 12
membentuk kompleks molibdenum- Samigaluh 2,12 0,05 15
tungsten berwarna biru yang dapat
dideteksi dengan spektrofotometer.
Semakin besar konsentrasi senyawa Kadar fenolik total pada kelopak
fenolik maka semakin banyak ion fenolat bunga Rosella merah di daerah
yang akan mereduksi asam heteropoli Samigaluh paling besar dibanding di
(fosfomolibdat-fosfotungstat) menjadi daerah Glagah dan Kediri. Hal ini
kompleks molibdenum-tungsten se- didukung oleh hasil uji terhadap
hingga warna biru yang dihasilkan kandungan zat dalam kelopak bunga
semakin pekat. Rosella dari berbagai tempat tumbuh. Uji
polifenol menunjukkan bahwa pada

Gambar I. Grafik hubungan antara konsentrasi (mg/10ml) dan


absorbansi larutan asam galat

Pada penentuan kadar fenolik konsentrasi larutan ekstrak yang sama,


total, larutan standar yang digunakan larutan ekstrak kelopak bunga Rosella
adalah asam galat dengan variasi merah dari daerah Samigaluh mem-
konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, dan bentuk komplek berwarna hijau yang
40 g/ml. paling pekat dibanding dengan larutan
Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak .... (Hari Susanti, dkk) 79

ekstrak kelopak bunga Rosella merah yang mengandung klorofil (Salisbury


dari Glagah dan Kediri dan Ross, 1992).
Wilayah pegunungan, dimana Dilihat dari kondisi tanah, tanah di
curah hujan lebih tinggi dengan suhu daerah Samigaluh adalah jenis tanah
lebih rendah, kecepatan penguraian kapur, tekstur halus dan sebagian
bahan organik dan pelapukan mineral bebatuan (Anonimb 2010). Di daerah
berjalan lambat. Sebaliknya di dataran pegunungan keadaan tanahnya relatif
rendah penguraian bahan organik dan lebih subur, kaya bahan organik dan
pelapukan mineral berlangsung cepat. unsur hara. Tanah di daerah Glagah
Karena itu di daerah pegunungan keada- adalah tanah berpasir. Pada umumnya
an tanahnya relatif lebih subur, kaya tanah pasir pantai mempunyai sifat-sifat
bahan organik dan unsur hara jika yang kurang sesuai bagi pertumbuhan
dibandingkan dengan tanah di dataran tanaman antara lain kurang mampu
rendah. Tinggi tempat berpengaruh ter- menyediakan air dan unsur hara se-
hadap suhu udara dan intensitas cahaya. hingga tanaman pada umumnya meng-
Suhu dan intensitas cahaya akan semakin alami defisiensi unsur hara dan ke-
kecil dengan semakin tingginya tempat kurangan air (Syukur, 2005). Tanah di
tumbuh. Cahaya berpengaruh langsung daerah Kediri adalah jenis tanah aluvial.
pada ketersediaan makanan. Klorofil Tanah aluvial memiliki tekstur yang
dibentuk dari hasil fotosintesis dan ber- cenderung kasar dengan kandungan
pengaruh secara langsung terhadap per- senyawa organik dan unsur hara yang
tumbuhan setiap organ atau terhadap rendah dibanding tanah yang bertekstur
keseluruhan tumbuhan. Sebagian besar lebih halus. Umumnya Rosella sendiri
tumbuhan membentuk pigmen dapat tumbuh pada semua jenis tanah
antosianin dan flavonoid lainnya yang selama tanah tersebut kaya akan humus,
merupakan senyawa fenolik dalam gembur dan memiliki drainase yang baik
beberapa sel terspesialisasi di salah satu (Widyanto dan Nelistya, 2009). Perbeda-
atau beberapa organnya, dan proses ini an kondisi tanah pada ketiga daerah
sering terpacu oleh cahaya. Akan tetapi tersebut menyebabkan terjadinya per-
matahari di wilayah Indonesia yang bedaan kandungan senyawa fenolik dari
merupakan daerah tropis selalu bersinar tanaman Rosella yang tumbuh di daerah
hampir sepanjang tahun. Produksi tersebut..
flavonoid yang merupakan senyawa Pertumbuhan tanaman rosella di-
fenolik memerlukan gula sebagai sumber pengaruhi oleh banyak faktor, diantara-
fosfoenolpiruvat dan eritrosa-4-fosfat nya adalah suhu, kelembaban, curah
yang menyediakan beberapa atom hujan dan ketinggian tempat tumbuh.
karbon yang diperlukan bagi cincin-B Ketinggian tempat merupakan faktor
flavonoid, serta sebagai sumber unit yang menentukan kelanggengan suatu
asetat untuk cincin-A flavonoid. Gula, habitat. Penelitian ini dilakukan untuk
khususnya sukrosa, dapat diperoleh dari menetapkan kadar fenolik total terhadap
proses peruraian pati atau lemak di organ ketinggian tempat tumbuh. Kadar
penyimpanan saat perkembangan fenolik total yang didapat pada ekstrak
kecambah, atau dari fotosintesis di sel metanol kelopak bunga Rosella merah
80 Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol. 2, No. 1, 2012 : 73 - 80

pada daerah Glagah, Kediri dan Wadsworth Publishing Co., A


Samigaluh berturut-turut adalah 1,40 g division of wadsworth, Inc, Jilid
GAE/100g ekstrak, SD 0,06 dengan III, diterjemahkan oleh Dian R
n=12; 1,4143 g GAE/100g ekstrak, SD Lukman dan Sumaryono, ITB,
0,07 dengan n=12 dan 2,12 g GAE/100g Bandung.
ekstrak, SD 0,05 dengan n=15. Kadar Sonia G., Sayago-Ayerdi, Sara Arranz,
dari daerah Samigaluh adalah daerah Jose Serrano, and Isabel Goni,
yang paling potensial dengan kandungan 2007, Dietary Fiber Content and
fenolik total paling besar. Associated Antioxidant
Compounds in Roselle Flower
DAFTAR PUSTAKA (Hibiscus sabdariffa Linn)
Anonim 2010a, Pemerintah Kabupaten Beverage. Laporan penelitian.
Kediri, Department of Nutrition, Faculty
http://www.kotakediri.go.id/?act= of Pharmacy, Universidad
profile&id=geografi&tt=Geografi Complutense de Madrid, Spain.
diakses Januari 2011. Syukur, 2005, Pengaruh Pemberian
b Bahan Organik Terhadap
Anonim 2010 , Pemerintah Kabupaten
Kulon Progo, Sifat-Sifat Tanah dan
http://www.sidoharjokulonprogo. Pertumbuhan Caisim Di Tanah
com/pages/57/Sumber_Daya_Ala Pasir Pantai, Jurnal Ilmu Tanah
m/. Diakses Mei 2011 dan Lingkungan Vol 5 (1).
Murtijaya, J., dan Lim Y.Y., 2007, Usoh, I.F, Akfan, Etim, Farombi., 2005,
Antioxidant Properties of Antioxidant Actions of Dried
Phylanthus amarus Extracts as Flower Extract of Hibiscus
Affected by Different Drying sabdariffa L. On Sodium Arsenite
Methods, LWT-Food Sci. Technol, - Induced Oxidative Stress in Rats,
40, Hal 1664-1669. Pakistan Journal of Nutrition 4
(3), Hal 135-141.
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik
Tumbuhan Tinggi, Edisi VI, Widyanto, S dan Nelisya A., 2008,
diterjemahkan oleh Kosasih Rosela Aneka Olahan Khasiat &
Padmawinata, ITB press, Ramuan, Penebar Swadaya, Hal.
Bandung, Hal 57, 73, 199. 1, 25.
Salisbury, B, F. dan Ross, W, C., 1992,
Plant Physiologi, 4th edition.

Anda mungkin juga menyukai