M. ANDI RAHMAN
M. ANDI RAHMAN
C34080009
Skripsi
M. Andi Rahman
C34080009
Judul : Kitosan sebagai bahan antibakteri alternatif dalam
formulasi gel pembersih tangan (hand sanitizer)
Nama : M. Andi Rahman
NIM : C34080009
Program Sarjana : Teknologi Hasil Perairan
Menyetujui,
Mengetahui:
Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan
1. Ibu Dr. Pipih Suptijah MBA sebagai dosen pembimbing pertama yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Agoes M. Jacoeb. Dipl.-Biol sebagai dosen pembimbing
kedua yang telah memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Bustami Ibrahim M.Sc atas kesediaannya menjadi dosen
penguji.
4. Bapak Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS, MPhil selaku Ketua Departemen
Teknologi Hasil Perairan.
5. Keluarga terutama Ibu, Bapak, dan Kakakku yang selalu memberikan doa,
semangat dan cinta kepada Penulis.
6. Sahabat-sahabatku tercinta Fitriana, Emen, Orin dan Lina yang telah
banyak memberi semangat, doa dan kekuatan pada penulis
7. Hilda, Nona, Hana, Taufik, Siluh, Nia, Iis, dan semua teman-teman THP
45 serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
banyak membantu Penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh
karena itu, Penulis mengharapkan saran dalam penyempurnaan penyusunan
skripsi ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Nomor Halaman
1 Spesifikasi mutu kitosan................................................................ 5
2 Zona hambat kitosan terhadap aktivitas antibakteri ...................... 7
3 Formula yang digunakan pada penelitian tahap pertama ....................13
4 Hasil analisis proksimat kitosan komersil...........................................20
5 Hasil formulasi gel antiseptik .............................................................22
6 Hasil uji konsentrasi hambat tumbuh minimum .................................24
7 Hasil pengukuran sifat fisik gel ............................................................ 26
8 Hasil pengujian tingkat keasaman.......................................................30
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Struktur kimia kitosan ................................................................... 3
2 Prosedur produksi hand chitosanitizer................................................12
3 Kitosan komersil .................................................................................19
4 Hasil analisis FTIR ................................................................................ 22
5 Grafik hubungan antara penambahan CMC pada berbagai
konsentrasi kitosan terhadap daya sebar gel .......................................27
6 Grafik hubungan antara penambahan CMC pada berbagai
konsentrasi kitosan terhadap viskositas gel ......................................... 28
7 Grafik hubungan antara penambahan CMC pada berbagai
konsentrasi kitosan terhadap perubahan viskositas gel ....................... 29
8 Hubungan kadar ekstrak kitosan terhadap jumlah koloni
bakteri .................................................................................................31
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Hasil analisis statistik daya antiseptik gel melalui uji replika.......... 39
2 Hasil analisis statistik daya sebar sediaan gel kitosan ..................... 40
3 Hasil analisis statistik viskositas gel kitosan.................................... 40
4 Hasil perhitungan uji perubahan viskositas kitosan ......................... 44
5 Hasil analisis proksimat ................................................................... 44
6 Data hasil perhitungan DD (Derajat Deasetilasi) ............................. 46
7 Foto jumlah koloni bakteri yang dihasilkan melalui uji replika ...... 47
8 Hasil uji antibakteri dengan metode paper disk............................... 48
1
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antibakteri dari
kitosan yang diaplikasikan dalam produk pembersihan tangan (hand sanitizer).
3
2 TINJAUAN PUSTAKA
Kitosan pada umumnya tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
asam dengan pH di bawah 6 seperti asam asetat, asam format dan asam laktat
yang digunakan sebagai pelarut kitosan dan yang sering digunakan adalah pelarut
asam asetat 1% (Nadarajah 2005). Kitosan dapat dikelompokkan berdasarkan BM
dan kelarutannya (Suptijah 2006), yaitu:
4
spektrum yang luas dan mudah diserap oleh tubuh (Herliana 2010). Berbagai
karakteristik dan mekanisme aksi antibakteri kitosan membuat kitosan memiliki
potensi yang sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai antibakteri dalam produk
gel pembersih tangan (hand sanitizer).
3 METODOLOGI
tabung reaksi, beaker glass, sudip, penangas air, plastik wrap, cawan petri, batang
pengaduk, pH meter dan jarum ose.
Kitosan 0,75 %
Micel kitosan
Pembuatan sediaan gel menggunakan CMC 0,5% dalam air hangat (70 oC)
Hand chitosanitizer
diteteskan 0,5 ml gel kemudian diratakan dan didiamkan selama satu menit.
Selanjutnya dilakukan kontak sidik ibu jari pada media dalam cawan petri. Media
diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam.
Setelah diinkubasi jumlah koloni bakteri dihitung. Replikasi dilakukan
nyak 3 kali. Selain itu untuk melihat efektivitas kemampuan kitosan dalam
seba
menghambat pertumbuhan bakteri dilakukan kontak sidik ibu jari pada media
nutrient agar yang terdapat dalam cawan petri dengan selang waktu jam ke-0, jam
ke-0,5, dan jam ke-1. Penentuan selang waktu pengambilan sampel didasarkan
pada interval waktu yang dibutuhkan bakteri untuk membelah diri. Setiap jenis
bakteri memiliki interval waktu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Misalnya: E. coli membelah diri setiap 15-29 menit dan S. aureus membelah diri
setiap 27-30 menit (Entjang 2003). Data hasil perhitungan jumlah koloni bakteri
masing-masing formula tersebut dianalisis dengan menggunakan rancangan acak
kelompok dan bila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncan.
Keterangan: P0 = Jarak antara garis dasar dengan garis singgung antara dua
puncak tertinggi dengan panjang gelombang 1.655cm-1
P = Jarak antara garis dasar dengan lembah terendah dengan
panjang gelombang 1.655cm-1 atau 3.450 cm-1.
Perbandingan absorbansi pada 1.655cm-1 dengan absorbansi 3.450 cm-1
digandakan satu per standar N-deasetilasi kitosan (1,33). Dengan mengukur
absorbansi pada puncak yang berhubungan, nilai persen N-deasetilasi dapat
dihitung dengan rumus:
Keterangan :
A = berat cawan kosong (g)
B = berat cawan + sampel awal (g)
C = berat cawan + sampel kering (g)
yamg meliputi, daya sebar, viskositas dan perubahan viskositas. Perlakuan yang
diberikan terdiri dari 4 taraf yaitu, konsentrasi kitosan 0,25%, 0.50%, 0,75%, dan
1% dengan ulangan masing-masing sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan
menggunakan analisis ragam ANOVA. Apabila hasil analisis ragam memberikan
pengaruh yang berbeda nyata (tolak Ho), maka dilanjutkan dengan uji lanjut
Duncan. Model matematis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Yij = + Pi + ij
Keterangan :
Yij : Pengamatan perlakuan ke-i dan ulagan ke-j
: Rataan Umum
Pi : Pengaruh perlakukan ke-i dan
ij : Galat perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
Yij = + Ki + Pj + ij
Keterangan :
Yij : Pengamatan Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j
: Rataan Umum
Ki : Pengaruh Kelompok ke-i
Pj : Pengaruh Perlakuan ke-j dan
ij : Galat Kelompok ke-i dan Perlakuan ke-j
19
Hasil analisis proksimat kitosan menunjukan bahwa nilai kadar air kitosan
komersil yang digunakan dalam penelitian memiliki nilai yang lebih kecil jika
andingkan dengan standar, sedangkan menurut Multazam (2002)
dib dalam
Rochima (2004), kadar air kitosan dari cangkang udang yang baik adalah 10%.
ai persentase kadar air dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya
Nil
disebabkan waktu penyimpanan dari bahan baku tersebut serta lingkungan yang
lembab. Faktor lingkungan yang lembab merupakan faktor yang memberikan
pengaruh besar terhadap nilai kandungan air dalam kitosan. Selain itu kitosan
a memiliki sifat yang mudah menyerap air, sehingga apabila kitosan terlalu
jug
lama dalam penyimpanan dan berada pada kondisi lingkungan lembab maka
jumlah kadar air kitosan semakin meningkat (Kumar 2000).
Kadar mineral kitosan larut asam yang diperoleh adalah sebesar 0,8%.
Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk persentase kadar mineral. Menurut
Suptijah et al. (1992) standar mutu kadar mineral kitosan larut asam adalah
kurang dari 2%. Faktor yang memiliki pengaruh terhadap kandungan kadar
mineral kitosan adalah kualitas air yang digunakan ketika proses penetralan pH
kitosan serta efektivitas proses demineralisasi yang dilakukan.
21
kitosan yang diserap maka akan menghasilkan perubahan yang besar terhadap
struktur dinding sel dan permeabilitas membran sel bakteri (Fajrina 2008).
Aktivitas antibakteri pada kitosan berhubungan dengan kemampuan
penyerapan dinding sel bakteri. Kitosan dapat menyerap lebih baik pada bakteri
gram negatif dibandingkan dengan gram positif karena muatan negatif pada
permukaan sel bakteri gram negatif lebih banyak dari gram postif. Muatan positif
dari kitosan yang didistribusikan menuju permukaan dinding sel bakteri gram
negatif yang selanjutnya akan menghambat aktivitas bakteri yang diujikan
(Meidina et al. 2006).
Larutan kitosan terbukti dapat menghambat aktivitas bakteri yang diujikan
(bakteriostatik). Terbukti dari adanya zona bening yang terdapat dalam cawan
petri yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Zona bening menunjukkan sejauh mana
kitosan mampu menghambat aktivitas bakteri yang diujikan. Semakin luas zona
bening yang dihasilkan menunjukkan semakin kuat kemampuan kitosan dalam
menghambat pertumbuhan bakteri. Aktivitas antibakteri tersebut beragam
tergantung jenis bakteri uji dan konsentrasi kitosan (Islam et al. 2011).
Hong et al. (2002), mengemukakan bahwa ketentuan kekuatan antibakteri
antara lain, hambatan 2 cm atau lebih berarti menunjukkan kemampuan
antibakteri yang sangat kuat, daerah hambatan 1 - 2 cm berarti menunjukkan
kemampuan antibakteri yang kuat, daerah hambatan 0,5 - 1 cm berarti
menunjukkan kemampuan antibakteri yang sedang, dan daerah hambatan 0,5 atau
kurang berarti menunjukkan kemampuan antibakteri yang lemah sehingga kurang
optimum dalam menghambat jumlah pertumbuhan bakteri.
gel saat diaplikasikan pada kulit. Pengukuran viskositas digunakan untuk melihat
profil kekentalan gel. Hasil pengukuran sifat fisik gel sebagai berikut:
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa, perbedaan dari tinggi dan
rendahnya konsentrasi kitosan memberikan pengaruh terhadap daya sebar gel.
Secara kuantitatif, besar efek perbedaan konsentrasi kitosan (0,25%, 0,50%,
0,75%, 1%) terhadap daya sebar gel secara berturut-turut yaitu sebesar 5,2, 4,6,
4,2, 3,4 (cm). Pada konsentrasi kitosan yang lebih tinggi respon daya sebar
mengalami penurunan, maupun sebaliknya. Hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa pada tingkat kepercayaan 95%, perbedaan konsentrasi kitosan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap daya sebar gel yang dihasilkan
(Sig. < 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan,
maka daya sebar dari gel akan semakin menurun dan sebaliknya, semakin rendah
konsentrasi kitosan maka daya sebar gel akan semakin meningkat.
Kondisi ini terjadi karena tingkat kekentalan larutan kitosan akan semakin
tinggi seiring dengan meningkatnya konsentrasi. Sebaliknya, kekentalan larutan
kitosan akan semakin rendah seiring dengan menurunnya konsentrasi kitosan
(Dwiastuti 2010). Melalui uji lanjut Duncan, diketahui bahwa konsentrasi kitosan
0,25% dan 0,50% dengan 0,75% dan dengan 1% memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap daya sebar gel yang dihasilkan. Data dan hasil analsis
statistik daya sebar gel dapat dilihat pada Lampiran 2.
dalam gel (Wathoni et al. 2009). Melalui uji lanjut Duncan, diketahui bahwa
konsentrasi kitosan 0,25% dan 0,50% dengan 0,75% dan dengan 1% memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap viskositas gel yang dihasilkan. Data dan
hasil analsis statistik viskositas gel pada minggu 1 dan 2 dapat dilihat pada
Lampiran 3.
(%) : t - 0
0
Ket :
t : Nilai viskositas minggu ke-1
0 : Nilai viskositas minggu ke-2
HSD menunjukkan bahwa kadar ekstrak kitosan 0,25% tidak menunjukkan hasil
yang berbeda nyata dengan kadar 0,50%, akan tetapi pada kadar tersebut mampu
mengurangi jumlah koloni sampai 50%. Daya antiseptik sediaan gel pembersih
tangan dari kitosan dengan konsentrasi 0,50% mulai menunjukkan kemampuan
menurunkan jumlah mikroorganisme sampai dibawah 50%. Sedangkan sediaan
dengan konsentrasi 0,75% dan 1% mampu menghilangkan semua
mikroorganisme pada tangan.
Hubungan kadar kitosan dalam sediaan gel dan jumlah koloni setelah
pemakaian dengan selang waktu pengambilan sampel (jam ke-0, jam ke-0,5 dan
jam ke-1) pada uji efektivitas dengan metode replika dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 8 Efek kitosan dalam sediaan terhadap jumlah koloni bakteri pada
selang waktu tertentu.
koloni mikroorganisme hingga 100% dan setara dengan kemampuan sediaan gel
komersil. Hasil analisis statistik terhadap interaksi antara konsentrasi kitosan
dalam sediaan gel dengan selang waktu pengambilan sampel (0, 0,5, 1 jam)
menunjukkan bahwa interakasi antara konsentrasi dan waktu pengambilan sampel
memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p<0,05) terhadap jumlah koloni
mikroorganisme yang dihasilkan.
Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa jumlah koloni bakteri yang
tumbuh mengalami penurunan seiring dengan perbedaan selang waktu
pengambilan sampel. Pada berbagai konsentrasi kitosan, jumlah koloni bakteri
pada jam ke-0 lebih banyak dibandingkan dengan jumlah koloni bakteri pada jam
ke -1. Hal ini membuktikan bahwa perbedaan selang waktu pengambilan sampel
me mberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah koloni bakteri yang dihasilkan.
Berdasarkan uji lanjut Duncan (Lampiran 1), jumlah koloni bakteri yang
dih asilkan pada jam ke-1 yang didapatkan dari semua perlakuan konsentrasi
sediaa n gel pembersih tangan berhasil menurunkan jumlah koloni bakteri lebih
dari 50%. Sedangkan pada konsentrasi ekstrak kitosan 0,75% dan 1%, pada jam
ke-1 terbukti berhasil menurunkan jumlah bakteri hingga 100%. Sediaan gel
ekstrak kitosan dengan konsentrasi 0,25% dan 0,50% memiliki kemampuan
efektivitas antiseptik yang berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan sediaan
gel ekstrak kitosan lainnya. Perbedaan daya efektivitas antiseptik yang terjadi
pada setiap taraf konsentrasi sediaan gel kitosan didukung oleh pernyataan Liu
(2003), yang menjelaskan bahwa aktivitas antibakteri tergantung pada konsentrasi
kitosan dalam larutan. Aktivitas antibakteri dari kitosan dalam medium akan
meningkat jika konsentrasi kitosan meningkat.
34
5.1 Kesimpulan
Kitosan terbukti memiliki kemampuan sebagai bahan antibakteri sehingga
da pat diaplikasikan sebagai sediaan gel pembersih tangan (hand sanitizer).
Ko nsentrasi kitosan yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Sta phylococcus aureus dan Escherichia coli adalah sebesar 0,75% dan 0,50%
de ngan luas zona hambat yang dihasilkan sebesar 13 mm dan 11 mm. Hasil
pe ngujian karakteristik formulasi terbaik gel pembersih tangan dengan modifikasi
pe nambahan CMC (Karboksil metil selulosa) sebagai pengental yaitu daya sebar
ge l sebesar 4,2 cm, viskositas sebesar 27 cP, pergeseran viskositas sebesar 6,78
%, dan pH sebesar 4,66. Pengujian kemampuan efektivitas sediaan gel ekstrak
kitosan dengan menggunakan metode Replika menunjukkan bahwa semakin
me ningkatnya kadar konsentrasi kitosan menyebabkan jumlah koloni bakteri akan
semakin menurun. Sediaan gel pembersih tangan dengan konsentrasi kitosan
0,75% memiliki karakteristik dan nilai efektivitas kemampuan antibakteri terbaik
dibandingkan dengan formulasi sediaan gel yang lain.
5.2 Saran
Penelitian mengenai gel pembersih tangan dari kitosan merupakan
pe nelitian tahap awal pada produk baru sehingga dibutuhkan beberapa
pe nyempurnaan atau penelitian lanjutan terhadap produk ini seperti penelitian
lan jutan tentang umur simpan sediaan gel pembersih tangan yang dihasilkan dan
pe mbuatan sediaan gel dengan menambahkan bahan-bahan alami yang bersifat
seba gai antibakteri serta aplikasi ekstrak kitosan pada berbagai produk
diantaranya deodorant, betadine dan tissu basah.
35
DAFTAR PUSTAKA
Angka SL, Suhartono MT. 2000. Pemanfaatan Limbah Hasil Laut : Bioteknologi
Hasil Laut. Bogor : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB.
Anggraeni CA. 2008. Pengaruh Bentuk Sediaan Gel dan Salep Terhadap Penetrasi
Aminofilin Sebagai Antiselulit Secara In vitro Menggunakan Sel Difusi
Franz [skripsi]. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
UI.
AOAC 1995. Official Methode of Analysis of Analytical Chemist. AOAC
International. UK. Editor Cunniff PA. Elsevier Science Ltd.
Balley JE, Ollis DF. (1977), Biochemical Engineering Fundamental, Mc. Graw
Hill Kogakusha, ltd. Tokyo.
Block S. 2001. Disinfection, Sterilization and Preservation. 4th. Edition. Williams
and Wilkins. P.
Boddu VM, Smith ED. 1999. A Composite Chitosan Biosorbent for Adsorption
of Heavymetal from Waste Waters. Champaign. US Army Eng Research
and Developpment Center.
BSN Medical. 2009. Bakteri luka yang umum di temukan dalam
luka terinfeksi. http://www.cutimed-sorbact.com/Indonesia/start.html. (20
Desember 2011).
Domsay TM, Robert. 1985. Evaluation of Infra Red Spectroscopic Techniques for
analyzing Chitosan. Macromol Chem 186, 1671
Dwiastuti R. 2010. Pengaruh penambahan cmc (carboxymethyl cellulose) sebagai
gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan gel
sunscreen ekstrak kering polifenol teh hijau (Camellia sinensis L). Jurnal
Penelitian, Vol.13, No.2
Entjang I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan
Sekolah Tenaga Kesehatan yang Sederajat. PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung. hal 88-89.
Fajrina IH, Djamaludin AM, Habibie MS, Haratanti, Sari RF. 2008. Potensi
kitosan sebagai bahan antibakteri. Laporan Akhir PKM, Institut Pertanian
Bogor.
Gandasasmita HDP. 2009. Pemanfaatan kitosan dan karagenan pada produk sabun
cair [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Herliana P. 2010. Potensi Khitosan Sebagai Anti Bakteri Penyebab Periodontitis.
Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Kesehatan, Sains, dan Teknologi, Vol (1).
Hirano S. 1989. Production and Application of Chitin and Chitosan in Japan. In
Chitin and Chitosan Chemistry, Biochemistry, Physical Properties and
Application. New York. Sanford Ed. Esevier Science Publ. Co. Inc.
36
Hong KN, Young NA, Ho PS, Lee, Meyer SP. 2002. Antibacterial activity of
chitosan oligomers with different molecular weughts. Internat J. Food
Microbial. 74:65-72.
Islam M, Masumb S, Mahbuba KR, Haque Z. 2011. Antibacterial Activity of
Crab-Chitosan against Staphylococcus aureus and Escherichia coli. Journal
of Advanced Scientific Research, 2(4): 63-66.
Kaban J. 2009. Modifikasi Kimia dari Kitosan dan Aplikasi Produk yang
Dihasilkan. Pidato Pengukuhan Guru Besar. Kimia FMIPA USU Medan.
Kencana A. 2009. Perlakuan sonikasi terhadap kitosan: viskositas dan bobot
molekul kitosan [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Knorr D. 1982. Functional Properties Chitin and Chitosan. Journal of Food
Science. 47. 593-595.
Kumar RMNV. 2000. Chitin and Chitosan Fibries an Overview on Chitin and
Chitosan application. Reactive and Fanet Polym.
Lesbani A, Yusuf S, Melviana MRA. 2011. Karakterisasi Kitin dan Kitosan dari
Cangkang Kepiting (Scylla Serrata). Jurnal Penelitian Sains, Vol:14, No: 3
(C) 14307
Liu J. 2003. Preparation and Characteritation of Chitosan Cu II Affinity
Membrane for Area Adsorption. J. of Applied Polymer Science. 9. 1508-
1112.
Meidina, Sugiyono, Jenie, MT Suhartono. 2006. Aktivitas Antibakteri Oligomer
Kitosan yang Diproduksi menggunakan Kitonase dari Isolat B. licheniformis
MB-2 [Thesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Muzzarelli RAA, Peter MG. 1977. Chitosan Handbook. European Chitin Society.
Nadrajah K. 2005. Development and characterization of antimicrobial edible films
from crawfish chitosan [thesis]. Peradeniya: The Departement of Food
Science. University of Paradeniya.
Ornum JU. 1992. Shrimp Waste Must It Be Wasted. Infofish. 6 : 48-51.
Plezar MJ, Chan, ECS. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.
Protan Lab. 1987. Cation Polymer for Recovery Valuable by Products from
Processing Waste. Burgess.
Retnosari, Dewi Isadiartuti, 2006. Studi efektivitas sediaan gel antiseptik tangan
ekstrak daun sirih (Piper betle Linn.). Majalah Farmasi Indonesia, 17(4),
163-169
Sahidi F, Arachi JKV, Yon JJ. 1999. Food Aplication of Chitin and Chitosan.in
Food Science and Technology.10.,37-5
Sari Y. 2008. Pengaruh Pemberian Biodek terhadap Kualitas Limbah Cair Tahu.
Universitas Lambung Mangkurat
S etya M. 2008 Efek Khitosan terhadap Kultur Galur Sel HSC-4 dan HAT-7
secara in-vitro. Jakarta: Kedokteran Gigi Universitas Indonesia; hlm. 2-9.
37
LAMPIRAN
39
Lampiran 1 Hasil analisis statistik daya antiseptik gel melalui uji replika
ANOVA
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 2290,778(a) 7 327,254 34,015 ,000
Intercept 1666,667 1 1666,667 173,236 ,000
Waktu 416,333 2 208,167 21,637 ,000
Konsentrasi 1874,444 5 374,889 38,967 ,000
Error 442,556 46 9,621
Total 4400,000 54
Corrected Total 2733,333 53
Mean
Difference
(I) Konsentrasi (J) Konsentrasi (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Upper Lower Lower
Bound Bound Bound Upper Bound Bound
LSD 0,25% 0,50% 2,11 1,462 ,156 -,83 5,05
0,75% 7,56(*) 1,462 ,000 4,61 10,50
1% 8,78(*) 1,462 ,000 5,83 11,72
KP 8,56(*) 1,462 ,000 5,61 11,50
KN -7,67(*) 1,462 ,000 -10,61 -4,72
0,50% 0,25% -2,11 1,462 ,156 -5,05 ,83
0,75% 5,44(*) 1,462 ,001 2,50 8,39
1% 6,67(*) 1,462 ,000 3,72 9,61
KP 6,44(*) 1,462 ,000 3,50 9,39
KN -9,78(*) 1,462 ,000 -12,72 -6,83
0,75% 0,25% -7,56(*) 1,462 ,000 -10,50 -4,61
0,50% -5,44(*) 1,462 ,001 -8,39 -2,50
1% 1,22 1,462 ,408 -1,72 4,17
KP 1,00 1,462 ,497 -1,94 3,94
KN -15,22(*) 1,462 ,000 -18,17 -12,28
1% 0,25% -8,78(*) 1,462 ,000 -11,72 -5,83
0,50% -6,67(*) 1,462 ,000 -9,61 -3,72
0,75% -1,22 1,462 ,408 -4,17 1,72
KP -,22 1,462 ,880 -3,17 2,72
KN -16,44(*) 1,462 ,000 -19,39 -13,50
KP 0,25% -8,56(*) 1,462 ,000 -11,50 -5,61
0,50% -6,44(*) 1,462 ,000 -9,39 -3,50
0,75% -1,00 1,462 ,497 -3,94 1,94
1% ,22 1,462 ,880 -2,72 3,17
KN -16,22(*) 1,462 ,000 -19,17 -13,28
KN 0,25% 7,67(*) 1,462 ,000 4,72 10,61
0,50% 9,78(*) 1,462 ,000 6,83 12,72
0,75% 15,22(*) 1,462 ,000 12,28 18,17
1% 16,44(*) 1,462 ,000 13,50 19,39
KP 16,22(*) 1,462 ,000 13,28 19,17
40
Corrected Model a
5.130 3 1.710 57.000 .000
Intercept 227.070 1 227.070 7.569E3 .000
Total 232.440 12
Multiple Comparisons
Subset
L N 1 2 3 4
Duncana 1 3 3.4000
0.75 3 4.2000
0.5 3 4.6000
0.25 3 5.2000
Total 6631.000 12
Multiple Comparisons
*
0.75 -14.5000 .45644 .000 -15.5525 -13.4475
42
*
1 -17.0000 .45644 .000 -18.0525 -15.9475
*
0.75 0.25 20.0000 .45644 .000 18.9475 21.0525
*
0.5 14.5000 .45644 .000 13.4475 15.5525
*
1 -2.5000 .45644 .001 -3.5525 -1.4475
*
1 0.25 22.5000 .45644 .000 21.4475 23.5525
*
0.5 17.0000 .45644 .000 15.9475 18.0525
*
0.75 2.5000 .45644 .001 1.4475 3.5525
Subset
L N 1 2 3 4
a
Duncan 0.25 3 9.5000
0.5 3 15.0000
0.75 3 29.5000
1 3 32.0000
Minggu 2
Tests of Between-Subjects Effects
Total 5672.500 12
Multiple Comparisons
Subset
L N 1 2 3 4
a
Duncan 0.25 3 9.0000
0.5 3 14.5000
0.75 3 27.0000
1 3 29.5000
Rata-rata
formula Ulangan 0 t (%)
Pergeseran (%)
1 9,5 9 5,26
0,25% 2 9,5 9 5,26 5,26
3 9,5 9 5,26
1 15 14,5 3,33
0,50% 2 16 15 6,25 3,19
3 14 14 0
1 29,5 27 5,08
0,75% 2 29 27 6,89 7,3
3 30 27 10
1 32 29,5 7,8
1% 2 32 29 9,37 5,7
3 30 30 0
b. Kadar abu
Kadar abu Rata-rata
Sampel ulangan A (g) B (g) C (g)
(%)
(%)
1 5,03 35,05 35,09 0,795
Kitosan
2 5,04 23,84 23,87 0,595 0,69
Komersil
Keterangan :
A = bobot sampel (g)
B = bobot cawan kosong (g)
C = bobot sampel + cawan setelah ditanur (g)
% kadar abu ulangan 1= C-B x 100 %
A
= 35,09 g 35,05 g x 100 %
5,03
= 0,795 %
% kadar abu ulangan 2 = C-B x 100 %
A
= 23,87 g 23,84 g x 100 %
5,04 g
= 0,595 %
% kadar abu rata-rata = 0,795 % + 0,595 %
2
= 0,69 %
c. Kadar protein
Ulanga bobot V HCl rata-rata
Sampel %N
n sampel (g) (mL) (%N)
Kitosan 1 1,00 1,85 2,6249
Komersi 2,27%
2
l 1,00 1,35 1,9155
Keterangan :
V blanko = 0 mL FP = 10 Mr HCl = 14,007
N HCl = 0,1013
% N ulangan 1 = (V HCl - V blanko) x N HCl x FP x Mr HCl x 100%
mg contoh
= (1,85 - 0) x 0,1013 x 10 x 14,007 x 100%
1,00 x 103
= 2,6249 %
% N ulangan 2 = (V HCl - V blanko) x N HCl x FP x Mr HCl x 100%
mg contoh
= (1,35 - 0) x 0,1013 x 10 x 14,007 x 100%
1,00 x 103
= 1,9155 %
46
DD = [1 - ( x( ) ] x 100%
A
3455 =
A
1655 = =
DD = [1 -[ ( x ( ) ] ] x 100%
[1 -[0,353 x 0,752] ] x 100%
[1 0,2654] x 100%
[0,7345] x 100%
DD = 73,45 %
Lampiran 7 Foto jumlah koloni bakteri yang dihasilkan melalui uji Replika.
Sediaan gel dengan perlakuan kontrol negatif (cuci tangan dengan air kran)
48
Ket : Hasil zona hambat berbagai konsentrasi kitosan terhadap biakan E. coli