Anda di halaman 1dari 22

“ SABUN KESEHATAN EKSTRA SCRUB LIMBAH

AMPAS KOPI DENGAN PADUAN EKSTRAK


DAUN SIRSAK SEBAGAI ANTIBACTERIAL
STAPHYLOCOCCUS AUREUS PADA KULIT MENUJU
BISNIS YANG PROSPEKTIF ”

Proposal Business Plan ini disusun untuk diikutsertakan


dalam Lomba Business Plan AGRIFEST 2018 “Veteran”
Jawa Timur

Disusun oleh

Moh Afit Hariyanto (2031610029)


Fathur Iqbal hanafi (2031610016)
Syarifatus Sholihah (2031610049)
Yeni Veronika Rosadi (3031610022)

UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA

GRESIK

2018

i
ABSTRAK
“ Sabun Kesehatan Ekstra Scrub Limbah Ampas Kopi dengan Paduan
Ekstrak Daun Sirsak sebagai Antibacterial Staphylococcus Aureus pada
Kulit Menuju Bisnis yang Prospektif ”

Sabun merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sudah ada dan
semakin berkembang dari masa kemasa. Disamping itu, sabun juga memiliki
peranan yang penting untuk kebersihan kulit dan kesehatan karena bersifat anti
bakteri. Akhir akhir ini, sabun juga menjadi penunjang gaya hidup sebagai
penampilan melalui kesehatan kulit. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang
berani membeli sabun dengan harga yang lebih mahal khususnya sabun
kecantikan karena manfaatnya yang komplek. Akan tetapi, sabun yang berada
dipasaran kebanyakan mengandung bahan kimia, baik dalam bahan dasarnya
(base) ataupun pada pewanginya. Berdasarkan BPOM dari hasil penertiban
sepanjang tahun 2016, Badan POM berhasil menemukan 9.071 jenis kosmetik
(1.424.413 kemasan) diantaranya adalah sabun kesehatan (BPOM RI, 2016).
Berdasarkan hal tersebut penelitihan ini bertujuan membuat inovasi “SANO
SOAP” sabun kesehatan ekstrak daun sirsak dengan paduan Scrub limbah ampas
kopi sebagai antibacterial staphylococcus aureus pada kulit. Metodologi yang
digunakan adalah Metode studi literatur atau kajian pustaka, Metode ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer pada penelitihan ini. Metode
Eksperimental dilakukan dengan 3 tahap yaitu mengobservasi ekstrak daun
sebagai sabun kesehatan. Melakukan pengujian antibacterial terhadap
staphylococcus aureus apakah daya hambat semakin tinggi. Melakukan
pengamatan terhadap proses pembuatan sabun kesehatan. Pengamatan dilakukan
dengan cara mengamati produk yang dihasilkan melalui proses percobaan. Setelah
itu dilakukan observasi terhadap produk jadi baik meliputi aroma, tekstur, warna,
keberhasilan dan daya tahan produk. Metode analisis kelayakan investasi
dilakukan berdasarkan hasil percobaan pembuatan sabun.Berdasarkan hasil
penelitihan dari aspek Ekperimental didapatkan sabun dengan daya konsentrasi
hambat pertumbuhan staphylococcus aureus pada kulit sebesar 13,7-18,5%.
Sabun kesehatan ini memiliki aroma yang khas dari paduan daun sirsak dengan
ampas kopi sebagai aromaterapi, tekstur sabun yang kasar dari scrub ampas kopi

ii
dan memiliki warna hitam kecoklatan. Hasil analisis kelayakan investasi di dapat
Benefit Cost Ratio ≥ 1 yaitu 2,341. PP (Payback Period) 2,7 Bulan dengan
penjualan 18 pcs perhari dan nilai IRR (Internal Rate of Return) nya 161,4%,
Sehingga inovasi ini layak untuk dijalankan.

Kata Kunci : Ampas Kopi, Antibacterial, staphylococcus aureus, Daun sirsak.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


ABSTRAK ......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Visi dan Misi ....................................................................................... 3
BAB 2 GAMBARAN RENCANA USAHA .................................................... 4
2.1 Managemen Produksi .......................................................................... 4
2.1.1. Gambaran Produk ...................................................................... 4
2.1.2. Rencana Keuangan .................................................................... 4
2.1.3. Proses Produksi ......................................................................... 5
2.1.4. Organisasi Perusahaan ............................................................... 7
2.2 Manageman Pemasaran ....................................................................... 8
2.2.1. Strategi Pemasaran STP............................................................. 9
2.2.2. Strategi Pemasaran 4-P .............................................................. 9
2.2.3. Analisa SWOT.......................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 11
LAMPIRAN ....................................................................................................... 12

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pertumbuhan industri sabun di indonesia............................................ 1


Gambar 2 Flowcart Pembuatan Sabun ................................................................ 4

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Produk sabun kecantikan, Produsen dan Harga Produk ........................ 2


Tabel 2. Organisasi Perusahaan ........................................................................... 6

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sabun merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sudah ada dan semakin
berkembang dari masa kemasa. Disamping itu, sabun juga memiliki peranan yang
penting untuk kebersihan kulit dan kesehatan karena bersifat anti bakteri. Akhir akhir
ini, sabun juga menjadi penunjang gaya hidup sebagai penampilan melalui kesehatan
kulit. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang berani membeli sabun dengan harga
yang lebih mahal khususnya sabun kecantikan karena manfaatnya yang komplek. Akan
tetapi, sabun yang berada dipasaran kebanyakan mengandung bahan kimia, baik dalam
bahan dasarnya (base) ataupun pada pewanginya. Berdasarkan BPOM dari hasil
penertiban sepanjang tahun 2016, Badan POM berhasil menemukan 9.071 jenis
kosmetik (1.424.413 kemasan) diantaranya adalah sabun kecantikan (BPOM RI, 2016).
Misalnya sabun anti-bakteri, biasanya mengandung triclosan dan triclocarban sebagai
bahan aktifnya. Keduanya merupakan agen pembunuh bakteri yang bisa memproduksi
bahan kimia turuan, seperti bifenil polychlorinated, dioksin, atau Agent Orange. Ketika
kontak dengan air baku, bahan kimia tersebut bereaksi dengan klorin membentuk
dioksin. Dioksin adalah neurotoksin yang dapat menyebabkan kanker, gangguan saraf,
dan gangguan sistem kekebalan tubuh (Labana.id).
Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap sabun menyebabkan sabun menjadi
salah satu bisnis yang menguntungkan. Hal inilah yang menyebabkan industri sabun
mandi tumbuh subur di indonesia, dimana pada tahun 2010 hingga tahun 2013
pertumbuhan industri sabun mencapai 10,43%. Sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Pertumbuhan Industri Sabun di Indonesia


(Sumber : kemenperin.go.id)
2

Menurut kajian Departemen Riset IFT, konsumsi sabun di Indonesia naik rata-rata 3,8%
per tahun dengan pertumbuhan konsumsi sabun mandi sebesar 3,4% dan sabun
kesehatan 5,9%. Permintaan sabun di Indonesia ditopang jumlah penduduk Indonesia
yang besar dengan pertumbuhan rata-rata 1,3% per tahun. Sabun yang diproduksi oleh
perusahaan Indonesia, terutama sabun mandi juga memiliki pasar ekspor yang bagus.
Pertumbuhan ekspor sabun di Indonesia ke luar negeri rata-rata 9,5% per tahun.
Pada saat ini, banyak sabun kecantikan yang beredar dipasaran dan terbilang
harganya cukup mahal. Pada Tabel 1 disebutkan beberapa produk sabun yang beredar
dipasaran dan sudah terdaftar di BPOM RI. Apabila biaya tersebut dibandingkan
dengan produk SANO Soap jatuhnya cukup mahal.
Tabel 1. Produk Sabun Kecantikan, Produsen dan Harga Produk

(Sumber :TokoPedia.com)
Indonesia dikenal memiliki hasil kekayaan alam dengan khasiat yang tinggi serta
dapat menghasilkan bahan produk yang relative murah. Hasil kekayaan alam tersebut
dapat dioalah menjadi produk yang berkualitas serta dapat dimanfaatkan menjadi
produk yang lebih berguna. Bahan-bahan alamiah tersebut dapat dibuat menjadi
berbagai produk perawatan kecantikan tubuh, salah satunya limbah ampas kopi dan
daun sirsak sebagai sabun kecantikan.
Kopi merupakan salah satu komoditas perekonomian yang cukup mudah di
temukan di Indonesia, salah satunya di kota Gresik. Kedai kopi di Kota gresik sudah
menjadi wabah yang sangat menguntungkan. Mayoritas dari warga Gresik sendiri setiap
harinya meminum kopi. Dari kebiasaan meminum kopi tersebut, maka akan dihasilkan
ampas kopi dari setiap kedai yang melimpah. Hal ini menjadikan inovasi baru
mengenai pemanfaatan limbah ampas kopi sebagai scrub dan aromatherapy pada
pembuatan sabun kecantikan. Ampas kopi dengan tekstur kasar tersebut mengandung
butiran scrub yang sangat baik untuk mengangkat sel-sel kulit mati dan berfungsi
melembabkan kulit. (Dewi, 2012). Dalam sebuah penelitian, kandungan kafein yang
terdapat pada ampas kopi dipergunakan
3

sebagai bahan dalam scrub untuk memberikan efek kulit menjadi lembut. Sehingga
memiliki nutrisi yang baik untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari
dan mencegah kerusakan kolagen atau zat elastin yang menyebabkan keriput pada kulit.
(fauzi, 2012)
Sirsak (Annonamuricata L.) merupakan salah satu tanaman buah yang cukup
banyak dijumpai di Indonesia. Komponen yang jarang dimanfaatkan dari sirsak ialah
daunnya. Kegunaan dari daun sirsak sendiri cukup banyak, salah satunya yaitu sebagai
antibakteria yang bersifat menghambat atau membunuh bakteri penyebab infeksi
terhadap kulit. Di antara bakteri yang dapat menyebabkan infeksi ialah Staphylococcus
aureus yang menyebabkan berbagai penyakit pada kulit antara lain jerawat, bisul,
selulitis, serta Staphylococcal scalded skin syndrome (Jawetz et al, 2001)
Sesuai fakta diatas, untuk mendapatkan bahan baku kosmetik fungsional penulis
tertarik untuk melakukan inovasi dengan menggunakan limbah ampas kopi dan ekstrak
daun sirsak sebagai bahan pembuatan sabun. Dengan memanfaatkan ampas kopi dan
ekstrak daun sirsak yang diolah secara higienis selanjutnya bahan tersebut dijadikan
bahan baku kosmetik fungsional yang dapat dikonsumsi masyarakat dengan menjadikan
sabun yang dikenal sebagai “SANO Soap”. Maka diharapkan pemanfaatan ampas kopi
dan ekstrak daun sirsak sebagai sabun dapat meningkatkan kualitas dan diversifikasi
sabun, serta kesehatan masyarakat Indonesia. Proses produksi SANO Soap lebih
mengutamakan Quality Control yang baik untuk memperoleh kuantitas dan kualitas
sabun yang baik. SANO Soap akan dikemas dengan dilengkapi plastik Wrap yang
menghindarkan dari kontaminan, baik air maupun udara luar.

1.2 Visi Dan Misi


Visi
“Sebagai perusahaan pengahasil kosmetik berupa sabun kesehatan dan berfokus pada
pengembangan peluang usaha untuk kesejahteraan masyarakat”.
Misi
1. Berorientasi pada kepuasan konsumen.
2. Memberikan produk yang bermanfaat untuk konsumen meliputi kesehatan,
keamanan pengguna dan kehalalan dalam proses maupun output produksi.
3. Mengembangkan inovasi-inovasi baik dari produk maupun pelayanan.
4. Melakukan pembinaan terhadap petani dan masyarakat desa di kota
4

Lamongan dalam memanfaatkan peluang yang ada.

BAB II. GAMBARAN RENCANA USAHA


2.1 Manageman Produksi
2.1.1. Gambaran Produk
Nama dari produk ini adalah SANO Soap. Produk ini merupakan sabun
kecantikan dan aroma terapi dari bahan-bahan alami, yaitu limbah ampas kopi dan
ekstrak daun sirsak. Nama SANO Soap digunakan karena diambil dari bahasa italian
yang artinya sehat. Motto dari SANO Soap adalah “Safe and natural Soap”. Motto ini
mempunyai makna bahwa SANO Soap adalah produk sabun kecantikan dan
aromaterapi dengan menggunakan bahan-bahan alami yang sangat aman bagi
konsumen. Produk SANO Soap adalah produk kosmetik berupa sabun dengan ciri
khusus bewarna kehitaman yang mencerminkan bahan baku berupa limbah ampas kopi
dan beraroma khas dari daun sirsak. Pemilihan bahan baku limbah ampas kopi dan
ekstrak daun sirsak ini bertujuan untuk memberikan komposisi alami pada sabun. Jika
diteliti lebih detail lagi, produk SANO Soap mempunyai warna yang sangat sedikit
gelap dengan ekstra scrub dari butiran limbah ampas kopi untuk membuat daya tarik
konsumen terhadap produk ini. Selain itu, bau aromaterapi dari ekstrak daun sirsak yang
dikeluarkan dari sabun sangat harum dengan bau yang khas dan bersifat sebagai antioksidan.
SANO Soap hadir dalam bentuk padatan 80 gram yang dikemas dengan kertas dengan
inovatif dan kemasanya yang unik, praktis, dan ekonomis. SANO Soap akan bersaing
dipasaran dengan harga ekonomis yaitu Rp.5.000 dengan netto produk 80 gram. Cara
penggunaan SANO Soap yaitu dengan mengoleskan sabun ke seluruh tubuh lalu dibilas
hingga bersih.
2.1.2. Rencana Keuangan
Modal Usaha
Modal SANO Soap : Rp.3.000.000,00,-
Penentuan Harga Produksi
Bahan Baku : Rp. 1.190.000.00,-
Peralatan : Rp. 730.000,00,-
Pemasaran : Rp. 695.000,00,-
Lain-Lain : Rp. 150.000,00,-
5

Total Biaya Operasional : Rp. 2.765.000,00,-


2.1.3. Proses Produksi
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai metode produksi, prosedur
penanganan kualitas, dan description dalam proses pembuatan sabun SANO, sehingga
dapat diketahui biaya variabel produksi, biaya tetap dalam kesediaan bahan baku.

Strat

Mencampur Daun
Bahan Baku
Sirsak dan NaOH

Memanaskan Minyak

Proses Saponifikasi

ditambah Ampas Kopi Murni

didinginkan

Finish

Gambar 2. Flowchart Proses pembuatan Sabun SANO


Pembuatan Sano soap dilakukan dengan melakukan pemanasan minyak terlebih
dahulu (minyak atsiri, minyak sawit, serta minyak zaitun) hingga mencapai suhu 500C.
Mencampurkan ekstrak daun sirsak yang telah diblender dengan susu kambing (1:2)
dengan NaOH. Setelah itu, dicampurkan minyak yang telah dipanaskan dengan ekstrak
daun sirsak yang telah diencerkan dengan NaOH. Pada tahapan ini dijaga suhunya
dengan selisih dari keduanya maksimal 80C. Dilanjutkan proses pengadukan hingga
homogen. Ditambahkan ampas kopi murni sebagai scrub pada sabun, kemudian diaduk
kembali hingga merata. Adonan yang telah tercampur dituangkan pada cetakan dan
didinginkan. Dilanjutkan dengan proses pemotongan sesuai kemasan yang telah dibuat.
2.1.4. Organisasi Perusahaan
SANO Soap saat ini dikelola dalam bentuk tim yang beranggotakan 4 orang,
adapun tim SANO Soap adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Organisasi Perusahaan
6

Bahan Baku Produksi Keuangan Pemasaran

Moh. Afit Fathur Iqbal Yeni Veronika Syarifatus Sholihah


Hariyanto
Hanafi Rosadi

Pada tahapan awal, semua kegiatan usaha SANO Soap dijalankan dalam
bentuk tim yang beranggotakan 4 orang. Adapun pada bisnis ini terdiri dari 4 devisi,
yaitu pengawasan bahan baku, produksi, serta keuangan dan pemasaran. Untuk tahapan
selanjutnya, SANO Soap akan membentuk struktur organisasi secara sistematik Dalam
mengatasi persaingan yang semakin sengit di masa datang, maka akan dipersiapkan tim
manajemen yang terdiri atas manajer produksi dan manajer pemasaran. Pada jangka
pendek produk SANO Soap untuk sementara tim manajemen masih diambil alih oleh
pemilik yang terdiri dari 2 orang, sehingga bisa maximal kan pendapatan pada jangka
pendek. Pemilik orang pertama akan menjabat sebagai direktur, selain itu juga menjabat
sebagai manajer produksi dan manajer pemasaran. Untuk staf produksi dan staf
pemasaran akan dikerjakan oleh orang kedua. Untuk jangka menengah dan jangka
panjang, struktur organisasi harus memiliki beberapa bagian yang dipisahkan. Hal ini
dibutuhkan agar setiap pekerjaan dapat dikerjakan dengan lebih efektif dan efisien.
Gambar dibawah menunjukkan struktur organisasi, dimana setiap bagian mulai dari
produksi, keuangan, pemasaran dan penjualan bertanggung jawab penuh kepada
direktur. Bagian produksi dan pemasaran, masing-masing akan dipimpin oleh satu
orang yang bertugas sebagai kepala bagian tersebut. Untuk bagian keuangan akan
dikelola oleh satu orang yang bertanggung jawab langsung kepada direktur.
7

2.2. Manageman Pemasaran


2.2.1. Strategi Pemasaran STP
Sabun adalah kebutuhan yang sulit dilepaskan karena bermanfaat untuk menjaga
kesehatan kulit wajah maupun tubuh manusia. Kebutuhan sabun akan kesehatan yang
semakin penting, membuat konsumen memilih sabun yang aman untuk dikosumsi dan
mempunyai khasiat dalam kecantikan. Dari kebutuhan tersebut kami menginovasi sabun
kecantikan dari bahan alami berupa ekstrak daun sirsak dan limbah ampas kopi sebagai
ekstra Scrub pada kulit. Untuk meningatkan keberlansungan usaha kami melakukan
strategi pemasaran STP sebagai berikut:
a. Segmentasi
Segmentasi produk sabun mandi ini mencakup seluruh wilayah di Indonesia
dan memiliki segmen pasar pelanggan yang menginginkan sabun kecantikan yang
aman untuk melindungi kesehatan kulit dari kuman. Segmentasinya terutama fokus
ke kalangan remaja dan dewasa yang aktif beraktivitas, Melalui promosi “jaga
kesehatan kulit dengan sabun yang aman” yang cukup meluas, produk ini berhasil
menarik perhatian kalangan remaja dan dewasa agar bisa memilih sabun dengan
kualitas yang baik untuk kulit.
b. Targetting
SANO Soap menggunakan strategi selective specialization dalam targetting
segmen pasar, yang kedepannya SANO Soap akan menawarkan produk yang
berbeda-beda baik dari perbedaan bahan baku maupun aroma sabun yang diberikan
untuk setiap segmen pasar, sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap
konsumen.
c. Positioning
SANO Soap menempatkan pada persepsi konsumen dengan memanfaatkan
kandungan yang ada pada produk. Dengan melakukan promosi yang mengajak
konsumen untuk menjaga kesehatan kulit mampu menciptakan citra baik terhadap
produk SANO Soap. Cara ini cukup efektif karena persepsi positif konsumen
terhadap produk akan membuat produk metode yang sesuai dalam pemanfaatan
labu kuning berada dalam posisi yang kompetitif. Selain itu, sabun SANO Soap
berada di kisaran harga yang rendah jika dibandingkan dengan sebagian besar
sabun kecantikan lainnya, Sehingga diharapkan banyak orang memilih sabun
8

SANO Soap bukan hanya karena harganya yg relatif terjangkau tetapi juga karena
keunggulan sabun tersebut untuk membantu menjaga kesehatan masyarakat pada
umumnya. Dari sini terlihat bahwa untuk menjaga kesehatan yg merupakan bagian
penting dalam kehidupan tidaklah harus mahal, salah satunya yaitu menggunakan
sabun SANO Soap. Hal ini semakin menguatkan posisi produk SANO Soap dalam
kompetisi dengan produk lain. SANO Soap mempunyai tujuan dalam memberikan
solusi kebersihan dan kesehatan yang terjangkau dan mudah diperoleh sehingga
masyarakat dapat menjalani hidup tanpa rasa khawatir dengan kebersihan dan
kesehatan kulit.
2.2.2. Strategi Pemasaran 4-P
Untuk meningkatkan penjualan produk SANO Soap kami melakukan strategi dan
program pemasaran yang terintegrasi melalui 4 kelompok besar yang disebut 4-P yaitu
product, price, place, dan promotion.
1. Product
Jenis produk yang ditawarkan adalah sabun kecantikan dengan bahan baku
alami dari perpaduan berupa ekstrak daun sirsak dan limbah ampas kopi sebagai
ekstra Scrub pada kulit. Gambaran produk SANO Soap yang kami produksi.
2. Price
Harga adalah hal yang paling sensitif yang selalu menjadi pertimbangan bagi
para konsumen. Produk SANO Soap akan bersain dipasaran dengan harga ekonomis
yaitu Rp. 5.000 dengan netto produk 80 gram, tentunya harga ini juga mencerminkan
kualitas output dari segi Kesehatan, kemasan, dan kebersihan. Produk ini juga terbuat
dari bahan-bahan alami dan tanpa bahan pengawet.
3. Place
Untuk lokasi produksi SANO Soap ada di daerah Gresik Kota. Lokasi
ini dipilih karena pertimbangan ketersediaan lahan yang dimiliki pemilik dan
juga pertimbangan jarak dengan supplier utama yang tergolong dekat.
Pengiriman

untuk wilayah Lamongan, Gresik, Surabaya akan dilakukan sendiri oleh


perusahaan kami dan untuk pengiriman ke luar kota yang terbilang jauh termasuk
luar pulau akan melalui ekspedisi yang ada di Gresik.
9

4. Promotion
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai strategi pemasaran pada produk
SANO Soap untuk mencapai tujuan dari perusahaan kami. SANO Soap akan
menggunakan beberapa cara sebagai sarana promosi, antara lain :
a. Advertising
SANO Soap akan melakukan promosi dengan brosur. Brosur akan dibagikan
pada saat promosi ke toko atau supermarket, sarana ini digunakan untuk
menjangkau konsumen yang ada. Tujuan dari promosi ke toko dan supermarket
adalah untuk memperkenalkan produk SANO Soap kepada konsumen. Selain itu
promosi juga dilakukan dengan website. Website akan memuat promo yang sedang
diadakan, detail produk dan informasi perusahaan. Konsumen juga dapat
melakukan pemesanan langsung melalui website. Gambar dibawah merupakan
desain brosur yang akan digunakan.
b. Internet Marketing
Internet marketing SANO Soap dilakukan dengan memanfaatkan media
sosial yang sedang berkembang belakangan ini. Promosi secara online dilakukan
melalui media internet, seperti: instagram, facebook, twitter, dan blogs. Untuk
menunjang pemasaran kami akan bekerja sama dengan pihak akademisi untuk lebih
mempromosikan SANO Soap dalam skala proyek. Tujuan dari penggunaan media
sosial adalah untuk meningkatkan brand awareness di kalangan konsumen.
c. Sales Promotion
Promosi penjualan akan dibedakan menjadi 2 yaitu untuk end user dan toko
atau supermarket. Promosi untuk end user atau memasarkan produk secara
langsung kepada konsumen tanpa perantara lain, khususnya kepada mahasiswa
UISI, Ikatan Istri Karyawan Semen Indonesia (IIKSMI) dan juga akan dilakukan
pada saat event-event berlangsung yaitu berupa potongan harga sebesar 10-25%.
Untuk toko atau supermarket promosi akan berupa cetak akan dilakukan melalui
brosur, poster, flyer, pamflet dan akan dipublicasikan di majalah kecantikan. Untuk
pemasaran pemasaran ke tiga yaitu secara online Promosi secara online dilakukan
melalui media internet, seperti: instagram, facebook, twitter, dan blogs. potongan
harga sesuai kuantitas yang diambil dan juga memberikan product knowledge untuk
produk SANO Soap
10

2.2.3. Analisa SWOT


a. Faktor eksternal
1. Strength (kekuatan)
a. Keunggulan produk
Mengangkat produk yang variatif, inovatif dan Menyehatkan serta ditujukan
untuk semua segmen pasar sehingga penjualan lebih besar.
b. Bahan baku
Bahan baku pembuatan produk ini mudah diperoleh karena menggunakan bahan
baku produk pertanian lokal. Pohon Bambu dan pohon Singkong banyak ditanam oleh
masyarakat serta perkebunan di Kota Lamongan
2. Weakness (Kelemahan)
a. Mindset pangsa pasar
Adanya mindset masyarakat bahwa rebung dan daun singkong hanya dapat
diolah menjadi sayur.
b. Penggunaan alat
Sarana dan prasarana sederhana jadi belum bisa memproduksi skala banyak
dengan cepat.
b. Faktor internal
1.Opportunities (Peluang)
a. Banyak konsumen
Produk ini ditujukan pada semua golongan dan tingkat umur sehingga konsumen
produk ini adalah seluruh lapisan masyarakat
b. Pemasaran
Pemasaran produk ini bisa dibilang cukup mudah karena kedekatan tempat
produksi dengan masyarakat dan pasar yang sangat luas
2.Threat
a. Keacuhan konsumen
Terkadang ada orang yang tidak begitu menyukai produk yang baru dan dirasa
aneh dan Munculnya Pesaing Baru.
11

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2016. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta.

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2014, Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2014 Tentang Pedoman Uji Klinik Obat Herbal, Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia

Cakrawati dan Mustika NH, Dewi. (2012). Bahan Pangan, Gizi ,Dan Kesehatan.
Bandung : Alfabeta.

Fauzi, Y. 2012. Kelapa Sawit budidaya, pemanfaatan hasil dan limbah, analisis
usaha dan pemasaran. Cetakan ketiga. Penebar swadaya. Jakarta.

Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2001, Mikrobiologi Kedokteran, Buku 1,


Salemba Medika, Surabaya

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (2016), tentang Pameran Produk


Industri Makanan dan Minuman. http://www.kemenperin.go.id
/artikel/6324/Kemenperin
12

Lampiran 1. Estimasi Biaya

1. Biaya Tetap (Fixed cost) Per Tahun


a. Peralatan
Tabel 1. Alat-alat dalam Pembuatan Produk SANO Soap
Jumlah
Harga Satuan
Material Kuantitas Total
(Rp)
(Rp)
Panci Stainless Steel 1 Unit 90.000 90.000
Termometer 1 Unit 30.000 30.000
Baskom Kaca 1 Unit 50.000 50.000
Hand Blender 1 Unit 180.000 180.000
Gelas Ukur 1 Unit 45.000 45.000
Sutil Kayu 2 Unit 10.000 20.000
Pisau 2 Unit 10.000 20.000
Cetakan Akrilik 10 Unit 20.000 200.000
Pemotong akrilik 2 Unit 15.000 35.000
Timbangan 1 Unit 60.000 60.000
Total 730.000

b. Pemasaran/Promosi
Tabel 2. Media Promosi Produk SANO Soap
Jumlah
Harga Satuan
Material Kuantitas Total
(Rp)
(Rp)
Poster 10 buah 5.000 100.000
x-banner 1 buah 65.000 65.000
Pulsa - - 250.000.
500 400 200.000
Brosur
ex,lempar
Banner 2x2 meter 80.000 80.000
Total 695.000
13

SUB TOTAL 1.425.000

2. Biaya Variabel (Variable cost) - Per Bulan


a. Bahan baku
Pembuatan 500 produk SANO Soap
Tabel 3. Bahan Baku dalam Pembuatan Produk SANO Soap
Jumlah
Harga Satuan
Material Kuantitas Total
(Rp)
(Rp)
Ampas Kopi 20 kg 5.000 100.000
Daun Sirsak 20 kg 6.000 120.000
Minyak Sawit 10 liter 13.000 130.000
Minyak Kelapa 5 liter 35.000 175.000
Minyak Zaitun 4 liter 45.000 180.000.
NaOH 3 liter 65.000 195.000
500 500 250.000
Kemasan Produk
Kemasan
Plastik Wrap 2 Roll 20.000 40.000
Total 1.190.000

b. Lain-Lain
Tabel 5. Keperluan Penunjang Pembuatan Produk SANO Soap
Jumlah
Harga Satuan
Material Kuantitas Total
(Rp)
(Rp)
Listrik - 100.000 100.000
Air/PDAM - 50.000 50.000
Total 150.000
SUB TOTAL 1.340.000
14

3. Proyeksi Pendapatan
a. Modal Awal
= Variable cost + Fixed cost
= Rp. 1.425.000 + Rp.1.340.000
Biaya total = Rp. 2.765.000,00
b. Biaya dan Harga Per Unit
 Biaya tetap yang dibutuhkan untuk 1 bulan adalah sebagai berikut :
Peralatan + Promosi = Rp. 2.765.000,00
Rp. 1.425.000,00 : 12 bulan = Rp. 118.750,00
 Total biaya produksi yang dikeluarkan per bulan adalah sebagai berikut :
Rp. 118.750,00.,+Rp. 1.395.000,00= Rp.1.458.750,00
 Biaya per unit adalah Total biaya produksi dalam 1 bulan : jumlah produk
yang dihasilkan per bulan
Rp.1.458.750,00: 500 Produk SANO Soap = Rp 2.917. “Harga jual per
unit Rp 5.000,00
c. Analisis Titik Impas (Break Even Point)
 BEP harga = Total biaya produksi selama 1 bulan : Produksi
= Rp.1.458.750,00: 500 Pcs SANO Soap
= Rp 2.917.,“Harga jual per unit Rp5.000.00
 BEP produksi = Total biaya produksi selama 1 bulan : Harga per kemasan
Rp.1.458.750,00 : Rp. 5.000 = 292 Pcs Kemasan
Jadi, untuk mencapai titik impas maka dalam 1 Bulan yang harus terjual adalah
292 Pcs Kemasan dengan harga per produk adalah Rp 5.000
d. Analisis Keuntungan
 Pendapatan :SANO Soap yang terjual x hargajual
= 500 Pcs kemasan x Rp 5.000= Rp.2.500.000,00
 Total biaya produksi dalam 1 bulan = Rp. 1.458.750
Keuntungan = Pendapatan – Total biaya produksi
= Rp. 2.500.000 – Rp. 1.458.750 = Rp 1.041.250,00.,
Jadi, keuntungan yang diperoleh dengan menjual 500 Pcs SANO Soap dengan
harga Rp 5.000 Per Pcs dalam 1 bulan adalah Rp 1.041.250,00.,
b. Pengembalian Modal
15

Total biaya Produksi :Laba usaha = Rp. 2.765.000,00 : Rp 1.041.250,00.,


= 2.7 bulan (81 hari)

Catatan : - Dalam 1 bulan diproduksi 500 Pcs SANO Soap yang harus dijual
per hari = 500 : 30 hari= 17 Pcs SANO Soap

 Maka, Pay Back Period = BEP Produksi : Penjualan per hari


= 81 : 17 = 5 hari
Jadi modal akan kembali dalam jangka waktu 5 hari dengan penjualan 17 Pcs
SANO Soap setiap harinya.
16

Lampiran 2. Gambaran Produk


17

Lampiran 3. Peta Lokasi Produksi dan Pemasaran

Anda mungkin juga menyukai