Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

GREEN LIQUID SOAP DENGAN EKSTRAK CLIDEMIA HIRTA


SEBAGAI AGEN ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :

Elin Novianti; 1610412036; 2016


Riri Kurnia Ilahi; 1610421036; 2016
Rahmah Fadilah; 1810411036; 2017

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 2
1.4. Urgensi Penelitian ............................................................................... 2
1.5. Kontribusi Penelitian terhadap Ilmu Pengetahuan ............................... 2
1.6. Luaran yang Diharapkan ..................................................................... 2
1.7. Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1. Tumbuhan Senduduk Bulu (Clidemia hirta) ........................................ 3
2.2. Bakteri Staphylococcus aureus ............................................................ 3
2.3. Sabun ................................................................................................... 3
2.4. Antioksidan .......................................................................................... 3
2.5. Green Liquid Soap ............................................................................... 4
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................ 5
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 5
3.2. Alat dan Bahan ................................................................................... 5
3.2.1. Alat ........................................................................................... 5
3.2.2. Bahan ........................................................................................ 5
3.3. Prosedur Penelitian ............................................................................ 5
3.3.1. Preparasi Sampel ...................................................................... 6
3.3.2. Pembuatan Ekstrak ................................................................... 6
3.3.3. Pembuatan Sabun Cair Ekstrak Clidemia hirta................. ....... 6
3.3.4. Uji Mutu Sabun ........................................................................ 6
3.3.5. Uji Aktivitas Antibakteri .......................................................... 7
3.3.6. Uji Aktivitas Antioksidan ........................................................ 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ............................................ 8
4.1. Anggaran Biaya ................................................................................. 8
4.2. Jadwal Kegiatan ................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing................. 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .............................................. 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ...... 20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti............................................ 21

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sabun merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat, kita cenderung
menggunakan sabun yang baunya wangi dan harganya murah tanpa
mempertimbangkan keefektifannya sebagai agen antibakteri dan antioksidan serta
tanpa mempertimbangakan kandungan dalam sabun yang dapat membahayakan
kesehatan. Penerapan sabun antiseptik (antibakteri) untuk membersihkan tubuh
dapat menjadi baris pertama pertahanan dari serangan bakteri dan kuman sehingga
membantu dalam pencegahan infeksi kulit dan penyakit menular yang
ditimbulkan bakteri dan kuman (Atolania dkk, 2016). Sedangakan penerapan
sabun antioksidan berguna untuk pencegahan penuaan dini.
Kulit adalah barier mekanik pertama dalam pertahanan tubuh. Kulit
mencegah mikroorganisme dan agen perusak lain masuk ke dalam jaringan yang
lebih dalam (Garna, 2001). Infeksi kulit masih menjadi suatu masalah kesehatan
yang dihadapi masyarakat di negara berkembang termasuk Indonesia. Penggunaan
sabun mandi cair merupakan salah satu cara untuk melindungi kulit dari infeksi
bakteri dan mencegah penyakit infeksi kulit (Agusta, 2016). Untuk membunuh
bakteri, beberapa sabun menambahkan zat aktif seperti triclosan, yang berfungsi
sebagai antimikroba. Namun penggunaan triclosan membawa dampak negatif
bagi tubuh, dengan adanya dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh triclosan,
maka perlu dipikirkan bahan alternatif lain yang dapat menggantikan triclosan
sebagai antimikroba (Gusviputri dkk, 2013).
Kulit merupakan salah satu jaringan yang secara langsung akan
memperlihatkan proses penuaan dini. Jaringan ini akan menggunakan antioksidan
untuk melindungi diri dari efek kerusakan yang disebakan sinar matahari.
Antioksidan adalah salah satu senyawa yang dapat menetralkan dan meredam
radikal bebas dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel sehingga mengurangi
terjadinya kerusakan sel, seperti penuaan dini (Utama , 2017).
Berdasarkan pentingnya sabun antibakteri untuk membersihkan kulit dan
dampak negatif zat aktif triclosan sebagai antibakteri serta pentingnya sabun
antioksidan untuk meredam radikal bebas, peneliti membuat inovasi sabun
antibakteri dan antoksidan berbasis green liquid soap yang baik untuk kesehatan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pembuatan sabun antibakteri dan antioksidan
yang diformulasikan dengan ekstrak daun senduduk bulu (Clidemia hirta) sebagai
zat aktif untuk membunuh bakteri dan meredam radikal bebas.
Senduduk bulu adalah tumbuhan yang berasal dari Amerika Selatan (Lopez
dkk, 2016) dan tercatat dalam 100 spesies asing paling invasif di dunia. Tingkat
kehadirannya tinggi, hampir ditemukan pada semua plot sehingga mendominasi di
komunitasnya. Tumbuhan ini banyak digunakan dalam pengobatan tradisional.
Misalnya, di Brazil, Spesies ini digunakan untuk mengobati infeksi kulit oleh
Leishmania braziliensis. Tumbuhan ini juga digunakan sebagai sabun di Guyana
Prancis dan sifat antimikrobanya telah dilaporkan dalam etnobotani. Sifat-sifat ini
2

dapat dianggap berasal dari saponin yang ditemukan di daunnya (Lopez dkk,
2016). Tumbuhan ini juga mengandung tanin dan flavonoid yang aktif sebagai
antoksidan (Fendiyanto, 2014).
Dengan mempertimbangkan tumbuhan senduduk bulu tumbuh subur di
Indonesia bahkan menjadi tanaman invasif yang menjadi masalah nyata di daerah
hutan tropis karena kecenderungannya untuk menggantikan beragam vegetasi
alami (Abdellaoui dkk, 2014), kami melakukan inovasi dengan memanfaatkan
tumbuhan ini untuk formulasi tambahan sabun. Sehingga dapat mengurangi
pengaruhnya dalam menggantikan vegetasi alami dan pengaruhnya sebagai
gulma. Selain itu, di Indonesia belum ada pemanfaatan kandungan daun senduduk
bulu untuk formulasi pembuatan sabun juga menjadi pertimbangan peneliti.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan
bahwa :
a. Apa ekstrak daun senduduk bulu aktif sebagai antibakteri dan antioksidan
dalam sabun cair?
b. Berapa konsentrasi efektif formulasi ekstrak daun senduduk bulu dalam
sabun cair ?

1.3. Tujuan Penelitian


Dari perumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk :
a. Menentukan aktivitas antibakteri dan antioksidan ekstrak daun senduduk
bulu dalam sabun cair.
b. Menentukan konsentrasi efektif formulasi ekstrak daun senduduk bulu
dalam sabun cair.

1.4. Urgensi Penelitian


a. Alternatif sabun antibakteri dan antioksidan alami diperlukan agar tubuh
tidak terkena dampak buruk antibakteri sintesis dan kulit terhambat dari
penuaan dini.
b. Perlunya inovasi pemanfaatan tumbuhan senduduk bulu yang bersifat
invasif.

1.5. Kontribusi Penelitian terhadap Ilmu Pengetahuan


Penelitian ini memberikan kontribusi berupa penggunaan tumbuhan invasif
senduduk bulu sebagai antibakteri dan antioksidan yang baik untuk
kesehatan, dan tidak menutup kemungkinan dapat diproduksi secara industri.

1.6. Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Laporan kemajuan dan laporan akhir.
3

b. Publikasi artikel dalam jurnal nasional maupun internasional.


c. Sabun cair antibakteri dan antoksidan.

1.7. Manfaat Penelitian


a. Penggunaan daun senduduk bulu dapat mengurangi pengaruhnya sebagai
gulma yang mengganggu.
b. Memberikan informasi tentang aktivitas antibakteri dan antioksidan sabun
cair dengan formulasi ekstrak senduduk bulu.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Tumbuhan Senduduk Bulu(Clidemia hirta)
Ekstrak daun senduduk bulu menunjukkan hasil positif pada uji flavonoid,
saponin, dan tanin. Senyawa saponin membentuk busa sabun dalam air dan
merupakan bahan aktif permukaan, senyawa ini dapat mengganggu permeabilitas
membran sel bakteri, sehingga sel tersebut akan lisis (Fendiyanto dkk, 2014).
Tanin merupakan senyawa aktif metabolit sekunder yang diketahui mempunyai
beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare, antibakteri dan antioksidan
(Malangngi dkk, 2012), senyawa ini diduga memiliki sifat antimikroba karena
kemampuannya dalam menginaktif protein enzim, dan lapisan protein transport
(Fendiyanto dkk, 2014). Sedangkn flavonoid memiliki bermacam-macam manfaat
antara lain efek antioksidan, anti tumor, anti radang, antibakteri dan anti virus
(Parubak dkk, 2013).
Tumbuhan senduduk bulu merupakan tanaman invasif yang mengganggu di
Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nursanti dkk (2018) tumbuhan
ini memiliki nilai invasif paling dominan di antara jenis lainnya di kawasan
Tahura Sultan Thaha Syaifuddin yang dibuktikan dengan nilai INP (Indeks Nilai
Penting) tertinggi yaitu 51,53%.
2.2. Bakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus dapat ditemukan pada permukaan kulit sebagai
flora normal, terutama disekitar hidung, mulut, alat kelamin dan sekitar anus.
Bakteri ini dapat menyebabkan peradangan, pembentukan abses yaitu kumpulan
nanah atau cairan dalam jaringan pada jerawat dan bisul serta menyebabkan
berbagai infeksi lain yaitu keracunan makanan (Yemina, 2018). Menurut
Malendez dkk (2006) tumbuhan senduduk bulu memiliki keefektifan melawan
bakteri Staphylococcus aureus sebesar 12-mm diam.
2.3. Antioksidan
Paparan sinar matahari dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada kulit, karena
efek fotobiologik UVA dan UVB yang menimbulkan radikal bebas. Radikal bebas
merupakan penyebab penuaan dini pada kulit, serangan radikal bebas pada
jaringan dapat merusak asam lemak dan menghilangkan elastisitas, sehingga kulit
menjadi kering dan keriput (Utama, 2017). Antioksidan merupakan senyawa yang
4

dapat melindungi senyawa lain dari oksidasi oleh radikal bebas. Aktivitas
penangkapan radikal bebas dievaluasi menggunakan sistem pendeteksian radikal
bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) (Agustina dkk, 2017). Antioksidan akan
mereduksi DPPH membentuk DPPH-H. Reaksi ini diamati dengan adanya
perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning ketika elektron ganjil dari
radikal DPPH berpasangan dengan hidrogen (Malangngi dkk, 2012).
2.4. Green Liquid Soap
Green Liquid Soap adalah pemanfaatan ekstrak tanaman yang berpotensi sebagai
antibakteri sebagai bahan tambahan pembuatan sabun yang baik untuk kesehatan.
Pembuatan sabun atau saponifikasi adalah hdrolisis basa dari triasilgliserol (Felix
dkk, 2017). Penambahan ekstrak tanaman memberikan beberapa keuntungan
seperti baik untuk kesehatan dan harganya murah. Dalam penelitian ini digunakan
daun senduduk bulu karena menurut Melendez dkk (2006) daun ini memiliki
potensi sebagai antibakteri. Hal ini karena kandungan saponin dalam daun yang
bersifat antibakteri. Dalam sabun antibakteri, biasanya digunakan antibakteri
sintesis sebagai zat aktif antimikroba yaitu triclosan.
Penggunaan triclosan sebagai zat aktif dalam sabun untuk membunuh bakteri
membawa dampak negatif bagi tubuh. Triclosan dapat menyebabkan resistensi
antibiotik sehingga menghambat kerja obat-obatan yang sebelumnya berpotensi
menyelamatkan hidup. Triclosan juga dapat memicu terciptanya superbug yaitu
bakteri yang sudah mengalami banyak sekali perubahan (mutasi sel), sehingga
membuat bakteri tersebut tidak dapat lagi dibunuh oleh apapun. Penggunaan
triclosan yang terlalu sering dan berlebihan dapat membunuh flora normal kulit
yang sebenarnya merupakan salah satu perlindungan kulit, misalnya terhadap
infeksi jamur (Gusviputri dkk, 2013). Dilihat dari banyaknya dampak negatif yang
dapat ditimbulkan oleh triclosan, maka perlu dipikirkan bahan alternatif lain yang
dapat menggantikan triclosan sebagai antimikroba.
5

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam, Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,
Padang selama lima bulan.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ialah pH meter, gelas ukur, batang
pengaduk, pipet tetes, timbangan analitik, cawan petri, inkubator, erlenmeyer
tutup asah 250 mL, botol timbang, gelas ukur 100 mL, buret, pendingin tegak,
autoklav, oven, blender, beaker gelas, penangas, piknometer, jarum ose,
mikropipet, mistar berskala, tabung reaksi, pipet takar, labu ukur, corong,
termometer, spatula, labu semprot, kertas saring, alumunium foil,
spektrofotometer dan ayakan mesh 200.
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah daun senduduk bulu,
isolat bakteri Staphylococcus aureus, minyak kelapa, Kalium Hidroksida (KOH),
metanol, akuades, Natrium Carboksil Metil Celulosa (Na-CMC), Sodium Lauryl
Sulfate (SLS), asam stearat, Butyl Hidroksi Anisol (BHA), pengaroma rose,
alkohol 96%, sabun Dettol, media MHA, 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH),
indikator phenol phtalein, asam klorida, spiritus, dan larutan buffer.
3.3. Prosedur Kerja
Preparasi Sampel

Pembuatan Ekstrak

Pembuatan Sabun Cair Ekstrak Clidemia hirta

uUji Aktivitas Antibakteri Uji Mutu Sabun uUji Aktivitas Antioksidan

HHasil Pengujian

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


6

3.3.1. Preparasi Sampel


Preparasi sampel berdasarkan penelitian yang dilakukan Dimpudus et.al. (2017).
Sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah daun senduduk bulu yang
diambil dari Kec. Koto Besar Kab. Dharmasraya. Sampel dicuci dengan air
mengalir. Setelah bersih daun dipotong kecil-kecil lalu dikeringanginkan. Sampel
yang telah kering dihaluskan dengan menggunakan blender sampai menjadi
serbuk dan diayak dengan ayakan mesh 200.
3.3.2. Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak daun senduduk bulu berdasarkan penelitian yang dilakukan
Dimpudus et.al. (2017). Sebanyak 200 g serbuk simplisia daun senduduk bulu
dimasukkan ke dalam wadah, kemudian dimaserasi dengan pelarut etanol 96%
sebanyak 1000 mL, ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama lima hari
sambil sesekali diaduk. Setelah lima hari, sampel yang dimaserasi tersebut
disaring menggunakan kertas saring sehingga menghasilkan filtrat I dan residu I.
Residu yang ada kemudian diremaserasi dengan pelarut etanol 96% sebanyak 500
mL, ditutup dengan aluminium foil dan dibiarkan selama dua hari sambil sesekali
diaduk. Setelah dua hari, sampel tersebut disaring menggunakan kertas saring,
sehingga menghasilkan filtrat II dan residu II. Filtrat I dan II digabungkan, lalu
diuapkan menggunakan evaporator. Setelah itu ekstrak ditimbang dan disimpan
dalam wadah tertutup sebelum digunakan untuk pengujian.
3.3.3. Pembuatan Sabun Cair Ekstrak Clidemia hirta
Pembuatan sabun cair ekstrak daun senduduk bulu berdasarkan penelitian yang
dilakukan Dimpudus et.al. (2017). Minyak kelapa dimasukkan sebanyak 15 mL
ke dalam 4 buah gelas piala, 8 mL kalium hidroksida 40% ditambahkan sedikit
demi sedikit sambil terus dipanaskan pada suhu 50℃ hingga mendapatkan sabun
pasta. Sabun pasta ditambahkan dengan 15 mL aquades dan Na-CMC 0,5 g yang
telah dikembangkan dalam aquades panas, diaduk hingga homogen. Asam stearat
sebanyak 0,25 g, SLS 0,5 g, BHA 0,5 g dan pengaroma 1 mL dimasukan ke dalam
gelas piala satu per satu dan diaduk hingga homogen. Ekstrak daun senduduk bulu
ditambahkan dalam campuran sehingga konsentrasi ekstrak dalam sabun menjadi
5 %, 10 % dan 15% serta 1 campuran tanpa penambahan ekstrak daun senduduk
bulu (basis) diaduk hingga homogen. Sabun cair ditambahkan dengan aquades
hingga volume 50 mL, dimasukkan ke dalam wadah bersih yang telah disiapkan.
3.3.4. Uji Mutu Sabun
a. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dari sabun cair berdasarkan penelitian yang dilakukan Sari
(2017). Uji yang dilakukan merupakan uji fisik dari sabun cair meliputi warna,
bau, dan bentuk. Berdasarkan SNI 06-4085-1996 syarat mutu sabun cair
berbentuk cairan homogen, memiliki bau dan warna yang khas.
b. Uji pH
Pengujian pH dari sabun cair berdasarkan penelitian yang dilakukan Sari (2017).
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pH meter. Alat pH meter
7

dikalibrasi dengan larutan buffer setiap akan dilakukan pengukuran. Elektroda,


yang telah dibersihkan, dicelupkan ke dalam sampel yang akan diperiksa. Nilai
pH pada skala pH meter dibaca dan dicatat. Berdasarkan SNI 06-4085-1996 syarat
mutu sabun cair memiliki pH antara 8-11.
c. Uji Tinggi Busa
Pengujian tinggi busa dari sabun cair berdasarkan penelitian yang dilakukan Sari
(2017). Sampel ditimbang sebanyak 1 g, dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan akuades sampai 10 ml, dikocok dengan membolak-
balikkan tabung reaksi, lalu segera diukur tinggi busa yang dihasilkan. Kemudian,
tabung didiamkan selama 5 menit, dan diukur lagi tinggi busa yang dihasilkan.
Berdasarkan SNI, syarat tinggi busa dari sabun cair yaitu 13-220 mm.
Tinggi busa akhir
Uji busa = ×100%
Tinggi busa awal
d. Uji Bobot Jenis
Pengujian bobot jenis dari sabun cair berdasarkan penelitian yang dilakukan Sari
(2017). Penetapan ditentukan menggunakan alat piknometer. Piknometer kosong
ditimbang dan dicatat bobotnya. Kemudian piknometer diisi air dan ditimbang,
lalu ke dalam piknometer yang sama dimasukkan sampel sabun dan ditimbang.
Berdasarkan SNI 06-4085- 1996 syarat mutu sabun cair memiliki bobot jenis
1,01-1,10. Rumus yang digunakan adalah:
Bobot sampel
Bobot jenis =
Bobot air

e. Uji Alkali Bebas


Pengujian alkali bebas berdasarkan metode pada standar SNI 06-4085- 1996.
Sampel ditimbang sekitar 5 g, dimasukkan ke dalam erlenmeyer tutup asah 250
ml dan ditambahkan 100 ml alkohol 96% netral, batu didih serta beberapa tetes
larutan penunjuk phenol phtalein. Panaskan diatas penangas air memakai
pendingin tegak selama 30 menit mendidih. Bila larutan berwarna merah, titar
dengan larutan HCI 0,l N dalam alkohol sampai warna merah tepat hilang.
Berdasarkan SNI 06-4085- 1996 syarat mutu sabun cair memiliki alkali bebas
maksimal 0,1.
3.3.5. Uji Aktivitas Antibakteri
Pengujian aktivitas antibakteri berdasarkan penelitian yang dilakukan Yemina
(2018). Sebanyak 0,1 ml inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, lalu
dituang media nutrient agar sebanyak 15 ml. Cawan petri dihomogenkan di atas
permukaan meja agar media dan suspensi bakteri tercampur rata dan di biarkan
memadat. Pada media yang telah padat diletakan pencadang kertas yang telah
direndam 15 menit dalam larutan ekstrak daun senduduk bulu, sabun cair
antibakteri yang ditambah ekstrak daun senduduk bulu dengan variasi konsentrasi
konsentrasi (5%, 10%, dan 15%), kontrol positif (sabun cair dettol) dan kontrol
negatif (basis sabun), kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37C
8

selama 21 jam, lalu diukur diameter daerah hambatan (zona yang tidak ditumbuhi
bakteri) disekitar pencadang kertas.
3.3.6. Uji Aktivitas Antioksidan
Pengujian antioksidan berdasarkan penelitian yang dilakukan metode Agustina
dkk (2017). Siapkan larutan DPPH 0,004% dalam 100 ml metanol. Absorbansi
dari 1 mL sampel dan 3 mL etanol diukur pada panjang gelombang 517 nm.
Selanjutnya dibuat kurva antara konsentrasi larutan uji dengan % peredaman
DPPH dan ditentukan harga EC50, yakni konsentrasi larutan uji yang memberikan
peredaman DPPH sebesar 50%.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


Biaya yang diusulkan
No. Jenis Pengeluaran
(Rp)
1. Perlengkapan yang diperlukan Rp.2.065.000,00

2. Bahan Habis Pakai Rp.4.484.000,00

3. Perjalanan Rp.860.000,00

Pengeluaran lain-lain (dokumentasi dan sewa


4. Rp.1.790.000,00
alat)

Total Rp.9.199.000,00

4.2. Jadwal Kegiatan


Bulan ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Studi literatur
Penyediaan bahan dan
2.
peralatan
Pengerjaan
3.
Laboratorium
Analisis data hasil
4.
penelitian
Pembuatan laporan dan
5.
seminar
9

DAFTAR PUSTAKA

Abdellaoui, S.E., Destandau, E., Renimel, I.K., Cancellieri, P., Toribio, A.,
Monteiro, V.J., Landemare, L. Andre, P., dan Elfakir, C. 2014. Centrifugal
Partition Chromatography for Antibacterial Bio-Guided Fractionation of
Clidemia hirta Roots. Separation and Purification Technology, 123: 221-
228.

Agusta, W.T. 2016. Optimasi Formula sabun Cair Antibakteri Ekstrak Etanol
Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz &Pav) dengan Variasi
Konsentrasi Virgin Coconut Oil (VCO) dan Kalium Hidroksida. Pontianak:
Universitas Tanjungpura.u

Agustina, L., Yulianti, M., Shoviantari, F., dan Sabban, I.F. Formulasi dan
Evaluasi Sabun Mandi Cair dengan Ekstrak Tomat (Solanum Lycopersicum
L.) sebagai Antioksidan. Jurnal Wiyata, 4(2): 104-110.

Atolania, O., Olabiyia, E.T., Issa, A.A., Azeeza, H.T., Onojab, E.G., Ibrahimc,
S.O., Zubairc, M.F., Oguntoyea, O.S., dan Olatunjic G.A. 2016. Green
synthesis and characterisation of natural antiseptic soaps from the oils of
underutilised tropical seed. Sustainable Chemistry and Pharmacy, 4: 32-39.

Dimpudus, S.A., Yamlean, P.V.Y., dan Yudistira, A. 2017. Formulasi Sediaan


Sabun Cair Antiseptik Ekstrak Etanol Bunga Pacar Air (Impatiens
balsamina L.) dan Uji Efektivitasnya Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus SECARA In Vitro. Jurnal Ilmiah Farmasi, 6(3): 118-123.

Felixa, S., Araujoa, J., Piresa, A.M., dan Sousa, A.C. 2017. Soap production: A
green prospective. Waste Management.

Fendiyanto, M.H., Satrio, R.D., Aprilia, A., Ukhraenah, R., dan Nurdin, A. 2014.
IAS (Invasive Alien Species) Clidemia hirta D.Don Sebagai Antibakteri
dalam Upaya Mengatasi Penyakit Tifus. Bogor: IPB.

Garna, H. 2001. Patofisiologi Infeksi Bakteri pada Kulit. Sari Pediatri, 2(4): 205 –
209.

Gusviputri, A. Meliana, P.S.N., Aylianawati, dan Indraswati, N. 2013. Pembuatan


Sabun Dengan Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Antiseptik Alami. Widya
Teknik, 12(1): 11-21.

Lopez, T., Corbin C., Falguieres A., Doussot, J., Montguillon, J. Hagege, D.,
Hano C., dan Laine, E. 2016. Secondary Metabolite Accumulation,
Antibacterial and Antioxidant Properties of In Vitro Propagated Clidemia
10

hirta L. Extracts are Influenced by The Basal Culture Medium. Comptes


Rendus Chimie, hal 1-6.

Kasenda, Y.C., YamLean, P.V.Y., dan Lolo, W.A. 2016. Formulasi Dan
Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair Ekstrak Etanol Daun Ekor
Kucing (Acalypha hispida Burm.F) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(3): 40-47.

Malangngia, L.P., Sangia, M.S., Paendonga, J.J.E. 2012. Penentuan Kandungan


Tanin dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat (Persea
americana Mill.). Jurnal Mipa Unsrat Online,1(1): 5-10.

Melendez, P.A., dan Caprilesa, V.A. 2006. Antibacterial Properties of Tropical


Plants from Puerto Rico. Phytomedicine, 13: 272–276.

Naomi, P., Gaol, A.M.L., dan Toha, M.Y. 2013. Pembuatan Sabun Lunak Dari
Minyak Goreng Bekas Ditinjau Dari Kinetika Reaksi Kimia. Jurnal Teknik
Kimia, 19(2): 42-48.

Nursanti, dan Adriadi, A. 2018. Keanekaragaman Tumbuhan Invasif Di Kawasan


Taman Hutan Raya Sultan Thaha Saifuddin, Jambi (Diversity of Invasif
Aliens Species in Sultan Thaha Saifuddin Grand Forest Park, Jambi). Media
Konservasi, 23(1): 85-91.

Parubak, A.S. 2013. Senyawa Flavonoid yang Bersifat Antibakteri dari Akway
(Drimys becariana.Gibbs), 34-37.

Utama, R.F. 2017. Formulasi Dan Uji Efek Anti – Aging dari Krim Mengandung
Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia (Christm. & Panzer)
Swingle). Medan: USU.

Sari, R., dan Ferdinan, A. 2017. Pengujian Aktivitas Antibakteri Sabun Cair dari
Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya. Original Article, 4(3): 111-120

Yemina, Y. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Senduduk Bulu
[Clidemia hirta (L.) D. Don ] Terhadap Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Medan: USU.
11
12
13
14

Biodata Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Afrizal, MS
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Kimia
4 NIP/ NIDN 196002091987031004/0009026011
5 Tempat dan Tanggal Lahir Lubuk Basung / 9 Februari 1960
6 Alamat E-mail afrizalitam@yahoo.com
7 Nomor Telepon/HP +6281374765246

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Perguruan Universitas Institut Universiti
Tinggi Andalas Teknologi Sains
Bandung Malaysia
Kimia
Bidang Ilmu Kimia Kimia Farmasi
Tahun Masuk-Lulus 1980-1986 1988-1991 2002-2008

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Kimia Organik I Wajib 3
2 Kimia Organik II Wajib 3
3 Kimia Organik Fisika Wajib 2
4 Kimia Organik Bahan Alam Wajib 3
5 Praktikum Kimia Organik I Wajib 1
6 Praktikum Kimia Organik II Wajib 1
7 Kimia Dasar Wajib 3
8 Praktikum Kimia Dasar Wajib 1
9 Kimia Organik Lanjut Pilihan 2
10 Organologam Pilihan 2
11 Heterosiklik Pilihan 2
12 Kimia Industri Pilihan 2
13 Bioaktifitas Pilihan 2
14 Teknik Laboratorium Kimia Organik Pilihan 2
15 Penentuan Struktur Molekul Pilihan 2
16 Kimia Sumber Daya Alam Tropis Wajib 2
17 Sintesa Organik Pilihan 2
15

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Kajian Tingkat Antioksidan dan
Sitotoksik Ekstrak Daun dan Kulit
DIPA FMIPA
Batang Jambu Air (Sygyzium 2018
Unand
aqueum, Burm. f Alston) sebagai
Obat Tradisional
2 Pemanfaatan Sumber Daya DIPA FMIPA 2017
Tumbuhan Pulai (Alstonia Scholaris Unand
R.Br) yang Berpotensi sebagai
Antikanker
3 Pengujian Bioaktifitas Antioksidan, DIPA FMIPA 2016
Sitotoksitas Dan Fenolik Total Unand
Ekstrak Daun Jambu Bol (Syzygium
Malaccense) Yang Berpotensi
Sebagai Antikanker

C.3. Pengabdian Masyarakat


No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1 Pelatihan Praktikum Laboratorium
Kimia Sederhana Kepada Siswa
DIPA FMIPA 2018
SMAN 3 Padang Panjang
(Termokimia).
2 Pelatihan Praktikum Kimia
Sederhana Menggunakan Bahan-
Bahan Di sekitar Kita Untuk Guru DIPA FMIPA 2017
Kimia Dan Siswa SMA I 2 X 11
Kayu Tanam (Titrasi Asam Basa).
3 Pemberdayaan Perempuan Melalui
Ketrampilan Pemanfaatan Limbah
Kertas Menjadi Produk Yang DIPA FMIPA 2016
Bermanfaat Di Koto Malintang, Kec.
Tanjung Raya Kab. Agam.
4 Strategi Masuk Perguruan Tinggi
serta Sosialisasi Fakultas dan Jurusan
di Lingkungan Fakultas MIPA DIPA FMIPA 2015
Universitas Andalas di SMA N 1
Lubuk Alung Kab. Padang Pariaman
5 Teknologi Pemanfaatan Limbah Air Mandiri
Kelapa Untuk Pembuatan Nata De 2015
Coco di Desa Marunggi Kec.
16

Pariaman Selatan Kota Pariaman


6 Penyuluhan Bahaya Bahan Tambahan
Makanan Dan Penerapan Teknologi
Proses Pengolahan Pewarna
Minuman Berbahan Dasar Ubi Ungu
2014
Pada Kelompok Pedagang Minuman DIPA FMIPA
Di Kawasan Wisata Pantai Tiram,
Kecamatan Ulakan, Tapakis
Pariaman
7 Penyuluhan Pengaruh Bahan
Tambahan Makanan Bagi Kesehatan
dan Penggunaan Zat Warna Alami
2014
Pada Makanan dan Minuman di Desa
Batu Hampar Kec. Kayu Aro Kab. Mandiri
Kerinci
8 Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Dengan Tumbuhan Obat, Di Desa Mandiri
2014
Batu Hampar, Kec. Kayu Aro, Kab.
Kerinci
9 Pengabdian Kepada Masyarakat Himpunan
dalam kegiatan Lomba Kimia Mahasiswa Kimia
Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMKA) FMIPA 2014
(HIMKA) FMIPA Universitas Universitas
Andalas Andalas
10 Penyuluhan Bahaya Penggunaan
Minyak Bekas Bagi Kesehatan Dan
Penerapan Teknologi Proses
Pengolahan Minyak Bekas Pada DIPA FMIPA 2013
Kelompok Jajanan Gorengan Di
Kawasan Wisata Pantai Tiram,
Pariaman
11 Sosialisasi Penggunaan Zat
Tambahan Makanan Alami Dan
Penyuluhan Pengaruh Bahan
Tambahan Makanan yang Berbahaya DIPA FMIPA
2013
Bagi Kesehatan Masyarakat Di
Korong Simpang Balai Kamih Nagari
Kepala Hilalang, Kec 2x11 Kayu
Tanam Kab. Padang Pariaman
17
18

2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Jenis Peralatan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
 Pipet takar 10 mL 1 buah 35.000 35.000
 Beaker gelas 100 2 buah 60.000 120.000
mL
 Labu ukur 50 mL 1 buah 85.000 85.000

 Erlenmeyer tutup 1 buah 120.000 120.000


asah 250 mL
 Termometer 1 buah 200.000 200.000
 Magnetik stirrer 1 buah 35.000 35.000
 Cawan petri 5 buah 55.000 275.000
 Pendingin tegak 1 buah 250.000 250.000
 Botol timbang 1 buah 85.000 85.000
 Piknometer 1 buah 100.000 100.000
 Jarum ose 1 buah 10.000 10.000
 Spatula 1 buah 20.000 20.000
 Masker 1 buah 55.000 55.000
 Sarung tangan 1 kotak 50.000 50.000
 Mistar berskala 1 buah 10.000 10.000
 Bola hisap 1 buah 115.000 115.000
 Botol reagen 1 buah 250.000 250.000
 Ayakan 200 mesh 1 buah 250.000 250.000
SUB TOTAL (Rp) 2.065.000
2. Bahan Habis Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
 Bakteri
Staphylococcus 1 tabung 450.000 450.000
aureus reaksi
1 botol
 Minyak kelapa 20.000 20.000
(250 mL)
 Kalium hidroksida 25 g 5.000 125.000
 Akuades 100 L 5.000 500.000
 Na-CMC 1 kg 198.000 198.000
 SLS 1 kg 85.000 85.000
 Asam Stearat 1 kg 118.000 118.000
 BHA 10 g 49.500 495.000
 Pengaroma rose 20 mL 15.000 300.000
 Alkohol 96% 5L 37.000 185.000
 Sabun dettol 1 botol 70.000 70.000
19

 Media NA 100 g 4000 400.000


 Larutan buffer 4 bungkus 30.000 120.000
 DPPH 50 mg 603.000 603.000
 HCl 1L 45.000 45.000
 Indikator phenol 1 botol 70.000 70.000
phtalein (100 mL)
 Kertas saring 5 lembar 20.000 100.000
 Metanol 4L 100.000 400.000
 Alumunium foil 1 gulung 50.000 50.000
 Tisu 1 kotak 50.000 50.000
 Masker wajah 1 kotak 100.000 100.000
(100 pcs)
SUB TOTAL (Rp) 4.484.000
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
 Transportasi 2 kali 400.000 800.000
pengambilan sampel
 Transportasi 2 kali 30.000 60.000
pembelian sampel
SUB TOTAL (Rp) 860.000
4.Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
1 kali
 Dokumentasi 200.000 200.000
pencetakan
 Biaya pembuatan
proposal dan laporan 5 kali 60.000 300.000
akhir
 Sewa rotary 3 kali 15.000 45.000
evaporator pemakaian
 Sewa laminar air 1 kali 25.000 25.000
flow pemakaian
 Sewa autoclave 3 kali 15.000 45.000
pemakaian
 Sewa inkubator 3 kali 15.000 45.000
pemakaian
 Pengukuran 4 sampel, 35.000 700.000
Spektrofotometer 5 variasi
UV konsentrasi
 Pengkuran pH 4 sampel 20.000 80.000
 Pendaftaran Seminar 1 kali 350.000 350.000
SUB TOTAL (Rp) 1.790.000
TOTAL (Rp) 9.199.000
Sepuluh juta empat ratus tiga ribu
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Program Bidang Alokasi Waktu


No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
 Preparasi
sampel
 Pengekstrak
an daun
Elin Novianti Kimia senduduk
1. Kimia 10 jam
1610412036 murni bulu
 Pembuatan
sabun
 Uji aktivitas
antioksidan
 Uji
Riri Kurnia organoleptik
Biologi
2. Ilahi Biologi 8 jam  Uji Ph
murni
1610421036  Uji aktivitas
antibakteri
 Uji tinggi
busa
Rahmah
Kimia  Uji bobot
3. Fadilah 8 jam
murni jenis
1810411036
Kimia  Uji Alkali
Bebas
21

Anda mungkin juga menyukai