BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh :
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sabun merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat, kita cenderung
menggunakan sabun yang baunya wangi dan harganya murah tanpa
mempertimbangkan keefektifannya sebagai agen antibakteri dan antioksidan serta
tanpa mempertimbangakan kandungan dalam sabun yang dapat membahayakan
kesehatan. Penerapan sabun antiseptik (antibakteri) untuk membersihkan tubuh
dapat menjadi baris pertama pertahanan dari serangan bakteri dan kuman sehingga
membantu dalam pencegahan infeksi kulit dan penyakit menular yang
ditimbulkan bakteri dan kuman (Atolania dkk, 2016). Sedangakan penerapan
sabun antioksidan berguna untuk pencegahan penuaan dini.
Kulit adalah barier mekanik pertama dalam pertahanan tubuh. Kulit
mencegah mikroorganisme dan agen perusak lain masuk ke dalam jaringan yang
lebih dalam (Garna, 2001). Infeksi kulit masih menjadi suatu masalah kesehatan
yang dihadapi masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia. Penggunaan
sabun mandi cair merupakan salah satu cara untuk melindungi kulit dari infeksi
bakteri dan mencegah penyakit infeksi kulit (Agusta, 2016). Untuk membunuh
bakteri, beberapa sabun menambahkan zat aktif seperti triclosan, yang berfungsi
sebagai antimikroba. Namun penggunaan triclosan membawa dampak negatif
bagi tubuh, dengan adanya dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh triclosan,
maka perlu dipikirkan bahan alternatif lain yang dapat menggantikan triclosan
sebagai antimikroba (Gusviputri dkk, 2013).
Kulit merupakan salah satu jaringan yang secara langsung akan
memperlihatkan proses penuaan dini. Jaringan ini akan menggunakan antioksidan
untuk melindungi diri dari efek kerusakan yang disebakan sinar matahari.
Antioksidan adalah salah satu senyawa yang dapat menetralkan dan meredam
radikal bebas dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel sehingga mengurangi
terjadinya kerusakan sel, seperti penuaan dini (Utama , 2017).
Berdasarkan pentingnya sabun antibakteri untuk membersihkan kulit dan
dampak negatif zat aktif triclosan sebagai antibakteri serta pentingnya sabun
antioksidan untuk meredam radikal bebas, peneliti membuat inovasi sabun
antibakteri dan antoksidan berbasis green liquid soap yang baik untuk kesehatan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pembuatan sabun antibakteri dan antioksidan
yang diformulasikan dengan ekstrak daun senduduk bulu (Clidemia hirta) sebagai
zat aktif untuk membunuh bakteri dan meredam radikal bebas.
Senduduk bulu adalah tumbuhan yang berasal dari Amerika Selatan (Lopez
dkk, 2016) dan tercatat dalam 100 spesies asing paling invasif di dunia. Tingkat
kehadirannya tinggi, hampir ditemukan pada semua plot sehingga mendominasi di
komunitasnya. Tumbuhan ini banyak digunakan dalam pengobatan tradisional.
Misalnya, di Brazil, Spesies ini digunakan untuk mengobati infeksi kulit oleh
Leishmania braziliensis. Tumbuhan ini juga digunakan sebagai sabun di Guyana
Prancis dan sifat antimikrobanya telah dilaporkan dalam etnobotani. Sifat-sifat ini
2
dapat dianggap berasal dari saponin yang ditemukan di daunnya (Lopez dkk,
2016). Tumbuhan ini juga mengandung tanin dan flavonoid yang aktif sebagai
antoksidan (Fendiyanto, 2014).
Dengan mempertimbangkan tumbuhan senduduk bulu tumbuh subur di
Indonesia bahkan menjadi tanaman invasif yang menjadi masalah nyata di daerah
hutan tropis karena kecenderungannya untuk menggantikan beragam vegetasi
alami (Abdellaoui dkk, 2014), kami melakukan inovasi dengan memanfaatkan
tumbuhan ini untuk formulasi tambahan sabun. Sehingga dapat mengurangi
pengaruhnya dalam menggantikan vegetasi alami dan pengaruhnya sebagai
gulma. Selain itu, di Indonesia belum ada pemanfaatan kandungan daun senduduk
bulu untuk formulasi pembuatan sabun juga menjadi pertimbangan peneliti.
dapat melindungi senyawa lain dari oksidasi oleh radikal bebas. Aktivitas
penangkapan radikal bebas dievaluasi menggunakan sistem pendeteksian radikal
bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) (Agustina dkk, 2017). Antioksidan akan
mereduksi DPPH membentuk DPPH-H. Reaksi ini diamati dengan adanya
perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning ketika elektron ganjil dari
radikal DPPH berpasangan dengan hidrogen (Malangngi dkk, 2012).
2.4. Green Liquid Soap
Green Liquid Soap adalah pemanfaatan ekstrak tanaman yang berpotensi sebagai
antibakteri sebagai bahan tambahan pembuatan sabun yang baik untuk kesehatan.
Pembuatan sabun atau saponifikasi adalah hdrolisis basa dari triasilgliserol (Felix
dkk, 2017). Penambahan ekstrak tanaman memberikan beberapa keuntungan
seperti baik untuk kesehatan dan harganya murah. Dalam penelitian ini digunakan
daun senduduk bulu karena menurut Melendez dkk (2006) daun ini memiliki
potensi sebagai antibakteri. Hal ini karena kandungan saponin dalam daun yang
bersifat antibakteri. Dalam sabun antibakteri, biasanya digunakan antibakteri
sintesis sebagai zat aktif antimikroba yaitu triclosan.
Penggunaan triclosan sebagai zat aktif dalam sabun untuk membunuh bakteri
membawa dampak negatif bagi tubuh. Triclosan dapat menyebabkan resistensi
antibiotik sehingga menghambat kerja obat-obatan yang sebelumnya berpotensi
menyelamatkan hidup. Triclosan juga dapat memicu terciptanya superbug yaitu
bakteri yang sudah mengalami banyak sekali perubahan (mutasi sel), sehingga
membuat bakteri tersebut tidak dapat lagi dibunuh oleh apapun. Penggunaan
triclosan yang terlalu sering dan berlebihan dapat membunuh flora normal kulit
yang sebenarnya merupakan salah satu perlindungan kulit, misalnya terhadap
infeksi jamur (Gusviputri dkk, 2013). Dilihat dari banyaknya dampak negatif yang
dapat ditimbulkan oleh triclosan, maka perlu dipikirkan bahan alternatif lain yang
dapat menggantikan triclosan sebagai antimikroba.
5
Pembuatan Ekstrak
HHasil Pengujian
selama 21 jam, lalu diukur diameter daerah hambatan (zona yang tidak ditumbuhi
bakteri) disekitar pencadang kertas.
3.3.6. Uji Aktivitas Antioksidan
Pengujian antioksidan berdasarkan penelitian yang dilakukan metode Agustina
dkk (2017). Siapkan larutan DPPH 0,004% dalam 100 ml metanol. Absorbansi
dari 1 mL sampel dan 3 mL etanol diukur pada panjang gelombang 517 nm.
Selanjutnya dibuat kurva antara konsentrasi larutan uji dengan % peredaman
DPPH dan ditentukan harga EC50, yakni konsentrasi larutan uji yang memberikan
peredaman DPPH sebesar 50%.
3. Perjalanan Rp.860.000,00
Total Rp.9.199.000,00
DAFTAR PUSTAKA
Abdellaoui, S.E., Destandau, E., Renimel, I.K., Cancellieri, P., Toribio, A.,
Monteiro, V.J., Landemare, L. Andre, P., dan Elfakir, C. 2014. Centrifugal
Partition Chromatography for Antibacterial Bio-Guided Fractionation of
Clidemia hirta Roots. Separation and Purification Technology, 123: 221-
228.
Agusta, W.T. 2016. Optimasi Formula sabun Cair Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz &Pav) dengan Variasi
Konsentrasi Virgin Coconut Oil (VCO) dan Kalium Hidroksida. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.u
Agustina, L., Yulianti, M., Shoviantari, F., dan Sabban, I.F. Formulasi dan
Evaluasi Sabun Mandi Cair dengan Ekstrak Tomat (Solanum Lycopersicum
L.) sebagai Antioksidan. Jurnal Wiyata, 4(2): 104-110.
Atolania, O., Olabiyia, E.T., Issa, A.A., Azeeza, H.T., Onojab, E.G., Ibrahimc,
S.O., Zubairc, M.F., Oguntoyea, O.S., dan Olatunjic G.A. 2016. Green
synthesis and characterisation of natural antiseptic soaps from the oils of
underutilised tropical seed. Sustainable Chemistry and Pharmacy, 4: 32-39.
Felixa, S., Araujoa, J., Piresa, A.M., dan Sousa, A.C. 2017. Soap production: A
green prospective. Waste Management.
Fendiyanto, M.H., Satrio, R.D., Aprilia, A., Ukhraenah, R., dan Nurdin, A. 2014.
IAS (Invasive Alien Species) Clidemia hirta D.Don Sebagai Antibakteri
dalam Upaya Mengatasi Penyakit Tifus. Bogor: IPB.
Garna, H. 2001. Patofisiologi Infeksi Bakteri pada Kulit. Sari Pediatri, 2(4): 205 –
209.
Lopez, T., Corbin C., Falguieres A., Doussot, J., Montguillon, J. Hagege, D.,
Hano C., dan Laine, E. 2016. Secondary Metabolite Accumulation,
Antibacterial and Antioxidant Properties of In Vitro Propagated Clidemia
10
Kasenda, Y.C., YamLean, P.V.Y., dan Lolo, W.A. 2016. Formulasi Dan
Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair Ekstrak Etanol Daun Ekor
Kucing (Acalypha hispida Burm.F) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(3): 40-47.
Naomi, P., Gaol, A.M.L., dan Toha, M.Y. 2013. Pembuatan Sabun Lunak Dari
Minyak Goreng Bekas Ditinjau Dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik
Kimia, 19(2): 42-48.
Parubak, A.S. 2013. Senyawa Flavonoid yang Bersifat Antibakteri dari Akway
(Drimys becariana.Gibbs), 34-37.
Utama, R.F. 2017. Formulasi Dan Uji Efek Anti – Aging dari Krim Mengandung
Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Christm. & Panzer)
Swingle). Medan: USU.
Sari, R., dan Ferdinan, A. 2017. Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair dari
Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya. Original Article, 4(3): 111-120
Yemina, Y. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Senduduk Bulu
[Clidemia hirta (L.) D. Don ] Terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Medan: USU.
11
12
13
14
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Perguruan Universitas Institut Universiti
Tinggi Andalas Teknologi Sains
Bandung Malaysia
Kimia
Bidang Ilmu Kimia Kimia Farmasi
Tahun Masuk-Lulus 1980-1986 1988-1991 2002-2008
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Kajian Tingkat Antioksidan dan
Sitotoksik Ekstrak Daun dan Kulit
DIPA FMIPA
Batang Jambu Air (Sygyzium 2018
Unand
aqueum, Burm. f Alston) sebagai
Obat Tradisional
2 Pemanfaatan Sumber Daya DIPA FMIPA 2017
Tumbuhan Pulai (Alstonia Scholaris Unand
R.Br) yang Berpotensi sebagai
Antikanker
3 Pengujian Bioaktifitas Antioksidan, DIPA FMIPA 2016
Sitotoksitas Dan Fenolik Total Unand
Ekstrak Daun Jambu Bol (Syzygium
Malaccense) Yang Berpotensi
Sebagai Antikanker