KEWIRAUSAHAAN FARMASI
(SF.19.06.061)
TAHUN 2023
i
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI.................................................................................................i
DAFTAR TABEL.........................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................1
Latar Belakang..........................................................................1
Identifikasi Masalah...................................................................2
Perumusan Masalah.................................................................2
Tujuan.......................................................................................2
Gambaran Usaha......................................................................5
Kelayakan Usaha......................................................................5
Lokasi Usaha..........................................................................10
Tahap Produksi.......................................................................10
Anggaran Biaya.......................................................................12
Jadwal Kegiatan......................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................15
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trend back to nature yang tengah melanda dunia estetika meningkatkan penelitian
terhadap formula kosmetika dan juga terhadap beberapa tanaman sebagai bahan aktif
kosmetika. Penelitian tersebut dilakukan terhadap tanaman yang sudah digunakan secara
turun temurun mau pun penelitian yang bertujuan mencari tanaman baru sebagai inovasi dan
variasi bahan aktif. Peningkatan penelitian formula kosmetika juga bertujuan untuk mencari
bentuk sediaan kosmetika yang tahan lama, praktis, mudah dan cepat diaplikasikan yang
sudah menjadi kebutuhan manusia modern dalam kehidupan yang serba cepat. Terdapat
banyak sediaan kosmetika tradisional yang salah satunya adalah lulur. Lulur ditumbuk atau
digiling, dibuat pasta, lalu dioleskan di atas kulit dan digosok untuk mengangkat sel kulit mati
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena
mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Radikal
bebas dapat ditangkal oleh antioksidan. Salah satu tanaman dari Indonesia yang terbukti
Buah naga merah termasuk dalam famili Cactacea yang dapat tumbuh dengan baik
dengan kisaran suhu 26-38°C dan kelembaban 70-90%. Kandungan air memiliki proporsi
terbanyak sebagai penyusun buah tersebut yaitu 82,5-83 g/100 g daging buah. Tanaman ini
mempunyai kandungan antioksidan seperti vitamin C, senyawa flavonoid, serta polifenol 2,3.
Buah naga merah memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi jika dibandingkan buah
naga putih.
Penelitian dalam ekstrak kering buah naga merah (H. polyrhizus) menyatakan bahwa
buah naga merah memiliki aktivitas antioksidan dengan EC50 setara dengan 2,90 mM vitamin
C per 1 g ekstrak kering. Kandungan antioksidan pada dua jenis buah naga murni yaitu
134.1 ± 30.1 μg GA/ puree pada buah naga merah (H. polyrhizus) dan 34.7 ± 7.3 μg GA/g
puree pada buah naga putih (H. undatus). Penelitian dalam ekstrak kering buah naga putih (H.
Pembuatan lulur yang menjadi modifikasi buah naga menjadi salah satu dasar
pembuatan proposal ini. Sebuah terobosan baru sebuah produk lulur buah naga yang memiliki
khasiat sebagai antioksidan. Berdasarkan latar belakang tersebut, proposal ini mengangkat
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah yaitu trend back to
nature yang tengah melanda dunia estetika meningkatkan penelitian terhadap formula
kosmetika dan juga terhadap beberapa tanaman sebagai bahan aktif kosmetika.
C. Perumusan Masalah
2. Bagaimana strategi pemasaran lulur buah naga sebagai terobosan baru dari bahan alami
D. Tujuan
2. Untuk mengetahui strategi pemasaran lulur buah naga sebagai terobosan baru dari bahan
Bila dilihat dari segi penggunaannya, pemanfaatan buah naga masih sedikit terutama
dalam kosmetika. Target luaran yang diharapkan dari produk ini yaitu menghasilkan suatu
produk kosmetik yang memiliki kandungan antioksidan yang tinggi yang baik bagi kesehatan
kulit yang terbuat dari bahan alami dan meningkatkan kreatifitas mahasiswa serta dapat
BAB II
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Dimana terdapat
lebih kurang 30.000 tanaman di Indonesia yang berkhasiat sebagai obat. Tanaman-tanaman
ini bukan hanya dimanfaatkan untuk obat saja, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk kosmetika.
Salah satu tanaman yang bisa digunakan untuk kosmetika adalah buah Naga.
Salah satu kosmetik yang dapat di produksi dari buah naga adalah lulur. Berbagai bukti
ilmiah menunjukkan bahwa buah naga mengandung senyawa anti oksidan, vitamin C, E, A,
karoten, asam-asam fenol, polifenol dan flavonoid. ( Prakash 2001, Okawa et al., 2001).
Karakter utama senyawa antioksidan adalah kemampuannya yang dapat menangkap dan
menstabilkan radikal bebas. (Prakash 2001). Vitamin yang terkandung dalam buah naga,
seperti Vitamin C dan E sangat baik untuk kulit. Sehingga cocok untuk dijadikan bahan dasar
atau bahan utama pembuatan lulur. Terdapat empat jenis buah naga yaitu buah naga daging
putih (Hylocereus undatus), buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga daging
super merah (Hylocereus costaricensis) dan buah kuning daging putih (Selenicerius
megalanthus). Pada pembuatan lulur ini menggunakan buah naga daging merah (Hylocereus
polyrhizus).
Lulur merupakan salah satu ramuan produk farmasi yang dibuat dari berbagai macam
bahan alami untuk perawatan kulit tubuh. Pada era teknologi sekarang ini semakin banyak
teknologi kecantikan yang berkembang pesat. Namun tidak mengganti posisi lulur sebagai
perawatan kulit tubuh yang banyak digunakan baik pria maupun wanita. Penggunaan lulur
yang mudah, sehingga dapat dilakukan sendiri dirumah menjadikan lulur sebagai salah satu
Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki tanaman berkhasiat obat maupun
untuk kosmetik, sehingga banyak tanaman yang bisa dibuat menjadi lulur. Banyaknya
masyarakat yang menggunakan lulur membuat kami tertarik untuk memproduksi lulur dengan
bahan alam yaitu buah naga. Sejauh yang kami ketahui, saat ini belum adanya lulur yang
terbuat dari buah naga. Kandungan antioksidan yang terdapat pada buah naga serta vitamin
E yang dietahui bagus untuk kulit, menjadikan kami semakin tertarik untuk membuat lulur
ini. Dengan adanya produk lulur dari buah naga ini di harapkan masyarakat semakin
mengetahui khasiat dari buah naga yang jarang diketahui oleh masyarakat yaitu untuk
merawat dan menjaga kesehatan kulit. Dan bisa menjadi salah satu produk kebanggaan
mahasiswa STFB yang dapat membuat lulur dari buah naga. Warna merah yang khas dari
buah naga ini dapat dijadikan daya tarik masyarakat untuk menggunakan lulur ini disamping
juga khasiatnya yang baik untuk kulit. Sehingga, produk ini memiliki potensi yang baik
yang sama
kecantikan,
salon kecantikan,dll)
banyak dikenal
9
dan steril
masyarakat
buah naga
stabil
10
C. Gambaran Usaha
anggota kelompok ikut secara aktif mengoperasikan bisnis serta bertanggung jawab atas
kesuksesn bisnis. Namun dalam pelaksanaan teknis ada pembagian tugas masing-masing
sesuai kesepakatan bersama. Selain itu usaha ini akan bekerja sama dengan petani buah
naga. Kerja sama dengan industri kosmetik yang serupa juga akan dijalin dalam proses
pembuatannya karena disini kami belum memiliki alat yang memadai untuk digunakan dalam
pembuatan lulur buah naga ini. Dalam pemasaran kami juga akan mencoba menjalin kerja
sama dengan salon kecantikan, klinik kecantikan, supermarket (mis. Indomaret, alfamart), dan
juga kerjasama dengan koperasi yang ada di STFB agar produk kami lebih dikenal lagi oleh
masyarakat luas.
D. Kelayakan Usaha
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu usaha tesebut
layak atau tidak untuk didirikan. Beberapa cara yang paling sering digunakan untuk
menganalisis kelayakan suatu usaha yaitu dengan cara menghitung BEP dan B/C Ratio serta
R/C Ratio.
1. BEP (Break Even Point) merupakan titik dimana modal dapat kembali bisa dalam bentuk
2. B/C Ratio merupakan perbandingan antara keuntungan dengan biaya produksi. Usaha
dikatakan menguntungkan dan layak jika B/C Ratio lebih besar dari 0 (>0)
produksi. Usaha dapat dikatakan layak apabila R/C Ratio lebih dari 1,00 (>1,00) Analisis
n Satuan (Rp)
(Rp)
a. Bahan Utama
b. Bahan
3 Kg 7.000, 00 28.000, 00
Pelengkap
3 Kg 5.000, 00 15.000, 00
Bunga mawar
3 Kg 4.000, 00 12.000, 00
Bunga melati
3 Kg 3.000, 00 15.000, 00
2.
Tepung beras
300 1.200, 00 360.000, 00
Rempah
botol
lainnya Bahan
2 roll 15.000, 00 30.000, 00
Pengemas
300 unit 800, 00 240.000, 00
Botol plastik
400 unit 150, 00 60.000, 00
Plastik pembungkus
300 unit 7.00,00 210.000, 00
Kardus
Plastik press
Sticker label
12
h Pemakaia Penyusut
n
n an (Rp)
Pemakaian Jangka 4
Tahun
Pemakaian Jangka 2
Tahun
Harga Total
No Uraian Jumla
Satuan Biaya
h
(Rp) (Rp)
1. Biaya habis pakai + Biaya penyusutan + Biaya Transport = Rp. 1.890.000, 00 + Rp. 621.000, 00 +
2. Jumlah barang yang di produksi 600 unit dengan harga Rp. 8.000, 00/ unit, sehingga total
4. B/C Ratio = Total Keuntungan/ Total Biaya = Rp. 2.019.000/ Rp. 2.781.000 = 0,73
Maka hal ini berarti keuntungan yang diperoleh sebesar 62% dari total biaya.
= 347, 62
14
b. BEP Produksi 347,62 berarti usaha produksi dan pemasaran lulur Buah naga akan mencapai
= Rp. 4.635
d. BEP Harga tersebut berarti usaha lulur buah naga akan mencapai titik impas apabila barang
yang diproduksi di jual dengan harga Rp. 4.635 (dibulatkan menjadi Rp. 4.600 / kemasan).
15
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Lokasi Usaha
Rencana lokasi pelaksanaan usaha pengembangan dan pemasaran produk lulur buah
selain itu produk yang kami tawarkan juga akan dipasarkan di mini market yang menyediakan
produk kosmetik.
B. Tahap Produksi
Peralatan dan sarana yang dibutuhkan untuk usaha pengembangan dan pemasaran produk
lulur adalah:
a. Alat
1) Alat pemilihan, pencucian, dan penyimpanan bahan baku: Baskom, keranjang, lemari
2) Alat peramuan lulur: Baskom, derigen, nampan, pemurni air (Water purifier), spatula
b. Bahan
2) Bahan Pelengkap: Tepung beras, bunga kenanga, bunga mawar, bunga melati,
c. Tata laksana
Kegiatan persiapan yaitu melengkapi alat dan bahan yang diperlukan dalam proses
17
Tahapan ini sangat penting untuk diperhatikan karena menentukan hasil akhir dari
produk. Istilah sederhananya, jika input baik maka output baik. Hal-hal yang dilakukan
1) Memilih dan memilah-milah bahan basah maupun bahan kering (simplisia) dan
Bahan baku yang telah lolos pada tahap pemilihan maka harus melewati tahap selanjutnya,
yaitu:
1) Mencuci simplisia dengan menggunakan air yang mengalir (diulang 2-3 kali
pencucian).
2) Meniriskan bahan yang telah dicuci, hingga air menetes secara keseluruhan.
f. Peramuan
Semua simplisia yang telah menjadi serbuk dicampurkan berdasarkan komposisi lulur buah
naga. Dalam tahapan ini jenis dan berat simplisia menjadi kunci utama dalam peracikan
untuk menghasilkan lulur dengan khasiat optimal dan cocok untuk semua kulit. Menimbang
1) Pengemasan lulur
Setelah racikan selesai dilakukan pengemasan dalam botol dan plastik. Lulur dikemas
dalam wadah botol dan plastik agar lebih praktis dan menarik dalam pemasarannya.
2) Pemasaran produk
Metode yang digunakan dalam pemasaran adalah pemasaran secara langsung dan tidak
perkumpulan ibu-ibu rumah tangga di sekitaran kota Bandung, sedangkan pemasaran tidak
langsung melalui salon dan koperasi dengan cara penitipan barang dan pembayaran
18
BAB IV
A. Anggaran Biaya
(Rp)
c. Bahan Utama
d. Bahan Pelengkap
3 Kg 7.000, 00 28.000, 00
Bunga mawar
3 Kg 5.000, 00 15.000, 00
Bunga melati
3 Kg 4.000, 00 12.000, 00
2 Kg 4.000, 00 20.000, 00
Tepung beras
2.
Rempah
300 botol 1.200, 00 360.000, 00
lainnya Bahan
2 roll 15.000, 00 30.000, 00
Pengemas
300 unit 800, 00 240.000, 00
Botol plastik
20
Plastik press
Sticker label
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Pembuatan laporan
Rupiah)
B. Jadwal Kegiatan
Bulan Ke
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. bahan
Pencucian bahan X XX X XX X XX
baku dan
23
3. Pengeringan
Pembuatan XX X XX X
4.
serbuk
8. Pelaporan XX
24
DAFTAR PUSTAKA
Sayuti, A. N, Indarto A.S, dan Suhendriyo. 2016. Formulasi Hand & Body Lotion
Sudarmadji, S. B., Haryono, dan Suhardi, 1989, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian,
Liberty dan Pusat Antar Fakultas Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta
(Hylocereus Polyrhizus (F.A.C Weber) Britton & Rose) Hasil Maserasi dan
Dipekatkan dengan Kering Angin. Jurnal Wiyata Vol. 3 No. 2 hal 146 – 150
Winarno, F.G., 1997, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta